Salah satu keuntungan bisa hadir langsung di sebuah pameran mobil adalah, punya kesempatan untuk tahu apa yang akan mereka kerjakan ke depannya. Dan biasanya, tidak jauh-jauh dari target penjualan dan produksi global serta pengembangan distribusi global. Tapi SAIC, induknya MG Motors mengutarakan hal yang berbeda.
Alih-alih mentargetkan penjualan, SAIC yang diwakili MG mengedepankan mereka akan punya 17 model baru dalam dua tahun ke depan. Sebuah rencana yang ambisius, meskipun bukan hal mustahil. Apalagi kalau punya kemampuan untuk membuat satu platform, yang bisa digunakan untuk berbagai bentuk oleh berbagai merek.
Tujuh belas mobil tersebut, akan mengedepankan kepentingan netralitas karbon dan kecerdasan buatan (AI). Untuk menunjukan hal itu, MG menampilkan dua mobil baru berpenggerak listrik. Yang satu adalah Cyberster versi 2026 dengan minor change. Lalu yang merepresentasikan bahasa desain baru MG, Cyber X. SAIC/MG Motors juga bekerjasama dengan OPPO untuk membentuk “Ekosistem Tanpa Batas”.
Solid State Battery
Yang lebih mengejutkan adalah SAIC menegaskan bahwa teknologi Solid State Battery buatan mereka akan siap digunakan di produknya mulai 2027. Baterai padat ini memiliki kepadatan energi hingga 400 Wh/kg.
Ini kemudian jadi menarik karena sepenelusuran kami, BYD yang sudah meriset solid state battery sejak 2013, baru akan menghasilkan versi demo di tahun tersebut, sebelum (targetnya) produksi masal di 2030.
Stellantis yang bekerjasama dengan perusahaan Factorial Energy, mengungkapkan solid state battery mereka memiliki kepadatan energi hingga 375 Wh/kg. Itupun, baru akan diuji jalan pada 2026.
Sementara CATL, yang punya kepadatan energi hingga 500 Wh/kg, juga punya target produksi pada tahun yang sama, namun untuk skala kecil, bukan mass production. Baterai Nissan bahkan baru bisa keluar pada 2029.
Ini menempatkan SAIC Group sebagai pemain utama dalam hal tekologi baterai untuk elektrifikasi kendaraan bermotor.
Meski begitu, mereka tidak menyebutkan secara spesifik mobil mana yang pertama menggunakan baterai ini. Namun dinyatakan bahwa SAIC Motors menggelontorkan tidak kurang dari RMB 20 milyar untuk riset dan pengembangan.
HEV & PHEV
Melihat trend bahwa mobil hybrid (HEV) dan Plug-in Hybrid EV (PHEV) tidak bisa ditinggalkan, SAIC dan MG juga memberikan perhatian khusus untuk pengembangan produk.
Target mereka, punya mobil dengan konsumsi BBM kurang dari 4 liter per 100 km untuk versi hybrid. Atau setera lebih dari 25 km/liter. Sementara yang PHEV lebih ambisius. Produk SAIC Group, termasuk MG Motors berpenggerak PHEV akan bisa menempuh 200 km hanya mengandalkan motor listrik. Dengan total jarak tempuh (kombinasi mesin dan penggerak listrik) mencapai lebih dari 2.000 km.
Kalau benar, dan mungkin saja bisa terjadi dengan solid state battery, lag-lagi SAIC Motors akan melompati kompetitornya.
Untuk Indonesia
Khusus untuk pasar Indonesia, MG Motors memang cukup lama tidak terdengar setelah hadirnya MG4 EV. Namun di Shanghai, mereka memperlihatkan MG ZS HEV yang kemungkinan besar akan masuk ke Indonesia setelah GIIAS 2025.
Selain itu, untuk mobil listrik, MG juga menyiapkan produk baru MGS5 EV berbentuk crossover. Pesaing BYD Atto3 ini sudah masuk di pasar Eropa dan Thailand. Untuk Indonesia, pabrikan blasterna Inggris-China ini tidak menegaskan kapan, tapi hanya mengatakan segera.
Terakhir, ini adalah kelanjutan dari kehadiran MG (Maxus) G50 di GIIAS tahun lalu. Versi terbarunya juga akan dibawa ke Indonesia. Kami sempat mencobanya sesaat bersama ZS hybrid dan MGS5 EV. Kapan? jawaban Harry Kurniawan, Senior Marketing Mamager MG Motors Indonesia adalah, “Ditunggu saja.”