Rolls-Royce Phantom, Cullinan Dirilis Dalam Edisi Year of The Dragon

Memasuki Tahun Naga, momen istimewa ini tak dilewatkan oleh Rolls-Royce. Tiga unit Rolls Royce Phantom Extended dan sebuah Cullinan edisi “Year of The Dragon” digarap oleh divisi Bespoke di Goodwood, Inggris.

Digarap khusus oleh Rolls-Royce Bespoke Collective yang terdiri dari para seniman dan mastercraftsmen terpilih. Mulai dari ahli bekleding, perancang mode, seniman grafis, pelukis, penjahit profesional, ahli meubel dan kayu hingga kriya logam.

Elemen Kultur Tradisional: Naga

Pada edisi kali ini tim di Bespoke menyisipkan sejumlah elemen kultur tradisional Tiongkok, khususnya sosok makhluk mitologi kuno China yakni Naga.

Sekujur bodi keempatnyat dibalur dengan nuansa two-tone bercitarasa klasik khas Rolls Royce. Tersemat simbol Naga yang dilukis pada bodi, namun tak terlalu terlihat. Edisi kali ini memang lebih ditekankan pada area interior. Nuansa mewah balutan kulit warna merah maroon mendominasi interior sesuai tema Tahun Naga.

Karpet berbahan benang wool biri-biri yang menghiasi lantai kabin pada ketiga unit Phantom Extended bagai karpet di ruang singgasana Kaisar.

Elemen sosok Naga tersemat pada panel dashboard Rolls Royce Phantom Extended. Lukisan sesosok Naga berwarna merah nampak kontras dengan veneer berwarna putih mutiara. 

Untuk melukis sosok Naga tersebut butuh waktu dua pekan. Agar tercipta efek 3D sehingga terlihat hidup ternyata prosesnya cukup rumit.

Naga tersebut terdiri dari beberapa lukisan yang digambar lapis demi lapis. Tentu butuh ketelitian, kesabaran dan ketelatenan tingkat tinggi dalam menggarapnya.

Pada headrest juga terdapat sosok Naga merah. Bukan dijahit atau dibordir dengan mesin, tapi disulam dengan tangan! Butuh waktu 20 jam kerja untuk menyulam. Luar biasa…!

Pada bagasi Phantom Extended juga dilengkapi meja piknik berkelir Piano Black. Di bagian tengah meja tersemat gambar zodiak Tiongkok berbentuk lingkaran terbuat dari stainless steel. Sedangkan untuk sosok Naga dibedakan dengan warna emas. Hiasan gambar unik berbahan serat karbon juga disematkan pada panel interior ketiga mobil tersebut, yang  melambangkan “dinamika dan gerak”.

Pada panel dashboard dan panel interior mobil keempat yakni Rolls Royce Cullinan juga dihiasi dengan veneer berkelir Piano Black yang kontras dengan sisipan sosok Naga berbahan stainless steel.

Plafon Bertabur Bintang

Plafon pada keempat mobil yang dihiasi efek taburan bintang justru menjadi elemen paling atraktif. Sebanyak 677 titik cahaya bintang berbahan serat optik disusun satu persatu hingga membentuk sosok abstrak berwujud Naga.

Di sekelilingnya dihiasi 667 titik lampu bercahaya kerlap-kerlip yang menggambarkan gemerlap taburan bintang di angkasa.

Untuk menata hiasan lampu pada plafon ‘hanya’ butuh waktu 20 jam kerja. Proses paling lama justru saat mendesain dan mengkalkulasi agar memperoleh hasil yang sangat detail serta presisi. Butuh waktu sekira tiga bulan dan hasilnya memang sungguh mengagumkan.

Jangan tanya berapa harganya, karena dijamin amat sangat mahal. Hmm… siapa yang beruntung bisa memilikinya?

 

Spectre, Rolls-Royce Sporty Bertenaga Listrik Murni

Berawal di tahun 1900, seorang pionir otomotif, The Hon Charles Stewart Rolls memprediksi jika kehadiran mobil listrik akan sangat berguna di masa depan. Empat tahun kemudian, ia melakukan pertemuan historisnya dengan Henry Royce, ternyata menjadi prediksi yang tepat. Setelah lebih dari satu abad kemudian, ternyata visinya diwujudkan oleh perusahaan yang mereka dirikan bersama dalam bentuk Rolls Royce Spectre.

September 2021, Rolls-Royce Motor Cars mengonfirmasi telah memulai pengujian model pertamanya dalam sejarah yang dikonsepsikan dan dirancang sejak awal sebagai mobil listrik. Program pengujian ini melibatkan lebih dari 2,5 juta kilometer di segala jenis medan dan suhu ekstrem, mensimulasikan lebih dari 400 tahun penggunaan normal. Setahun kemudian, Oktober 2022, Spectre pun diungkap kepada dunia di Rumah Rolls-Royce di West Sussex, Inggris.

Kini, Spectre memulai debutnya di Indonesia pada Selasa, (14/11) di Jakarta. Rolls-Royce Motor Cars Jakarta memboyong Rolls-Royce listrik pertama yang pernah dibuat. Peluncurannya pun dibuat dramatis, sesuai konsepnya. Acara peluncuran ini pun dihadiri langsung oleh Irene Nikkein, Regional Asia Pacific Rolls-Royce Motor Cars dan juga Herbert Kwee, CEO of Eurokars Group Indonesia.

 

Yang unik, tidak akan ada dua Spectre yang sama persis di dunia. Mengapa begitu? Setiap pemiliknya dapat melakukan apapun yang diinginkan secara personal terhadap mobil ini. 

Kemewahan Rangka Aluminium

Spectre adalah Rolls-Royce keempat yang dibangun di platform ‘Architecture of Luxury’ terbaru. Sengaja dirancang dari awal untuk menampung powertrain listrik saat teknologi itu tersedia.

Ini terdiri dari kerangka ruang aluminium yang dapat disesuaikan dan dimodifikasi secara tak terbatas di sekitar empat titik tetap, satu di setiap sudut mobil.

Bagian aluminium yang diekstrusi dengan canggih dan integrasi baterai ke dalam struktur membuat kerangka Spectre 30 persen lebih rigid dibandingkan model Rolls-Royce sebelumnya.

Saluran untuk kabel dan pipa kontrol iklim berada di antara baterai dan lantai. Posisi baterai yang terpasang di bawah, menghasilkan profil bawah yang sangat halus. Hal ini memungkinkan posisi duduk yang rendah. Sensasi nyaman ini diperkuat oleh kaca depan Spectre yang condong dan berkontribusi pada sisi aerodinamika dari mobil ini.

Hal unik lainnya, dengan panjang hampir 1,5 meter, pintu Spectre adalah terbesar yang pernah dipasang pada Rolls-Royce. Terbuat dari 100 persen aluminium untuk mengurangi berat.

Drivetrain Listrik Murni

Jantung Spectre ditenagai oleh dua motor Separately Excited Synchronous (SSMs). Motor listrik depan menghasilkan 190kW / 365 Nm, dan motor belakang 360kW / 710 Nm. Tenaga ini setara dengan tenaga mesin ICE berkekuatan 584 hp dengan torsi 900 Nm. Akselerasi, 0-100 km/jam dalam 4,5 detik.

Jarak jelajah Spectre dikonfirmasi sejauh 530 km. Waktu pengisian daya dari 10-80 persen adalah 34 menit menggunakan pengisi daya cepat 195 kW (DC). Sementara jika hanya ingin mengisi seadanya untuk jarak 100 km, cukup memakan waktu sembilan menit saja.

Spectre memiliki baterai lithium-ion 102 kWh, dibuat menggunakan material kobalt dan lithium berasal dari Australia, Maroko, dan Argentina. Sel baterai diklaim diproduksi menggunakan 100 persen listrik hijau. Baterai ini telah diuji secara ekstensif dalam rentang suhu -40°C hingga +50°C. Sistem manajemen termal on-board menjaga suhu operasi optimal sepanjang waktu.

Soal harga, pihak Rolls-Royce Motor Cars Jakarta belum menyebutkan kisaran jelas untuk Spectre. Meskipun begitu, nampaknya Spectre akan ditawarkan dengan kisaran harga berada diantara model Cullinan dan Phantom.

 

Bentley R-Type Continental_1

Bentley R-Type Continental Berawal Dari Bahan Studi

Sebelum perang dunia kedua (PD II) terjadi, pernah ada sepasang mobil istimewa yang dibuat sebagai bahan studi dan akhirnya berhasil menentukan masa depan Bentley. Kedua mobil tersebut ialah Embiricos Bentley dan Embiricos Corniche, yang memiliki desain bodi yang streamline serta diklaim mampu melesat kencang di jalan raya dengan mudah.

Seseorang yang amat memperhatikan semua aspek desain dari kedua mobil tersebut adalah Ivan Evernden, Chief Project Engineer, Rolls-Royce. Meski ia seorang staf yang telah lama mengabdi untuk Rolls-Royce, ia terinspirasi untuk membedakan Bentley dengan Rolls-Royce.

Target 190 km/jam

Usai PD II, Evenrden dibantu oleh John Blatchey, Chief of Styling Department di Rolls-Royce, menggambar sketsa bodi mobil yang berdimensi rendah, panjang, dan indah. Posisi radiatornya pun sedikit miring ke belakang, sehingga tidak bersudut vertikal. Sudut posisi kaca depan pun direbahkan dan garis bodi fastback. Fender belakangnya juga dilengkapi sirip yang berfungsi menjaga stabilitas saat melaju kencang.

Mereka akhirnya menuangkan sketsa rancangan ke dalam bentuk model fisik dan langsung di uji pada fasilitas terowongan angin milik divisi mesin pesawat Rolls-Royce, di Hucknall, Nottinghamshire, oleh Milford Read, asisten Evernden. Diestimasikan bahwa kecepatan udara yang dihasilkan dari terowongan angin tersebut mencapai 190 km/jam.

Pemangkasan bobot

Rancangan terakhir difinalisasi oleh Stanley Watts dari perusahaan karoseri H. J. Mulliner & Co. dan diputuskan untuk menggunakan konstruksi bodi yang berbobot ringan. Perusahaan karoseri H. J. Mulliner & Co. dipercaya untuk membuat bodi. Untuk menekan bobot kendaraan, maka bodinya menggunakan alumunium. Chassis Bentley R-Type digunakan untuk menjadi basis Bentley coupé ini. Atas nama pemangkasan bobot keseluruhan, Bentley pun sengaja tidak memasang perangkat radio.

Bobot menjadi faktor utama yang amat kritis. Ban yang mampu menopang bobot mobil seberat 2 ton dan mampu digunakan secara aman hingga kecepatan di atas 180 km/jam, belum tersedia di awal tahun 1950an. Dengan kalkulasi akurat antara kombinasi bobot dan kecepatan, diputuskan bahwa ban Dunlop Medium Distance Track merupakan produk yang tepat bagi mobil ini.

Urusan sumber tenaga, digunakan mesin Bentley 6 silinder 4.6 liter milik R-Type yang telah mengalami penyempurnaan, termasuk penggunakaan sepasang karburator SU. Sehingga tenaganya meningkat dari 140 hp menjadi 153 hp. Agar akselerasinya semakin gesit, maka perbandingan gigi akhir pun menggunakan rasio tinggi.

Semua kerja keras yang dilakukan untuk mengembangkan Bentley R-Type versi grand tourer, terbayarkan pada bulan September 1951, di sirkuit Lautodrome de Linas-Montlhéry, dekat kota Paris, Prancis. Bentley tersebut membukukan kecepatan rata-rata 190 km/jam dalam lima putaran sirkuit.

Nyaris gagal dibuat

Usai uji coba tersebut, prototipe Bentley grand tourer menjadi proyek yang dianggap tidak terlalu resmi. Namun berkat bantuan dari beberapa rekanan perusahaan dan dealer di luar Inggris, Evernden tetap menyakinkan dewan direksi bahwa tetap ada potensi pasar untuk Bentley grand tourer.

Bentley R-Type Continental versi produksi memiliki beberapa perbedaan dengan versi prototipe. Mulai dari kaca depan one-piece, atap yang sedikit lebih rendah, dan bentuk fender belakang yang direvisi. Hasilnya pun sesuai perkiraan, pesanan pun datang dari segala penjuru dunia, meskipun mobil ini dibanderol dengan harga £6.928 di tahun 1952.

Tak hanya eksterior saja yang menawan, namun kenyamanan interior juga menjadi keunggulan yang masih dikagumi hingga saat ini. Hamparan material kulit di interior pun berpadu dengan material kayu burr walnut pada dashboard. Jok depannya mungkin terkesan sederhana, namun begitu tubuh mendapat posisi yang optimal saat duduk, tingkat kenyamanannya setara dengan Bentley modern.

Menyusul kemudian ialah penggunaan mesin yang berkapasitas lebih besar, yakni 4.9 liter dengan sedikit ada peningkatan tenaga hingga 178 hp. Di akhir produksinya, tak kurang dari 208 unit Bentley R-Type Continental berhasil dibuat.

Mobil bermesin BMW

5 Mobil Yang Ternyata Pakai Mesin BMW

Iya, BMW bukan cuma bikin mobil. Mereka juga terkadang ‘berbaik hati’ menyediakan mesin untuk pabrikan lain. Dan terpasang bukan di mobil sembarangan. Di bawah ini mobil-mobil yang ternyata menggunakan jasa BMW untuk melaju di jalanan. Baik aspal ataupun off road.

McLaren F1

Tahun 1994 saat McLaren mendesain sendiri mobilnya, dengan bantuan desainer Gordon Murray, mereka tidak punya mesin yang pas. Diliriklah BMW. Gayung bersambut, pabrikan Jerman ini menyediakan penggerak V12 6,1 liter. Sukses besar karena performanya juara. Tenaga 618 hp mendorong mobil ini untuk berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu tiga detik saja.

Mesin ini tercatat sebagai penggerak paling cepat tanpa bantuan turbo. McLaren F1 sendiri didaulat sebagai mobil paling kencang di dunia selama satu dekade. Sekarang, mungking banyak yang lebih kencang. Tapi tanpa McLaren F1 dan BMW V12, dunia otomotif sekarang pasti berbeda.

Land Rover Defender 2.8i

Ini mobil langka. Di Indonesia Land Rover Defender biasanya bermesin turbodiesel yang sangat bisa diandalkan. Defender 2.8i dibuat antara 1997 hingga 2001 dan kebanyakan untuk pasar Afrika Selatan. Mesin BMW M52 2,8 liter terpasang di moncongnya. Jantung mekanis yang sama bisa Anda temukan di BMW 528i E39.

Tersedia dalam bentuk Defender 90 dan 110, tenaga yang dihasilkan 192 hp dengan torsi puncak 280 Nm. Dipadukan dengan gerak 4×4, kami hanya bisa membayangkan rasanya seperti apa. Kenapa bisa ada mesin BMW di mobil Inggris ini? Jawabannya adalah, karena BMW di masa itu memegang saham Land Rover. Ya mudah saja kalau sudah begitu. Dan engineer di balik ‘kawin silang’ ini adalah Frank Isenberg. Anda mungkin tahu pak Frank sebagai pimpinan proyek BMW M2.

Bertone Freeclimber

Bentuknya familiar, kan? Ini adalah mobil yang komplit. Dibuat oleh pabrikan Jepang, didesain orang Italia dan mesinnya bikinan Jerman. Kurang apa lagi? Aslinya ini Daihatsu Rocky yang didesain ulang oleh perancang mobil Bertone, menggunakan mesin BMW. Pilihan mesinnya ada tiga: 2,0 dan 2,7 liter bensin. Tersedia juga versi 2,4 liter turbodiesel yang hanya dijual di Perancis.

Freeclimber hadir dari 1989 hingga 1992 dalam dua generasi. Dan lumayan laris. Tercatat lebih dari 2.500 unit terjual selama tiga tahun tersebut.Konon, mobil ini yang membuat BMW berpikir untuk terjun ke ranah SUV dengan X5.

Range Rover P38A

Lagi-lagi saat BMW masih memegang Land Rover. Range Rover P38A di Indonesia memang cukup populer sebagai mobil yang nyaman, mewah sekaligus punya mesin bensin V8 yang kurang bisa diandalkan. Mungkin ceritanya beda kalau masuk juga versi dieselnya.

Mesin turbodiesel ini yang dibuat oleh BMW. Tepatnya BMW M51 berkapasitas 2,5 liter dengan konfigurasi enam silinder segaris. Daya yang dihasilkan 136 hp dengan torsi 270 Nm.

Rolls Royce Phantom

Merek Rolls Royce mungkin bukan yang paling sukses. Itu sebelum BMW mengambil hak asuh merek Inggris ini. Hasilnya, lahir Phantom yang fenomenal. Segala yang ada di mobil ini ada campur tangan BMW-nya.

Mesin V12 yang digunakan memiliki kapasitas 6,7 liter dengan daya 460 hp. Inilah mobil yang membuat Rolls Royce kembali melambung dan terus naik pamornya hingga sekarang.

Bonus: Toyota Supra

Ya, ini pasti Anda sudah tahu. Tapi kenapa harus pakai mesin BMW B58? Kalau Anda mengikuti sepak terjang Toyota Supra, mobil sport ini selalu pakai mesin enam silinder. Seolah jadi pakem yang harus diikuti.

Nah, Toyota tidak punya waktu untuk mengembangkan mesin enam silinder segaris baru, setelah JZ tidak lagi dibuat. Mereka perlu partner untuk proyek Supra yang kehadirannya didesak dan dinanti penyukanya. Ya sudah, BMW mereka dekati untuk kerjasama. Hasilnya, mesin memakai B58, tapi platform digarap bersama.

BMW melahirkan Z4 generasi baru, Toyota jadi Supra. Pusat perakitannya sekalian. Toyota Supra dan BMW Z4 dibuat di pabrik yang sama di pusat perakitan Magna Styer di Austria.

Rolls royce EV

Setelah 100 Tahun, Rolls Royce Spectre Penuhi Petuah Pendirinya

Keingingan Rolls Royce untuk buat mobil listrik bukan hal baru. Bahkan sudah lebih dari seratus tahun mereka mendambakan mobil seperti itu. Henry Rolls, salah satu pendiri pernah berkata 100-an tahun yang lalu, “Mobil listrik sangat bersih, sunyi, tidak berbau dan akan sangat bermanfaat kalau tempat pengisian baterai bisa disediakan.” Ini mungkin pewujudan yang paling dekat dengan petuah tadi. Namanya Rolls Royce Spectre.

Diperkenalkan malam tadi (18/10/2022) sebagai gebrakan baru pabrikan mobil mewah itu di pasar kendaraan elektrik (EV, Electric Vehicle). Hebatnya, mobil ini memiliki platform yang benar-benar baru bernama Architecture of Luxury dan tidak memanfaatkan basis BMW seperti beberapa produk mereka sebelumnya.

Produsen Inggris tersebut mengatakan bahwa kemajuan teknologi pendukung kendaraan listrik yang pesat belakangan ini, memungkinkan mereka untuk terjun langsung ke pasar EV dengan mengusung standar sebuah Rolls Royce. Mereka juga menyadari EV sebetulnya sangat sesuai dengan filosofi mereka sebagai pembuat mobil yang nyaman, bertenaga dan sunyi dalam pergerakannya.

Mereka juga mengklaim kalau Rolls Royce Spectre membuka pasar baru yang disebut ultra luxury coupe EV. Wajar, Spectre adalah mobil coupe super mewah yang bertenaga listrik pertama di dunia. Ya pasti mereka akan mengklaim.

Desain & Teknologi Rolls Royce Spectre

Kami tidak terkejut melihat bentuknya. Semuanya Rolls Royce. Muka dengan grille tegak, lekukan atap, garis body di samping hingga bentuk bagasi dan lampu belakang sangat Rolls Royce. Namun beberapa detil dan fakta baru dihadirkan.

Pertama, grille depan lebih lebar dari Rolls Royce yang lain. Diklaim ini adalah grille paling lebar yang pernah ada di produk mereka. Posisinya tetap tegak, tapi menyambung dengan kap mesin melalui sebuah lengkungan. Demikian juga dengan bilah grill. Tidak lagi mengotak kaku. Ini menandakan Spectre membutuhkan aerodinamika yang mumpuni.

Kedua, lambang iconic, Spirit Of Ecstasy, didesain ulang. Bukan bentuknya, tapi lekukannya. Supaya mampu menyambungkan efek aerodinamika yang tepat. Dibutuhkan 830 jam kerja untuk membentuk lambang di kap mesin ini. Hebat sekali.

Lalu, perhatikan peleknya. Juga didesain agar bisa aerodinamis, ukurannya 23 inci. Ya 23 inci. Ini adalah pelek terbesar yang pernah ada di Rolls Royce. Bahkan pelek terbesar yang pernah dipasangkan pada sebuah coupe, sejak Bugatti Royale yang hadir di tahun 1926.

Interior

Pintu model suicide door (membuka ke belakang) tentunya harus hadir. Ini masih jadi ciri khas Rolls Royce modern. Kabinnya dihiasi star light headliner. Ada 4.796 titik pendaran yang merepresentasikan bintang. Di plafon dan door trim. Setiap titik punya lampunya sendiri! Bukan main.

Jok memiliki desain baru. Lagi-lagi, ini beda dengan yang ada di Rolls Royce manapun. Namun dikatakan juga kalau beberapa hal di kabin ini belum bersifat final. Tapi sudah keren sekali.

Sayang sekali, Rolls Royce belum mengungkap spesifikasi teknisnya. Namun mereka mengatakan mobil ini memiliki panjang lebih sedikit dari 5.000 mm. Bobotnya hampir tiga ton. Data pengujian awal (belum final) menunjukan kalau tenaganya setara 577 hp dan jarak tempuh maksimal 418 km dengan baterai penuh. Akselerasi 0-100 km/jam dilewati dalam 4,4 detik. Luar biasa sekali mobil ini. Harga Rolls Royce Spectre berkisar US $410 ribuan. Dan sudah dipesan 300 unit.