Toyota Prius

Tanpa Toyota Prius, Dunia Ini Tidak Akan Sama

Suatu saat di tahun 1993, engineer Toyota duduk bersama dan berdebat soal mobil yang pantas untuk abad 21. Ujung perdebatan itu adalah, mobil yang sangat efisien mengkonsumsi bahan bakar. Inilah perdebatan yang memunculkan Toyota Prius.

Prius yang artinya Pertama dalam bahasa latin tidak lahir dengan mudah. Ide awalnya, mobil ini harus 50 persen lebih irit dibandingkan mobil compact yang ada saat itu. Tapi gagasan tersebut dipatahkan oleh VP Riset dan Pengembangan Toyota (waktu itu) Akihiro Wada.

Toyota Prius Concept 1995

Wada memerintahkan anak buahnya untuk keluar dengan konsep mobil yang dua kali lebih hemat bahan bakar dari mobil paling irit. Permintaan yang rasanya mustahil itu, membuat para insinyur berpikir keras. Mereka harus punya ide ‘out of the box’. Dengan dana riset setara US $6 juta, tentunya ini bisa dicapai, meski prakteknya pasti tidak mudah.

Dan ini yang memunculkan konsep sistem penggerak hybrid. Sebuah sistem yang menggabungkan energi listrik tersimpan di baterai NiMH (Nickel Metal Hydride), motor listrik dan mesin empat silinder bekerjasama menggerakkan mobil.

Debut Yang Sunyi

Toyota Prius Generasi satu

 

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1995 di event Tokyo Motor Show, saat Mazda muncul dengan keriuhan mesin rotary, Subaru dengan mesin boxer empat silinder, Toyota mengeluarkan mobil yang bentuknya gampang untuk dilupakan. Warnanya kuning pula. Namanya Toyota Prius Concept. 

Yang melihat pun tidak terlalu tertarik. Yang membuat penasaran hanya plakat bertuliskan Toyota Energy Management System. Sedikit yang menyadari kalau mereka sedang melihat perubahan sejarah. Nama di plakat itu akan menjelma jadi Toyota Hybrid System dan mengubah peta otomotif dunia.

MEsin Prius generasi 1

Konsumsi bahan bakar 30,3 km/liter adalah sebuah angka yang luar biasa. Bisa dibandingkan dengan saat Bugatti sukses membuat Veyron berlari lebih dari 400 km/jam.

Toyota Prius mulai dipasarkan di Jepang pada 1997 dan jadi mobil pertama di dunia yang berpenggerak hybrid dan dijual masal. Dan sukses. Bentuknya, ya silahkan nilai sendiri.

Lalu Ditinggal

Seiring berjalannya waktu, Toyota mengeluarkan generasi kedua dengan bentuk yang streamline. Dan membosankan. Tapi di balik kulitnya, selain sistem hybrid yang terus dikembangkan, terpasang berbagai inovasi. Mulai dari water pump elektrik hingga termos vakum untuk menyimpan coolant panas. Ini demi mempercepat mesin mencapai suhu optimal.

Hingga muncul generasi terbaru (gen. 5) yang bentuknya memukau. Namun momentum Toyota Prius sepertinya selesai. Pelopor teknologi hybrid ini sudah jadi barang biasa karena sistem penggeraknya sudah dipakai di Yaris, Corolla, Camry bahkan Kijang pun sudah hybrid. Belum lagi merek lain pun mengeluarkan teknologi hybrid-nya masing-masing. 

Tapi kita harus akui, tanpa Prius, proses elektrifikasi di dunia otomotif tidak akan berjalan. Toyota yang sebetulnya masih ingin mengembangkan hybrid, terpaksa membuat mobil listrik karena tekanan dunia. Meski begitu, mereka sukses menjual 15 juta Prius dari berbagai generasi di pasar global. Dan mobil ini tetap dianggap sebagai pelopor elektrifikasi yang sukses masuk ke pasaran.