Sportbike Kawasaki Tanpa Asap, Bisa Buat Harian

20 May 2024 | 7:00 pm | Rizky Dermawan

Tahun 2023 merupakan kejutan dan gebrakan baru dari Kawasaki yang mulai merambah pasar sepeda motor listrik. Banyak yang terkesima sekaligus penasaran saat brand asal Jepang ini meluncurkan Ninja e-1 dan Z e-1. Bisa dikatakan hadirnya dua model sportbike terbaru ini sebagai tanda perubahan besar Kawasaki menuju era mobilitas elektrifikasi.

Sangat jelas, Kawasaki tengah melakukan langkah strategis. Permintaan pasar terhadap motor listrik meningkat cukup pesat, terutama di Eropa dan Inggris serta kawasan Asia Tenggara. Rasa penasaran kami pun terjawab saat PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) gelar sesi test ride Ninja dan Z e-1 (6/5/2024). Keduanya merupakan sepeda motor listrik model sport pertama dari brand Jepang yang dipasarkan di Indonesia.

Ninja Penghisap Elektron

Dalam hal desain, Kawasaki mengambil basis dari model Ninja 400 dan naked bike Z400. Keduanya merupakan model entry-level yang tampilannya ala moge. Jadi dapat dipastikan, sportbike Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 punya daya pikat yang jadi modal untuk menggaet para calon konsumen.

Sepeda motor listrik ini lebih ditujukan bagi level pemula. Sebagai sistem penggerak menggunakan motor elektrik brushless. Output tenaganya 6 kW (sekitar 6,7 hp) dengan torsi puncak sebesar 29 Nm. Jika saklar fitur E-boost pada setang kanan diaktifkan, output maksimum akan meningkat jadi 9 kW (12 hp). Top speed mampu mencapai 99 km/jam.

Baca juga :  Ribuan Motor Bebek Ramaikan Indonesia Cub Meeting 2024. 

Perlu diingat, fitur E-boost hanya bisa digunakan temporer selama 15 detik. Lebih dari itu, berisiko membuat motor penggerak jadi panas akibat kelebihan beban arus listrik. Bahkan motor elektrik bisa terbakar.

Terdapat dua mode daya yakni Road dan Eco. Sedangkan mode Walk digunakan saat parkir. Pada mode Eco, laju berkendara sangat santai dan suara motor elektriknya pun senyap. Suara desing motor elektrik mulai terdengar saat melaju di atas 40 km/jam.

Mode daya Eco cocok untuk pengendaraan dalam kota, terutama saat berada di kemacetan lalu lintas yang merayap. Kecepatan maksimun dibatasi hanya 64 km/jam agar konsumsi daya listrik baterai lebih hemat dan efisien.

Bisa Menemani Jalan Kaki

Pada mode Road, kecepatan berkendara normal layaknya skuter elektrik (skutrik) maupun skuter matik (skutik) kelas 110-125 cc. Bisa tembus di kisaran 88 km/jam.

Khusus untuk mode Walk, Anda bisa maju dan mundur dengan kecepatan 1-3 km/jam alias merayap perlahan. Sangat membantu ketika masuk maupun keluar area parkir. Saat putaran gas ditutup, terasa gejala mirip engine brake. Hal ini menandakan sistem penyimpanan daya regeneratif ketika terjadi deselerasi sedang bekerja.

Pasokan daya listrik bersumber dari dua buah baterai Li-ion 50.4 V / 30 Ah yang terpasang pada tangki. Kedua baterai dapat dilepas dengan mudah, jadi bisa hanya menggunakan satu baterai. Dengan dua buah baterai, jarak tempuh mampu mencapai kisaran 65-70an km (Road). Untuk mode Eco tentu saja jaeak tempuh maksimumnya bisa lebih jauh.

Waktu pengisian ulang daya baterai hingga penuh dengan fast charger sekira 3,5 jam. Sedangkan pengisian daya dari 20 persen hingga 80 persen menggunakan fast charger, hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam. Cukup praktis dan perlu menunggu terlalu lama, sehingga cocok untuk penggunaan harian.

Baca juga :  Setir Berat? Bisa Jadi Steering Rack Bermasalah

Motor Harian Dan Plesiran

Seperti apa sensasi naik sepeda motor listrik seharga Rp 140 jutaan ini? Itu adalah pertanyaan yang muncul saat pertama kali melihat Ninja e-1 dan Z e-1. Apakah rasanya sama seperti versi peminum bensin?

Ninja e-1 yang sepintas tampilannya mirip Ninja 250. Naked bike Z e-1 pun tak beda jauh dengan Z 250. Rangka keduanya pun model tralis baja, tapi telah disesuaikan untuk dudukan baterai dan motor elektrik penggerak.

Spek kaki-kaki pun mirip Ninja 250 FI maupun Z 250. Garpu depan teleskopik 41 mm. Suspensi belakang model monoshock Uni-trak dengan setelan preload. Setup suspensi khas sportbike pada kedua sepeda motor listrik ini diramu agar tetap stabil saat melaju maupun bermanuver pada kecepatan tinggi.

Peleknya pun modelnya mirip seperti versi bensinnya. Ban standar menggunakan lansiran IRC ukuran 100/80-17 (depan) dan 130/70-17 (belakang).

Dengan tinggi jok 785 mm, posisi riding masih cukup nyaman untuk ukuran orang Asia yang rata-rata posturnya 165-170 cm. Untuk para rider berpostur jangkung pun posisi kaki tak terlalu menekuk bagian lutut.

Posisi setang Ninja e-1 pun tak beda dari Ninja 250 FI, sehingga tubuh tak terlalu merunduk. Demikian halnya dengan naked bike Z e-1, posisi riding identik dengan Z 250. Posisi berkendara tak membuat tubuh lekas lelah, terutama area pinggang, lengan serta lutut.

Baca juga :  Percepat Ekspansi di Indonesia, Neta Berbenah Termasuk Bawa Mobil Baru?

Demikian pula bobotnya yang 150 kg, tak terlampau berat dan setara sportbike kelas 250 cc. Saat bermanuver melibas tikungan, rider tetap bisa mengendalikan dengan mudah. Kedua sepeda motor listrik terbaru Kawasaki ini memang cocok untuk riding harian dalam kota yang kerap bermacet ria. Bahkan Anda bisa plesiran senang-senang dengan sportbike tanpa asap ini.

Konsumen bisa membeli sportbike Kawasaki ini secara inden. Pasalnya stok unit yang tersedia terbatas. Harga Ninja maupun Z e-1 untuk masing-masing model Rp 149,9 juta, OTR Jakarta. Nah, mau pilih yang mana?

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x