Crossover EV terbaru Toyota yakni C-HR+ model tahun 2026 resmi debut perdana dunia. Mobil listrik berbodi compact ini muncul bersamaan dengan SUV EV Toyota lainnya yakni bZ4X.
Keduanya sedianya bakal segera dipasarkan di kawasan Eropa mulai semester kedua tahun ini. Sebelum merambah pasar global.
Toyota mengatakan mobil bertenaga listrik baterai ini dibekali sistem penggerak elektrik terbaru. Platform rancang bangun yang digunakan pun versi terbaru.
Platform Baru
Tampilan luar Toyota C-HR+ sepintas mirip dengan Toyota C-HR versi peminum bensin. Hanya agak mirip, karena keduanya adalah spesies yang berbeda alam.
Tampilan bemper dan lampu depan hingga grille C-HR+ desainnya agak berbeda dari C-HR. Siluet bodi dari depan hingga buritan pun lebih aerodinamis. Lampu belakang sudah LED dan model melebar seperti pada mobil listrik lainnya yang beredar saat ini.
Meskipun garis atap bagian buritan agak melandai, tapi Toyota mengatakan kabin C-HR+ tetap lapang. Dengan overhang buritan yang cukup pendek, kapasitas bagasinya yang sebesar 416 liter tak terlalu kecil. Saat melihat wujudnya, banyak yang berpendapat jika C-HR+ lebih mendekati mobil listrik Toyota bZ4X.
Rancang bangun yang digunakan Toyota C-HR+ sudah berbasis platform khusus mobil listrik yakni e-TNGA 2.0. Berbeda dari C-HR versi peminum BBM. Panjangnya yang 4.520 mm hanya lebih pendek sekira 100 mm dari bZ4X. Jarak antar sumbu rodanya (wheelbase) yang di angka 2.750 mm mengindikasikan ruang kabinnya cukup lapang. Ya, bodi C-HR+ lebih bongsor dari C-HR peminum BBM.
Dapat dimaklumi, Toyota memproyeksikan C-HR+ yang berukuran compact bagi kaum muda perkotaan dengan mobilitas dan aktifitas harian cukup tinggi. Agak berbeda dengan bZ4X yang berukuran lebih besar dan memang pas untuk jadi mobik harian keluarga.
Maka tak heran jika C-HR+ lebih terlihat bagai versi compact dari bZ4X ketimbang versi EV dari C-HR. Oh ya, imbuhan label “+” pada mobil ini menggambarkan bahwa C-HR+ sebagai mobil compact yang praktis namun tetap punya kabin yang lapang.
Motor Elektrik bZ4X
Agar tak buang waktu lama dan makan biaya besar dalam pengembangan sistem penggerak, C-HR+ pun mengadopsi dari bZ4X. Trik yang cukup efektif, sama seperti penggunaan satu versi mesin untuk beberapa model mobil.
Toyota C-HR+ memiliki tiga varian, yakni dua versi motor elektrik tunggal penggerak roda depan FWD) dan satu varian motor elektrik ganda berpenggerak AWD.
Varian entry level dibekali motor elektrik beroutput 123 kW (165 hp). Satu level di atasnya beroutput 165 kW (221 hp). Versi AWD yang jadi varian teratas dibekali motor elektrik ganda beroutput 252 kW (338 hp).
Toyota C-HR+ tersedia dalam dua opsi baterai yakni 57.7 kWh dan the 77 kWh.
Untuk varian entry-level dengan baterai 57,7-kWh, jarak tempuhnya bisa mencapai 455 km berdasarkan standar uji WLTP. Catatan waktu akselerasi 0-100 km/jam dicapai dalam 8,6 detik
Untuk varian FWD bertenaga 221 hp dibekali baterai 77-kWh. Jarak jelajah maksimumnya dikatakan mampu mencapai 600 km (standar uji WLTP). Akselerasi 0-100 km/jam dicapai dalam waktu 7,4 detik.
Versi teratas yakni AWD dual-motor punya performa paling besar yakni tenaganya mencapai 252 kW (338 hp).
Versi ini dibekali baterai berdaya 77-kWh dengan jarak jelajah maksimum 525 km. Akselerasi 0-100 km/jam cuma butuh waktu 5,2 detik. Cukup gesit juga.
Fitur Pengaturan Temperatur Baterai
Toyota untuk pertama kalinya membekali fitur pengatur temperatur baterai (battery pre-conditioning). Pengaturan temperatur sangat penting guna mengantisipasi terjadinya perubahan temperatur drastis. Terutama saat melakukan pengisian daya menggunakan rapid (fast) charging berarus listrik DC.
Pasalnya, pada saat musim dingin suhu udara di beberapa negara kawasan Eropa terbilang ekstrem. Bahkan bisa mencapai hingga minus belasan derajat Celcius alias beku. Pengaturan temperatur diharapkan bisa memperpanjang usia pakai baterai serta kinerjanya tidak lekas drop.