Toyota Hilux Rangga mungkin bagi yang awam, hanyalah sebuah mobil pikap angkutan biasa. Tapi bagi Toyota dan kami, mobil ini menandai kembalinya pabrikan Jepang itu ke ranah mobil komersial ringan. Setelah sekian tahun hanya menjual Hilux S Cab. Dan, akhirnya kami berkesempatan melakukan review Toyota Hilux Rangga ini.
Hilux Rangga seperti dijanjikan oleh pembuatnya, memiliki kemampuan mumpuni untuk jadi andalan usaha. Ini berkat platformnya yang sederhana, tapi kesederhanaan itu memberikan fleksibilitas tinggi.
Kami mampir di Surabaya atas undangan Toyota Astra Motor (TAM) untuk mencoba Hilux Rangga di kota Pahlawan itu. Pastinya, kesempatan yang sulit untuk ditolak.
TAM menjual Rangga dalam lima varian yang daftar lengkapnya ada di bawah. Namun untuk sesi ini, disediakan dua varian yaitu Rangga Gasoline varian tertinggi (High) dan Diesel Standard.
Harga & Varian Toyota Hilux Rangga
- Standard M/T Gasoline Rp 188.700.000
- High M/T Gasiline Rp 215.700.000
- Standard M/T Diesel Rp 244.700.000
- High M/T Diesel Rp 283.600.000
- High A/T Diesel Rp 299.200.000
Spesifikasi Standar
Semua varian memiliki kesamaan bentuk dan dimensi dasar yaitu panjang 4.970 mm dengan wheelbase 2.750 mm. Sementara lebarnya 1.785 mm dan tinggi 1.740 mm.
Untuk ruang angkut, Rangga pickup memiliki panjang bak 2.385 mm, lebar 1.774 mm dan tinggi 340 mm.
Toyota memberikan opsi yang beragam untuk cara buka bak. Versi Standard (bensin atau diesel) punya opsi bukaan 3-way (tiga sisi) atau 1-way dan C&C. Versi high bukaan bak hanya 1-way dari belakang.
Tapi seperti dibilang tadi, pembelinya bisa menyesuaikan bak sesuai dengan kebutuhan. Bahkan langsung pesan dalam bentuk mobil boks juga bisa.
Kesamaan antar varian lainnya adalah penggunaan suspensi dengan coil spring di depan. Serta per daun di buritan.
Remnya cakram 14 inci di depan, dengan tromol di roda belakang. Pastinya, ini kombinasi yang biasa ditemukan di kendaraan angkut beban. Selain pickup double cabin.
Rangga Bensin
Untuk yang pertama, kami disuguhi Hilux Rangga berpenggerak 1TR (bensin) berkapasitas 2,0 liter. 1TR bukan mesin yang asing di negara kita karena digunakan juga oleh Innova ‘Reborn’ bensin.
Mobil ini memiliki tenaga 136,1 hp, dengan torsi 183 Nm. Hilux Rangga bermesin bensin hanya tersedia dengan transmisi manual lima percepatan. Secara visual, hampir tidak bisa dibedakan antara varian bensin atau diesel.
Tapi kalau Anda melihat pelek berukuran 16 inci, itu artinya Rangga varian High. Versi standar dibekali ukuran 14 inci. Meski sama-sama pelek kaleng.
Unit yang kami coba adalah varian High. Dijual dengan harga Rp 215.700.000 (OTR Jakarta). Dengan harga itu, Hilux Rangga tersebut diberikan fitur tambahan berupa rem ABS, juga airbag untuk pengemudi dan penumpang.
Ini menjadikan Hilux Rangga sebagai pelopor mobil komersial ringan yang punya fitur keselamatan seperti di atas. Meskipun hanya ada di varian tertentu.
Dengan membawa beban sekitar satu ton dalam bentuk pasir dan sederet sembako, Rangga bensin terasa meyakinkan. Meski dorongan torsi kurang terasa, tapi gear ratio yang pas membuat mobil melaju seolah tanpa beban.
Mesin tidak terdengar meraung saat gigi satu dihabiskan hingga batas atas putaran mesin (note: Tidak ada tachometer untuk menunjukan putaran).
Yang terasa kurang pas adalah pergerakan tuas transmisi yang keras. Kami yakin ini dibuat supaya awet, tapi akan terasa melelahkan bagi pengemudi. Terutama kalau harus berjalan di perkotaan.
Melaju Tanpa Beban
Berikutnya, TAM memberikan kesempatan untuk mencoba Hilux Rangga bermesin diesel, varian Standard.
Meski tidak punya ABS dan airbag satupun, tapi ini mobil yang menyenangkan.
Yang satu ini dibekali mesin 1GD yang lagi-lagi, sudah familiar di kalangan pengguna mobil di Indonesia. Mesin ini juga dipakai oleh Innova diesel.
Dengan konfigurasi 4-silinder turbo, Rangga diesel menghasilkan tenaga 146,9 hp pada 3.400 rpm. Torsinya pasti menarik dengan angka 343 Nm di rentang 1.400 – 2.800 rpm. Penyalur dayanya transmisi dengan 5-speed.
Inilah yang menghasilkan performa berjalan yang membuat kami tersenyum. Dengan beban yang sama, Rangga diesel melaju benar-benar tanpa beban.
Kami bahkan mencoba untuk mulai berjalan dari gigi dua tanpa ada nada protes dari sistem penggerak. Getar pun tidak.
Hal yang mengganjal sama seperti Rangga bensin: Pergerakan tuas transmisinya keras. Namun kopling di kedua varian ini harus diakui sangat ringan.
Kesimpulan
Toyota melangkah dengan yakin untuk masuk ke pasar mobil komersial ringan. Meskipun kami yakin, tidak akan mudah.
Konsumen di segmen ini biasanya terpatok pada satu merek dan model. Tidak mudah untuk menggoyahkan mereka dan beralih menggunakan mobil yang benar-benar baru. Itulah kenapa Mitsubishi L300 tidak pernah berubah bentuk dan hanya sedikit perubahan di bagian teknisnya.
Suzuki Carry, bisa berhasil karena namanya yang sudah legendaris dan punya peningkatan yang signifikan.
Toyota Hilux Rangga? Modal utamanya adalah nama besar Toyota di Indonesia dan penggerak yang familiar di masyarakat umum. Soal bentuk mungkin selera, tapi mobil ini perlu membuktikan dulu kinerjanya.
Meski begitu, TAM mengklaim mereka sukses menjual hingga 2.000 unit dalam tiga bulan. Padahal target mereka hanya 400 unit sebulan.
Mungkin angka tersebut belum bisa dijadikan patokan untuk sebuah kesuksesan. Tapi yang pasti, banyak yang melihat mobil ini punya potensi.
Utamanya dari fleksibilitas yang ditawarkan. Tercatat 80 pabrikan karoseri dikatakan ikut dalam merancang model turunan Hilux Rangga Pickup. Salah satunya yang sudah terlihat adalah Rangga SUV buatan New Armada.
Influencer petualang Jajago bahkan sudah membuat Hilux Rangga campervan untuk mendukung kegiatan mereka. Belum lagi cafe berjalan milik Kopi Tuku yang sudah dipamerkan hingga Tokyo Mobility Show.
Pastinya, mobil ini menarik untuk siapa saja yang memerlukan. Paling tidak, membawa nuansa baru di pasar mobil komersial Indonesia.