Yamaha Neo’s, Skutik Imut dan Bikin Kepincut

Unit skuter listrik Neo’s yang akan digunakan Yamaha dalam uji swap battery dipamerkan pada event IMOS 2025. Banyak pengunjung yang penasaran dengan skutrik mungil ini. Namun seperti model skutrik terdahulu yakni E01, unit Neo’s tidak dijual karena hanya untuk kebutuhan riset dan evualuasi.

Skutrik Yamaha Neo’s akan digunakan para pengemudi ojek online (ojol) dalam riset swap battery alias tukar baterai tersebut.

Riset tersebut merupakan program dari Yamaha Motor Company yang bekerjasama dengan penyedia jasa ojek online Tanah Air dan difasilitasi oleh Yamaha Indonesia. Salah satu yang menjadi mitra kerjasama dalam riset ini adalah Grab.

Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) telah melakukan sejumlah riset serupa yang dimulai sejak 2017 dengan skutrik e-Vino. Pada 2022, prototipe E01 juga diuji di Indonesia dengan melibatkan penguji dari kalangan konsumen.

Berbeda dengan model prototipe E01 yang menggunakan baterai permanen, Neo’s dibekali baterai portable mirip e-Vino yang menggunakan sistem tukar baterai.

Para pengemudi ojol saat ini banyak yang menggunakan skutrik sistem tukar baterai. Kepraktisan dalam hal lepas pasang baterai yang memudahkan pengecasan di titik stasiun pengisian daya baterai jadi alasan utama.

Dalam evaluasi ini, Grab akan menggunakan skutrik Neo’s untuk para pengemudi ojol dengan sistem sewa. Ketersediaan pasokan baterai dipusatkan di Stasiun Grab Cakung untuk wilayah operasional Jabodetabek. Pihak Yamaha mengatakan jika evaluasi tukar baterai dengan skutrik Yamaha Neo’s akan berlangsung selama beberapa bulan.

Tak sekadar riset dan evaluasi teknis. Kedua belah tentunya berharap hasil evaluasi ini nantinya akan membuka peluang skema bisnis baru.

Yamaha Neo’s

Model skuter listrik (skutrik) Neo’s adalah jenis swap battery yang saat ini diproduksi Yamaha di Vietnam untuk menenuhi pasar ekspor berbagai negara di Eropa. Unitnya sudah diperkenalkan di Indonesia dalam beberapa kesempatan, termasuk pada event IMOS 2025.

Dengan panjang 1.875 mm, lebar 695 mm, 1.120 mm, tinggi jok 795 mm, serta Ground Clearance 148 mm, posturnya cukup ideal untuk orang Indonesia. Bobotnya yang 98 kg (termasuk baterai) terbilang ringan.

Sistem penggerak memanfaatkan motor elektrik dengan output daya 2,3 kW serta torsi puncak 138,3 Nm.

Berbekal baterai portable swapable BMF1 jenis Lithium-ion yang dibekalkan beroutput 2 kW (51,1 V/ 23,2Ah). Konsumsi energi skutrik ini dikatakan cukup ekonomis yakni 31,24 Wh per km. Satu unit baterai memiliki jarak tempuh maksimum mencapai 72 km dalam kondisi daya penuh. Cukup untuk mobilitas harian dalam kota.

Pengecasan dengan sumber listrik standar berarus AC voltase 220V, butuh waktu 9 jam seperti tertulis dalam.situs resmi Yamaha Vietnam. Baterai dapat dilepas-pasang dengan mudah sehingga cukup praktis. Pengendara tidak perlu kehilangan waktu terlalu lama untuk mengisi daya.

Studi dan evaluasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat reputasi Yamaha sebagai pelopor mobilitas ramah lingkungan yang keberlanjutan di industri otomotif Tanah Air.

Yamaha Tracer

Setelah YECVT, Yamaha Beberkan Transmisi Otomatis Y-AMT

Setelah memperkenalkan CVT yang bisa ‘pindah gigi’ dan menamakannya YECVT, kini pabrikan motor Jepang tersebut mengumumkan transmisi Yamaha Automated manual Transmission (Y-AMT).

Perseneling ini mirip dengan DCT yang digunakan oleh beberapa motor besar Honda. Misinya pun sama, memungkinkan rider untuk pindah gigi tanpa harus menarik kopling.

Transmisi otomatis Y-AMT

Seperti DCT Honda, transmisi ini bisa juga dioperasikan secara manual. Sekali lagi, tanpa menarik kopling. Cukup mengoperasikan tuas + dan – di bagian kiri setang. Plus untuk naik gigi, minus untuk kebalikannya.

Secara default, saat motor menyala transmisinya akan beroperasi otomatis sepenuhnya. Untuk mengubah ke perpindahan manual, tinggal tekan switch.

Switch transmisi Y-AMT

Mode berkendara transmisi otomatis, secara default akan ada di D (Drive). Yamaha mengatakan di mode ini, perpindahan giginya akan halus dan cocok buat di dalam kota atau touring santai jarak jauh.

Untuk perpindahan otomatis yang lebih agresif, ada mode D+. Perpindahan akan terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Dengan transmisi Y-AMT ini, masih menurut Yamaha, pengendaranya bisa lebih fokus menikmati performa yang disuguhkan. Perpindahan gigi akan tetap linear sesuai dengan yang diminta oleh rider-nya.

Lalu, mau dipasang di motor yang mana? Yamaha belum bilang. Tapi sepertinya, motor-motor besar untuk jarak jauh seperti Yamaha Tenere atau Tracer yang akan kebagian lebih dulu.

Semoga saja mereka juga mau memberikan transmisi ini untuk motor kelas menengah ke bawah, terutama yang lebih sering ada di dalam kota. Semoga.