Baterai EV Hyundai Buatan Indonesia Diklaim Sangat Aman, Ini Alasannya

26 September 2024 | 10:53 pm | Indra Alfarisy

Kiprah Hyundai di Indonesia dipertegas dengan hadirnya PT HLI Green Power di Indonesia. Ini adalah perusahaan patungan antara Hyundai dan LG yang khusus membuat sel baterai EV (kendaraan listrik).

Ini penting karena menjadikan mobil listrik Hyundai sebagai EV pertama yang baterainya dibuat di Indonesia, dari hulu ke hilir. Dalam arti, bahan dasar seperti nikel diambil dari pertambangan di Indonesia, dibuat menjadi sel baterai di Cikarang.

Kemudian, disatukan menjadi battery pack yang siap dipasang di Hyundai Energy Indonesia di Deltamas, Bekasi. Terakhir dirakit di chassis Hyundai Kona Electric di Karawang.

Pabrik tersebut mampu memproduksi lebih dari 32 juta sel setahun. Menegaskan kalau HLI adalah pabrik sel baterai mobil EV terbesar di Asia Tenggara.

Yang menarik, Kalau Hyundai Kona Electric memiliki 216 sel dan 17 modul dalam satu pack, silahkan dihitung berapa banyak sel baterai Kona listrik yang bisa mereka buat.

Tentu, kapasitas itu bukan hanya untuk kebutuhan Hyundai Motors Manufacturing Indonesia (HMMI). Menurut Ubaidillah Jarrah, salah satu engineer PT HLI Green Power, pihaknya tidak menjual ke merek lain. Tapi diekspor ke Hyundai India dan Korea Selatan.

Masih menurut Jarrah saat ditemui di acara test drive Kona Electric di Semarang (26/09), mereka memiliki 90 tenaga ahli yang bertugas mengawasi proses produksinya.

Baca juga :  Usaha Gaet Lebih Banyak Konsumen, Mitsubishi Motors Jalankan Program Refferal

Soroti Keamanan

Baterai EV Hyundai

Jarrah juga menegaskan kalau HLI tidak main-main dalam hal keamanan dan daya tahan baterai mobil listrik. Setiap baterai diuji daya tahannya sebelum dikirim untuk proses packing.

“Kami juga punya traceability (pelacakan). Contohnya, pada Kona-kona yang sedang diuji sekarang, kami bisa tahu kapan nikelnya kami buat (proses). Kapan pertama kali baterai itu di-charge, berapa besaran Amper saat pertama diisi, dan sebagainya.”

Kemudian, dalam penjelasannya Jarrah juga menegaskan kepresisian yang ada di HLI. Diklaim bahwa pabrik memiliki kecerdasan buatan dan kemampuan machine learning sehingga segalanya sangat presisi. “Ada kutub positif atau negatif yang melenceng 1 mm sekalipun, akan terdeteksi. Yang tidak sesuai itu, kami buang,” tegasnya.

Hal tersebut pastinya penting demi kualitas. Apalagi, keamanan baterai jadi salah satu hal yang membuat konsumen ragu meminang mobil listrik.

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x