Konversi EV Bikin Nissan Skyline GT-R R32 Panjang Umur

16 January 2025 | 6:14 pm | Rizky Dermawan

Banyak hal ajaib yang muncul di setiap perhelatan Tokyo Auto Salon. Kali ini salah satunya adalah Nissan Skyline GT-R R32 lansiran 1989. Jangan terkecoh oleh R32 berkelir Gun Grey Metallic ini. Jeroannya bukan lagi GT-R biasa, tapi sudah dikonversi menjadi mobil listrik (EV).

Proyek konversi ini digarap oleh sekelompok kecil teknisi dan engineer Nissan yang juga pecinta otomotif. Penggagasnya adalah Ryozo Hiraku, pecinta berat GT-R yang mendonorkan mobilnya untuk bahan uji coba. Pengalamannya sebagai engineer motor penggerak di departemen EV Nissan sangat berperan penting pada proyek ini.

Lebih Perkasa

Mesin 6-silinder 2.6-liter twin-turbo RB26DETT nan legendaris yang bercokol ditanggalkan. Sebagai gantinya, sepasang motor elektrik beroutput 160 kW (215 hp) dengan torsi 340 Nm terpasang pada poros roda sang GT-R.

Karena dua unit motor elektrik, maka sistem penggeraknya pun all-wheel drive (AWD). Output daya kombinasinya mencapai 320 kW (429 hp) dengan torsi puncak 680 Nm. Lebih perkasa dari yang dimuntahkan mesin RB26DETT, spek standarnya cuma 276 hp dengan torsi puncak 353 Nm.

Niatan awalnya sekadar ingin mengimbangi performa asli GT-R. Namun karena setelah dipermak bobot R32 ini bertambah 367 kg, maka rasio bobot dengan torsi dikalkulasi ulang agar berimbang.

Sumber pasokan daya listrik memanfaatkan baterai 62 kWh bawaan mobil balap Nissan Leaf Nismo. Jok belakang terpaksa dicopot agar bongkahan baterai berukuran besar ini bisa terpasang di sasis GT-R R32.

Baca juga :  Jeep JJ: Maunya Menyaingi Suzuki Jimny, Terganjal Karena Ban

Saat diuji coba, sistem AWD yang dihasilkan kedua motor elektrik tersebut ternyata kinerjanya jauh lebih baik dari sistem AWD ATTESA ETS mekanis bawaan GT-R. Respon serta distribusi tenaga dan torsi antara roda depan-belakang jauh lebih cepat.

Upgrade Berlanjut…

Karena bobot bertambah berat, maka perlu penopang bodi dan sasis yang lebih baik. Suspensi standar diganti satu set suspensi sport Nismo aslinya keluaran Öhlins.

Sistem rem R32 pun diganti satu set dengan bawaan Skyline R35. Karena ukuran kaliper dan cakram rem R35 lebih besar, pelek standar 16-inci pun diganti ukuran 18-inci biar muat. Pelek tentu saja lansiran Nissan.

Area kokpit yang tanpa jok belakang pun harus dibenahi agar lebih enak dilihat. Jadilah jok depan standar diganti pakai versi custom lansiran Recaro. Sistem audio dan panel instrumen diganti versi yang lebih modern. Pada dashboard pun disematkan layar digital beresolusi HD. Selain untuk fitur infotaintment, juga sebagai penampil data dan informasi berkendara termasuk kapasitas daya serta temperatur baterai.

Konversi menjadi versi EV tentu berimbas pada sejumlah kelengkapan kokpit. Setir baru yang terpasang dilengkapi paddle shift. Penggeraknya memang tak lagi mesin Godzilla. Tapi mobil ini dilengkapi fitur terprogram yang akan memberi sensasi hentakan torsi saat oper gigi khas GT-R. Bahkan terpasang speaker yang akan mengeluarkan suara raungan mesin dan lengkingan turbo khas RB26DETT.

Baca juga :  Dompleng Popularitas Toyota Hilux, Inilah VW Taro

“Mungkin 30 tahun dari sekarang para pemilik GT-R mungkin masih bisa beli BBM dan mengendarainya. Dengan teknologi digital dan penggerak EV, karakter GT-R R32 dapat direplikasi sehingga bisa dinikmati generasi masa mendatang.” papar Ryozo Hiraku.

Konversi EV memang masih jadi pro-kontra, ada yang setuju dan menolaknya. Namun setidaknya sang Godzilla bisa tetap eksis dan panjang umur. Terutama menghadapi tantangan regulasi pembatasan BBM dan emisi gas buang yang bakal makin ketat dalam beberapa tahun mendatang.

 

 

3 2 votes
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x