Neta Auto, belakangan mendapatkan sorotan di negara asalnya, Tiongkok. Pabrikan ini dikabarkan terlilit kesulitan finansial, hingga terpaksa menghentikan produksi di salah satu pabriknya. Namun, 16 Januari lalu, mereka mendapatkan suntikan investasi hingga triliunan Rupiah.
Tepatnya Rp 13,4 triliun atau setara 6 juta Yuan, yang digunakan tidak hanya untuk menjalankan kembali roda produksi dan operasional, tapi juga mendorong penjualan di pasar global.
Investasi ini datang dari beberapa perusahaan milik negara dan juga dari CATL. Pabrikan baterai terbesar dunia itu memang dikenal dekat dengan Neta Auto.
Kalau Anda ingat, Desember 2024 lalu CATL mengumumkan kehadiran platform EV Bedrock, nah Neta adalah salah satu pengguna pertama platform ini, di Neta S Station wagon.
Tapi karena masalah finansial yang melanda, tidak ada yang bisa memastikan kapan Neta S berbasis Bedrock akan dibuat. Tidak heran, CATL jadinya mendukung keuangan Neta. Mereka juga perlu membuktikan keunggulan platform buatannya.
Fokus Luar Negeri
Neta selalu mengedepankan penjualan global sebagai salah satu strategi utamanya. Namun bukan hal mudah untuk memenuhinya.
September tahun 2023, saat kami berkunjung ke kantor dan pabrik Neta di Tiongkok, pabrikan ini menegaskan targetnya 100.000 unit untuk pasar luar negeri selama 2024. Realisasinya, hanya bisa 30.000 unit.
Fokus di pasar luar Tiongkok ini merupakan upaya Neta Auto untuk menghindari perang harga di negara itu, yang dikenal sengit.
Saat ini, untuk luar negeri tersedia 180 dealer Neta yang tersebar di Asia Tenggara (20 di Indonesia), Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Untuk Asia Tenggara, mereka memiliki fasilitas produksi di Thailand, Indonesia dan yang akan datang di Malaysia. Namun khusus untuk Thailand, dikabarkan Neta harus memangkas hingga 400 pekerja, karena permintaan yang turun. Padahal merek ini sempat jadi salah satu yang sukses di negara itu.