Masa keemasan mobil-mobil hatchback mungkin sudah berlalu. Digeser oleh model ‘crossover’ atau compact SUV. Namun harus diakui, sejarah Toyota Starlet, yang hingga sekarang namanya masih populer di kalangan penggiat otomotif, cukup unik. Mobil ini meninggalkan jejak historis yang signifikan.
Uniknya, seperti Toyota Supra, Sejarah Toyota Starlet berawal dari Toyota Publica Starlet. Varian lebih sporty dari Toyota Publica yang cukup populer di Jepang. Dan hanya dipasarkan resmi di Jepang.
Toyota Publica Starlet
Diperkenalkan menjelang pertengahan 1973, Publica Starlet, dengan tampilan yang lebih sporty, mencoba menggoda pangsa pasar anak muda yang ingin tampil gaya. Awalnya, hanya tersedia dalam format coupe dua pintu, sebelum versi sedan muncul pada Oktober di tahun yang sama.
Untuk sebuah varian dan bukan model utama, Toyota mengerahkan upaya yang maksimal untuk Publica Starlet. Bentuk coupe dengan sudut-sudut lancip didesain oleh Giorgetto Giugiaro.
Opsi mesin ada dua pilihan yaitu 1,0 liter (mesin 2K) dengan tenaga 57,1 hp. Yang kedua 1,2 liter empat silinder dari keluarga jantung mekanis 3K. Dengan penggerak roda belakang.
Uniknya lagi, versi 1,2 liter ini ada beberapa versi. 3K biasa berdaya 67 hp, 3K-BR (72,9 hp) dengan karburator two barrel, dan 3K-B dengan rasio kompresi 10:1 sebagai sub-varian paling tinggi yang mengeluarkan 75,9 hp.
Kemudian pada 1976, untuk memenuhi regulasi emisi di Jepang, versi bermesin 3K diseragamkan menggunakan 3K-U yang menghasilkan emisi lebih bersih dengan catalytic converter. Tenaganya turun menjadi 63 hp.
Di tahun ini, mesin 1,0 liter dan 1,2 liter karburator laras ganda dihilangkan. Publica Starlet kemudian berhenti dijual pada 1978.
Mulai Mendunia
Februari 1978 Toyota memperkenalkan Starlet baru yang tidak lagi berhubungan dengan Publica. Inilah model yang dikenal di pasar otomotif global karena untuk pertama kalinya Toyota menjual Starlet di berbagai belahan dunia.
Nama Starlet menjadi populer di Eropa, terutama Inggris yang pasarnya menerima dengan baik hatchback ini.
Hadir dalam opsi mesin 1,0 liter menggunakan penggerak 2K, 1,2 (3K) dan 1,3 liter (mesin 4K). Bentuknya tersedia sebagai hatchback dua dan empat pintu di pasar ekspor. Sementara di Jepang dilengkapi juga dengan Starlet station wagon, atau lebih populer dengan sebutan Starlet van.
Untuk pertama kalinya juga, Toyota memasangkan sistem kemudi rack and pinion, dengan suspensi depan MacPherson strut dan multi-link di belakang.
Khasnya generasi ini adalah varian yang cukup beragam dengan keunikannya masing-masing. Dipasarkan dalam trim Deluxe (DX), XL, GL, S, Si, Sprint dan Lisse.
Apa yang beda? Sebagai contoh, versi Si dibekali mesin 4K dengan pengabutan injeksi (4K-E). Untuk yang ingin rasa sporty, bisa pilih Starlet Sprint yang dibekali kaki-kaki Toyota Sport Handling Suspension, mesin 4K injeksi, transmisi 5-speed. Interiornya dibekali jok yang sporty, ada tachometer.
Tahun 1980, mobil ini mengalami facelift dengan penggantian lampu dari bulat menjadi persegi.
Setahun kemudian, Toyota menjual Starlet di tanah Amerika Serikat.
Konfigurasinya menggunakan transmisi 5-speed, ada tachometer. Menurut beberapa sumber, mirip dengan Starlet S untuk pasar global. Kemudian Tahun 1983-1984 mulai menggunakan mesin injeksi 4K-E.
Berubah Format
Generasi ketiga yang juga populer di Indonesia. Bahkan hingga sekarang menjadi icon ‘anak mobil’ di negara ini. Tersedia dalam bentuk hatchback dua dan empat pintu.
Toyota Starlet gen-3 lahir pada tahun 1984 jadi Starlet pertama yang resmi dipasarkan oleh Toyota Astra Motor. Versi 1.0 XL bahkan sekaligus jadi Starlet pertama yang dirakit di luar Jepang, tahun 1985. Setahun kemudian, Starlet bermesin 1,3 liter juga masuk lini produksi di tanah air.
Nama resminya adalah Toyota Starlet dengan kode produk EP70, namun masyarakat Indonesia belakangan lebih suka menjuluki mobil ini dengan nama Starlet Kotak/Starko.
Mulai generasi ini, Starlet berubah menjadi mobil FWD (front wheel drive/mobil berpenggerak roda depan), sesuai dengan trend yang berlaku saat itu. Dan untuk pertama kalinya juga ada Starlet bermesin diesel 1,4 liter.
Aslinya, Starlet EP70 memiliki banyak varian: 1.0 standard, 1.0 DX, 1.0 XL, 1.0 XL Lisse. Lalu versi bermesin 1.3 liter ada 1.3 DX, 1.3 XL, 1.3 S dan 1.3 SE. Plus satu varian 1.3 S Turbo dan Starlet GT.
Di Indonesia lebih laris versi 1.0 XL atau 1.3 SE. Namun sebetulnya, TAM juga memasarkan 1.3 XL, 1.0 Lisse, serta 1.0 dan 1.3 Si Limited. Karena dulunya sepi peminat, sekarang varian-varian terakhir tersebut jadi incaran kolektor.
Tahun 1988, Starlet mengalami revisi minor di eksterior. Paling kentara di lampu belakang yang lebih lebar. Facelift ini di Jepang sudah terjadi setahun sebelumnya. Di luar Jepang dan Indonesia, Starlet EP70 tidak berubah.
Bukan Kotakan Lagi
Generasi keempat Toyota Starlet diperkenalkan pada 1989 di pasar domestik Jepang. Masuk pasar global mulai 1990. Generasi ini mengalami revolusi desain yang signifikan dan meninggalkan bentuk kotak khasnya.
Di Indonesia, lebih dikenal sebagai Starlet Kapsul atau Starkap, berkat body yang membulat, nyaris tanpa sudut siku.
Starlet Gen-4 di pasar global termasuk Indonesia, tetap menggunakan mesin Toyota 2E dan 3E serta 4E-FE untuk pasar Inggris dan Hongkong.
Namun di Jepang penggeraknya lebih menarik dengan mesin 4E DOHC. Ada 4E-F, 4E-FE dan versi turbo 4E-FTE. Tidak lupa Starlet diesel bermesin 1N.
Seperti sebelumnya, trim yang diedarkan sangat beragam. Di Indonesia, ada 1.0 XL, 1.3 SE dan 1.3 SE Limited. Di Jepang, Starlet terdiri dari Soleil, Soleil L, X, X Limited, S, Si, Canvas top (atap bisa terbuka sebagian), Gi dan GT Turbo. Dua varian terakhir itu adalah versi yang lebih sporty.
Lebih menarik lagi, Starlet Jepang punya beberapa varian berpenggerak AWD.
Pasar Eropa juga tidak kalah beragam. Ada 1.0 GL, 1.3 GLi, 1.3 Jeans di Inggris, 1.3 Dance di Swis dan sebagainya.
Tahun 1992, Starlet kapsul mengalami facelift minor. Selain perubahan kosmetis, Toyota memasangkan peranti keselamatan berupa palang di dalam pintu, untuk melindungi penumpang dari tabrakan.
Di Indonesia, varian SE Limited digantikan oleh SE-G sebagai trim paling mewah. Plus, tidak ada lago Starlet 1.0 XL. Selain itu, Starlet Canvas top yang tadinya khusus JDM, mulai tahun tersebut dipasarkan juga di Hongkong dan beberapa pasar Eropa.
Toyota menyudahi masa edar Starlet kapsul pada 1995, namun khusus Indonesia, berlanjut hingga 1998 dengan facelift terakhir yang disebut ‘Fantastic Starlet’. Atau lebih dikenal sebagai starkap Turbo Look. Menggunakan grill dan kap mesin milik Starlet Gi dari Jepang.
Dengan berakhirnya Starlet turbo look, maka selesai juga nama Starlet di Indonesia. Hingga saat ini. Namun beda ceritanya di luar negeri.
Beda Dashboard
Generasi kelima Toyota Starlet diperkenalkan pada 1996, dengan bentuk yang beda total dan entah kenapa, tidak lebih modern.
Meski begitu, variannya disederhanakan menjadi tiga yaitu Reflet, Glanza yang lebih sporty dan Carat sebagai Starlet paling mewah. Semua varian dibekali mesin bensin 4E-FE dan 4E-FTE untuk Glanza V. Plus versi diesel untuk jadi pilihan konsumen Starlet Reflet.
Pada generasi ini untuk pertama kalinya muncul ‘crossover’ Starlet Remix. Berbasis Reflet, tapi ditambahkan aksesoris macho seperti body cladding, over fender, roof rail dan ‘konde’ ban cadangan di pintu bagasi.
Starlet masa ini mulai berbagi platform dengan coupe Toyota Paseo dan Tercel. Uniknya, Toyota membuat dua desain dashboard yang berbeda. Versi Starlet setir kanan punya desain sendiri. Berbeda dengan versi setir kiri yang berbagi interior dengan Paseo dan Tercel.
Produksi Toyota Starlet disudahi secara resmi di Jepang pada 2006, bersamaan dengan meluncurnya hatchback baru bernama Toyota Yaris. Selesai? Belum.
Kembaran Suzuki Baleno
Toyota menghidupkan kembali nama Glanza pada tahun 2019. Ini adalah praktik ‘rebadge’ yang dilakukan untuk Suzuki Baleno di pasar India. Makanya tidak perlu heran, bentuk dan isinya hampir sama seperti Baleno hatchback.
Tahun 2022 lalu, bersamaan dengan revisi minor Baleno, Glanza pun mengalami facelift.
Yang menarik, Toyota Afrika Selatan juga me-rebadge Suzuki Baleno sebagai Toyota Starlet.