rekayasa lalu lintas nataru 2025

Rekayasa Lalu Lintas Nataru 2025 Siap Diberlakukan

Rekayasa lalu lintas Nataru 2025 sudah dipersiapkan dan dimatangkan oleh Korlantas Polri beserta stake holder lain. Prediksinya, lebih dari 2,9 juta unit kendaraan akan keluar dari Jakarta.

“Ada beberapa hal penting yang kami sampaikan, yakni proyeksi pergerakan kendaraan, hasil survei, serta prediksi pergerakan masyarakat yang menjadi dasar rekayasa lalu lintas,” ujar Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Pol Faizal, dikutip dari laman Kirlantas Polri (16/12).

Brigjen Pol Faizal menambahkan, proyeksi kendaraan keluar Jakarta diperkirakan mencapai sekitar 2,9 juta kendaraan, sementara kendaraan yang masuk ke Jakarta diprediksi sekitar 2,8 juta kendaraan. Pergerakan tersebut akan membebani ruas tol, baik yang mengarah ke wilayah Timur Pulau Jawa maupun ke arah Barat melalui Tol Merak dan Tangerang.

Ia menekankan bahwa tingginya mobilitas masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi petugas di lapangan.

“Yang lebih penting dalam hal ini bukan hanya kecepatan pergerakan, tetapi kesiapan anggota dalam melakukan pengamanan agar pergerakan dapat terkendali,” tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, Korlantas Polri akan terus berkoordinasi dengan jajaran terkait untuk memastikan rekayasa lalu lintas dapat diterapkan secara efektif.Seluruh rencana pengaturan arus akan disosialisasikan kepada petugas dan masyarakat guna mendukung kelancaran Operasi Lilin 2025.

Operasi Lilin di Nataru 2025

Rekayasa lalu lintas nataru 2025

Rekayasa lalu lintas Nataru 2025 meruoakan bagian dari Operasi Lilin 2025. Adapun dalam giat ini Korlantas Polri fokus di 4 klaster.

“Pertama, jalan tol dan jalan alternatif, termasuk jalur menuju kawasan wisata. Kedua, pelabuhan penyeberangan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Ketiga, tempat-tempat ibadah untuk memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru berjalan aman. Keempat, tempat wisata beserta akses jalannya agar tetap aman dan lancar,” jelas Kakorlantas Polri, Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho.

Ia menyampaikan bahwa puncak arus diprediksi terjadi pada 20 dan 24 Desember 2025. Rekayasa lalu lintas di jalan tol akan dilakukan secara situasional dan menyesuaikan traffic counting atau kondisi kepadatan kendaraan di lapangan.

“Kepadatan tidak hanya terjadi di jalan tol, tetapi juga di jalur non-tol seperti Gadog, Mengkreng, Cianjur, serta sejumlah ruas di Jawa Timur dan Bali. Seluruh skenario penanganan sudah disimulasikan untuk mengantisipasi peningkatan arus,” jelasnya.