Recaro, Kontrak Reutter Dengan Porsche Sampai Child Seat

Porsche kembali ke Stuttgart pada tahun 1949. Meski memiliki 356 yang mulai populer, Porsche tidak memiliki dana untuk membangun pabrik. Reutter diminta tidak hanya untuk membuat bodi, tetapi juga menjadi tempat produksi dari 356. Kontrak ini terbukti menjadi angin segar, tercatat pada tahun 1954 Reutter memproduksi bodi 356 ke-5.000. Pada tahun 1956, Reutter merayakan usia ke-50 dan produksi bodi 356 ke-10.000. Pegawai Reutter sempat mencapai 1.000 orang. Tak hanya membuat bodi, Reutter juga bernovasi dengan mempatenkan jok dengan fitur reclining. 

Reutter dibeli oleh Porsche

Memasuki tahun 1960an, Porsche tengah menyiapkan penerus 356 yang nantinya dikenal dengan 911. Lagi-lagi, Reutter diminta untuk menyiapkan prototipe bodi. Sayangnya, Reutter tidak mampu memenuhi keinginan Porsche. Akhirnya pabrik karoseri Reutter dibeli oleh Porsche pada tahun 1963. Namun divisi jok Reutter tetap berdiri secara independen, dan mulai memproduksi jok mobil dengan brand Recaro. Ya, singkatan dari RE(utter) CARO(serrie). Pelanggan pertama Recaro? Tentu saja Porsche… 

Merambah komponen aviasi

Recaro mulai memasuki pasar aftermarket pada tahun 1965, dengan meluncurkan jok Sports Seat pertamanya dengan ciri khas foam upholstery dan side bolster. Recaro kembali mencatatkan sejarah dengan meluncurkan Recaro Shell Seat yang menjadi jok bucket road legal pertama di dunia. Keluarga Reutter memutuskan menjual Recaro pada tahun 1969 kepada Keiper, Huber & Wagner, and Metzeler. Bisnis Recaro merambah di luar otomotif. Awalnya melisensi nama Recaro untuk jok pesawat pada tahun 1971, sebelum akhirnya memproduksi jok pesawat pada tahun 1973. 

Recaro pertama kali membuat jok khusus balap pada tahun 1974. Pada tahun 1977, Recaro juga meluncurkan jok RECAROfonie yang dilengkapi built-in speaker pada headrest. Termasuk jok bucket dengan back shell bermaterial plastik di tahun 1989. Recaro juga memperluas bisnis usaha seperti memproduksi jok anak (child seat) pada tahun 1998.

Secara perusahaan, sejak 1997 Recaro dibagi menjadi beberapa unit usaha. Divisi otomotifnya sendiri terus menjadi bagian usaha Recaro Group hingga tahun 2011, lalu dibeli oleh Johnson Controls dari Amerika yang dikenal sebagai supplier OEM otomotif. Di tahun 2019, kepemilikannya pindah ke tangan Adient. 

Adient sendiri hanya memiliki Recaro selama satu tahun sebelum menjual Recaro ke firma investasi Raven Acquisitions LLC. Walaupun kini menyatakan bangkrut, Recaro Automotive akan terus beroperasi dibawah administrator yang ditunjuk pengadilan. Namun nasib sekitar 215 pegawai Recaro Automotive belum jelas… 

Recaro, Dari Karoseri Reutter Sampai Pembuat Jok

Pada akhir April 2024 berita mengejutkan datang dari Jerman dimana Recaro Automotive mengumumkan kebangkrutan. Berita ini sontak mengejutkan banyak pihak mengingat Recaro sebagai salah satu nama yang dikenal sebagai produsen jok ternama, tetapi banyak yang belum tahu kalau Recaro awalnya berdiri sebagai karoseri yang bernama Reutter. 

Berdiri pada tahun 1906 dengan nama Stuttgarter Carosserie und Radfabrik. Didirikan oleh Wilhelm Reutter di Stuttgart. Perusahaan ini bergerak di bidang karoseri untuk mobil maupun kereta kuda, termasuk membuat pelana untuk kuda. Pada tahun 1909, Albert Reutter (adik Wilhelm Reutter) masuk menjadi pemilik bersama, sekaligus manager komersial. Nama perusahaan pun berubah menjadi Stuttgarter Karosseriewerk Reutter & Co.

Patenkan banyak desain

Pada era tersebut, karoseri Reutter mematenkan beberapa desain mulai dari ‘reform body’ atau yang dikenal sebagai convertible, mekanisme jendela dengan sistem engkol, dan sejumlah desain jok. Reutter mulai dikenal sebagai karoseri pembuat bodi limousine dan interior mewah untuk Daimler-Benz, Opel, BMW, Horch dan Wanderer. Pada tahun 1918, kesehatan Wilhelm menurun dan perusahaan dipimpin oleh Albert. 

Tak hanya kendaraan mewah, Reutter menjadi subkontraktor untuk pengerjaan prototipe kendaraan. Salah satu kliennya adalah Ferdinand Porsche, yang saat itu memiliki biro desain. Kerjasama yang dimulai dari tahun 1930, menghasilkan prototipe mobil rakyat rancangan Porsche untuk Zundapp. Meski gagal masuk jalur produksi, kerjasama antara Reutter dan Porsche terus berlanjut. 

Berperan dalam buat prototipe bodi VW

Porsche lalu diminta oleh Adolf Hitler untuk merancang dan membuat mobil rakyat Jerman. Reutter ikut berperan dalam membuat prototipe bodi Volkswagen Type 1, dengan rangka kayu. Termasuk prototipe bodi cabriolet yang dihadiahkan ke Hitler dan 40 unit prototipe pra-produksi. 

Sebelum Perang Dunia ke-2 (PDII) dimulai, selain kontrak Volkswagen dengan Porsche, Reutter mampu membuat 30 bodi per hari dan mempekerjakan hampir 900 orang. Terjadinya PDII di tahun 1939, bertepatan dengan berpulangnya Wilhelm dan di tahun 1944 pun Albert menjadi korban pemboman sekutu. 

Sempat bikin gerobak

Kondisi pabrik turut babak belur terkena bom, sejumlah pegawainya terpaksa menjadi tentara. Ketika perang berakhir, Reutter hanya punya 94 pegawai. Awalnya sekutu sempat melarang produksi kendaraan. Namun, Reutter diizinkan beroperasi dan mengerjakan apa saja. Mulai dari membuat gerobak sampai memperbaiki kereta listrik kota Stuttgart. Hingga akhirnya memproduksi bis dan mobil pos. 

Di kala Reutter berusaha untuk bangkit kembali, Ferdinand Porsche ditangkap oleh pasukan militer Prancis. Karena aktivitasnya semasa PDII ialah merancang peralatan militer. Anton Piech (menantunya), dan Ferry Porsche (anaknya) ikut ditangkap. Tak lama kemudian, Anton dan Ferry dibebaskan. Tapi Ferdinand tetap ditahan dan diminta turut memperbaiki industri otomotif Prancis. 

Karena pabrik Porsche di Stuttgart disita oleh sekutu, Ferry memindahkan operasi Porsche ke kota Gmünd di Austria. Untuk mengumpulkan uang tebusan, Ferry melakukan segala cara termasuk membuat mobil sport Porsche 356, yang menggunakan banyak komponen Volkswagen. Meski ekonomi pasca perang cukup buruk, produksi 356 dimulai di bekas pabrik kayu. 

– Bersambung – 

Jok recaro

Recaro Dan BBS Bangkrut!

Recaro bangkrut, sepertinya sulit dipercaya. 30 Juli kemarin, dikabarkan divisi otomotif perusahaan asal Jerman ini mengajukan bangkrut ke pangadilan di Jerman.

Padahal bulan April lalu, Recaro secara keseluruhan menyatakan mengalami pertumbuhan keuangan sebesar 25 persen. Tapi itulah kenyataannya. 

Empat tahun lalu, perusahaan investasi Raven Investment LLC mengambil alih divisi otomotif Recaro. Saat itu, mereka menjanjikan revitalisasi perusahaan supaya lebih maju dan menguntungkan. Kenyataannya ternyata tidak sesuai.

Sedihnya lagi, karyawan tidak ada yang tahu kalau manajemennya mengajukan bangkrut ke pengadilan Jerman. Mereka merasa dikecewakan karena demi kejayaan Recaro tetap hidup, para karyawan rela dipotong gaji. Tapi kenyataannya, seiring berjalannya waktu, keuangan Recaro Automotive Division tidak membaik.

Efeknya Luas

Pastinya, efeknya bukan hanya untuk 215 orang karyawan Recaro Automotive. Tapi para manufaktur dan penyuka otomotif yang mengandalkan Recaro untuk tempat duduk juga gempar. Coba cari mobil sport mana yang tidak pakai jok Recaro. Honda Civic Type R, Ford Mustang, Subaru WRX, bahkan Paman Didot pun punya Recaro (disimpan di garasinya).

Perusahaan yang didirikan pada 1906 oleh Willem Reutter ini tidak akan mudah digantikan. Kualitasnya sulit ditandingi siapapun. Baik sebagai jok aftermarket untuk para penggiat mobil, atau para manufaktur.

Pastinya, kami berharap soal Recaro bangkrut ini hanya sementara.. Tapi untuk saat ini, nasibnya berada di tangan pengadilan dan manajemennya. Kita tunggu, semoga ada investor yang rela menyelamatkan Recaro dari kebangkrutan ini. Demi kejayaan yang pernah dan akan mereka berikan.

BBS Juga Bangkrut

Pelek BBS

Yang lebih sedih lagi adalah, bukan cuma Recaro yang mengajukan kebangkrutan dikutip dari situs Motor1,  produsen pelek BBS Automotive GmbH juga menyatakan mengajukan proses kebangkrutan. Bahkan sejak Mei 2024 lalu, mereka sudah tidak bisa bayar gaji pegawainya.

Ini adalah kelima kalinya BBS mengajukan kebangkrutan setelah tahun 2007, 2010, 2020 dan 2023. Heran. Kali ini, mereka mengajukan proses bangkrut ke pengadilan lokal, Rottweil di Jerman.

ISH Management Service, mengambil alih manajemen BBS Automotive pada Juni 2024, sebelum pengajuan bangkrut ini. Saat itu mereka menyatakan BBS akan selalu diperjuangkan, karena ini salah satu merek besar Jerman. 

Berita ini juga membuat waswas BBS overseas operational. Pimpinan BBS America, Craig Donelly mengatakan ini berita yang mengejutkan. Tapi, BBS America merupakan perusahaan independen yang bergerak sendiri, sehingga tidak akan terlalu terpengaruh.

Demikian juga dengan BBS di Jepang yang beda perusahaan. Di Jepang, BBS membuat forged wheels untuk kendaraan jalanan ataupun mobil balap melalui BBS Motorsport, yang juga berbasis di Jerman.

Sementara BBS Automotive GmbH membuat casting wheels untuk OEM seperti Mercedes-Benz, BMW dan lainnya.    

Sumber: Motor1