Pada era 1980an, Mercedes-Benz pernah memperkenalkan seri 190 atau W201, yang seketika langsung mendapat julukan ‘Baby Benz’ dari banyak konsumennya. Panggilan mesra tersebut tentu saja karena dimensi bodinya yang kompak dan lebih kecil dari sejumlah produk Mercedes-Benz kala itu. Salah satu alasan kenapa Mercedes-Benz menciptakan W201 ialah untuk bersaing dengan BMW Seri 3 (E30).
Ukuran bodi kompak tadi berhasil mengundang sejumlah tuner maupun rumah modifikasi untuk melakukan ubahan pada Mercedes-Benz W201. Brabus pun tak ingin ketinggalan untuk mengoprek W201, agar mobil ini mampu memiliki performa yang sangar. Di tahun 1988, Brabus sempat membuat unit prototipe Brabus 190E 3.6S.
Brabus tanpa ragu melepas fitur a/c, peredam kabin, dan jok belakang W201 ini. Mesin enam silindernya pun didongkrak kapasitasnya hingga 3,6 liter. Namun mobil prototipe berbobot ringan tersebut dianggap terlalu brutal untuk konsumen loyal Brabus. Akhirnya unit prototipe tadi dikonversi menjadi Brabus 190E 3.6-24, yang kemudian dilengkapi sistem a/c dan jok belakang.
Sekitar 20 tahun setelah Brabus memperkenalkan 190E 3.6S atau di tahun 2008, salah satu direktur Brabus, Sven Gramm, jatuh cinta dengan mobil itu dan ingin membuat ulang Baby Benz sangar seperti di tahun 1988. Brabus pun membeli sebuah Mercedes-Benz 190E 2.6 bertransmisi manual dan dalam kondisi standar. Kebetulan mobil ini telah dilengkapi dengan tangki bahan bakar model ‘long range’ dan aki berkapasitas besar.
Sven Gramm menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk mencari data blueprint dan komponen Brabus 190E 3.6S di gudang milik Brabus. Sekitar 10 bulan, W201 standar tadi bertransformasi menjadi 190E 3.6S. Komponen orisinal dari gudang digunakan, sedangkan komponen yang tidak tersedia pun terpaksa dibuat ulang.
Brabus 190E 3.6S atau yang dijuluki Brabus Lightweight ini dicat warna Signal Red. Bodi sengaja tidak terlalu banyak modifikasi, cukup menggunakan bumper depan dengan spoiler dan spoiler belakang di kap bagasi. Sokbreker Bilstein Sport dan per Eibach Pro Kit menemani cakram rem berukuran 286 mm serta kaliper berperforma tinggi di balik velg Brabus Monoblock 1 berukuran 16 inci.
Interior Brabus Lightweight ini jauh dari kesan mewah dan nyaman. Sepasang jok balap Recaro Spa Kevlar dengan sabuk pengaman empat titik seolah memang berada di tempat semestinya, ditambah roll cage alumunium buatan Weichers untuk kabin bagian belakang. Lingkar kemudi asli pun diganti dengan Brabus Sport type II.
Mesin enam silinder berkode M103 2,6 liter mendapat modifikasi besar-besaran. Ruang silinder diperbesar, disertai dengan penggunakan camshaft berdurasi tinggi, intake manifold model high-flow, hingga sistem knalpot performa tinggi bermaterial stainless steel. Sistem pendinginan pun tak main-main, karena didukung juga oleh pendingin oli mesin dan pendingin oli transmisi.
Terbukti mesin 190E 3.6S ini mampu menyemburkan tenaga maksimum 286 hp dan sukses mengantarnya hingga top speed 252 km/jam. Jika dibandingkan dengan Mercedes-Benz 190E 2.5-16 Evolution II, maka Brabus 190E 3.6S ini masih lebih unggul dalam segi performa. Asyiknya lagi, mobil ini tentu lebih eksklusif…