BYD Ti7 PHEV Debut di Bangkok, Siap Masuk Indonesia 2026?

Tren elektrifikasi global membuat banyak pabrikan terus mencari format teknologi paling ideal bagi konsumen. Meski mobil listrik murni tengah menjadi sorotan, kenyataannya tidak semua pengguna langsung siap beralih. Keterbatasan infrastruktur pengisian dan kekhawatiran soal jarak tempuh membuat kendaraan hybrid, terutama plug-in hybrid (PHEV) menjadi jembatan transisi yang paling realistis.

Dari sinilah BYD melihat peluang besar, kemudian menampilkan salah satu SUV PHEV terbarunya, BYD Ti7 PHEV, dalam ajang Bangkok Motor Expo 2025.

Penampilan Perdana

Unit yang dipamerkan di Thailand merupakan versi pasar domestik Tiongkok (Fang Cheng Bao Ti7), termasuk layout setir kiri serta emblem beraksen Mandarin. Meski belum merupakan versi produksi khusus pasar Asia Tenggara, kehadirannya cukup menarik perhatian karena memberi gambaran jelas arah pengembangan SUV plug-in hybrid BYD untuk pasar global.

Secara harga, Ti7 diposisikan sebagai SUV PHEV yang kompetitif. Di Tiongkok, banderolnya berada di kisaran 179.800–219.800 yuan (sekitar Rp445–545 juta). Respons pasar pun luar biasa—mencatat lebih dari 50.000 unit dalam hanya 80 hari. Berdasarkan data China EV DataTracker, penjualan September–Oktober mencapai 28.152 unit, ditambah lebih dari 21.850 unit sepanjang November 2025. Tak heran jika BYD semakin percaya diri membawa model ini ke negara lain.

Teknologi PHEV DM-i Berbeda dari PHEV Biasa

Keunggulan utama Ti7 terletak pada penerapan teknologi DM-i (Dual Mode Intelligent). Tidak seperti PHEV konvensional yang mengandalkan kerja paralel antara mesin bensin dan motor listrik, DM-i dirancang dengan filosofi berbeda. Motor listrik tetap menjadi penggerak utama, sedangkan mesin bensin hanya bertugas sebagai generator daya ketika baterai membutuhkan suplai energi. Konsep ini serupa dengan EREV (Extended Range Electric Vehicle), sehingga sensasi berkendara lebih dekat dengan EV murni—halus, responsif, dan minim konsumsi bahan bakar ketika baterai terisi penuh.

SUV ini dibangun menggunakan platform DM 5.0, lengkap dengan sistem dual-motor 4WD yang dipadukan mesin bensin 1.5 liter turbo. Tenaga mesin internalnya mencapai 115 kW (154 hp), sementara output total dari kombinasi motor listrik mampu menghasilkan 360 kW (483 hp). Distribusi torsi dikendalikan lewat sistem torque vectoring, memastikan stabilitas optimal saat melewati permukaan licin atau membutuhkan traksi lebih tinggi.

Tak kalah impresif, BYD membekalkan baterai LFP berkapasitas 35,6 kWh, yang membuat Ti7 mampu menempuh jarak EV hingga 190 km (standar CLTC)—angka yang sangat besar untuk ukuran sebuah PHEV. Akselerasi 0–100 km/jam pun sanggup dituntaskan hanya dalam 4,5 detik, menjadikannya salah satu SUV PHEV tercepat di kelasnya.

Interior Futuristis dengan Tujuh Layar Digital

Masuk ke interior, suasana kabin BYD Ti7 terasa lapang berkat dimensi 4.999 mm (P), 1.995 mm (L), dan 1.865 mm (T). Nuansa putih elegan membuat kabin tampak premium. Pintu belakang model swing-out memberikan kemudahan akses bagasi, sekaligus memperkuat karakter SUV praktis.

Salah satu daya tarik paling unik adalah keberadaan tujuh layar digital, mencakup display utama 15,6-inci, panel instrumen 12,3-inci, Widescreen Head-Up Display 26 inci, dua layar kontrol AC dan dua BYD Pad 13 inci untuk penumpang belakang. Paket ini masih dilengkapi sistem audio 20 speaker dan panoramic glass roof, menciptakan pengalaman berkendara modern dan nyaman.

Apakah BYD Ti7 Akan Masuk Indonesia?

Kehadiran Ti7 di Bangkok memunculkan banyak spekulasi. Mengingat populasi SUV di Indonesia semakin bertumbuh, serta mayoritas pengguna belum sepenuhnya siap memakai EV murni, teknologi PHEV DM-i dapat menjadi solusi ideal. Pengemudi tetap dapat mengisi BBM di SPBU, namun mendapatkan karakter berkendara layaknya EV—efisien, bertenaga, dan jarak jelajah lebih panjang.

Dengan segala keunggulannya, BYD Ti7 PHEV menjadi salah satu kandidat paling realistis untuk hadir di Indonesia pada 2026. Jika benar masuk, SUV ini hampir pasti memanaskan persaingan SUV hybrid di Tanah Air.

BYD Atto 2 Launching di Barcelona, Indonesia Kapan?

Setelah dinantikan kemunculannya di pasar Eropa, BYD Atto 2 DM-i (PHEV) resmi tampil perdana di Barcelona, Spanyol. Mobil yang di pasar domestik RRC kenal sebagai Yuan UP ini diluncurkan bersama Atto 2 Comfort EV.

BYD Atto 2 PHEV menawarkan keunggulan daya jelajah mode hybrid gabungan yang mencapai 1.020 km. Cukup fantastis.

Di pasar Eropa, BYD telah memasarkan beberapa model termasuk Seal, sedan Han, SUV Tang, dan hatchback Atto 3. Dengan tambahan Atto 2 DM-i dan Atto 2 Comfort, BYD menawarkan pilihan compact crossover, sedan, dan SUV yang lebih variatif dengan mesin hybrid maupun versi EV.

Kehadiran BYD di Benua Biru tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Saat ini BYD telah hadir di 33 negara Eropa. Rencananya akan ada 1.000 lokasi retail BYD yang beroperasi pada akhir tahun 2025 di seantero Eropa.

Versi PHEV Tak Kalah Memikat

Sebagai ciri khas pembeda dari versi EV, BYD Atto 2 DM-i (PHEV) hadir dengan warna eksklusif “Midnight Blue”.

Karena ini adalah mobil plug-in hybrid yang masih membopong mesin bensin, bagian depan tersemat grille yang lebih besar. Aliran udara yang masuk akan mendinginkan mesin. Emblemnya pun didesain ulang.

Lampu depan LED, lampu belakang model lightbar yang selebar bodi dan gaya bodikit aerodinamis membedakannya dari Atto 2 EV standar.

Kemasan interiornya pun sedikit beda dari versi EV dengan karakter gaya khas Eropa. Pada dashboard terpasang layar sentuh 12,8 inci penampil sistem multimedia terpadu. Panel instrumen menggunakan layar 8,8 inci.

Jok kulit vegan berkesan mewah dirancang ergonomis sesuai postur tubuh orang Eropa. Nuansa mobil bergaya premium pun sangat kental dengan pencahayaan ambient dan sunroof kaca panoramik. Selain itu, pada konsol tengah terdapat ada kompartemen kacamata khusus dan wireless charger pad untuk pengecasan daya ponsel.

Tak hanya ruang kabinnya yang berkesan lapang, ruang bagasinya yang berkapasitas 425 liter dapat dimekarkan jadi 1.335 liter jika kursi belakangnya dilipat.

Jarak Jelajah PHEV Jadi Poin Plus

Sistem penggerak hybrid yang dibekalkan pada Atto 2 DM-i tersedia dalam dua varian:

Pada varian Active, mesin bensin 1.5 liter dipadukan dengan motor listrik 122 kW (164 hp). Baterai Blade 7,8 kWh yang diusung memberi daya jelajah mode EV hingga 40 km dan total jangkauan gabungan hybrid hingga 930 km

Pada varian Boost, output motor listriknya 156 kW (209 hp) dengan baterai 18 kWh. Daya jelajah mode EV di kisaran 90 km dan daya jelajah mode hybrid tembus 1.020 km.

Yang bikin beda dari mobil bermesin bensin biasa, BYD Atto 2 DM-i PHEV konsumsi BBM mode hybridnya sangat irit yakni 1,8 liter/100 km (standar uji WLTP). Lebih kurang hanya butuh seliter bensin untuk jarak 55,5 km!

Dengan sumber listrik AC 220V, pengecasan menggunakan wall box charger 6.6 kW dari 15 hingga 100 persen butuh waktu sekira 3 jam.

Keunggulan lain dari Atto 2 DM-i PHEV yakni dilengkapi kemampuan berbagi daya listrik Vehicle-to-Load (V2L). Layaknya genset portabel, daya listrik baterai bisa disalurkan hingga 3,3 kW untuk kebutuhan perangkat listrik eksternal.

BYD Atto 2 Comfort EV

Untuk menjawab tantangan jarak jelajah mobil listrik di Eropa yang makin meningkat, diluncurkanlah versi upgrade yakni Comfort.

BYD Atto 2 EV standar yang beredar di Eropa sebelumnya hanya dibekali baterai 45 kWh dengan jarak jelajah 312 km. Jelas kalah dari kompetitor lainnya yang tembus lebih dari 450 km. BYD pun menjawabnya dengan Atto 2 Comfort. Baterai yang dibopong dayanya lebih besar yakni 64.8 kWh. Jarak jelajah pun bertambah 118 km menjadi 430 km.

Kapasitas daya yang lebih besar diimbangi dengan kemampuan pengecasan yang lebih baik. Sebelumnya, kemampuan charging dengan charger DC hanya 65 kW. Butuh 37 menit untuk pengecasan 10-80 persen.

Pada versi Comfort, kemampuan charging diupgrade menjadi 155 kW. Pengisian daya 10-80 persen pun kini cuma butuh 25 menit.

Performa Atto 2 Comfort pun lebih baik dari versi sebelumnya yang sebesar 130 kW (174 hp) dengan torsi 290 Nm (varian Active dna Boost).

Atto 2 Comfort kini dibekali motor listrik 150 kW (201 hp) dengan torsi 310 Nm. Sprint 0- 100 km/jam butuh waktu 7.9 detik. Hanya beda tipis dari Atto 2 DM-i Boost yang butuh waktu 7.5 detik.. Kecepatan maksimum mencapai 160 km/jam, selisih tipis dari Atto 2 DM-i Boost yang bisa tembus 180 km/jam.

Dapat dimaklumi, baterai yang lebih besar membuat bobot Atto 2 Comfort bertambah 150 kg dibandingkan versi sebelumnya.

Soal harga, Atto 2 Comfort dibanderol mulai dari €41.990 (sekira Rp 810 jutaan). Sekira €6.000 (Rp 116 jutaan) lebih mahal dari Atto 2 EV standar. Unitnya sudah bisa dipesan di sejumlah negara aeropa termasuk Jerman dan Spanyol.

BYD Atto 2 DM-i baru resmi dipasarkan pada awal 2026. Untuk varian Active label harganya mulai dari €35.990 (sekira Rp 695 jutaan). Sedangkan varian Boost €38.990 (sekira Rp 753 jutaan).

BYD Atto 2 Bakal Masuk Indonesia?

Beberapa waktu lalu nama Atto 2 muncul di laman PKB Samsat Jakarta. Tentunya imi adalah isyarat jika BYD Atto 2 bakal segera dipasarkan di Tanah Air.

Pada laman database tertera Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang sudah terdaftar ada dua tipe. Pertama berkode SC3E-ETD-1 (4X2) AT dengan NJKB Rp 281 juta dan yang kedua berkode SC3E-STD-1 (4X2) AT senilai Rp 245 juta.

Angka yang tertera masih sebatas harga faktur kosongan, belum termasuk biaya pajak dan administrasi lainnya. Oleh sebab itu harga jual resminya nanti akan berbeda.

Nah, jadi kapan BYD bakal memboyong Atto 2 versi terbaru ini ke Indonesia?

 

 

BYD Sealion 8, SUV Harian Berperforma Menggelora 

Produk terbaru dari lini BYD Ocean series kini bertambah lagi, Sealion 8. Mobil terbaru ini menjadi model level tertinggi jajaran SUV BYD, di atas plug-in hybrid Sealion 6 dan mobil listrik Sealion 7.

Target yang dibidik BYD Sealion 8 adalah pangsa pasar sekelas Mazda CX-80 PHEV, Hyundai Santa Fe dan Kia Sorento PHEV. Bahkan BYD optimis Sealion 8 mampu menggaet konsumen yang kini tengah gandrung pada Kia EV9 dan Hyundai Ioniq 9. Seperti apa sebenarnya sosok Sealion 8?

Dilihat dari dimensinya yang berukuran panjang 5.040 mm, lebar 1.996 mm, dan tinggi 1.970 mm, bodi Sealion 8 terbilang bongsor. Seukuran dengan Hyundai Palisade, Kia Telluride dan Mazda CX-80

Dengan jarak sumbu roda (wheelbase) 2.950 mm, ruang kabin Sealion 8 cukup lapang seperti halnya Sealion 7.

Plug-in Hybrid 

BYD cukup jeli dalam mengamati trend pasar, baik di Cina maupun global. Walau mobil listrik saat ini tengah booming, tapi peminat kendaraan jenis plug-in hybrid tetap masih sangat besar.

Mobil ini basis platform aslinya adalah SUV BYD Tang-L yang hanya beredar di pasar domestik Cina. Desain tampilannya dikemas ulang dan jadilah Sealion 8.

Ada dua varian Sealion 8 yang akan segera dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan segmen konsumen yang berbeda.

Yang pertama yakni DM-i (Intelligence). Varian ini dibekali mesin bensin 4-silinder 1.5-liter turbo bertenaga 148 hp dengan torsi puncak 220 Nm. Motor elektrik hybrid yang dicangkok di gardan depan berdaya 200 kW (268 hp) dengan torsi 315 Nm. Energi listrik dipasok dari baterai berdaya 19 kW. Varian berpenggerak roda depan (FWD) ini akselerasi 0-100 km/jam butuh 8,6 detik.

Jika ingin performa yang lebih besar, maka tersedia varian DM-p (Performance). Varian ini dibekali dengan mesin hybrid yang sama seperti versi DM-i. Hanya saja, pada poros roda belakang terdapat tambahan satu motor elektrik penggerak berdaya 141 kW (189 hp) dengan torsi 360 Nm. Ya, varian DM-p berpenggerak all-wheel drive (AWD).

Baterai yang dibopong pun dayanya lebih besar yakni 35.6 kWh. Tak heran jika hanya butuh 4,9 detik untuk mencapai 100 km/jam. Performa yang sangat menggelora untuk kategori SUV harian keluarga..

Entah mengapa BYD memilih basis plug-in hybrid untuk Sealion 8. Padahal BYD Tang-L yang menjadi basis platform dari Sealion 8 ada versi EV yang menggunakan rancang bangun voltase tinggi 1000 V yakni Super e-Platform. Hanya saja varian EV ini cuma beredar di pasar domestik Cina.

BYD Tang-L versi EV dibekali baterai dengan kapasitas daya cukup besar yakni 100,5 kWh. Pengecasan 0-100 % dengan fast charger DC cuma butuh 30 menit! Wuiiih… supercepat! Masih belum dapat dipastikan apakah nantinya bakal muncul pula Sealion 8 versi EV untuk pasar global.

Konsumsi BBM Ekonomis

Dengan mesin berteknologi plug-in hybrid, Sealion 8 diklaim cuma minum 5,6 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km (kombinasi sistem hybrid). Sedangkan jarak jelajah pada mode EV mengandalkan energi baterai berkisar 150-200 km.

Perihal teknologi bantu berkendara ADAS, Sealion 8 dilengkapi sistem pengendaraan otonom canggih lansiran BYD yakni DiPilot 300. Kinerja sistem ADAS pada Sealion 8 memanfaatkan lima radar, 12 kamera, 12 sensor ultrasonic sensors dan LiDAR. Soal teknologi berkendara, BYD saat ini masuk jajaran papan atas. Tak kalah dibandingkan brand Eropa, Korea Selatan maupun AS.

Perihal berapa harga jualnya untuk saat ini belum diumumkan. Namun mengingat levelnya di atas Sealion 7, maka diprediksi bakal berada di kisaran $56.000 – $65.000. Lebih kurang sekira Rp 913 jutaan hingga Rp 1 miliaran.

BYD mengumumkan jika Sealion 8 akan mulai dipasarkan paling cepat pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Kawasan AS nampaknya tak akan jadi target pasar untuk Sealion 8.  Yang kemungkinan besar bakal kebagian jatah Sealion 8 antara lain Timur Tengah, Asia Tenggara dan Australia. Indonesia? Mengapa tidak…