Mobil listrik New BYD Seal yang baru saja diperkenalkan oleh BYD Indonesia di Sirkuit Mandalika masih jadi perbincangan hangat.
Sedan listrik andalan BYD ini tak sekadar launching, tapi juga diuji langsung oleh awak media Tanah Air. Pada sesi test drive yang berlangsung pada 21-22 Mei 2025 lalu, para awak media juga mendapat paparan seputar teknologi suspensi terbaru DiSus-C yang dibekalkan pada New BYD Seal.
DiSus-C merupakan sistem kontrol bodi cerdas yang dikembangkan BYD. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan kemampuan manuver kendaraan.
Dalam uraian yang disampaikan kepada awak media, teknologi DiSus-C membawa terobosan kualitas berkendara ke tingkat kemewahan baru secara sempurna. Dengan teknologi DiSus-C, BYD bertujuan untuk meningkatkan pengalaman berkendara dan memberikan kenyamanan terbaik bagi penggunanya.
Apa Itu DiSus-C?
Teknologi DiSus-C adalah salah satu bagian dari body control system pada mobil listrik BYD. Sistem canggih ini dirancang untuk mengoptimalkan peredaman getaran pada bodi mobil saat tengah melaju pada kecepatan tinggi, terutama di permukaan jalan yang kurang mulus.
Berikut beberapa hal seputar DiSus-C:
Fungsi: Meningkatkan kenyamanan berkendara dan mengurangi getaran pada bodi mobil saat melewati jalan kurang mulus.
Cara Kerja: Sistem ini memanfaatkan sensor untuk memantau kondisi jalan dan kendaraan, kemudian mengatur ritme dan kinerja peredaman secara otomatis untuk meningkatkan stabilitas dan kenyamanan.
Kelebihan:
– Meningkatkan kenyamanan berkendara
– Mengurangi getaran pada bodi kendaraan- Meningkatkan stabilitas saat berkendara
Teknologi DiSus-C untuk pertamakalinya diperkenalkan di Indonesia pada sedan EV New BYD Seal. Sejumlah model mobil BYD yang juga menggunakan teknologi ini, antara lain BYD Han, BYD Tang, dan Denza. Pada beberapa model, software kendali sistem DiSus-C bahkan dapat diupdate melalui prosedur Over-the-Air (OTA).
Suspensi Aktif DiSus-X
Untuk menghasilkan pengendaraan yang stabil di berbagai kondisi, mobil BYD dibekali sistem suspensi aktif terpadu DiSus-X. Ada tiga jenis teknologi yang menjadi bagian dari sistem DiSus-X:
– DiSus-C (Intelligent Damping Body Control System): Mengatur peredaman suspensi untuk meningkatkan kenyamanan dan stabilitas berkendara.
– DiSus-A (Intelligent Air Body Control System) : Kinerja dan setting pada sistem suspensi udara DiSus-A yang dibekalkan pada mobil BYD dapat diatur secara elektronik.
– DiSus-P (Intelligent Hydraulic Body Control System) : Menggunakan sistem hidrolik untuk mengontrol suspensi dan meningkatkan kemampuan manuver kendaraan.
Nah, berikut ini adalah kinerja dari sistem pendukung yang ada pada sistem suspensi aktif terpadu DiSuS-X.
– Kontrol Suspensi Aktif : Sistem DiSus-X ini mengandalkan sejumlah sensor yang terhubung pada sistem kendali elektronik. Dengan demikian, penyesuaian kinerja peredaman suspensi bisa dilakukan secara real-time dan otomatis.
– Kemampuan Manuver Ekstrem: DiSus-X memungkinkan kendaraan untuk melakukan berbagai gerakan ekstrem. Mulai dari melompat, berjalan hanya dengan tiga roda, dan bahkan melakukan gerakan “menari” ala burn out memanfaatkan sinkronisasi gerakan suspensi.
Sejumlah kendaraan BYD yang dibekali dengan sistem DiSus-X antara lain:
– BYD Yangwang U9, sebuah supercar listrik yang dapat melompat dan berjalan dengan tiga roda.
– BYD U8, yang akan dilengkapi dengan DiSus-P.
– Denza N7, yang akan dilengkapi dengan DiSus-A.
– Beberapa model BYD lainnya, seperti Dynasty series dan Ocean series. New BYD Seal yang masuk dalam lini model Ocean series dibekali dengan teknologi DiSus-C.
Kinerja Sistem DiSus-C
Head of Product BYD Asia Pacific, Wang Jianwei Javy menjelaskan teknologi DiSus-C merupakan sistem suspensi pintar yang bekerja secara aktif menyesuaikan kinerja peredaman berdasarkan kondisi jalan dan gaya mengemudi. Tak hanya memberikan kendali kemudi yang lebih presisi. Tingkat kenyamanan berkendara pun tetap maksimal meskipun tengah melintasi permukaan jalan yang tidak rata.
Kinerja sistem DiSus-C mencakup sensor akselerasi, sensor ketinggian, peredam kejut berpengendali elektronik, dan pusat kendali komputasi cerdas DiSus.
Dengan fokus pada modulasi gaya peredaman yang presisi, DiSus-C secara aktif menginterpretasi data permukaan jalan secara real-time melalui sensor canggih. Oleh sebab itu, penyesuaian karakteristik peredaman yang berkesinambungan bisa dilakukan oleh suspensi secara presisi.
“Inti dari DiSus-C adalah peredam yang dikendalikan secara elektronik, dirancang dengan katup elektromagnetik presisi yang secara dinamis mengatur gaya peredaman dengan menyesuaikan aliran fluida melalui bukaan katup,” jelas Javy dalam uraiannya.
Dalam kondisi frekuensi tinggi dengan bukaan katup besar, gaya peredaman diminimalkan untuk memaksimalkan kenyamanan berkendara. Sebaliknya, pada kondisi frekuensi rendah dan bukaan katup kecil, peredaman ditingkatkan sehingga memberikan handling kemudi yang presisi.
Perihal kenyamanan, sistem DiSus-C diklaim mampu meredam dan mengisolasi getaran hingga 96 persen saat melaju di permukaan jalan kasar secara berkelanjutan pada kecepatan 60 km/jam. Contohnya seperti permukaan jalan cor beton atau aspal kasar.
Dari sisi performa, saat akselerasi penuh, sistem ini secara efektif menekan efek gaya angkat di bagian depan kendaraan serta mengoptimalkan sudut pitch hingga 12 persen. Fungsinya mirip sistem Yaw Control.
Saat pengereman darurat pada kecepatan 100 km/jam, sistem ini mampu mengurangi kecepatan sudut gaya angkat sekitar 36,7 persen. Postur kendaraan pun distabilkan secara signifikan tanpa condong ke depan atau belakang.
Ketika melakukan manuver berpindah jalur ganda pada kecepatan tinggi sekira 100 km/jam, sistem DiSus-C dikatakan mampu mengurangi kecepatan sudut roll hampir 39,7 persen. Dengan demikian, stabilitas dinamika beekendara dan rasa percaya diri pengemudi pun makin meningkat.
Tampil Makin Gaya
Secara visual, New BYD Seal tampil makin sporty dengan velg 19 inci model baru yang serasi dengan kaliper rem warna merah. Gaya Interior pun mendapat penyegaran berupa penambahan kotak kacamata dan electric panoramic sunshade yang dapat mengatur intensitas pencahayaan serta suhu dalam kabin secara otomatis.
Karena sektor performa masih dianggap mumpuni, New BYD Seal 2025 sistem penggerak tak mengalami perubahan. Motor elektrik penggerak 8-in-1 dan teknologi baterai Cell to Body (CTB) jenis Blade yang dibekalkan masih sama dengan BYD Seal terdahulu.
Pada varian Premium masih dengan motor elektrik tunggal penggerak roda belakang (RWD). Output dayanya tetap 230 kW (308 hp) dengan torsi puncak 360 Nm. Pada varian Performance, motor elektrik ganda penggerak All Wheel drive (AWD) yang dibopong pun speknya masih sama. Kedua motor elektrik tersebut menghasilkan daya kombinasi 390 kW (523 hp) dan torsi 670 Nm. Nah, output performanya memang masih cukup greget.
Sumber pasokan daya listrik pun tak ada perubahan. Kedua varian BYD Seal masih dengan baterai Blade berdaya 82,56 kWh dengan jarak jelajah hingga 650 km.
Catatan waktu akselerasi 0-100 km/jam dikatakan tak ada perubahan. Masih di kisaran 3,8 detik (Performance). Top speed pun tak berubah di 180 km/jam.
Perihal harga jual, New BYD Seal Premium dibanderol Rp 639 juta. Sementara varian Performance di angka Rp 750 juta. Harga on-the road (OTR) Jakarta. Ada kenaikan harga sekira Rp 25 juta dibandingkan model sebelumnya.
BYD Seal Lama Bisa Upgrade DiSus-C?
Muncul pertanyaan, apakah mobil listrik BYD Seal model sebelumnya bisa diupgrade dan dipasangi sistem DiSus-C? Sayangnya, BYD Indonesia tidak menjual sistem DiSus-C terpisah sebagai paket opsional. Instalasi sistem DiSus-C pada BYD Seal model lama butuh proses yang cukup rumit. Tak sekadar ganti suspensi, sejumlah komponen juga harus diganti, ternasuk sensor dan ECU.
“Sistem DiSus-C tidak bisa dibeli secara terpisah. Sistem ini tidak hanya suspensi, tapi juga berkaitan dengan serangkaian komponen lainnya, termasuk ECU,” jelas Bobby Baratha, Head of Product PT BYD Motor Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas sudah jika BYD Seal model sebelumnya atau yang telah lebih dulu beredar di Indonesia tidak dapat diupgrade menggunakan sistem DiSus-C. Ya, hal seperti ini merupakan risiko dan dampak dari perkembangan teknologi.