Tren Motor Bebek Tua Bikin Pusing Kepala

13 September 2022 | 2:08 pm | Indra Alfarisy

Motor bebek tua bukan lagi jadi rongsokan. Sekarang sudah banyak diincar kolektor dengan harga fantastis!

Dunia TERBALIK! Ya, konotasi yang pas untuk membahas hal satu ini. Bagaimana bisa motor 2-tak berumur 30 tahunan dijual seharga sebuah mobil LCGC? Motor Bebek tua pula. Nyatanya motor-motor Retro Cub  dengan harga tinggi ini sukses mengisi ruang dunia sosial media Tanah Air.

Bukan hanya musiman semata, kini motor-motor bebek tua tersebut menjadi “priceless” bagi para kolektor maupun para pencari rupiah yang memiliki motor ini. Tak jarang komentar pro dan kontra warga net menjadi penentu dan pemilih saat melihatnya.

Mungkin hal baik yang bisa diangkat dari fenomena ini adalah mimpi yang tertunda. Biasanya pemilik motor ‘jarang’ seperti ini mempunyai keinginan besar untuk memilikinya di masa muda, lalu mulai mengoleksinya kala kehidupannya telah mapan. Tak heran, motor bebek tua 2-langkah ini dibangun dengan niat dan detail sempurna di hasil akhirnya.

Nah, seluruh pilihan motor retro cub di bawah ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang tentu menjadi pertimbangan konsumen dalam membelinya. Semua berkarakter dan memiliki nilai estetika tinggi. Bisa dipastikan jika motor-motor ini bukan tidak laku, namun syarat regulasi emisi bahan bakarlah yang mengharuskan seluruh motor 2-tak pensiun dini. Sekarang, hampir semua motor ini bangun dari tidur panjang dan menjadi koleksi spesial bagi para pemiliknya. Harganya? Jangan ditanya!

Penasaran? Inilah motor-motor bebek tua ajaib yang kini kian dicari dan diminati dengan animo tinggi. Dan ya, ini artikelnya panjang. 

Yamaha Alfa


Yamaha Alfa pertama kali meluncur sekitar 1988, meneruskan jabatan Yamaha V Series. Tampilan sporty menjadi andalan bebek 2-tak ini cepat diterima pasar, terutama oleh anak muda. Desainnya modern dan terbilang khas lewat gaya mengotak dan lampu belakang yang dinamis.

Yamaha juga menyematkan rangka model pipa dengan paduan body berbahan plastik agar motor ini lebih ringan, efisien dan memudahkan bongkar pasang dalam proses maintenance maupun perbaikan. Bebek ini ditenagai mesin 2-langkah 102cc bertenaga 7,79 hp dan torsi 8,82 Nm dengan teknologi Power Scoop, cukup agresif untuk saat itu.

Generasi penerusnya berlanjut memasuki tahun 90an, menelurkan model Alfa II, Alfa II R, Alfa II Z hingga stop produksi di tahun 1997 dan digantikan oleh Yamaha Sigma.

Yamaha Champ


Yamaha terus mengejutkan pasar Indonesia dengan meluncurkan Yamaha Champ, versi ‘ayam jago’ berbasis Alfa sekitar tahun 1991. Penampilannya berubah ganteng dengan hilangnya sayap depan, stang jepit berkelir emas, dan shock depan khas motor batangan. Selain itu, headlamp berada dalam batok lampu yang terpisah dari speedometer dan spakbor dan knalpot bergaya racing. Harganya masih masuk akal, Rp 20 jutaan dalam kondisi biasa saja. Meski ini sebetulnya mahal untuk motor tua. 

Baca juga :  Rawat Ban Serep Secara Berkala Agar Kondisinya Selalu Prima

Yamaha Force 1

Nah ini harganya masih bersahaja. Kecuali kalau Anda menemukan dalam kondisi mulus full orisinil ala pabrik. Kami melihat, yang paling mahal di pasar jual beli motor bekas daring adalah Rp 12 jutaan. Yamaha FORCE 1, hadir direntang pertengahan tahun 1992, masih mengusung desain bodi mengotak namun tampak lebih modern dari versi Alfa.

Pilihan velg jari-jari dan sistem pengereman tetap menggunakan perangkat tromol depan dan belakang. Yamaha FORCE 1 dibekali mesin dua tak 110 cc berpendingin udara didukung oleh teknologi Yamaha Performance Cooling System (YPCS).

Yamaha F1Z


Memasuki tahun 1994 Yamaha FORCE 1 facelift hadir dengan pengereman cakram di depan, dan knalpot racing dengan merubah panggilannya menjadi F1Z. Secara visual, bentuk bodi tetap identik dengan versi FORCE 1 hanya jauh lebih sporty berkat striping grafis yang menarik.

Harga di pasar motor bekas sekitar Rp 7-10 jutaan dalam kondisi biasa saja. 

Yamaha F1ZR


Seluruh jajaran F1Z mulai dibenahi kembali di tahun 1997. Yamaha resmi meluncurkan model F1ZR ke pasaran. Pengembangan semakin sempurna berkat perubahan lekukan bodi dengan garis tajam. Makin menarik dengan pilihan warna livery yang atraktif.

Motor ini makin dilirik dan dipuja konsumen saat Yamaha mulai menanamkan sistem kopling semi manual yang membuat pemiliknya merasa istimewa. Pada tahun 1999, Yamaha mengeluarkan edisi limited memperoleh sentuhan warna two-tone. Selain itu ornamen baru mulai bertebaran dari velg Casting Wheel (CW) dengan penambahan sentuhan kopling full clutch. Kopling ini menjadi fenomenal, karena sebutan ‘kopling banci’ perlahan hilang.

Yamaha F1ZR tetap mengusung mesin dua tak 110 cc, meski begitu motor ini terus menjadi juara di beragam ajang balap hingga memiliki edisi special livery, F1ZR Caltex. Livery Caltex ini yang konon harganya selangit karena langka. Satu lagi yang memakai warna dan logo Marlboro. Kisaran harganya agak buram. Tapi kami tidak menemukan yang harganya diatas Rp 30 jutaan. Mungkin karena F1ZR Caltex dan Marlboro lebih banyak disimpan. 

Yamaha 125 Z


Inilah motor balap ikonik Yamaha di akhir tahun 90an. Harga motor dua tak kompetisi tertua, yang tetap mahal hingga sekarang. Kala itu, Yamaha sangat serius dalam memasarkan produk satu ini, meskipun masih diimport dari Thailand.

Sangat disayangkan, jumlah stok unit dan penampakannya masih jauh dari kata ramai dibandingkan dengan seri Yamaha FORCE 1. Dan ini juga yang membuat Yamaha 125 Z akan terus menjadi pilihan favorit di kalangan komunitas dan kolektor motor 2-tak. Makanya 125 Z dibanderol tak masuk akal. ada yang sampai Rp 100 juta!

Yamaha Tiara S


Nah, saat pasar otomotif Indonesia baru bangkit melewati masa krisis moneter 1998, Yamaha mendatangkan Yamaha Tiara S di awal 2000-an. Dengan gaya ayam jago modern, bentuk bodinya makin race look dari mulai spakbor depan hingga buritan. Daya tariknya tinggi dengan paduan warna bodi merah putih merona. Yamaha Tiara juga disukai karena memiliki posisi duduk ergonomis yang nyaman. Hingga sekarang banyak yang bilang Tiara merupakan salah satu motor bebek ayam jago terbaik.

Baca juga :  Ribuan Motor Bebek Ramaikan Indonesia Cub Meeting 2024. 

Tiara S hadir  secara completely build up (CBU) dari Malaysia dengan suspensi belakang monoshock, disc brake ganda dan transmisi enam percepatan. Untuk jantungnya, Yamaha menyematkan mesin 2 tak berkapasitas 119cc, dengan tenaga 16,7 hp /7500 rpm dan torsi 15,5 Nm/7000 rpm. Ini pun harganya masih lumayan masuk akal, sekitar Rp 20 jutaan. 

Honda Nova
Honda Nova memang telah disuntik mati jaman sekarang. Diteruskan oleh Sonic kalau sekarang. Namun justru harga motor 2-tak Honda Nova makin mengerikan. Meroket tanpa masuk akal, namun begitulah kenyataannya. Coba bayangkan, motor ini harganya Rp 165 juta. 

Melalui jalur impor, motor ini masuk dalam dua varian, Nova R dan Nova S dibekali mesin 2-tak berkapasitas 110cc. Meskipun saat ini populasi unit Honda Nova sudah tidak banyak, namun para pemburu motor retro berduit tentu tak akan pernah lelah untuk memilikinya.

Honda Tena


Menggantikan generasi Nova series, Honda Tena pun hadir dengan meluncurkan ragam varian seperti Nova Tena S (kopling otomatis), Nova Tena R (kopling full), dan yang paling canggih Nova Tena RS (kopling manual dan transmisi close ratio). Seri Nova Tena RS pun dibagi menjadi dua berdasarkan kapasitas mesinnya, yaitu Tena RS 105cc dan Tena RS 110cc. Sementara, Tena RS 110 terbagi menjadi dua varian, Tena RS 110cc dan Tena RS 110cc Super. Selain di Thailand, bebek ayago ini juga sempat melegenda di ajang balap underbone Asia Tenggara era 90-an dan dikendarai oleh Ahmad Jayadi.

Honda Nova Dash RS 125


Honda Nova Dash RS 125 merupakan penerus dari generasi Honda Nova Tena RS. Menduduki singasana tertinggi di kelasnya, tak heran jika penampakan Nova Dash RS layak bersanding dengan motor legendaris seperti Honda NSR FSX dan Honda NSR SP. Honda Nova Dash hadir menggantikan Tena dengan kapasitas mesin yang didongkrak menjadi 125cc.

Langkah ini terbukti ampuh membuat tenaganya meningkat hingga 21,6 hp. Lepas mendapatkan facelift, Nova Dash pun mengakhiri nama besarnya di medio 2000 an. Untuk harga motor ini sekarang, mungkin bisa dibandingkan dengan harga sebuah mobil mewah. Penelusuran kami, harganya menyentuh Rp 550 jutaan. Ini antara yang jual asal pasang harga, atau memang sebegitu bernilainya?

Suzuki Satria

Perang motor retro 2-tak di tahun 1998 tentu terasa kurang seru tanpa perlawanan dari Suzuki. Nama Satria pun menjadi legenda sejak kemunculannya di tahun 1997 dalam menggantikan generasi Suzuki Tornado dengan nama jual Satria 120S. Motor 2-tak yang diproduksi dengan platform sport underbone atau yang dikenal dengan sebutan motor bebek sport ini memiliki akselerasi yang bagus, dan cepat dalam menggapai top speed.

Baca juga :  Siapkah Chery J6 Menggebrak Pasar SUV EV Tanah Air?

Suzuki menanamkan mesin tegak bertenaga 13 hp dengan torsi 12.7 Nm tertinggi di kelasnya dibanding kompetitor era 90an saat itu. Mesin ini dipadukan dengan transmisi 5-speed otomatis tanpa kopling manual. Sistem suspensi belakang lahir dengan teknologi monoshock dan rangkanya mengandalkan Suzuki Computer Analyzed Frame. Masih mengandalkan sistem pendingin Jetcooled yang legendaris, generasi pertama Satria mengambil Basic Suzuki RG Sport 110 Malaysia lalu membengkak menjadi 120 cc saat masuk ke pasar Indonesia.

Suzuki Satria RU 120 R

Setahun kemudian, Suzuki kembali melepas jajaran terbaru Satria dengan meluncurkan Satria 120 R dengan Kopling manual 6-Speed layaknya motor Sport. Rasionya lebih padat dengan ukuran karburator lebih besar Satria sport ini memiliki daya 13,5 hp dan torsi 13,2 Nm. Minus Electric Starter, bobotnya hanya 100 Kg. Meskipun begitu, model ini pun harus stop produksi di tahun 2003. Menariknya, bebek sport ini mendapat julukan ‘lumba-lumba’ karena bentuknya. Livery yang menghiasi sekujur badannya pun sangat menarik dengan paduan warna two-tone dengan velg CW.

Suzuki Satria 120 R


Memasuki tahun 2003, Generasi Satria kembali meluncur secara CBU utuh dari Malaysia dan didapuk sebagai penerus generasi ‘lumba-lumba. Mendapat ubahan total pada desainnya, semua serba proporsional dan modern. Satria versi sport ini memiliki mesin bertenaga 15,28 hp serta torsi 1,50kgmf yang disalurkan melalui transmisi manual 6-speed.

Dua tahun kemudian, munculah regulasi emisi gas buang yang menyuramkan masa depan bagi jajaran Satria 120R series karena harus stop penjualan dan merelakan keinginan setiap orang untuk membelinya. Fakta menariknya, generasi Satria versi 2-tak ini pun Kembali mendapat julukan ‘Hiu’ karena bentuk garis menajam yang ada di setiap bodinya. Harga jualnya pun saat ini terkerek naik dan menjadi langka untuk mencari yang murah.

Suzuki RK Cool


Sama seperti Satria, Suzuki RK COOL menjadi pilihan bebek sport 2-tak berstatus CBU (Complete Buit Up) lainnya yang diimpor langsung dari Thailand oleh Suzuki. Mengusung desain ayam jago, gaya Racy look kental dihadirkan oleh penampilannya. Sama seperti Yamaha Tiara yang populasinya terbatas banget, karena memang bukan diproduksi dalam negeri seperti F1ZR, Tornado dan Satria 120R. Bisa dimaklumi jika harga bekasnya dipasaran tergolong tinggi untuk motor dengan kondisi normal, CBU yang langka .

Suzuki RK Cool dibekali mesin dengan karburator tegak, 2-tak 1-Silinder berkapasitas 110 cc sistem dengan trasnmisi 5-speed. Dengan Bore x Stroke 52,5 x 50,5 mm dalam kondisi standar diklaim mampu mencapai kecepatan 120 kilometer per jam. Motor ini menjadi model kedua yang beredar di Indonesia setelah Suzuki meluncurkan model RC Sprinter ditahun 90an. Namun sangat sayang jika kehadirannya cukup singkat dan tak terlalu banyak dipasaran, sehingga menjadikan motor ini langka dan banyak dicari saat.

Rizki Vox

Foto: Berbagai sumber

 

5 1 vote
Article Rating

Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x