Mercedes-Benz 300 CE 5.6, Coupe Frankenstein Asal Afrika Selatan

2 January 2025 | 8:55 pm | Aldi Prihaditama

Kesan menyaru terlihat kental pada Mercedes-Benz 300 CE ini. Dari jarak jauh saja, para antusias Mercedes-Benz langsung mengetahui keunikan fisik mobil ini, yaitu bumper depan dan belakang, velg berdiameter lebih besar dari standar, dan knalpotnya. Tapi inti penting dari ‘Mercy Boxer’ dua pintu ini adalah seonggok mesinnya.

Sejarah bermula di tahun 1986, ketika dua karyawan Mercedes-Benz South Africa tergerak untuk mengoprek satu unit C124 300 CE, supaya performa meningkat drastis. Modifikasi ini dilakukan jauh sebelum konsumen di Afrika Selatan bisa membeli W126 560 SEL.

Akses ke gudang penyimpanan komponen

Kala itu, Peter Lastrucci punya banyak ‘jabatan’. Sebenarnya ia bekerja di dealer service department, tapi karena juga menjabat sebagai district manager, maka ia terlibat penuh pula dengan divisi teknis. Singkat kata, Peter Lastrucci punya akses penuh ke gudang penyimpanan komponen kendaraan.

Awalnya mobil ini dimiliki oleh Dale Petty, kolega Peter Lastrucci, yang juga bekerja di Mercedes-Benz of South Africa. Keduanya berdiskusi mengenai langkah untuk meningkatkan performa C124 300 CE ini.

Mereka memang mengetahui sosok AMG Hammer, tapi karena di tahun tersebut belum tersedia internet, maka detil mengenai program AMG terhadap unit Mercedes-Benz 124-series itu. Untungnya, Peter Lastrucci sempat mengendarai unit AMG Hammer milik salah satu bos AMG.

Baca juga :  Jakarta Peugeot Club Rayakan Ulang Tahun Perak

Tidak disetujui Mercedes-Benz of South Africa

Di era 1980an, prinsipal Mercedes-Benz di Jerman masih tergolong perusahaan yang konservatif. Modifikasi sekecil apapun, tidak bisa dilakukan dengan mudah. Karena biaya impor kendaraan ke Afrika Selatan begitu besar, maka ide awal ialah menciptakan sebuah mobil serupa dengan yang dilakukan AMG di Jerman.

Sejujurnya, Mercedes-Benz of South Africa tidak menyetujui keinginan mereka. Namun, tidak memberi larangan untuk ide liar tersebut. Seiring dengan waktu, proyek ini ternyata disambut baik oleh departemen pemasaran di Mercedes-Benz of South Africa. Apalagi proyek ini dilakukan sepenuhnya secara domestik.

Yang tidak bisa diprediksi ialah adanya pergeseran fokus di industri otomotif Afrika Selatan di akhir tahun 1980an. Hampir semua berfokus ke kendaraan niaga, sehingga kue pasar untuk mobil berperforma tinggi menjadi kecil. Niat Peter Lastrucci dan Dale Petty tetap bersemangat, mereka tetap mengoprek mobil setelah jam kantor.

Begitu banyak pengembangan dan modifikasi yang harus ditempuh. Termasuk suspensi belakang, gardan yang dilengkapi limited-slip, dan sistem pengereman. Semua komponennya diperoleh dari stok komponen asli dari Mercedes-Benz.

Mesin V8 bertenaga 295 hp

Mesin V8 M117 5.5 liter dan transmisi otomatis dari W126 560 SEL, diimpor langsung dari Jerman. Untuk selanjutnya bertugas untuk menggantikan mesin enam silinder M103 3.0 liter bawaan 300 CE.

Interiornya masih dibiarkan standar, hanya satu bagian saja yang diubah, yakni speedometer. Sebab speedometer mekanis asli ‘hanya’ sampai 260 km/jam. Sedangkan speedometer penggantinya ialah versi elektronis milik W126, dengan angka hingga 320 km/jam.

Baca juga :  Dua Program Unggulan Wuling Masih Ada Hingga Desember 2024

Setelah semuanya berfungsi normal, mesin yang digunakan mampu menghasilkan tenaga 295 hp dan torsi 455 Nm, yang disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis 4-speed. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 6,8 detik. Sedangkan top speed mencapai 295 km/jam.

Secara sekilas, mobil coupe ini terlihat layaknya 300 CE dengan velg berukuran besar saja. Tapi jika melihat emblem 5.6 di kap bagasi, maka jangan coba-coba meremehkan performanya…

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x