Model perdana dari generasi “Neue Klasse” akhirnya muncul juga, BMW iX3. Mobil listrik berwujud mid-size SUV ini tak hanya jadi batu loncatan teknologi, tapi jadi era baru bagi pabrikan otomotif asal Jerman ini.
Debut perdana BMW iX3 merupakan bagian dari persiapan jelang penampilan globalnya pada event pameran IAA Mobility di Munich, Jerman, 9 September mendatang.
CEO BMW, Oliver Zipse menyatakan bahwa kehadiran iX3 sebagai tahap awal dari lini “Neue Klasse” sama seperti saat BMW melakukan gebrakan tatkala memasuki era modernisasi otomotif di tahun 1960-an dengan desain “Neue Klasse”. Sejarah kini nampaknya berulang.
Jangan Melupakan Sejarah
Di pasar global saat ini terjadi persaingan antara segmen pasar kendaraan bermesin motor bakar versus mobil listrik. Tentu saja BMW memanfaatkan peluang yang ada di kedua segmen pasar tersebut. Saat versi awal mobil listrik iX3 muncul di tahun 2020, tampilannya masih identik dengan i3 yang mengkonsumsi BBM.
Hanya saja teknologi yang ada pada versi awal iX3 untuk ukuran saat ini sudah jauh tertinggal dibandingkan mobil listrik buatan RRC yang membanjiri pasar global.
Sebagai model awal dari versi produksi lini “Neue Klasse”, iX3 tak sekadar mengalami perombakan desain dan teknologi. Tapi iX3 adalah mobil listrik perdana yang punya kesan mendalam pada napak tilas sejarah bagi BMW. Ya, jangan pernah melupakan sejarah.
Teknologi Mutakhir
Tak tanggung-tanggung, BMW iX3 “Neue Klasse” langsung muncul dalam varian teratas yakni 50 xDrive. Dua unit motor elektrik penggerak yang dibekalkan yakni satu unit motor penggerak utama di poros roda belakang dan satu motor asynchronous pada poros roda depan.
Daya total kedua motor listrik mencapai 345 kW (setara 463 hp) dengan torsi puncak 645 Nm. Penyaluran daya dan torsi ke seluruh roda memanfaatkan sistem penggerak all-wheel drive (AWD) xDrive.
BMW pun tentunya menyediakan iX3 varian standar dengan motor elektrik tunggal penggerak roda belakang (RWD)
Meskipun bobotnya sekira 2,3 ton namun SUV EV ini mampu mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 4,9 detik. Top speed dibatasi di angka 210 km/jam demi keselamatan berkendara. Performanya yang besar memungkinkan iX3 untuk menarik beban. Oleh sebab itu, SUV EV ini dibekali pula dengan gandengan elektrik dengan beban muatan tarik hingga dua ton.
Motor listrik synchronous yang digunakan di poros belakang dan motor asynchronous di poros depan merupakan teknologi terbaru dari BMW. Kedua motor elektrik ini tak menggunakan magnet berbahan rare earth.
Untuk pertamakalinya BMW menggunakan teknologi inverter pengubah arus listrik bervoltase tinggi dengan tegangan listrik 800 volt. Material semikonduktor yang digunakan juga memanfaatkan bahan silikon karbida yang lebih ramah lingkungan dan kinerjanya lebih baik.
BMW menyatakan bahwa material tersebut mampu mengurangi loss energi pada sistem penggerak hingga 40 persen. Tak hanya itu, bobot motor listrik dan sistem penggerak xDrive generasi keenam yang digunakan pun lebih ringan dari generasi terdahulu. Biaya produksi pun lebih hemat hingga 20 persen.
Daya Baterai Lebih Besar
Mobil listrik tak dapat terlepas dari teknologi baterai. BMW melakukan riset cukup lama dalam hal baterai sebelum menerapkannya pada iX3 “Neue Klasse”.
BMW tak lagi menggunakan sel baterai model prismatik, tapi model silinder yang memiliki densitas energi 20 persen lebih besar. Material elemen baterai tetap jenis nickel-manganese-cobalt (NMC). Walau lebih mahal dari versi lithium iron phosphate (LFP), namun densitas energinya jauh lebih tinggi. Agar distribusi bobot lebih merata, maka konstruksi yang digunakan adalah versi “cell-to-chassis” seperti Tesla.
Baterai yang digunakan pada varian 50 xDrive pun kapasitas dayanya 108 kWh, 45% lebih besar dari daya baterai iX3 generasi awal yang cuma 74 kWh.
Hasilnya, jarak tempuh mampu mencapai 805 km (standar uji WLTP). Peningkatannya mencapai 70 persen dibandingkan baterai terdahulu yang jarak jelajahnya cuma 300 km (standae uji WLTP).
Sistem pengisian ulang daya baterai pun mendukung perangkat fast charger DC dengan output hingga 400 kW. Dengan fast charger, waktu pengisian ulang daya baterai lebih cepat dan efisien. Pengecasan selama 10 menit cukup untuk jarak tempuh 372 km. Sedangkan pengecasan dari 10% hingga 80 %, di jaringan SPKLU Supercharger hanya butuh waktu 24 menit.
Tentunya BMW iX3 “Neue Klasse” juga punya opsi baterai yang lebih kecil, tapi saat ini belum diungkap.
Untuk pengecasan di rumah, iX3 dilengkapi wallbox charger arus AC beroutput 11 kW. Isi ulang daya baterak hingga penuh butuh waktu 11 jam. Tersedia pula wallbox charger beroutput 22 kW.
Oh ya, BMW iX3 “Neue Klasse” tak hanya dilengkapi fitur “Vehicle to Load” untuk menghidupkan perangkat listrik eksternal. Tapi juga fitur “Vehicle to Home” (V2H), yang mampu menjadikan daya baterainya untuk kebutuhan listrik sebuah rumah. Mobil listrik ini juga memiliki fitur “Vehicle to Grid” (V2G) yakni daya baterai bisa dialirkan ke sistem jaringan listrik lingkungan.
Nah, canggih bukan? Ingin lihat seperti apa detail kemampuan dari mobil listrik terbaru BMW ini? Kita tunggu world premierenya di IAA Mobility 2025 yang berlangsung di Munich, Jerman dalam beberapa hari kedepan.