Negara bagian South Australia melakukan terobosan dengan membuat aturan SIM (Surat Izin Mengemudi) baru. SIM ini ditujukan untuk pemilik dan pengguna Ultra High Power Vehicle atau UHPV alias kendaraan supercar atau hypercar. Kenapa bisa begitu?
Jadi, karena banyaknya kecelakaan mobil kencang di negara itu, bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa, legislatif South Australia mulai memperketat syarat untuk mengemudikan mobil kencang. Ditambah, pemilik mobil dilarang mematikan fitur bantu berkendara seperti traction control. Nama SIM-nya adalah U Class, mulai berlaku 24 Desember 2024 nanti.
Kategori UHPV, disebutkan situs Drive adalah mobil yang memiliki rasio tenaga/bobot 370 hp/ton. Bobot kotor (gross) mobil juga kurang dari 4,5 ton. Dengan begitu, ada lebih dari 200 model yang masuk kategori tersebut.
Selain menambahkan kategori U-Class, pemerintah setempat juga mengumumkan hukuman untuk para pelanggar. Untuk yang sengaja mematikan fitur bantu berkendara macam traction control tadi, dendanya AU $5.000. Dengan catatan, sengaja menon-aktifkan saat berkendara di jalanan umum. Lain cerita kalau sedang di sirkuit, atau terjebak di medan non-aspal.
Lebih parah lagi, kalau mengalami kecelakaan sampai menimbulkan korban jiwa. Lalu ketahuan mobil dalam mode Sport dan traction control mati. Hukumannya bisa tujuh tahun penjara serta dilarang memiliki SIM sampai tiga tahun. Sebelumnya, hukuman untuk yang pengemudi yang bersalah dalam kecelakaan sampai timbul korban jiwa adalah 12 bulan plus enam bulan dilarang punya SIM.
Keputusan ini diambil setelah kejadian tabrakan di South Australia yang melibatkan supercar Lamborghini Huracan. Pengemudinya, Alexander Campbell menabrak anak di bawah umur, Sophia Naismith (15 tahun) hingga meninggal. Kejadian tahun 2019 ini menyadarkan pemerintahnya untuk merevisi undang-undang lalu lintas di negara bagian itu.
Kalau ini diterapkan di Indonesia, apa jadinya?
Sumber: Drive