Teknologi Baterai EV, Bebas Emisi Namun Berisiko Tinggi

12 December 2022 | 1:35 pm | Rizky Dermawan

Sebagian besar industri otomotif global saat ini tengah gencar bersaing di sektor teknologi elektrifikasi kendaraan penumpang baik EV, Hybrid, PHEV maupun Mild-hybrid. Teknologi baterai EV yang digadang rendah emisi bahkan bebas emisi gas buang tersebut menggunakan satu perangkat yang sama yakni sel baterai sebagai sumber pasokan daya listrik. Akan tetapi, teknologi baterai EV khususnya lithium-ion yang kini marak digunakan pada kendaraan bukanlah tanpa risiko.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah terjadi sejumlah kebakaran yang disebabkan oleh baterai pada mobil listrik. Bahkan dalam setahun terakhir sejumlah brand otomotif melakukan recall pada berbagai model mobil listrik dan hybrid terkait adanya potensi malfungsi baterai maupun risiko terjadinya kebakaran.

Puluhan petugas damkar di Cumberland County, New Jersey bahkan butuh waktu 90 menit untuk dapat memadamkan sebuah mobil Tesla yang terbakar setelah menabrak pohon. Api baru dapat dipadamkan setelah mobil tersebut disiram air sebanyak 30.000 galon atau setara 113.000 liter! Ya, kurang lebih sekira 11 truk tangki air bervolume 10.000 liter atau puluhan truk damkar dengan tangki air bervolume 5.000-6.000 liter

Kebakaran lain yang terjadi di California pada 9 Juni 2022 lalu membuat para petugas terpaksa membendung mobil Tesla yang terbakar dengan tanah urugan lalu dibanjiri dengan puluhan ribu liter air. Mobil yang terbakar tersebut tengah terparkir di penampungan menunggu giliran untuk dilucuti setelah tiga pekan sebelumnya mengalami laka lantas. Dari contoh kebakaran yang terjadi pada mobil listrik, para petugas damkar kini dihadapkan pada tantangan baru. Tak hanya di AS, namun di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Baca juga :  Percepat Ekspansi di Indonesia, Neta Berbenah Termasuk Bawa Mobil Baru?

Risiko Pada Baterai Lithium-ion

Ratusan sel baterai lithium-ion pada mobil listrik ternyata tidak menggunakan logam lithium seperti yang selama ini dikira oleh banyak orang, namun menggunakan sel elektrolit dari senyawa berbasis lithium-garam.

Nah, kebakaran yang terjadi pada baterai lithium-ion disebabkan oleh peningkatan temperatur dan tekanan pada satu atau sejumlah sel baterai yang kemudian merembet ke sel lainnya. Kenaikan suhu dan tekanan yang ekstrim pada sel baterai inilah yang kemudian menyebabkan rangka baterai bocor. Jika terpapar udara, sel baterai bersuhu sangat tinggi yang bocor tersebut akan menghasilkan percikan api lalu terbakar . Fenomena ini disebut “thermal runaway”.

Sebagai pengaman dan mencegah terjadinya proses thermal runaway, masing-masing sel baterai Tesla terlindung dalam rangka selubung tersendiri. Guna mencegah terjadinya peningkatan temperatur, setiap sel didinginkan oleh cairan pendingin yang mengandung ethyl-glycol (anti-beku). Dengan sel dan pendingin terpisah, maka perambatan panas antar sel dapat dihindari.

Namun demikian, bukan berarti lantas bebas dari risiko. Jika cangkang baterai retak atau pecah sehingga sel baterai bocor, maka proses thermal runaway tetap akan terjadi. Menurut keterangan pihak Tesla, untuk mendinginkan sel baterai lithium-ion yang overheat setidaknya butuh 11.000-30.000 liter air. Bahkan jumlahnya bisa lebih dari itu jika baterai mengalami kebakaran.

Bahkan baterai yang telah dipadamkan masih dapat kembali memercik api dan terbakar dalam hitungan jam atau hari. Oleh sebab itu pihak Tesla menyarankan agar baterai ditempatkan pada area dengan suhu yang cukup sejuk serta bebas dari bangunan atau kendaraan lain. Selain itu diperlukan pengecekan suhu baterai secara berkala.

Baca juga :  Toyota Dan Suzuki Umumkan Produk Kolaborasi Terbaru, Dijual Tahun Depan

Dengan sejumlah potensi risiko yang ada pada baterai lithium-ion, maka para pengguna mobil bertenaga baterai jenis ini perlu selalu waspada dan rutin melakukan pengecekan. Selain itu, perlu adanya pelatihan dalam hal penanganan terhadap risiko kebakaran pada baterai bagi petugas damkar maupun bengkel.

Teknologi elektrifikasi memang bebas emisi gas buang, tapi bukan berarti tanpa risiko.

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x