Berikut fun fact Helicak di Jakarta, sebuah transportasi warga Jakarta di tahun 1970-an yang menjadi idola kala itu.
Dilansir dari laman GoodNews Indonesia, awal mula hadirnya Helicak sebenarnya untuk menggantikan becak yang ditenagai oleh manusia. Saat itu, penggunaan becak dinilai kurang manusiawi.
Seperti halnya becak, pengemudi helicak duduk di belakang, sementara penumpangnya duduk di depan dalam sebuah kabin dengan kerangka besi dan dinding dari serat kaca (fiber glass) sehingga terlindung dari panas, hujan ataupun debu, sementara pengemudinya tidak dan terpapar dengan cuaca panas maupun hujan.
Diluncurkan oleh Gubernur Ali Sadikin
Pertama kali beroperasi tahun 1971 sebagai upaya memodernisasi dan mengganti becak yang dianggap tidak manusiawi, seperti yang disebutkan di Kompas.id dan CNBC Indonesia.
Pakai Mesin Lambretta

Menggunakan mesin dan bodi dari skuter Lambretta 150 CC yang diimpor langsung dari Italia. Saat itu, Helicak dijual dengan banderol kisaran Rp 400 ribu.
Keamanan Penumpang Jadi Masalah
Fun fact Helicak di Jakarta selanjutnya adalah keamanan penumpang. Meskipun penumpangnya terlindung dari panas dan hujan, posisinya yang di depan membuat mereka paling rentan jika terjadi kecelakaan, sementara pengemudi bisa melompat.
Hanya Beroperasi Selama 5 Tahun

Peredaran Helicak sebagai transportasi umum tidak lama, hanya sekitar 5 tahun karena masalah keamanan dan perawatan. Pada 1975, para supir Helicak mulai pindah menjadi supir Bajaj. Dan pada akhirnya, Helicak resmi dilarang beredar di Jakarta pada 1987.
Pernah Dicoba di Kota Lain
Fun fact Helicak di Jakarta selanjutnya adalah kendaraan umum yang unik ini nyatanya juga pernah diuji coba di kota lain. Seperti Salatiga, Yogyakarta dan Surabaya.