Sekedar menginatkan, di pasar Cina ada Toyota bZ3X yang dikembangkan bersama dengan pabrikan lokal, GAC. Mobil ini juga berbagi komponen dengan AION V yang dipasarkan di Indonesia. Kabar terbarunya, Toyota sukses merampungkan delivery sebanyak 10.000 unit bZ3X, sejak diluncurkan bulan Maret lalu.
Itu pun, mereka masih ‘hutang’ 12.000 unit lagi untuk dihantarkan ke pembeli. Hal tersebut diungkap oleh Pang Baolin, Deputy GEneral Manager of Sales GAC Toyota 29 April lalu.
Delivery bZ3X yang lancar ini bagai kesuksesan datang lebih awal. Hasil tersebut menyoroti strategi yang dijalankan Toyota, untuk mempenetrasi lebih dalam di pasar domestik RRC. Sekaligus jadi dorongan untuk memperbanyak produksi dan pengembangan secara lokal.
Di Auto Shanghai 2025, Toyota memajang bZ3X dan mobil baru bZ7. Keduanya adalah hasil pengembangan yang digerakkan oleh program Regional Chief Engineer (RCE). Yang mana, produk untuk pasar Cina dikembangkan sendiri oleh engineer, product planner dan R&D Toyota di negara itu.
Toyota juga telah merestrukturisasi operasinya di Tiongkok di bawah kerangka kerja “One R&D” yang terpadu. Langkah ini menggabungkan rekanan Toyota seperti FAW Toyota, BYD Toyota, GAC Toyota, serta pusat R&D Changshu. lalu, Engineer seperti Liu Wenbin yang menangani bZ3X dan Ye Zhihui (bZ7), dipercaya memimpin proyek kendaraan seutuhnya. Ini merupakan perubahan dari model adaptasi strategi ‘global to lokal’ Toyota sebelumnya. bZ3X adalah hasil perdana dari strategi ini.
Di sisi lain, Toyota juga memastikan mereka tidak buru-buru dalam mengembangkan sebuah produk baru. Pabrikan Jepang ini tetap mengusung strategi yang mengatur kapan sebuah produk baru keluar dari lini produksi. Pastinya bukan hanya menghitung waktu yang tepat, tapi juga menjaga kualitas dan memprioritaskan keselamatan, demi membangun kepercayaan konsumen.