Kawasaki Ninja H2 HySE Kecoh Pengunjung JMS 2025

5 November 2025 | 3:19 pm | Rizky Dermawan

Tak hanya mobil yang dipamerkan di Japan Mobility Show (JMS) 2025, Kawasaki pun memboyong konsep moge H2 HySE untuk dipamerkan disana.

Para pengunjung JMS di Tokyo Big Sight banyak yang terkecoh dan mengira muncul Kawasaki H2 versi Touring. Dilihat sepintas, tampangnya memang Kawasaki Ninja H2 dengan side box touring. Tapi side box yang ada di sisi kiri-kanan pinggul H2 ternyata bukan box perabot touring, melainkan tangki khusus penyimpanan bahan bakar hidrogen.

Sepeda motor berbahan bakar hidrogen ini memadukan visi masa depan berteknologi ramah lingkungan dengan gaya desain moge sport. Sesuai tema yang diusung Kawasaki yakni ‘Tradition and Innovation’.

Hidrogen Jadi Bahan Bakar Alternatif

Sejak tahun 2010 sebenarnya Kawasaki Heavy Industries (KHI) selaku induk dari Kawasaki Motors sudah melakukan riset penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif. Tujuannya tentu saja untuk bisa menghasilkan teknologi ramah lingkungan dan bebas emisi gas buang.

Infrastruktur dan sarana penanganan bahan baku hidrogen pun dipersiapkan, mulai dari produksi, penyimpanan hingga transportasi pengangkutnya.

Dari sektor otomotif, Kawasaki Motors pun melakukan riset sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Tak sendirian, riset ini turut melibatkan sejumlah pabrikan otomotif lain.

Kolaborasi lintas pabrikan otomotif Jepang: Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Toyota dan Honda pun bergabung dalam sebuah entitas HySE Consortium. Nama HySE merupakan singkatan dari Hydrogen Small mobility & Engine technology.

Baca juga :  Kemenhub Siapkan Diskon Transportasi Umum Saat Libur Nataru

Riset dan pengembangan pun dilakukan untuk menciptakan mesin berbahan bakar hidrogen.

Pengembangan mesin hidrogen ini sejalan dengan komitmen yang ditandatangani lima pabrikan otomotif Jepang, yakni Kawasaki, Yamaha, Toyota, Subaru, dan Mazda. Kelima pabrikan tersebut bekerjasama-sama untuk mencari alternatif dari kendaraan listrik (BEV) dengan mengembangkan mesin berbahan bakar hidrogen.

Ninja H2 HySE

Dalam riset yang dilakukan Kawasaki, basis platform yang digunakan adalah moge Ninja H2. Kode modelnya kebetulan sama dengan molekul gas Hidrogen (dihidrogen).

Konstruksi mesin 4silinder segaris 998 cc supercharged dari Ninja H2 dirombak. Mulai dari sistem injeksi bahan bakar, pendinginan, tangki bahan bakar dimodifikasi. Ditambah lagi dengan sejumlah perangkat pengaman untuk bahan bakar hidrogen.

Hidrogen disimpan dalam tangki khusus bertekanan tinggi (700 bar) yang dipasang di kedua sisi body belakang motor. Mirip side box pada moge sport touring.

Sistem injeksi hidrogen yang canggih dan konstruksi ruang bakar memastikan proses pembakaran efisien. Emisi yang dihasilkan hanya berupa uap air. Terbukti jika bahan bakar hidrogen menjadi solusi alternatif yang cukup ideal untuk mengurangi jejak karbon tanpa mengorbankan performa berkendara.

Uji coba perdana pun dilakukan di ajang balap ketahanan Suzuka 8 Hours 2024. Hasil uji performa berkendara dan mesin hidrogen menjadi acuan riset serta pengembangan tahap selanjutnya bagi pabrikan anggota HySE Consortium.

Kawasaki melakukan sejumlah revisi teknis dan H2 HySE pun tampil kembali di ajang balap ketahanan Le Mans 24 Heures Motos pada April 2025 lalu.

Baca juga :  Tarif Tol Medan Terbaru 2025 Untuk Kendaraan Golongan Satu

Matthias Höppner selaku anggota tim riset dan pengembangan Kawasaki Motor Europe menjadi rider penguji di Le Mans. Aksi Ninja H2 HySE yang dibesut Höppner mendapat aplause dari seluruh penonton di tribun Sirkuit La Sarthe.

Ninja H2 HySE Belum Dijual

Pada area pamer booth Kawasaki di JMS 2025 juga menampilkan model-model ikonis lainnya seperti Z900RS SE dan W Series, untuk menghormati warisan motor klasik mereka yang memasuki ulang tahun ke-60.

Para pengunjung JMS 2025 banyak yang bertanya apakah H2 HySE akan segera diproduksi. Jawabannya belum, masih sebatas prototype demonstrator teknologi.

Meski menjanjikan, adopsi mesin hidrogen pada sepeda motor ternyata masih cukup banyak tantangan. Apa itu? Infrastruktur, sejumlah stasiun pengisian hidrogen masih sangat minim, terutama di Asia dan Eropa. Yang kedua, biaya produksi. Konstruksi teknologi tangki bertekanan tinggi dan sistem pendinginan khusus untuk hidrogen sangat rumit. Biaya produksi yang tinggi ini tentunya bakal bikin harga Ninja H2 HySE bisa mencapai 2-3 kali lipat dari harga Ninja H2 konvensional.

Oleh sebab itu, Kawasaki menargetkan Ninja H2 HySE baru akan bisa diproduksi pada tahun 2030. Pangsa pasar yang nantinya dibidik yakni kawasan Eropa dan Jepang. Hmm…sabar dulu, masih lima tahun lagi.

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x