Kendaraan Listrik Masih Dibayang-bayangi Risiko

16 May 2023 | 9:00 am | Aldi Prihaditama

Langkah elektrifikasi kendaraan di Indonesia semakin gencar dilakukan. Respons positif pun datang dari sejumlah masyarakat. Secara teori dan praktik, kendaraan listrik (EV) memang memiliki sederet manfaat dan dampak positif. Terutama jika dihubungkan dengan aspek ‘eco-friendly’, sebab kendaraan tersebut tidak menghasilkan emisi gas buang saat dioperasikan.

Meski memberikan manfaat sebagai sarana mobilitas masyarakat, EV juga menyimpan potensi risiko yang patut diketahui secara luas. Sebab risiko tersebut amat sangat jauh berbeda dengan apa yang dapat dialami dengan kendaraan yang bermesin konvensional (bensin maupun diesel).

Baterai masih menjadi kekhawatiran

Momok terbesar ialah terkait baterai yang digunakan pada kendaraan listrik. Baterai berjenis lithium-ion tersebut menggunakan elektrolit cair organik. Material itu memiliki sifat mudah menguap serta mudah terbakar ketika beroperasi pada temperatur tinggi. Selain itu, faktor lain seperti terjadinya benturan keras akibat tabrakan juga berpotensi membuat bahan kimia berbahaya dalam baterai pun bocor dan terbakar.

Yang dapat membuat pusing tujuh keliling ialah jika baterai lithium-ion terbakar, maka akan sukar untuk dipadamkan dan berpotensi menghasilkan gas yang beracun. ”Penyebab utamanya adalah kehadiran zat kimia lithium hexafluorophosphate, yang membentuk bagian dari elektrolit cair baterai. Saat terbakar, gas hidrogen fluorida akan dilepaskan dan menimbulkan ancaman racun yang serius,” jelas Profesor Paul Christensen dari Universitas Newcastle, salah satu ahli dalam desain baterai lithium-ion.

Baca juga :  Mudik Pakai Toyota Jadi Bebas Kuatir, Ada 310 Titik Pelayanan

Degradasi performa seiring usia baterai

Isu daya tahan baterai juga tak terlepas dari kekhawatiran para pengguna kendaraan listrik. Sejumlah pabrikan mengklaim bahwa baterai dapat bertahan dalam waktu lama, namun tak sedikit performa baterai EV mulai menurun saat penggunaan telah mencapai di atas tiga tahun. Bahkan di negara empat musim, maka kondisi baterai tersebut semakin mengalami degradasi performa yang cukup drastis.

Seiring dengan mulai bertambahnya populasi EV. Maka menghadapi segala hal yang terkait dengan kendaraan listrik menjadi hal yang baru dan perlu segera diketahui apa saja penanganannya jika terjadi risiko. Langkah paling efektif dan efisien ialah dengan merawat kendaraan listrik secara tepat, agar terhindar dari risiko terbakar.

Rawat kendaraan secara optimal

Jangan sampai lalai atau mengabaikan lampu peringatan yang menyala di panel instrumen. Sebab peringatan dini menjadi kunci awal yang mampu menentukan tingkat risiko pada kendaraan listrik. Lebih lanjut, jika kendaraan listrik Anda menjadi bagian dari program penarikan produk (recall), harus segera kirim ke bengkel untuk ditangani secara profesional.

Tak ketinggalan, sediakan alat pemadam kebakaran. Pilih yang memiliki senyawa pemadam yang mampu menanggulangi kebakaran baterai lithium-ion. Selalu lakukan langkah preventif!

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x