GJAW 2025 Berakhir, Kunjungan Diprediksi Lampaui Tahun Lalu

Gelaran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD City resmi memasuki hari penutup simbolisnya pada Sabtu (29/11), meskipun pameran masih berlangsung hingga Minggu (30/11). Tahun ini, GJAW tampil jauh lebih besar dibanding penyelenggaraan sebelumnya. Gaikindo memanfaatkan seluruh hall dengan total area 90.000 m², meningkat signifikan dari 60.000 m² pada 2024, dan menghadirkan peserta pameran yang lebih beragam.

Menurut Anton Kumonty, Ketua Harian sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo, tren kunjungan tahun ini menunjukkan lonjakan konsisten. Hingga 28 November, jumlah pengunjung telah melampaui catatan total tahun 2024 yang mencapai 145.787 pengunjung selama 10 hari. Walau data final belum dirilis, capaian ini memberikan sinyal positif mengenai antusiasme masyarakat terhadap industri otomotif Tanah Air.

Brand Baru, Teknologi Baru, dan Rekor Baru

GJAW 2025 menghadirkan dinamika yang kuat lewat berbagai debut, terutama dari segmen kendaraan elektrifikasi. Mulai dari hybrid, city car listrik, hingga double cabin EV baik CBU maupun rakitan lokal tampil memeriahkan lantai pameran.

harga resmi changan deepal s07 dan lumin

Dua pendatang baru asal Tiongkok, Lepas dan Changan, mencuri perhatian karena untuk pertama kalinya tampil resmi di Indonesia dan langsung mendapat respons positif dari konsumen. Momentum elektrifikasi makin terasa lewat pencapaian dari PT Indomobil Emotor Internasional (IEI). Produk terbaru mereka, Sprinto, berhasil membukukan 500 SPK hanya dalam lima hari, sebuah pencapaian yang jarang terjadi pada kelas skuter listrik.

Potensi Transaksi Bertambah

Sebagai pembanding, GJAW 2024 mencatat total transaksi Rp 5,1 triliun. Data final untuk GJAW 2025 memang belum diumumkan, tetapi Gaikindo menyampaikan bahwa banyak peserta memberikan umpan balik positif terkait capaian penjualan sementara. Dengan area pamer yang lebih besar, jumlah peserta yang bertambah, serta kehadiran lebih banyak model baru, harapan untuk melampaui angka tahun lalu sangat terbuka.

Anton menegaskan bahwa proses rekapitulasi masih berjalan, namun suasana optimistis telah terasa di antara peserta. Banyak brand meyakini target internal mereka akan terpenuhi berkat traffic pengunjung yang kuat serta produk-produk baru yang diminati.

GJAW 2025 menjadi momentum penting menjelang akhir tahun, tidak hanya sebagai arena pamer teknologi dan inovasi, tetapi juga sebagai indikator kesehatan industri otomotif nasional. Antusiasme pengunjung, kemunculan brand baru, hingga pencapaian transaksi yang menjanjikan memperkuat harapan bahwa industri kendaraan Indonesia akan memasuki 2026 dengan energi positif.

Gaikindo berharap capaian GJAW 2025 menjadi batu loncatan bagi penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya. Sampai jumpa di GJAW 2026!

Penjualan Mobil Indonesia 2025: Tercapaikah Target Gaikindo?

Penutupan pameran Gaikindo Indonesia Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 tidak serta-merta mengubah situasi pasar otomotif nasional. Harapan agar pameran besar tersebut mampu mendorong penjualan menjelang akhir tahun ternyata belum terwujud. Hingga awal November, performa pasar mobil Indonesia masih bergerak melambat, memaksa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mempertimbangkan penyesuaian target penjualan untuk 2025 sekaligus membuka ruang evaluasi untuk proyeksi 2026.

Di awal tahun, Gaikindo menetapkan target penjualan wholesales sebesar 850.000–900.000 unit, mengacu pada realisasi 2024 yang mencapai 865.000 unit. Namun sepanjang Januari–Oktober 2025, penjualan wholesales justru stagnan dan hanya mencatat 635.844 unit, turun 10,6% year-on-year dibandingkan periode yang sama di 2024 (711.064 unit). Persentase ini baru memenuhi sekitar 70% dari target bawah, menandakan tantangan besar di dua bulan terakhir.

Dari sisi retail, penurunan juga terjadi. Total penjualan retail hingga Oktober 2025 berada di angka 660.659 unit, melemah 9,6% dibandingkan capaian tahun lalu yang mencapai 731.113 unit. Untuk mengejar ketertinggalan, industri harus mendorong penjualan 132.078 unit per bulan selama November–Desember untuk mencapai target wholesales minimal. Sementara di lini penjualan retail, dibutuhkan sekitar 95.000 unit per bulan, sebuah angka yang relatif berat di tengah tingginya tekanan ekonomi terhadap daya beli masyarakat.

Meski merek-merek asal Tiongkok menunjukkan pertumbuhan signifikan dan mulai mendapat tempat di pasar nasional terutama di segmen EV dan SUV kompak, namun kontribusinya belum cukup mengangkat performa pasar secara keseluruhan. Sektor otomotif masih dibayangi isu utama berupa melemahnya daya beli, tingginya beban kredit, serta ketidakpastian kondisi ekonomi secara umum.

Gaikindo pun memastikan akan menggelar rapat koordinasi bersama seluruh anggota untuk menetapkan target baru yang lebih realistis. Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menegaskan bahwa revisi target penjualan 2025 hampir pasti akan dilakukan. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan dinamika pasar yang menunjukkan tren penurunan sepanjang tahun.

Sementara itu, penyelenggaraan GJAW 2025 masih membawa sedikit optimisme. Panitia menargetkan tingkat kunjungan melebihi capaian tahun sebelumnya, yakni 148.000–150.000 pengunjung, serta berharap nilai transaksi dapat melampaui Rp5,1 triliun yang dicatatkan pada GJAW 2024. Namun pelaku industri menegaskan bahwa ekspektasi harus tetap terukur, mengingat perubahan tren pasar membutuhkan stimulus yang lebih kuat serta pemulihan ekonomi yang lebih stabil.

BYD masuk merek paling laku di Indonesia.

10 Merek Mobil Paling Laku Sepanjang Januari-Mei 2025

Pasar otomotif Indonesia makin beragam dengan kehadiran merek-merek baru asal Tiongkok. Namun hal ini tidak (belum) menggoyah deretan merek mobil paling laku di tanah air, sepanjang Januari-Mei 2025. 

Meski begitu, ada dua merek China yang masuk sepuluh besar. Daftarnya bisa Anda lihat di bawah ini, diurutkan dari yang paling banyak berjualan ritel. 

Toyota tetap jadi merek mobil paling laku di Indonesia.

Toyota

Pabrikan Jepang ini selalu berada di urutan teratas. Tahun ini, untuk periode Januari-Mei 2025 mereka mencatatkan penjualan ritel sebesar 107.069 unit. Menguasai pangsa pasar hingga 32,6 persen. 

Sementara untuk urusan wholesales, Toyota juga nomor satu. Artinya, produk mereka paling banyak dipesan oleh dealer. Tercatat ada 106.027 mobil terpesan. Setara 33,4 persen pangsa pasar. 

Daihatsu

Masih satu grup dengan Toyota (dan Astra) adalah Daihatsu. Mereka mencetak angka penjualan retail sebesar 56.715 unit atau menguasai 17,2 persen pangsa pasar mobil di Indonesia.  Penjualan wholesales Daihatsu adalah sebesar 55.049 unit. Atau setara 17,4 persen. 

Honda

Urutan ketiga ditempati oleh Honda yang menguasai 10,3 persen pangsa pasar kendaraan roda empat di Indonesia. Honda Prospect Motor menjual sebanyak 33.955 unit mobil kepada konsumen.

Sementara jualan secara grosir mencapai 28.502 unit, menguasai sembilan persen pangsa pasar wholesales mobil di tanah air. 

Mitsubishi Motors

Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menjual sebanyak 26.940 unit mobil secara ritel. Dengan angka tersebut, pabrikan Tiga Berlian menguasai 8,2 persen pasar mobil. Wholesales-nya pun mencapai 26.028 unit sepanjang 2025 ini, hingga Mei lalu. 

Suzuki

Urutan kelima ditempati oleh Suzuki dengan penjualan ritel sebesar 23.199 unit. Setara dengan penguasaan pangsa pasar 7,1 persen. Penjualan dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 22.240 unit. 

BYD

BYD menduduki peringkat keenam sebagai merek mobil paling laris sepanjang Januari-Mei 2025. Pedagang mobil listrik ini mencetak angka penjualan ritel sebesar 11.533 unit atau menguasai 3,5 persen pasar mobil Indonesia.  Meskipun kalau dilihat, bulan Mei lalu mereka mengalami penurunan.

Bulan April penjualan ritel mereka mencapai 3.531 unit. Pada Mei menyusut jadi  2.639 mobil. 

Secara wholesales pun masih menggembirakan yaitu 12.013 unit. Namun sekali lagi, kalau dilihat sejak April 2025, terjadi penurunan. Bulan Mei lalu, jualan grosir mereka sebanyak 2.799 unit. Sedangkan di April, menyentuh 3.498 unit. 

Hyundai

Hyundai Motors Indonesia (HMID) mencetak penjualan ritel sebesar 9.862 unit. Menguasai tiga persen pangsa pasar kendaraan roda empat Indonesia sepanjang Januari hingga Mei tahun ini. Angka penjualan unit tersebut juga turun dari 1.703 unit di bulan April, menjadi 1.651 unit di Mei. 

Lalu untuk wholesales, Hyundai mencatatkan 10.215 unit. Kalau dipecah, angka perbulan naik dari 1.607 mobil di bulan April, menjadi 1.650 unit di bulan Mei lalu. 

Mitsubishi Fuso

Penjualan ke konsumen produk Mitsubishi Fuso mencapai 9.519 unit atau setara 2,9 persen dari total penjualan mobil di Indonesia. Menegaskan mereka masih memimpin di pangsa pasar mobil komersial. Angka tersebut, secara ritel menempatkan Fuso di urutan kedelapan. Beda kalau bicara wholesales.  

Wholesales mereka yang mencapai 9.186 unit, berada di urutan kesembilan. Tepat di bawah Isuzu. 

Isuzu

Merek yang berada di bawah manajemen Astra Internasional ini sukses menjual sebanyak 9.098 unit sepajang 2025, hingga bulan Mei. Penguasaan pangsa pasarnya mencapai 2,8 persen, menempatkan Isuzu di urutan sembilan secara penjualan retail. 

Namun untuk penjualan grosir, Isuzu berada di urutan delapan dengan angka 9.450 unit.

Hino

Merek yang satu ini berada dibawah manajemen Indomobil Group. Sukses membukukan penjualan retail 8.899 unit. Namun untuk retail, Hino tidak masuk sepuluh besar. Tepatnya ada di urutan 12 dengan jumlah 6.667 unit. 

SPK Chery Tiggo 8 CSH

Bonus: Chery

Penjualan Chery secara ritel sebetulnya tidak masuk sepuluh besar merek mobil paling laku di Indonesia. Ini karena ada di urutan 12, di bawah Hino dan Wuling. Angkanya adalah 7.662 unit.

Namun secara wholesales, merek Tiongkok ini ada di urutan 10 dengan angka pemesanan hingga 8.012 unit.  Ini jadi menarik karena berpotensi mencetak angka penjualan ritel yang lebih baik di bulan berikutnya. 

Untuk diketahui, hingga bulan lalu, Gaikindo mencatatkan angka penjualan mobil (retail, total) sebesar 328.852 unit. Dengan penjualan dari bulan ke bulan yang terus positif. 

Sumber Data: Gaikindo