Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia/Kepala BKPM Republik Indonesia, Rosan Roeslani berkunjung ke Tiongkok. Salah satu agendanya adalah mengunjungi dua raksasa otomotif negara itu, BYD dan Geely.
Seperti diketahui BYD sudah beroperasi penuh di Indonesia dan sukses mencetak penjualan yang cukup cemerlang. Sementara Geely direncanakan mulai beroperasi di Indonesia tahun 2025.
Geely, saat dikunjungi oleh Rosan Roeslani 18 Desember lalu menyampaikan kemajuan dan rencana investasi terintegrasi di Indonesia. Termasuk upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor kendaraan listrik di tanah air. Geely Holding Group menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus membawa teknologi inovatif. Ini untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sekaligus mendukung agenda keberlanjutan nasional.
Menteri Rosan Roeslani menegaskan pentingnya kolaborasi strategis, termasuk dengan Geely Holding Group, dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
BYD Perbesar Investasi
Sementara saat mengunjungi kantor pusat BYD di Shenzen dua hari sebelumnya (16/12), General Manager BYD Asia Pacific, Liu Xueliang mengungkapkan apresiasinya terhadap kunjungan dari pemerintah Indonesia, yang memberikan kesempatan bagi BYD untuk berdiskusi secara langsung mengenai pengembangan masa depan industri kendaraan listrik di Indonesia
Liu menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem mobil listrik. Karena itu, pabrik mereka akan segera beroperasi lebih cepat. Dari yang tadinya tahun 2026, menjadi akhir 2025. Yang lebih menarik, pabrik ini akan lebih besar dari rencana sebelumnya, dengan menyerap sekitar 18.000 pekerja, untuk berbagai sektor.
Untuk itu, Ruslan menyampaikan bahwa kementerian yang dipimpinnya, melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah memastikan koordinasi yang erat dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan industri.
“Dengan tambahan investasi dan penguatan industri, kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi pada fasilitas pabrik BYD di Indonesia serta membuka peluang pengembangan teknologi seperti baterai untuk ragam kendaraan New Energy Vehicle termasuk EV dan PHEV,” kata Liu Xueliang.
Penambahan kapasitas tersebut, diharapkan menjadi kontribusi aktif BYD dalam memenuhi kebutuhan domestik Indonesia dan memperluas kesempatan ekspor.