Satu lagi mobil asal Korea Selatan akan segera rilis yakni Hyundai Ioniq 2. Mobil ini bakal tampil perdana pada pameran otomotif IAA Mobility di Munich, Jerman September 2025 mendatang.
Dari berbagai pemberitaan yang beredar di Korea Selatan, crossover EV ini bakal jadi mobil listrik dengan harga terjangkau. Ioniq 2 akan mengisi celah antara Hyundai Inster dan Kona Electric, baik dalam hal dimensi maupun harga jual.
CEO Hyundai Eropa, Xavier Martinet, mengatakan, Ioniq 2 akan debut perdana dan diperkenalkan ke publik dalam waktu beberapa bulan mendatang. Namun untuk pemasarannya, baru akan dilakukan pada kuartal III tahun 2026.
“Kami berencana untuk terus meningkatkan proporsi produk elektrifikasi dalam jajaran produk kami beberapa tahun ke depan,” ujar Martinet.
Pangsa Pasar Eropa
Dalam hal rancang bangun, Ioniq 2 akan menggunakan basis platform Electric Global Modular Platform (E-GMP). Platform ini digunakan pada seluruh model mobil listrik Hyundai Ioniq dan Kia EV (EV3, EV4, EV5, EV6, dan EV9). Beberapa komponen yang digunakan Ioniq 2 diadopsi dari Kia EV2 dan EV 3.
Martinet mengatakan jika Ioniq 2 dirancang dan akan diproduksi di Eropa. Walau secara garis besar Hyundai menargetkan Ioniq 2 akan memenuhi spek pasar global sebanyak 80 persen dan 20 persen spek pasar Eropa.
Pada periode tahun 2024 sebanyak 79 persen mobil Hyundai yang terjual di pasar Eropa merupakan hasil rakitan Turki dan Republik Ceko. Namun proporsi tersebut akan berubah pada penghujung tahun 2025. Pasalnya, Inster yang dipasarkan di Eropa merupakan rakitan Korea Selatan. Nantinya, proporsi unit kendaraan Hyundai yang diproduksi di Eropa akan bertambah dengan hadirnya Ioniq 2.
Spesifikasi Canggih
Untuk saat ini belum banyak info spesifikasi teknis seputar Ioniq 2 yang diungkap pihak pabrikan. Diperkirakan nantinya Ioniq 2 bakal dibekali motor elektrik tunggal penggerak roda depan (FWD). Output tenaganya 201 hp dengan torsi puncak 283 Nm. Tak jauh beda dari Kia EV3.
Untuk spek baterainya pun kemungkinan diadopsi dari Kia EV 3. Varian standar akan dibekali baterai berdaya 58,3 kWh dengan jarak tempuh 430 km (standar uji WLTP). Varian teratas dibekali baterai yang berdaya lebih besar yakni 81,4 kWh. Jarak tempuh mampu mencapai 599 km.
Basis platformnya memang identik dengan Kia EV2 yang juga bakal diluncurkan tahun 2026 dan masuk segmen entry-level EV. Namun teknologi software yang dibekalkan pada Ioniq 2 lebih canggih dan mutakhir.
Teknologi software terbaru Hyundai yakni Pleos akan disematkan pada Ioniq 2. Sistem software Pleos mengintegrasikan sistem multimedia infotaintment (Pleos Connect) yang berbasis Android hingga Vehicle Operating System (OS) atau sistem kendali fitur berkendara. Software ini pun dibekali fitur voice assistant berbasis AI.
Update software jauh lebih cepat berkat metode Over The Air (OTA) memanfaatkan penampungan data Cloud. Tak hanya itu, software Pleos mampu mengatur cahaya ambient kabin dan suara soundtrack motor elektrik sesuai mode berkendara yang sedang digunakan. Sistem software Pleos pun bisa mengoperasikan beragam fitur bantu berkendara terpadu ADAS, termasuk autonomous driving dan analisa data secara real-time. Canggih!
Ioniq 2 dan software Pleos menjadi batu loncatan Hyundai memasuki era kendaraan mutakhir berbasis software di masa depan.
Karena resminya baru dipasarkan pada tahun 2026 mendatang, maka harga jual resminya belum diumumkan. Berdasarkan prediksi yang beredar, Hyundai Ioniq 2 bakal dipasarkan di Eropa dengan kisaran harga €30.000 atau sekira Rp 572 jutaan. Sesuai posisinya yang berada di bawah Hyundai Kona Electric yang dibanderol mulai dari €31.995 atau sekira Rp 610 jutaan. Bahkan harga Ioniq 2 bakal jauh lebih murah dari Kia EV3 yang dibanderol mulai dari €35.990 atau sekira Rp 680 jutaan.
Andai nantinya Hyundai bakal memboyong Ioniq 2 dan diproduksi di Indonesia, lini mobil listrik Hyundai di Indonesia bakal makin kuat. Harga jual pun akan jauh lebih kompetitif dan terjangkau.