Hyundai Bakal Produksi IONIQ 3 di Turki?

Tersiar kabar jika mobil studi desain Concept THREE yang bakal menjadi IONIQ 3 akan diproduksi Hyundai di İzmit, Turki mulai awal tahun 2026 mendatang.

Salah satu sumber info tersebut berasal dari Murat Berkel yang saat ini menjabat sebagai General Manager Hyundai Turkiye.

“Mobil ini (IONIQ 3) akan menjadi mobil listrik pertama Hyundai Motor’s yang dibuat di Eropa, dan produksinya di Turki,” papar Murat Berkel saat diwawancarai kantor berita Turki, Anadolu Agency (AA).

Prediksi seputar Hyundai Concept THREE yang akan diproduksi sebagai mobil listrik IONIQ 3 kian terang benderang. Tak salah pula jika Berkel menyebut IONIQ 3 jadi mobil listrik Hyundai pertama yang dibuat di Eropa. Langkah penguatan ekspansi Hyundai di pasar EV Eropa? Nampaknya demikian arahnya.

Türkiye (Turki) merupakan negara yang unik. Separuh wilayahnya masuk benua Asia dan sebagian lainnya ada di benua Eropa. Hanya saja hingga kini Turki masih belum diterima sebagai anggota organisasi Uni Eropa. Lalu bagaimana kesiapan lini produksi yang akan menjadi tempat lahirnya IONIQ 3?

Made in Türkiye

Hyundai sebenarnya sejak awal Maret 2025 sudah memberi sinyal saat mengumumkan akan memproduksi sejumlah model mobil termasuk mobil listrik di İzmit, Turki. Hanya tak dijelaskan secara rinci model mobilnya.

Hal tersebut memperkuat dugaan bakal ada model mobil listrik baru. Pasalnya, Hyundai Motor Group sejak Januari 2024 lalu telah melakukan kontrak dengan Posco selaku pemasok suku cadang komponen inti motor elektrik. Sebanyak 550.000 unit komponen yang dipesan dikirimkan ke pabrik Hyundai di Turki untuk masa kontrak selama 10 tahun hingga 2034 mendatang.

Sebagai catatan, pabrik perakitan yang berlokasi di İzmit, Turki telah beroperasi sejak tahun 1997. Ini adalah basis produksi pertama Hyundai di luar Korea Selatan dan telah memproduksi 3 juta unit kendaraan.

Saat ini operasional produksi pabrik ini dikelola oleh Hyundai Motor Türkiye, yang cikal bakalnya merupakan kemitraan Hyundai Motor Group dan perusahaan lokal, Turkish Kibar Holding.

Hyundai menjadi produsen kendaraan nomor lima terbesar di Turki. Pada tahun 2024 lalu pabrik ini memproduksi 242.016 unit kendaraan. Kempuan produksinya cukup optimal, lebih dari 90 persen.

Dengan luas areal 100 hektar, pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 245.000 unit kendaraan pertahun. Model yang kini diproduksi yakni Hyundai i10 dan i20 serta Bayon. Namun karena sedang dalam tahap konversi lini produksi untuk EV, kapasitas produksi sementara waktu direduksi menjadi hanya 190.000 unit.

Sekira 55 persen komponen dan bahan baku produksi kendaraan dipasok oleh lebih dari 50 produsen lokal. Sebanyak 85 persen unit kendaraan yang diproduksi di pabrik ini diekspor ke berbagai negara di Eropa dan selebihnya untuk memenuhi permintaan pasar domestik Turki.

IONIQ 3 nantinya akan menjadi mobil listrik kedua yang diproduksi di Turki setelah mobil listrik buatan brand lokal, TOGG.

IONIQ 3

Mobil konsep yang dipamerkan Hyundai di Munich yakni Concept THREE hanya sebatas gambaran desain eksterior maupun interior secara garis besar.

Saat diproduksi dalam wujud IONIQ 3, tentu akan ada cukup banyak penyesuaian baik desain maupun teknis. Bodi mobil compact ini panjangnya 4,29 m, dengan lebar 1,94 m dan tingginya 1,43 m. Sedikit lebih kecil dari IONIQ 5. Jika dilihat dari desainnya yang ala IONIQ 5 N, apakah kemungkinan bakal ada versi IONIQ 3N? Hmm…boleh jadi…

Walau belum disebutkan detail teknisnya, namun platform yang digunakan nantinya sama seperti IONIQ 5 yakni Electric Global Modular Platform (E-GMP). Dengan platform modular khusus mobil listrik E-GMP ini, maka cukup banyak variasi segmen kendaraan yang bisa diproduksi. Yang membedakan antar model hanya konstruksi baterai, bodi serta motor elektrik penggeraknya. Hyundai dan Kia menggunakan platform ini untuk lini mobil listrik kedua pabrikan.

Perihal sistem kelistrikan yang digunakan, masih belum dapat dipastikan apakah versi 400-volt atau voltase tinggi 800-volt. Jika merujuk pada model Kia EV3, EV4 dan EV5 yang sudah ada, maka opsi sistemnya adalah versi 400-volt. Tentunya agar biaya produksi lebih ekonomis sehingga harga jual bisa lebih terjangkau. Pada versi 400-volt, ada 2 opsi baterai yang kemungkinan ditawarkan, yakni 60.3 kWh dan 81.4 kWh yang dipadukan dengan motor elektrik tunggal penggerak roda depan (FWD) beroutput hingga 160 kW.

Prospek Pasar Yang Menjanjikan

Seperti halnya Indonesia, pasar mobil listrik di Turki baru mulai tumbuh. Saat ini populasi mobil listrik di Turki telah tembus 200.000 unit kendaraan. Hanya dalam kurun waktu lima tahun, penjualan mobil listrik di Turki mengalami pertumbuhan dari 1 persen menjadi 15 persen. Diprediksi pada tahun 2030 mendatang, populasi mobil listrik di Turki bakal mencapai angka 1 juta unit. Itu baru Turki, belum ditambah pertumbuhan EV di Eropa yang cukup pesat dan jadi prospek pasar yang menjanjikan.

Pasar mobil bekas (mobkas) terutama mobil listrik di Turki pun tak terpengaruh rumor dan trend bahkan “gorengan”makelar. Harga jual mobil listrik seken di Turki cenderung stabil, tak terlalu anjlok dari harga barunya. Tentu saja harga bergantung model, kondisi mobil serta tahun pembuatan. Konsumen membeli mobil listrik seken karena memang butuh dan harganya lebih terjangkau sesuai budget yang dimiliki.

Seperti di Eropa, konsumen di Turki amat menyadari mobil listrik lebih ekonomis. Biaya tagihan listrik untuk pengecasan di rumah pun tak mahal. Rerata hanya 450 Lira Turki atau sekira Rp 178 ribuan untuk pengecasan daya setara jarak jelajah 600 km. (kurs 1 Lira Turki = Rp 396,-).

Sekarang kita bandingkan dengan pengguna mobil peminum bensin. Harga bensin di Turki rerata 52 Lira atau setara Rp 20 ribuan per liter. Dengan konsumsi BBM paling irit 5-6 liter/100 km, butuh 30-36 liter bensin untuk jarak 600 km. Biaya yang harus dikeluarkan sekira Rp 600-720 ribuan. Terlihat jelas kan bedanya, mobil listrik jauh lebih ekonomis.

Hyundai saat ini memproduksi mobil listrik Kona Electric untuk pasar Eropa di Nosovice, Republik Ceko. Sedangkan lini model IONIQ dan Hyundai Inster EV masih diproduksi di Korea Selatan. Dengan dimulainya produksi IONIQ 3 di Turki, maka rantai pasok mobil listrik Hyundai untuk pasar Eropa kian kuat. Semoga strategi ekspansi Hyundai di pasar mobil listrik Eropa sudah pada jalan yang benar dan tepat.

Ekspansi Hyundai Motors: Bangun Pabrik di Arab Saudi

Rencana ekspansi Hyundai Motors ke pasar otomotif kawasan Timur Tengah nampaknya disambut hangat oleh Kerajaan Arab Saudi. Pasalnya, sejak beberapa tahun terakhir ini Arab Saudi sangat berambisi menjadi pusat industri otomotif di kawasan Timur Tengah.

Rencana jangka panjang yang dirintis oleh Pangeran Salman telah dimulai sejak tahun 2023 ketika pabrikan mobil listrik Lucid membuka pabrik perakitan Advanced Manufacturing Plant 2 di Arab Saudi.

Lucid melakukan perakitan mobil listrik Air di pabrik tersebut, namun dengan skema semi-knock-down (SKD). Paket komponen yang akan dirakit dikirim dari pusat produksi Lucid di Casa Grande, Arizona, AS.

Arab Saudi Pasar Potensial Hyundai

Nah…kini giliran Hyundai Motors mencoba untuk masuk ke Arab Saudi dan menjadikan negara tersebut sebagai basis produksi.

Hyundai Motors memproyeksikan Arab Saudi sebagai langkah strategis untuk bisa menguasai pasar otomotif di Timur Tengah yang tengah berkembang pesat. Pasalnya, saat ini Arab Saudi menempati porsi 34% pangsa pasar otomotif di Jazirah Arab.

Pada tahun 2024 lalu sebanyak 2,49 juta unit kendaraan terjual di kawasan Timur Tengah. Sekira 840.000 unit terjual di Arab Saudi. Selain itu, Arab Saudi menempati porsi separuh angka penjualan kendaraan Hyundai di 14 negara kawasan Timur Tengah pada kuartal pertama tahun ini.

Dari 60.000 unit mobil Hyundai yang terjual di Timur Tengah, lebih dari 34.000 unit terjual di Arab Saudi. Jelas sebuah potensi pasar yang sangat besar dan menggiurkan.

Pabrik Hyundai Arab Saudi

Kemitraan antara pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Hyundai Motors pun diwujudkan. Pabrik perakitan kendaraan Hyundai saat ini mulai dibangun di Arab Saudi. Lokasi yang dipilih pun istimewa yakni King Salman Automotive Cluster yang ada di kota baru industri King Abdullah Economic City.

Acara seremoni peletakan batu pertama konstruksi pabrik tersebut dihadiri lebih dari 200 tamu penting. Mulai dari Chang Jae-hoon, Hyundai Motor Group vice chairman; Moon Byung-jun, Duta Besar Korea Selatan untuk Kerajaan Arab Saudi; Yazeed A. Al-Humied, Deputi Gubernur Dana Investasi Pubrik Kerajaan Arab Saudi, serta Bandar Ibrahim Al-Khorayef, Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi.

Fasilitas manufaktur Hyundai Motor Manufacturing Middle East (HMMME) di Arab Saudi merupakan kerjasama investasi antara Dana Investasi Pubrik Kerajaan Arab Saudi dengan porsi 70%, dan Hyundai Motors memiliki andil sebesar 30%.

Rencananya, pabrik tersebut akan mulai beroperasi pada penghujung tahun 2026. Sebagai tahap awal, kapasitas produksinya sekira 50.000 unit kendaraan pertahun. Tak hanya memproduksi mobil listrik, tapi juga mobil bermesin motor bakar jenis hybrid.

Kerjasama investasi tersebut tentu saja akan memberi keuntungan kepada kedua belah pihak. Di satu sisi, visi Kerajaan Arab Saudi untuk menjadi basis industri otomotif di kawasan Timur Tengah dapat terwujud. Selain itu, pabrik ini akan menyerap tenaga kerja lokal. Di sisi lain, Hyundai Motors tak sekadar menjadikan Arab Saudi sebagai basis produksi dan jaringan distribusi pasar ekspor kawasan Timur Tengah. Tapi juga akan merambah ke kawasan terdekat seperti Afrika Utara. Ya, hanya soal waktu…