Citroën SM Masih Dianggap Salah Satu Mobil GT Paling Ideal

10 August 2022 | 5:42 pm | Aldi Prihaditama

Dalam dunia otomotif global, salah satu mobil Grand Touring (GT) yang selalu menjadi sorotan banyak para antusias ialah Citroën SM. Tahun ini, Citroën SM merayakan peringatan setengah abad setelah debutnya di tahun 1970. Citroën SM merupakan hasil kolaborasi antara pabrikan asal Prancis dan Italia, dengan mengusung gaya desain avant-garde serta sukses membawa Citroën ke liga mobil GT yang prestisius.

Kala itu, DS telah menjadi produk legendaris sebelum Project S dicanangkan oleh Citroën di tahun 1960an. Misinya ialah menggunakan teknologi dan keunggulan DS untuk mobil baru yang berkarakter sporty. Jacques Né (Project Engineer) memiliki visi keikutsertaan Citroën dalam ajang balap ketahanan 24 jam di Le Mans. Namun Pierre Bercot (Managing Director Citroën) berkeinginan agar Project S ini menjadi mobil yang segmennya berada di atas DS.

Sejumlah komponen dan chassis DS digunakan ketika Project S sedang dikembangkan di fasilitas perakitan Quai de Javel, Paris. Di bawah arahan Robert Opron, sebuah tim yang dipimpin oleh Jean Giret dan Jacques Charreton akhirnya menyelesaikan desain Project S. Model dengan skala 1:1 dibuat dalam bengkel yang berlokasi di Rue du Théâtre, Paris. Di saat yang hampir bersamaan, Citroën membeli Maserati, yang mana pabrikan asal Italia tersebut sedang mengembangkan mesin V6 berukuran kompak.

Baca juga :  Kenalan Dengan Tank 300, Yang Hampir Pasti Hadir di Indonesia

Di pameran Geneva Motor Show 1970, Citroën akhirnya menampilkan produk Grand Touring terbarunya, yakni SM. Mobil GT ini memiliki garis bodi yang begitu anggun namun tetap agresif, komponen suspensi menganut sistem hidrolis seperti Citroën DS, interiornya sangat futuristis dengan instrumen berbentuk oval, dan tentunya mengusung mesin V6 buatan Maserati.

Di balik kap depan Citroën SM yang panjang, terdapat mesin V6 berkapasitas 2,7 liter yang amat kompak (panjangnya hanya 31 cm) dan amat ringan (bobotnya hanya 140 kg). Mesin dengan material alloy tersebut didukung oleh tiga unit karburator Weber two-barrel dan menghasilkan tenaga maksimal 170 hp. Tak lama kemudian, Citroën juga memasarkan SM yang menggunakan mesin dengan sistem injeksi bahan bakar elektronis buatan Bosch, dan menghasilkan tenaga 178 hp.

Sistem hidrolis milik SM memang berbasis teknologi yang diterapkan pada DS, tak hanya digunakan untuk suspensi saja, namun juga untuk sistem pengereman dan kemudi. Untuk sistem kemudi, Citroën menciptakan teknologi DIRAVI (DIrection à RAppel asserVI) pada SM, yang membuat putaran setir terasa ringan di kecepatan rendah dan terasa berat jika mobil sedang melaju di kecepatan tinggi. Lampu depan Citroën terdiri dari 6 buah lampu buatan Cibié, yang tak hanya dapat ikut berubah sudut ketika menikung saja, namun juga ketinggian dan arah cahayanya tetap terkoreksi sesuai posisi mobil.

Baca juga :  Magma, Merek Baru Pesaing AMG Dan BMW M Dari Korea Selatan

Lima puluh tahun telah berlalu, Citroën SM masih dianggap sebagai mobil yang amat modern, karena tingkat kenyamanan dan stabilitas berkendaranya. Georges Pompidou (Presiden Prancis saat itu), Leonid Brezhnev, Shah Iran, Haïlé Sélassié, Johan Cruyff, dan Jay Leno adalah sejumlah sosok yang beruntung dapat memiliki Citroën SM. Bahkan Daniel Craig masih memimpikan sebuah Citroën SM dapat mengisi garasi pribadinya.

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x