Toyota Astra Motor (TAM) memperkenalkan Toyota Kijang Innova Zenix beberapa waktu yang lalu. Harus diakui, terobosannya hebat. Memasang penggerak hybrid untuk mobl produksi masal yang dicinati masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, adalah langkah jitu.
Tiga varian utama (G, V, Q) diberikan dua opsi penggerak. Mesin konvensional dan hybrid. Tentu, kami langsung memperhatikan yang terakhir. Tapi satu yang akhirnya ‘tersangkut’ di benak kami: Toyota Kijang Innova G Hybrid.
Bukannya itu versi polosan? Iya. Tapi di balik itu, Kijang Innova G Hybrid ini memiliki value yang paling pas. Kenapa? Pertama, dengan harga Rp 458 jutaan, ini adalah mobil hybrid yang paling murah se-Indonesia. Kedua, kenyamanan.
Memang di dalamnya tidak selengkap Kijang Innova Zenix Q. Jangan harap ada panoramic roof atau pintu bagasi yang otomatis buka-tutup. Tapi soal kenyamanan, kami merasakan ini yang paling enak. Bukan dari sisi fitur, tapi rasa berkendara.
Platform monokok TNGA serupa Toyota Voxy memang pasti memberikan rasa nyaman yang lebih baik dibanding Kijang Innova sebelumnya. Lalu kunciannya adalah pelek dan ban. Ingat, versi G dibekali velg 16 inci dengan profil ban tebal (205/65 R16). Versi Q, punya pelek 18 inci dengan profil ban lebih tipis. Mulai masuk akal?
Untuk jalanan Indonesia, ban tebal 65 adalah yang paling aman. Melibas jalanan tidak rata masih bisa diredam dengan baik. Kombinasikan itu dengan platform monokok, hasilnya ya itu tadi. Nyaman.
Okelah, kami memang tidak suka dengan lebarnya. Sepertinya lebar ban dan pelek bisa ditingkatkan supaya terlihat lebih kekar, tapi dengan bawaan standar, ini sangat cukup. Kami mencoba Zenix G Hybrid sepintas di area Toyota Driving Experience, Sunter, Jakarta. Dan cukup terkejut karena harus mencerna rasa Kijang yang hilang.
Tidak ada lagi goyangan berlebihan ala chassis tangga. Semuanya bisa diredam dengan baik. Meski masih terasa kalau mobil ini disiapkan untuk jalanan di Indonesia. Suspensinya masih terasa kokoh di area jalanan bergelombang. Untuk manuver kiri-kanan pun lebih meyakinkan karena body roll yang lebih manusiawi. Ingat. Minim, bukan hilang.
Performa juga mumpuni. Meski dorongan torsi ala turbodiesel tidak terasa, tapi akselerasinya meyakinkan karena motor listrik dan mesin bensin bekerja sama saat pedal gas disentak. Secara keseluruhan, meski rasa Kijang itu hilang, tapi rasanya tetap Toyota. Memuaskan? Ya, namun kami perlu pendalaman lebih lagi soal pengendaraan.
Interior Kijang Innova Zenix G Hybrid
Interiornya juga tidak polosan begitu saja. Toyota membekali Zenix G Hybrid ini dengan head unit layar sentuh yang sudah bisa terkoneksi Android Auto dan Apple Carplay. Nuansa two tone di kabin terasa mewah dan retro. Mungkin karena warnanya. Tidak ada jok kulit karena hanya berbalut bahan fabric, tapi karena warnanya gelap, tidak akan cepat terlihat kotor.
Di bawah layar, terpampang informasi kinerja AC dalam format digital. Di bawahnya lagi, bentuk tuas transmisi serupa dengan varian lain. Dan yang menarik, meski ini varian terbawah, tapi sudah ada rem parkir elektronik. Punya kemampuan auto hold pula. Singkat kata, perbedaan di tengah dashboard hanya layar monitor yang lebih kecil (9-inci vs 10-inci).
Beralih ke pengemudi. Bentuk setir sama untuk semua varian. Namun karena tidak ada TSS (Toyota Safety Sense) di varian G, area lingkar kemudi terasa lebih sepi. Hanya ada pengendali audio yang dioperasikan oleh jari tangan kiri. Dan tidak ada paddle shifter. Area di bawah ventilasi AC kanan juga terlihat kosong karena itu adalah wilayahnya pengendali TSS.
Di hadapan pengemudi, karena ini varian hybrid, instrument cluster berbentuk TFT dengan dimensi 7-inci siap memberikan informasi berkendara. Format instrument ini seragam untuk semua lini ‘Menjangan Hibrida’ Toyota. Salah satu yang buat varian G terlihat mahal adalah benda ini.
Baris belakang juga terasa lega. Deret ketiga memang standar saja untuk mobil tiga baris. Ruang kakinya sangat bergantung dari posisi kursi di depannya. Tapi dengan tiga headrest, seperti mencoba bilang area ini bisa menampung tiga orang. Kami belum coba.
Itulah beberapa hal yang membuat kami puas dengan Kijang Hybrid varian G. Dengan Rp 450 jutaan, ada banyak hal canggih dan mahal yang bisa didapat. Meski TSS tidak ada jadi hal yang sangat kami sayangkan. Tapi dengan harga segitu, mungkin TSS agak berlebihan?