Liburan akhir tahun 2023 lalu memberikan rasa yang berbeda, karena kami berkesempatan untuk menyambangi berbagai lokasi dengan mobil Citroën C3. Ya, mobil ini menjadi salah satu kendaraan yang disiapkan untuk aktivitas #MotomobiMauKemana selama masa liburan Nataru silam. Citroën C3 menjadi kendaraan ringkas dengan segala keunikan, sehingga memberikan kesan tersendiri.
Selain itu, Citroën C3 yang dipasarkan di Indonesia pun masih menggunakan transmisi manual. Meski begitu, kami tidak merasa keberatan. Karena bukan pertama kalinya kami berjumpa dan mengendarai mobil ini.
RPM bertambah sendiri
Memang terasa unik, mengendarai mobil keluaran baru yang bertransmisi manual, namun tidak membuat betis kami salah urat. Sebab, pedal koplingnya terasa ringan, bahkan lebih ringan dari pada pedal rem. Heran…
Perpindahan gigi terasa sangat halus, memberikan rasa puas setiap kali menggerakkan tuas transmisi. Hal unik lain yang kami rasakan adalah ketika akan memasukkan gigi, putaran mesin pun langsung sedikit bertambah. Sehingga membantu pengendara ketika ingin parkir, tanpa harus menginjak pedal gas.
Tak ragu untuk untuk menggilas speed bump
Urusan suspensi, lain lagi. Beberapa saat sebelum Citroën C3 diperkenalkan di Indonesia, kami sempat meragukan aspek kenyamanan. Apalagi produk Citroën selalu identik dengan kenyamanan, apapun modelnya. Namun, keraguan tersebut sirna setelah kami harus menempuh jalanan ‘babak-belur’ di daerah Cakung.
Suspensinya dapat menyerap benturan dengan baik dan meredamnya secara optimal. Respons setir juga tergolong akurat dan pengoperasiannya amat ringan. Kami tidak ragu untuk untuk menggilas speed bump maupun polisi tidur. Sepertinya, rasa berkendara seolah di atas karpet ajaib masih diperhatikan oleh Citroën untuk C3 ini, meski tidak sepenuhnya.
Karakter cruising sejak lahir
Citroën C3 punya tenaga yang cukup, tapi bukan underpower. Mesin bensin tiga silinder 1.2 liter selalu mampu menyuguhkan tenaga di berbagai kondisi jalan. Namun, perlu dicatat bahwa Citroën C3 ini bukan kendaraan yang senang diajak buru-buru. Jadi, karakter ‘cruising’ sudah jadi bawaan sejak lahir. Oleh karenanya, kami tak kaget ketika mendapat angka konsumsi bahan bakar 15 km per liter, padahal sempat ‘diterpa’ macet di ruas jalan tol Bekasi saat ingin menuju Bandung.
Desain mobil asal Prancis memang selalu atraktif, setidaknya mengundang perhatian. Tampak depan terlihat macho, tampak samping elegan, dan tampak belakang terlihat menggemaskan. Ditambah lagi dengan perpaduan warna two tone, membuat mobil ini terlihat berbeda dari mobil lain.
Desain dashboard terkesan sederhana, tapi lagi-lagi, memang unik berkat ada aksen warna cerah. Posisi duduk yang cenderung tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih optimal. Jok bagian depan terasa lebih nyaman, jika dibandingkan dengan jok belakang yang cenderung tegak. Namun, hal itu terbayarkan dengan ruang kaki penumpang belakang dan ruang kepala yang lapang.
Beberapa hari bersama Citroën C3 ini ternyata ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Pertama, dimensinya yang ringkas, bukan berarti harus kompromi dengan kelegaan kabin. Kedua, minimnya fitur, bukan berarti harus kompromi dengan fungsionalitas. Ketiga, mesin berkapasitas kecil, belum tentu underpower. Dan keempat, tak lagi menggunakan suspensi hidropneumatik, bukan berarti tidak mempu memberikan kenyamanan…
Reviewer: Diangga Simanjuntak
Editor: Aldi Prihaditama