Sepak Terjang Citroen di Indonesia, Dari Mobil Mandor Sampai Juragan

14 September 2022 | 4:45 pm | Indra Alfarisy

Citroen ini gemar melakukan terobosan teknologi.

Citroen, orang lama pasti tahu. Atau penyuka mobil pasti paham. Ini mobil enak. Suspensinya empuk, mesin oke, interiornya nyaman. Tapi kemudian mereka tutup jualan di Indonesia sekitar tahun 1990-an dengan produk terakhir Citroen CX. Tapi CX bukan satu-satunya yang diimpor oleh PT Alun, APM Citroen pada waktu itu. Importir privatir juga sempat membawa serta mobil Perancis ini. 

Citroen Traction Avant

Tahun 1934, perusahaan bentukan Andre Gustave Citroen melakukan terobosan teknologi. Mobil ini jadi pionir di bidang keselamatan melalui body yang kokoh serta penggunaan konstruksi monokok. Awalnya monokok banyak yang menyangsikan. Ia sampai harus melakukan demo mobil yang diluncurkan dari tebing dan menunjukan kerusakan yang, ya parah juga, tapi masih bisa ditoleransi. 

Traction Avant juga mengadopsi hal baru, mesin depan gerak roda depan. Kakinya merupakan terobosan karena menggunakan suspensi independen yang menggabungkan batang torsi dengan wishbone. Jaman itu, biasanya mobil pakai per daun dan live axle. 

Di Indonesia, Traction Avant sempat hadir melalui jalur importir privatir. Mungkin orang-orang Eropa yang dulu menjajah Indonesia itu punya jalur khusus. Yang jelas sekarang populasinya minimalis. Padahal dulunya sempat diproduksi sebanyak 760 ribu unit. 

Citroen 2CV

Ini menarik. Anda yang suka komik pasti paham ini adalah mobilnya Thomson & Thompson. Dulu waktu bendungan Jatiluhur dibangun di era 1960-an, banyak mandor yang menggunakan 2CV untuk wara-wiri di proyek. Wajar, mobil ini ringkas, suspensinya punya langkah (travel) panjang dan body tebal. 

2CV didesain oleh Citroen untuk memenuhi kebutuhan para petani Perancis. Desainnya tidak macam-macam. Yang penting mudah digunakan dan praktis. Saking sederhananya, lampu belakang pun tidak ada. Hanya ada reflektor di sebelah kiri. 

Karena untuk kalangan pekerja, Citroen 2CV dihargai terjangkau dengan ongkos operasional murah. Itulah kenapa, awalnya mobil ini ditenagai oleh mesin dua silinder bertenaga 7 hp dengan pendingin udara (air cooled). Seiring berjalannya waktu, berkembang jadi 24 hp. Tetap dua silinder. 

Baca juga :  Menyelami Teknologi Hybrid Milik GWM Haval

Banyak varian ditelurkan. Beberapa memiliki atap kanvas yang bisa dibuka. Tidak semuanya, karena frame pintu dan jendela tidak kemana-mana. Hanya bagian atas saja. Lalu apa gunanya? Bukan buat gaya, ini dimaksudkan untuk menampung barang besar. Bukaanya bukan sekedar sampai kaca belakang, tapi sampai mendekati bemper buritan. Menjadikan 2CV sebuah crossover. Hatchback-pickup. Variannya macam-macam. Dalam bentuk mobil box pun ada. 

Citroen DS

Ini juga varian yang jarang di Indonesia. Dulu DS masuk untuk memenuhi kebutuhan, para insinyur. Tepatnya insinyur asing yang membangun bendungan Jatiluhur. Ya, terima kasih pada bendungan itu, Citroen jadi banyak berkeliaran di Indonesia. 

Citroen DS adalah mobil mewah yang dibuat antara 1955 sampai 1975. Juga punya banyak terobosan yang bikin pabrikan lain tercengang. DS memiliki body yang streamline. Didesain menggunakan terowongan angin. Untuk pertama kalinya juga, DS menggunakan suspensi hydropneumatic. Ini suspensi berisi oli, yang tekanannya diatur oleh mesin. 

Intinya, selain nyaman juga membuat mobil lebih stabil. Paten suspensi Citroen tersebut lantas dibeli oleh Rolls Royce, Maserati dan yang paling baru, Mercedes-Benz yang menamai sistem ini dengan Active Body Control. 

Interiornya yang lega dibuat mewah. Makanya DS juga sempat dijadikan mobil kepresidenan di beberapa negara. Sekarang DS menjadi merek sendiri yang berada dibawah naungan grup usaha Stelantis yang isinya ada Peugeot, Citroen, Fiat, Chrysler, dan lainnya.   

Citroen FAF

Ini Citroen yang berbahaya. Platformnya sama seperti yang digunakan oleh 2CV, tapi body-nya bertolak belakang. FAF berbentuk mengotak tajam, sementara 2CV membulat di sana sini. Mobil ini sempat populer di Indonesia karena memang praktis. Meski populasinya sedikit sekali, hanya 600-an unit di negara kita. Diproduksi antara tahun 1977-1981. 

Facile à Fabriquer dan Facile à Financer (Easy to Manufacture, Easy to Finance) adalah singkatannya. Mudah dibuat, mudah dibiayai. FAF dibuat untuk pasar negara berkembang di Asia dan Afrika. Jadi harus murah. Karena harus terjangkau, tidak perlu ribet menghitung aerodinamika atau pengadaan fitur. Sudah, kotak saja. Interior seadanya. Kadang ada saja orang yang ‘cedera’ saat mengendarainya. Ini karena banyak sudut tajam baik di body maupun interior. 

Baca juga :  Siapkah Chery J6 Menggebrak Pasar SUV EV Tanah Air?

Citroen Mehari

Lagi-lagi Citroen murah yang praktis menggunakan platform 2CV. Ini platform banyak sekali produknya. Sekarang mungkin jarang terlihat. Dulu juga sebetulnya. Mehari dibuat sebagai kendaraan rekreasi dengan body berbahan plastik ABS. Ya, pasti banyak yang sudah meleleh plastiknya. 

Mehari hadir dari 1968 sampai 1988. Aslinya berformat mesin depan, gerak depan. Tapi pada 1983 Citroen memberikan varian baru berpenggerak roda empat. Ini mobil yang cukup antik, dimana pintu dan atap adalah fitur opsional. Wajar, karena seperti dibilang tadi, ini mobil untuk rekreasi. Bobotnya pun hanya 550 kg. 

Yang menarik, kehadiran Citroen Mehari untuk menyaingi MINI Moke, kendaraan serupa yang juga pintu dan atapnya adalah opsional. Namun desainer Mehari memperbaiki kekurangan Moke dengan menambah ground clearance, suspensi yang lebih lembut. 

Citroen Dyane

Merupakan mobil yang sebetulnya menandakan kehadiran Citroen secara resmi melalui APM di Indonesia. Dyane, versi lebih manusiawi dari 2CV. Ada lampu depan yang menyatu dengan body, lampu rem belakang. Dibuat tahun 1967 hingga 1983. Masuk Indonesia tahun 1974 sebagai Dyane 6. Angka terakhir itu menunjukkan kalau kapasitasnya 602 cc. 

Dyane 6 versi Indonesia adalah yang agak mewah. Atau disebut versi Confort. Ya, Confort, bukan comfort. Peleknya pakai dop, jok empuk, ada tempat ban cadangan dan dongkrak di kap mesin, bukan asal diletakan di bagasi. Dikombinasikan dengan suspensi yang empuk dan ground clearance tinggi, tidak heran kakek kami suka sekali mobil ini. 

Citroen GS

Ini adalah satu dari dua Citroen favorit kami. GS dihadirkan PT Alun pada 1974 hampir bersamaan dengan Dyane. Meski kami agak bingung menyebut bentuknya. Tampak panjang seperti wagon, tapi disebut sedan. Di luar, mobil station wagon atap coupe ini lahir 1970. 

Citroen GS dihadirkan untuk mengisi rentang yang terlalu jauh antara Citroen 2CV beserta turunannya dan DS. Makanya kami suka. Bentuknya ‘proper’, fasilitas kabin lengkap, suspensi khas Citroen. Kurang apa lagi? Mesinnya 1.220 cc. Kemudian pada era 1980-an, masuk GS dengan mesin lebih besar. 1.300 cc. Namanya Citroen GSA. Tanggung sekali. 

Baca juga :  Pusat Suku Cadang Stellantis di Malaysia, Beroperasi di 2025

GS terus berdatangan hingga tahun 1987, sebelum akhirnya digantikan oleh mobil di bawah ini.

Citroen BX

Sedikit cerita soal Citroen BX, mobil ini aslinya dibuat untuk Volvo. Kok bisa? Jadi ceritanya, Volvo mengontak Bertone untuk dibuatkan desain mobil modern yang compact, berbasis Volvo 343. Rumah desain Italia kemudian memunculkan konsep Tundra yang digurat oleh Marcello Gandini.  Desainnya terlampau futuristis alias ultra modern. Saking majunya Volvo jadi minder. Desain pun ditolak. 

Kepalang tanggung, Bertone ajukan Tundra kepada Citroen. Mereka suka, dan lahirlah Citroen BX pada 1982. Sukses besar, Citroen meraup untung. Volvo gigit jari. BX terus diproduksi hingga 1994 dalam berbagai varian dan bentuk. 

BX didatangkan ke Indonesia sekitar tahun 1986 sebagai penerus GS. Lumayan laris juga, meski tidak seheboh GS. Mesinnya ada dua pilihan, 1.6 liter (BX 16 TRS) dan 1.9 liter (BX 19 GTI). Mobil ini berhenti dijual pada 1993. 

Citroen CX

Mobil terakhir yang dijual oleh PT Alun di Indonesia. Body besar, mesin besar. Diposisikan sebagai mobil mewah. Ini agak unik. CX masuk Indonesia pada pertengahan 1970-an. Posisinya sejajar dengan Mercedes-Benz E-Class atau BMW Seri-5 pada jamannya. 

Namun, kalau menurut salah satu editor Motomobi News, yang mau beli pasti ‘beda pikirannya’ dengan orang kebanyakan. Makanya agak sulit dijual. PT Alun terakhir menjual CX tahun 1994, tapi itu adalah stok lama yang masuk tahun 1987.  Kalau Anda masih lihat di jalan, pasti yang punya bukan orang sembarangan. Antara anti mainstream atau memang ‘die-hard fans’. 

Mesin yang diusung berkapasitas 2,4 liter empat silinder. Lengkap dengan segala macam terobosan dan kenyamanan khas mobil Prancis. Setelah mobil ini habis, PT Alun tidak lagi jualan Citroen. Selesai. Tapi merek Perancis ini akan segera hadir lagi di Indonesia. Dibawa oleh Indomobil Group.

   

4 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x