Mercedes-AMG SL 63 S E Performance Kencang Betulan

18 December 2023 | 6:30 pm | Rizky Dermawan

Jangan pernah meragukan potensi yang dimiliki teknologi plug-in hybrid. Jika dikombinasikan dengan mesin high performance, hasilnya sangat dahsyat. Ya, seperti Mercedes-AMG SL 63 S E Performance model tahun 2024.

Makin Kencang Tapi Irit BBM

Bicara soal SL 63, maka yang terlintas adalah sebuah roadster atap terbuka dengan yang bikin ketagihan diajak ngebut.

Anda tidak salah… Dari segi performa, mesin plug-in hybrid yang dibekalkan AMG pada SL versi terbaru ini diadopsi dari sedan 4-pintu Mercedes-AMG GT 63 S E Performance.

Mesin V8 4.0-liter twin-turbo racikan AMG dipadukan dengan motor elektrik penggerak hybrid beroutput 150kW atau sekitar 201 hp. Dengan baterai 400V berdaya 6.1kWh, cukup untuk berkendara sejauh 13 km dalam mode EV mengandalkan daya baterai.

Penasaran berapa total output kombinasi performanya? SL 63 S E Performance terbaru ini memiliki output tenaga 805 hp dengan torsi maksimum 1.420 Nm! SL 63 4MATIC bermesin V8 non-hybrid memiliki tenaga 577 hp dan torsinya cuma 800 Nm.

Aksi sprint 0-100 km/jam diklaim butuh 2,9 detik. Hanya kalah 0,1 detik dari Porsche 911 Turbo S Cabriolet. Untuk top speed dibatasi secara elektronik hanya 317 km/jam.

Meskipun performanya kian dahsyat, namun Mercedes-AMG SL 63 S E Performance diklaim lebih irit konsumsi BBM. Hanya butuh 7,7 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. SL 63 non-hybrid mengkonsumsi 13,9 liter bensin untuk jarak yang sama.

Baca juga :  Setengah Abad Eksistensi Isuzu di Indonesia

Emisi gas buang CO2 roadster hybrid ini pun hanya 175 g/km. Jauh lebih rendah dari SL 63 non-hybrid yang kadar emisi CO2-nya 319 g/km.

Sarat Teknologi Berkendara

Motor elektrik hybrid tersebut dipasang pada poros roda belakang. Hasilnya tak hanya gesit saat lepas start. Mobil ini pun bisa melaju sangat kencang namun tetap stabil. Sistem penggerak all-wheel drive (AWD) 4MATIC dan limited slip differential mekanis akan membagi torsi serta tenaga antara poros roda belakang maupun depan sesuai beban traksi pada roda.

Soal mode berkendara, tersedia beragam pilihan seperti sedan GT 63 S E Performance. Ada 8 mode berkendara, yakni Electric, Battery Hold, Comfort, Smoothness, Sport, Sport Plus, Race dan Individual.

Mode terakhir memberi kebebasan untuk melakukan setting dan kalibrasi pada respon throttle, transmisi, beban kemudi dan suspensi. Bahkan level suara mesin bisa diatur. Ingin senyap atau menggelora.

Pengemudi juga dapat mengatur intensitas pengisian daya regeneratif ke baterai.

Aerodinamika Lebih Sempurna

Tampilan SL 63 the plug-in hybrid ini jelas beda dari versi SL 63 4MATIC non-hybrid. Sistem aerodinamika aktif disempurnakan.

Yang membedakan dari variant non-hybrid adalah soket charger pada bemper belakang serta emblem “E Performance”.

Velg alloy 20-inci bisa diganti dengan versi 21-inci. Keduanya dirancang untuk meningkatkan aerodinamika. Dibalik velg terpasang rem cakram keramik-karbon berukuran besar dengan kaliper berkelir Bronze.

Baca juga :  Stellantis Sambangi Citroën Indonesia, Bahas Sinergi Operasional

Pada area interior, layout tampilan sedikit identik dengan SL 63 non-hybrid. Perbedaan terletak pada tambahan indikator khusus mobil hybrid pada sistem infotainment MBUX. Terdapat tampilan informasi penyaluran daya serta temperatur baterai dan motor elektrik.

SL mengalami evolusi yang cukup banyak. Mobil idaman era modern dan masa depan.

“SL adalah label ikonik dari Mercedes-Benz. Roadster generasi terbaru ini merupakan wujud nyata dari mobil impian yang diidamkan oleh para konsumen kami,” papar bos AMG, Michael Schiebe.

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x