Penjualan Mobil Nasional Oktober 2025 Masih Didominasi Astra Group

11 November 2025 | 5:40 pm | Firdaus Ali

Penjualan mobil nasional Oktober 2025 masih didominasi Astra Group. Brand Toyota masih di puncak klasemen dan disusul Daihatsu diperingkat kedua.

Daya serap mobil baru di bulan Oktober 2025 ini memang masih belum optimal jika dibandingkan dengan Oktober tahun 2024. Di bulan ke-10 ini, penjualan nasional mencatat angka 74.020 unit. Sementara itu di bulan yang sama di tahun 2024 angkanya menyentuh 77.404 unit.

Berikut daftar urutan penjualan mobil nasional Oktober 2025:

  • Toyota+Lexus: 20.613 unit
  • Daihatsu: 11.783 unit
  • Mitsubishi: 9.944 unit
  • Suzuki: 5.550 unit
  • Honda: 3.647 unit
  • Isuzu: 2.402 unit
  • Hyundai: 1.354 unit.

Jika dilihat dari angka dari Gaikindo, semua brand mengalami penurunan. Termasuk Toyota, Daihatsu, Honda, dan brand lain. Hanya Mitsubishi, Isuzu dan Suzuki yang mengalami kenaikan. Berikut capaian brand-brand tersebut di Oktober 2024:

  • Toyota+Lexus: 27.211 unit
  • Daihatsu: 14.096 unit
  • Mitsubishi: 7.900 unit
  • Suzuki: 5.492 unit
  • Honda: 8.633 unit
  • Isuzu: 2.106 unit
  • Hyundai: 1.711 unit.

BYD Mendominasi Brand China di Indonesia

Penjualan mobil nasional Oktober 2025

Penjualan mobil nasional Oktober 2025 memang menurun, lalu bagaimana dengan brand China yang beredar di Indonesia? Dari data Gaikindo yang kami terima, BYD dan Denza menjadi juaranya, mengalahkan Chery dan Wuling. Berikut datanya:

  • BYD+Denza: 10.785 unit
  • Chery: 1.560 unit
  • Wuling: 1.415 unit.
Baca juga :  Motor Listrik ALVA N3 Melantai di EICMA 2025

Lonjakan penjualan BYD di Oktober 2025 ini terbilang signifikan. Di tahun 2024, BYD hanya mencatatkan 2.488 unit saja. Wajar, kemungkinan karena belum ada lini produk Atto 1 dan Denza. Begitu juga dengan Chery, brand ini menorehkan capaian angka penjualan di Oktober 2024 hanya 699 unit saja.

Sebagai tambahan informasi, kehadiran mobil asal China memang terbilang pesat, sebab pemerintah mendorong dengan subsidi untuk kendaraan listrik. Seperi keringanan pajak dan bebas ganjil genap.

Meski begitu, realita populasi kendaraan listrik di Indonesia nyatanya belum bisa menyamai kendaraan dari Jepang. Mayoritas pemilik mobil listrik adalah konsumen yang beli untuk mobil kedua dan seterusnya. Dalam artian, mobil listrik belum menjadi prioritas kendaraan pertama bagi masyarakat Indonesia.

Kabar terbaru, menjelang akhir tahun 2025, pemerintah juga akan mengevaluasi kebijakan mengenai subsidi untuk kendaraan listrik. Nantinya, apakah akan dicabut atau dikurangi subsidinya, atau justru akan ditambah.

0 0 votes
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x