7 Kolaborasi Pabrikan Yang Tidak Disangka
Banyak mobil yang aslinya dibuat oleh siapa, logonya menggunakan apa. Ini yang paling mengejutkan.
Rebadge atau ganti logo adalah hal biasa dalam industri otomotif. Ini bentuk kolaborasi untuk saling menguntungkan. Karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan, biasanya hal ini dilakukan. Dekati yang bikin mobil, iming-imingi sesuatu, kalau oke, ganti logo dan merek. Jual.
Di Indonesia, Anda pasti ingat Suzuki Ertiga dan Mazda VX1. Atau Carry Futura dan Colt T 120 SS, Mitsubishi Maven dan Suzuki APV? Itu contohnya. Tapi tidak terbatas di Indonesia, industri otomotif global juga banyak yang melakukan.
Masalahnya, ada saja yang tidak disangka-sangka. “Oh, ini mobil itu?” adalah pertanyaan dan pernyataan yang keluar saat melakukan penelusuran untuk artikel ini. Isuzu jadi Honda, Land Rover jadi Honda, Honda jadi Triumph, Nissan jadi Suzuki dan lainnya. Tentu ada beberapa yang tidak dapat kami sebutkan karena Anda akan ketiduran membacanya.
Honda – Isuzu
Tahun 1999 untuk berkiprah di pasar Amerika Utara, Honda perlu SUV. Tapi mereka belum siap. Honda memang agak terlambat untuk berkiprah serius di arena mobil tinggi. Jadilah minta tolong Isuzu. Dengan syarat, Honda memberikan MPV untuk ganti logo. Ini juga demi Isuzu menancapkan kukunya di segmen MPV keluarga di negara Bill Clinton itu.
Lahirlah Honda Passport dan Isuzu Oasis. Yang pertama adalah Isuzu Rodeo, yang kedua Honda Odyssey. Apes penjualan keduanya tidak berhasil. Isuzu Oasis mati karena tidak laku, Passport terseok-seok. Hingga akhirnya Honda menggelontorkan SUV Passport yang asli bikinan mereka sendiri, tahun 2002. Malah sukses hingga sekarang.
Suzuki – Nissan
Sejak Jimny dibilang mobil tidak kompeten di Amerika Serikat, Suzuki seperti tergelincir menuju jurang kebangkrutan. Mencoba bangkit, mereka harus punya produk pickup double cabin. Masalahnya, sejak dulu Suzuki tidak pernah buat mobil seperti ini.
Nissan pun mereka dekati. Suzuki minta tolong agar diizinkan me-rebadge Frontier (Navara). Tepatnya generasi Navara D40 yang keluar pertama tahun 2004. Lahirlah Suzuki Equator yang mulai dijual pada 2009. Perbedaan signifikan ada di grille yang lebih besar ketimbang Frontier.
Umurnya tidak panjang. 2012 selesai diproduksi dan dijual. Total 5.808 unit berpindah ke konsumen. Sedihnya, Frontier laku lebih dari 50 ribu unit di masa yang sama. Suzuki roda empat pun angkat kaki dari Amerika Utara. Saat ini, Suzuki masih menjual motor dan ATV di negara itu.
Honda – Land Rover
Rasa penasaran Honda terhadap pasar SUV tidak hanya di Amerika Serikat. Di tanah sendiri pun begitu. Namun sekali lagi, karena tidak punya produk, mereka dekati pabrikan lain. Sekarang dengan Land Rover. Kerjasama Honda dan Rover, induk Land Rover sebetulnya lebih dari ini. Ceritanya ada di bawah.
Singkatnya, tahun 1993 Land Rover Discovery 1 diboyong ke Jepang. Lengkap dengan mesin V8 dan gerak empat roda. Namanya jadi Honda Crossroad. Inilah satu-satunya produk berlambang Honda yang menggunakan penggerak V8. Tidak ada lagi. Mobilnya sama persis sampai ke masalah teknisnya.
Lalu, perselisihan antara Honda dan Rover yang dibeli oleh BMW hampir membuat pabrikan Jepang itu memberhentikan program Discovery-Crossroad. Namun akhirnya tetap berjalan hingga Discovery 1 tutup produksi tahun 1998. Setelah itu, Honda melahirkan CR-V, buatan mereka sendiri yang laris sampai sekarang. Nama Crossroad sendiri sempat muncul lagi tahun 2007. Kali ini Honda betulan. Namun tidak ada penerusnya lagi karena Honda fokus ke CR-V dan Honda Passport.
Honda – Triumph
Triumph Acclaim, kalau belum pernah dengar tidak apa. ini mobil yang hanya ada di Inggris dan mungkin beberapa mendarat juga di daratan Eropa dan Australia. Acclaim muncul pada 1981 dan diproduksi hingga 1984. Basisnya adalah Honda Ballade, kalau dilihat ini sebetulnya versi sedan dari Civic Excelent yang ada di Indonesia.
Diawali dari British Leyland (BL, induk Triumph, Rover, Land Rover saat itu) yang mencari mitra untuk membuat sedan menengah, Honda dan Chrysler jadi kandidat utama. Tapi Honda Ballade lebih meyakinkan B.O.D Rover. Hampir tidak ada bedanya antara Ballade dan Triumph Acclaim. Hanya bagian interior disesuaikan agar mengikuti selera orang Inggris.
Ini kolaborasi yang sukses. Selama tiga tahun, mobil bisa terjual lebih dari 130 ribu unit. Kerjasama antara BL dan Honda pun memanjang. Berikutnya ada lagi Rover 213 yang merupakan Honda Civic Wonder, dan seterusnya.
Opel – Subaru
Chevrolet Zafira, MPV yang pernah sukses di Indonesia punya banyak nama di luar sana. Aslinya ini adalah Opel Zafira. Di Indonesia jadi Chevrolet, di Inggris sebagai Vauxhall Zafira. Di jepang juga ada. Namanya Subaru Traviq.
Kok Subaru? Merek Jepang itu pernah berada di bawah naungan General Motors (GM) sekitar tahun 1999. Tidak sepenuhnya, karena hanya memiliki saham 20,1 persen. Itupun dibeli dari Nissan yang saat itu sedang perlu uang.
Subaru pun tidak keberatan saat harus menjual MPV. Toh mereka akhirnya punya yang disebut monobox-van. MPV tiga baris dengan platform monokok. Sebelumnya pernah ada Domingo, tapi tidak monokok dan tidak sukses. Traviq, selama 2001 hingga terakhir dijual tahun 2005, mencatatkan penjualan 12.000 unit.
Toyota – Suzuki
Mungkin tidak terlalu mengejutkan, tapi produk dan bentuk kerjasamanya patut diperhatikan. Toyota perlu market lebih besar, di pasar yang sulit mereka kuasai, India. Jadi mereka ‘nebeng’ Maruti Suzuki untuk bisa menjual Suzuki Baleno sebagai Toyota Glanza. Kerjasama ini berlangsung lancar.
Diluncurkan 2019, Glanza bisa diterima dengan baik meski di India Suzuki juga memasarkan Baleno. Toyota Glanza juga dinamai Toyota Starlet di pasar Afrika Selatan.
Tentu yang namanya kerjasama, harus ada timbal balik. Di Eropa, Suzuki mengganti nama Toyota Corolla station wagon jadi Suzuki Swace. Diperkenalkan pada November 2020. Ini mobil bentuknya keren sekali.
Mitsubishi – Dodge
Kalau Anda sempat mampir ke Mexico, jangan kaget melihat Mitsubishi Mirage beda logo dan grillnya. Ini adalah Dodge Attitude yang basisnya Mitsubishi Mirage Sedan (Attrage). Ini ceritanya juga tidak jauh-jauh. Dodge ingin masuk ke pasar negara berkembang, tapi tidak punya waktu untuk mengembangkan yang baru. Ya sudah, minta izin saja sama yang punya mobil yang sesuai. Mitsubishi Mirage jadi basis Dodge Attitude generasi ketiga. Dua generasi sebelumnya menggunakan Hyundai Accent.