Tahun 1992, Volkswagen (VW) melangkah jauh dalam hal teknologi terkait Golf generasi ketiga, terutama bagi varian VR6 yang sukses membuat varian GTI menjadi terlihat ‘lemah’. Wajar saja, karena saat itu VW Golf VR6 bertenaga 174 hp, sedangkan Golf GTI ‘cuma’ punya 115 hp. Bahkan Golf generasi kedua varian GTI 16V, G60, maupun Rallye Golf memiliki performa yang lebih beringas dari Golf GTI generasi ketiga.
VW pun merasa bahwa Golf GTI baru ini tidak mumpuni untuk terjun di ajang motosport. Berbekal pengalaman dalam menciptakan VW Rallye Golf, maka Volkswagen Board of Management memutuskan untuk kembali melakukan hal yang serupa bagi Golf generasi ketiga. Proyek untuk melahirkan Super Golf mulai dilaksanakan dan direncanakan untuk ikut dalam reli Monte Carlo di tahun 1994.
Untuk dapat ikut dalam event tersebut, tentu perlu ada langkah homologasi yang mengharuskan ada 2.500 unit Super Golf tersebut. Golf ini juga memiliki nama lain, yakni A59 yang merupakan singkatan dari Auftragsnummer 59 (atau berarti pesanan nomor 59). Pihak yang ditunjuk untuk melakukan proyek ini ialah Schmidt Motorsport, milik Konrad Schmidt. Ia telah memiliki banyak pengalaman dalam menyiapkan mobil reli.
Namun akhirnya, VW hanya mampu membuat empat unit Golf A59 ini dan gagal untuk meramaikan kancah reli dunia. Ubahan dan modifikasi ekstrim yang menelan biaya luar biasa untuk satu unitnya, membuat VW terpaksa mengurungkan niatnya. Anda bisa simak fisik dari VW Golf A59 ini. Semua bentuk eksteriornya memiliki fungsi dan tugasnya sendiri.
Spakbor lebar mampu memuat velg dan ban berukuran lebar. Lubang ventilasi tambahan di spakbor berfungsi untuk mengeliminir tekanan udara di ruang dalam spakbor. Bumper dan kap mesin pun dilubangi, sehingga kelihatan tak jauh berbeda dengan bentuk keju Swiss. Walaupun desain velgnya tergolong sederhana, namun siapa saja yang melihat Golf A59 ini maka akan langsung paham karakternya.
Interior Golf A59 seperti tidak berbeda jauh dengan Golf GTI standard, tapi adanya sepasang jok bucket Recaro A8 langsung memberi tanda bahwa mobil ini memang spesial. Terdapat switch putar untuk menampilkan berbagai informasi dari kendaraan yang dapat dilihat pada panel instrumen. Setir Momo, pedal dan footrest alumunium memperlihatkan karakter sporty mobil ini.
Mesin standard dari Golf GTI memang hanya memiliki 115 hp, oleh karenanya VW harus membuat mesin baru, khusus untuk A59 ini. Bobotnya harus ringan, namun harus lebih kuat. Semuanya dirancang ulang dari awal, mulai dari blok mesin, cylinder head, kruk as, sederet komponen lain. Fitur turbocharger pun mencomot buatan KKK Turbolader, yang mampu menghasilkan tekanan hingga 2.5 bar.
Hasilnya, mesin Golf A59 memiliki output sekitar 275 hp di putaran 7.000 rpm. Seluruh tenaga tersebut disalurkan oleh transmisi manual 6-speed menuju keempat roda, melalui pembagian yang optimal untuk roda depan maupun belakang. Namun pada kondisi tertentu, sistem komputer mampu menyalurkan 100 persen output ke roda belakang saja.
Seandainya, VW siap dengan finansial untuk membuat sejumlah Golf A59 guna keperluan homologasi, maka peluang untuk berkompetisi secara sengit dengan sejumlah pabrikan lain pun terbuka luas. Dan, bukan mustahil dapat mencatatkan prestasi yang baik dalam sejarah motorsport dunia, khususnya reli dunia.