Beetle Battle 4, Kompetisi VW Kodok yang Penuh Edukasi

Setelah pernah digelar di area parkir Sarinah Thamrin pada 2014 silam, disusul hadir dalam  ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, dan diadakan bersama Drag Race VW di landasan Pacu Rumpin 2021, tahun ini Volkswagen Beetle Club (VBC) menggelar ajang Beetle Battle 4 di Senayan Park, Jakarta, pada 17 Desember 2023.

Beetle Battle 2023 dengan menggandeng Jakarta Auto Classic Meet Up (JACMU) dan Komisariat Syndicate ini merupakan gelaran khas VBC yang menjadi acara kebanggaan dari penggemar VW Beetle (Kodok) tahun lawas. Para pemilik VW Kodok dapat saling menampilkan koleksinya tersebut di hadapan publik.

Beetle Battle 4 menjadi acara yang menghadirkan kompetisi terkait segala hal mengenai VW Kodok. Dalam penyelenggaraan ajang Beetle Battle 1 hingga 3, masih berlangsung dengan tema yang umum. Namun di gelaran yang keempat, maka konsepnya lebih matang dan berbobot.

“Gelaran tahun ini, Beetle Battle diadakan lebih ‘berwarna’. Segmen acaranya diselenggarakan lebih berkualitas. Selain itu, detail acara Beetle Battle kali ini juga memiliki konsep lebih matang,” jelas Fajar Adi, selaku Ketua Panitia Pelaksana Beetle Battle 4.

Beetle Battle berupaya untuk menampilkan sesuatu yang khas dan tidak ditemui pada ajang VW lain di Tanah Air. Beetle Battle 4 mengusung tema ‘Beetle Boxing Arena’, yang diibaratkan seperti adu tinju di atas ring. Boxing di sini untuk mempertemukan berbagai VW Beetle sesuai kelasnya masing-masing, untuk ‘bertarung’ menjadi yang terbaik.

Gelaran di penghujung tahun 2023 ini ternyata merupakan seri pembuka dengan kemasan Fun, Education, dan Entertainment. Makna di dalamnya ialah ingin mengajak generasi muda berikutnya untuk mau bermain VW klasik. Sehingga VW klasik tidak lenyap dari bumi Indonesia. Sebab keberadaan VW di Indonesia sudah merupakan bagian dari sejarah dunia otomotif Tanah Air.

Road to Pecah Volkswagen 2024 Siap Digelar!

Dalam menyambut gelaran Pecah Volkswagen di tahun 2024 nanti, maka sejumlah komunitas Volkswagen (VW) berkolaborasi untuk membuat acara pre-event, yakni Road to Pecah Volkswagen 2024 di Kompleks MPR RI, pada Sabtu 11 November 2023. Acara ini juga bakal disertai dengan aktivitas Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

Event Road to Pecah Volkswagen 2024 diselenggarakan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama Volkswagen Indonesia Assocation, Volkswagen Beetle Club (VBC), Volkswagen Thing Club (VTC), Volkswagen Van Club (VVC), dan VW Bekasi. Direncanakan bakal dimeriahkan dengan beragam konten acara dan tentunya akan ada ratusan kendaraan VW yang hadir.

“Berbagai kegiatan menarik telah disiapkan untuk memeriahkan event ini. Tidak kalah penting, juga akan ada sesi foto khusus bagi para pemilik VW dan kendaraan kesayangannya di depan tangga Gedung Nusantara MPR RI,” ujar Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum IMI.

“Selanjutnya, akan ada kontes VW Bamsoet Choice, dan kontes VW Best Original Look. Tak ketinggalan talkshow dan diskusi mengenai VW, penghargaan kepada para anggota komunitas VW yang datang dari lokasi terjauh, bazaar UMKM, hingga hiburan musik dan berbagai kegiatan hiburan lainnya,” tambah Ray Gregory, selaku Ketua Panitia Road to Pecah Volkswagen 2024.

Selain akan disampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, dalam acara ini juga akan disampaikan pemaparan mengenai Peraturan Menteri Perhubungan RI No.45/2023 Tentang Kustomisasi Kendaraan Bermotor. Hal ini dirasa perlu diketahui bersama, karena peraturan tersebut amat erat kaitannya dengan modifikasi kendaraan.

VW Wochenende Treffen 2023, Temu Kangen Lintas Generasi

Acara komunitas Volkswagen (VW) selalu seru untuk diikuti. Salah satunya ialah VW Wochenende Treffen 2023, Meet and Greet Komunitas VW yang diadakan pada 5 November 2023 di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.

Ajang ini tak hanya diisi dengan temu kangen antar pengguna kendaraan VW saja, namun juga ada sejumlah kegiatan menarik lainnya. Mulai dari VW Profile & Product Presentation, VW Judge Workshop, Community Talk, Appreciation Award, Games & Prizes, VW Judges – The Best 10 Choices, serta VeeDub Gathering Party.

Indonesia sarat sejarah otomotif

Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo, bersama Ketua Umum VW Indonesia ASSC Komjen Pol (Purn.) Nanan Soekarna, membuka event ini secara langsung. Turut hadir antara lain, Deputi GM VW Garuda Mataram Ahmad Badawi, Event Director Vee Dub Enterprises Setyanto Herlambang, dan Joe P Project.

“Sejak 30 tahun lalu, saya telah mencintai VW. Menjadi anggota Volkswagen Beetle Club (VBC) dengan nomor anggota VBC-111. Membuktikan bahwa melalui otomotif, kita bisa mengetahui dan belajar banyak tentang perjalanan sejarah,” ujar Bambang Soesatyo.

VW sudah ada sejak 1952

Apa yang diutarakan oleh pria yang akrab disapa Bamsoet ini memang benar. Sebab keberadaan VW di Indonesia memiliki sejarah panjang. Sejumlah literatur mencatat, VW mulai masuk ke pasar otomotif Indonesia sekitar tahun 1952, dibawah naungan PT Piola. Selanjutnya, Indonesia sudah mampu memproduksi VW pertama yang diberi nama VW Mitra, berbasis VW Type 2 dengan mesin 1.6 liter.

Berbagai organisasi pecinta VW tersebut telah menjadi kekuatan sosial perekat ikatan kebangsaan. Hal ini tidak lepas dari jiwa kebersamaan dan kultur organisasi yang keanggotaannya bersifat inklusif dan merangkul semua golongan. Serta senantiasa mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan, semangat solidaritas, dan gotong royong.

Para pecinta VW di Indonesia kemudian semakin guyub, hingga tergabung ke berbagai perkumpulan dan klub. Berdiri Volkswagen Van Club (VVC) di tahun 1981, Volkswagen Beetle Club (VBC) di tahun 1982, serta kini ditambah dengan Volkswagen Thing Club (VTC) yang baru saja dibentuk pada bulan Juni 2023.

Banyak unit langka

Kembali ke VW Wochenende Treffen 2023, acara ini juga diramaikan dengan hadirnya unit VW yang langka. VW Kodok dan Kombi sudah pasti paling banyak unitnya. Namun ada juga beberapa Type 3 (Notchback dan Squareback), 181 Thing (VW Safari atau VW Camat), Karmann Ghia Coupe dan Cabriolet, hingga Karmann Ghia TC yang amat langka!

Acara ini diadakan untuk menjadi bagian dari event Road to Pecah Seribu VW, Indonesia Bersatu. Rencananya acara Road to Pecah Seribu akan diselenggarakan pada 11 November 2023 di Kompleks MPR RI, dengan mengangkat tema ‘Mobil Rakyat di Rumah Rakyat’. Acara ini juga nantinya diiringi dengan dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

Volkswagen Boyong ‘Hot Hatch’ Golf GTI di GIIAS 2023

Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 menjadi momen istimewa bagi PT Garuda Mataram Motor (GMM), Agen Pemegang Merk Volkswagen (VW) di Indonesia, untuk memperkenalkan salah satu model unggulannya, yakni New Golf GTI.

“The King is Back, Golf GTI adalah salah satu legenda hatchback berperforma tinggi dan kami bawa kembali ke Indonesia untuk para car enthusiast yang telah lama menanti mobil ini,” ujar Badawi Marhasan, Head of Sales PT GMM.

Hatchback Kompak dengan DNA Mobil Sport

VW Golf GTI sudah dikenal sebagai hatchback dengan DNA sporty sejak kelahirannya pertama kali di ajang Frankfurt Motor Show tahun 1975. Selanjutnya selama bertahun-tahun mobil ini terus menampilkan bagaimana sebuah hatchback berdimensi kompak menjadi layaknya sebuah mobil sport. Wajar saja jika predikatnya sebagai ‘Hot Hatch’ melekat sejak Golf GTI generasi pertama.

Desain eksterior baru mewujudkan perhatian terhadap detail khasnya. Garis merah di grille adalah ‘ciri wajib’ bagi sebuah Golf GTI. Garis itu membentang di kisi-kisi kendaraan, di kedua sisi logo VW. Golf GTI ini hadir dengan lampu depan LED performa tinggi, Daytime Running Lights (DRL) dan lima LED di setiap sisi bumper depan yang menciptakan lampu kabut berbentuk X ditambah fitur Active Cornering Lights.

Selain itu, semua lampu puddle, yang memproyeksikan pola polkadot unik ke permukaan tanah dari kaca spion luar, menampilkan ceruk gagang pintu yang bercahaya menjadi ciri khas The New Golf GTI. VW Golf GTI generasi 8 ini menggunakan Velg Alloy Richmond 18 inci dengan kaliper rem cakram berwarna merah.

Mesin 245 hp berada di balik kap depan

Di balik kap mesinnya, hatchback ganas ini menggunakan mesin 2.0 TSI dengan tambahan turbocharger yang bertenaga 245 hp dan torsi maksimal 370 Nm. Tenaga tersebut disalurkan ke kedua roda depan melalui transmisi DSG 7-speed dengan kopling ganda. Performa 0-100 km/jam dapat ditempuh hanya dengan 6,3 detik saja.

Interior dengan sport seat di depan memiliki aksen bernuansa merah, dapat diatur secara elektrik, memori posisi, serta lumbar support. Material kulit Vienna membalut jok depan dan belakang untuk memberikan sentuhan mewah.

Panel instrumen Digital Cockpit khas VW menggunakan layar 10,25 inci multiwarna dengan berbagai tema dan tampilan, termasuk tema khusus GTI. Tersedia fitur Discover Media dengan layar sentuh 10 inci yang memiliki fitur navigasi dan sistem koneksi Apple CarPlay, plus Android Auto dengan output 7 speaker.

Di Indonesia, All New Golf GTI tersedia dalam lima pilihan warna, yaitu: Kings Red, Moonstone Grey, Deep Black, Oryx White dan Atlantic Blue. Sayangnya, PT GMM belum membeberkan angka banderol untuk Hot Hatch tampan ini. Jangankan Anda, kami pun tak sabar untuk mengetahui harga resminya…

Produksi Global Platform MEB Volkswagen Capai 1 Juta Unit

Skandal Dieselgate yang terjadi di kubu Volkswagen pada tahun 2017 mungkin ada hikmahnya. Jika hal itu tak terjadi, mungkin pabrikan asal Jerman yang bermarkas di Wolfsburg ini tak akan segera beralih haluan ke teknologi mobil listrik seperti saat ini. Dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, Volkswagen telah menjadi pemain utama di kancah mobil listrik Eropa maupun global. Dari delapan fasilitas manufaktur yang ada di berbagai negara, VW Group telah melahirkan 1 juta unit mobil listrik dengan platform MEB.

Bahkan beberapa pekan lalu pabrik manufaktur ke sembilan yakni Ford Cologne Electric Vehicle Center baru saja beroperasi di Jerman. Ya, di fasilitas yang dikelola oleh Ford Eropa ini akan diproduksi pula mobil listrik Volkswagen ID.4. Tentu saja Ford memperoleh keuntungan yakni dapat memanfaatkan teknologi rancang bangun platform MEB yang akan digunakan pada Ford Explorer EV yang sekelas dengan VW ID.4.

Platform Baru Untuk Mobil Listrik Berukuran Kecil

Volkswagen sangat memahami bahwa mobil listrik berukuran kecil memiliki potensi pasar yang sangat besar. Oleh sebab itu tak lama lagi platform MEB akan berkembang menjadi platform baru.

Platform ini nantinya khusus digunakan pada mobil penumpang termasuk crossover ukuran kecil yang bakal diproduksi sejumlah brand di bawah naungan VW Group.

Pasalnya, mobil listrik berukuran kecil biaya produksinya jauh lebih murah dan harga jualnya dapat menjangkau kalangan konsumen yang lebih luas. Tentunya, platform MEB Entry jadi jalan pembuka bagi VW Group dalam mengantisipasi gempuran mobil listrik kecil dan murah dari pabrikan otomotif RRC yang mulai merambah pasar Eropa.

Skoda dan Cupra adalah dua brand pertama yang bakal menggunakan platform MEB Entry. Cupra sendiri merupakan calon pengganti brand SEAT sebagai produsen mobil listrik pada tahun 2030 mendatang.

Platform MEB vs MEB Entry

Apa yang menjadi pembeda?

Dari konstruksi rancang bangunnya, perbedaan yang paling terlihat yakni pada sistem penggeraknya. Versi standar dari mobil berplatform MEB dibekali dengan motor listrik tunggal yang menghasilkan sistem penggerak roda belakang (RWD). Varian lebih lanjut yakni versi motor elektrik ganda dengan penggerak AWD.

Kendaraan dengan platform MEB saat ini diproduksi di Eropa, AS dan RRC. Platform jenis ini digunakan pada mobil listrik VW mulai dari hatchback ID.3 hingga minivan ID. Buzz versi long wheel-base yang baru saja diluncurkan.

Berbeda dengan platform MEB Entry yang dirancang khusus untuk mobil kecil dengan harga terjangkau (murah). Platform ini biaya produksinya jauh lebih murah dengan rancang bangun yang lebih sederhana dan nantinya hanya dibekali motor elektrik tunggal dengan sistem penggerak roda depan (FWD).

Perihal software yang selama beberapa tahun terakhir menjadi kendala di kubu VW, nampaknya akan segera teratasi. Kerjasama yang dijalin dengan Ford setidaknya bakal mengurangi ketergantungan VW Group pada divisi software Cariad.

Nah, dengan hadirnya platform baru MEB Entry, mampukah Volkswagen Group menandingi dominasi mobil listrik murah made in RRC seperti Wuling, GAC maupun BYD?

VW Tiguan generasi baru segera hadir.

Keberadaan VW Tiguan Baru Resmi Diakui, Meluncur Segera

Volkswagen (VW) mengumumkan kehadiran VW Tiguan generasi terbaru secara daring pada 15 Juni kemarin. Bentuknya masih ditutup kamuflase unik dengan QR code terpasang di pintu. Mobil ini akan hadir pada musim gugur yang akan datang di Amerika Serikat dan Eropa dulu, sebelum menjejak pangsa pasar global.

Lampu depannya seperti terinspirasi dari deretan mobil EV VW ID. DRL terpasang membentang di bawah kap mesin bagian depan. Sementara di bawahnya, saluran udara di bemper, diapit sepasang lubang udara. Secara keseluruhan, bentuk mukanya terlihat lebih berlekuk halus di bawah kamuflase yang terpasang. Kalau dibandingkan dengan yang ada sekarang. Entah kalau sudah dibuka nanti.

VW Tiguan akan diperkenalkan pada musim gugur nanti.

Tekukan di pintu bagasi terlihat tegas, terutama dari sambungan kaca ke bawahnya. Lampu belakang khas VW terlihat jelas di sini. Yang menarik, ada reflektor yang lebar di bemper.

Tidak kalah menarik, VW sudah membuka selubung interior Tiguan baru. Dashboard malah banyak tekukan bersiku dengan sepasang layar monitor. Satu di depan pengemudi, satunya sebagai sarana infotainment digital berukuran 15 inci. Layar ini diambil dari ID.7. VW mengklaim digitalisasi di kabin lebih intuitif dan dibuat berdasarkan masukan dari konsumennya. Meski demikian, pabrikan Wolfsburg, Jerman ini mengatakan bentuknya belum final.

Interior Tiguan baru.

Salah satu masukan mungkin soal tombol di setir. Jika sebelumnya menggunakan soft touch, kini kembali lagi jadi tombol fisik. Ini berita bagus, karena kami juga harus akui, soft touch di setir bukan ide yang bagus. Sementara itu, tuas transmisi bukan di konsol tengah, tapi di kolom setir.

Yang pasti, VW mengedepankan bagaimana mereka memuat interior VW Tiguan menggunakan material berkelas. Selain itu, diklaim juga mobil ini punya insulasi suara terbaik, yang bisa ditingkatkan melalui paket peningkatan akustik opsional.

Peningkatan di Balik Rupa

Untuk diketahui, ini adalah VW Tiguan dengan chassis pendek. Mengandalkan platform MQB Evo. Versi upgrade dari MQB yang sudah digunakan. Dimensi Tiguan, berdasarkan rilis VW adalah 4.551 mm untuk panjang, lebar 1.939 mm sedangkan tingginya 1.640 mm.

VW Tiguan akan punya varian PHEV.

Dengan demikian, mobil ini lebih panjang 32 mm dibanding pendahulunya. Juga bertambah tinggi 5 mm. Sedangkan lebarnya tidak berubah. Diberikan juga wheelbase sebesar 2.681 mm. Untuk informasi, ini tidak berubah. Sama seperti Tiguan wheelbase pendek sebelumnya. Namun ditegaskan, ruang kabinnya lebih luas. Contohnya, bagasi sekarang bisa menampung 648 liter barang. Meningkat 33 liter dibanding sebelumnya.

Sebagai penggerak, ada beberapa opsi. Pertama, empat silinder 1,5 liter dengan teknologi mild hybrid yang disebut eTSI. Lalu mesin berkapasitas 2,0 liter bensin dan diesel serta dua pilihan berpenggerak PHEV. Detailnya akan diumumkan nanti. Yang kami penasaran adalah VW Tiguan R tidak disertakan di pengumuman mereka. Kita tunggu saja.

VBC Rayakan Hari Jadi Ke-41 Dengan Konvoi Bersama

Usia yang ke-41 tahun bukan waktu yang sebentar dalam menjalin silaturahim antar anggota klub. Hal tersebut dibuktikan oleh Volkswagen Beetle Club (VBC) sebagai klub Volkswagen (VW) Beetle atau di Indonesia akrab disebut VW Kodok. Dalam memeriahkan hari jadinya tersebut, sejumlah anggota VBC melakukan konvoi bersama keliling Jakarta pada tanggal 10 Juni 2023.

Tak kurang dari 42 unit VW berkumpul di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak pagi hari. Ternyata tak hanya pengguna VW Kodok saja yang ingin meramaikan acara ini, namun terlihat ada beberapa pengguna VW jenis lain yang ikut hadir, sebut saja VW Kombi dan VW Type 3. Rute yang dipilih dalam konvoi tersebut mulai dari Pondok Indah Plaza menuju Jalan Kyai Maja, dilanjutkan ke Jalan Jend. Sudirman dan Bundaran HI, lalu mengarah ke Jalan Prapanca serta berakhir di Papabro Café – Motovillage.

“Saat ini VBC memiliki anggota sekitar 400 orang dengan beragam aktivitas. Namun berangkat dari hobi dan antusiasme yang serupa terhadap VW Kodok di Indonesia, membuat VBC ini tetap eksis. Kami selaku pengurus berharap agar VBC tetap solid dalam menjalin silaturahim. Semoga klub ini bisa lebih baik lagi di masa depan dan menjadi ajang kumpul para pecinta VW di Indonesia,” kata R. Adi Yunadi Endjun, selaku Ketua Umum VBC.

Ternyata tidak melakukan konvoi saja, sebab dalam merayakan ulang tahunnya yang ke-41 ini, VBC tak lupa melakukan syukuran dengan diiringi acara potong tumpeng, hiburan musik dan aneka games. Aktivitas yang dilakukan pada hari penuh keseruan tersebut tak lain untuk terus mempererat solidaritas anggotanya secara internal, termasuk bersama klub Volkswagen yang ada di seluruh Indonesia.

Volkswagen Thing Club Akhirnya Resmi Dibentuk!

Satu lagi klub baru dari kendaraan Volkswagen (VW) dibentuk di Indonesia, yakni Volkswagen Thing Club. Klub ini merupakan wadah berkumpulnya penyuka dan pengguna VW Safari di Tanah Air. Klub baru ini dibentuk atas prakarsa dari sejumlah pengurus Volkswagen Beetle Club (VBC) dan Volkswagen Van Club (VVC).

Diinisiasi usai gelaran JACMU 2023

Berlatar belakang dari animo dan respon kegiatan Jakarta Auto Classic Meetup (JACMU 2023) sebelum ini, maka Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bapak Bambang Soesatyo melihat perlunya menambah wadah silaturahim para antusias mobil VW di Indonesia, khususnya dari kalangan para pemilik mobil VW Safari.

Sebagai pendiri dari klub ini, yaitu Dr. H. Bambang Soesatyo SE, MBA (VTC 001), Irjen Pol (P) Drs. Pudji Hartanto Iskandar MM (VTC 002), Ray Gregory E. Oscar (VTC 003), R. Adi Yunadi Endjun (VTC 004) dan Arief Gunawan (VTC 005). Diharapkan dengan hadirnya klub baru ini, dapat meningkatkan animo komunitas dan berkembangnya kegiatan otomotif khususnya yang terkait dengan VW Safari di Indonesia.

Kendaraan dinas Camat

Sekilas mengenai VW Safari ini, merupakan mobil mungkin kurang familiar bagi sebagian orang, karena populasinya memang tidak sebanyak VW Beetle (atau VW Kodok) atau VW Type 2 (atau VW Kombi). VW Safari ini juga dijuluki sebagai VW Camat, sebab pernah menjadi kendaraan dinas serta operasional pejabat setingkat Camat di Indonesia pada era Orde Baru.

VW Safari sebenarnya merupakan nama tidak resmi yang menempel pada mobil ini. Karena nama aslinya ialah VW 181 atau VW 182. Di negara asalnya, Jerman, VW ini memiliki sebutan Kurierwagen. Sedangkan di Inggris dinamai Trekker dan di Amerika dijuluki sebagai Thing. Meskipun bukan sebuah kendaraan off-road berpenggerak empat roda (4×4), namun VW Safari ini masih sanggup melewati permukaan jalan yang buruk dengan dibantu fitur reduction gear pada roda belakangnya.

VTC berharap agar dengan diresmikannya klub baru ini dapat merangkul semua pemilik VW Safari yang tersebar di seluruh Indonesia. Mengingat bahwa di wilayah Asia, hanya Indonesia saja yang pernah dipasarkan VW Safari secara resmi.

VW Golf R 333 Limited Edition, 333 Unit Ludes Dalam 8 Menit!

Volkswagen memang tengah gencar mengenjot pengembangan teknologi mobil listrik. Namun untuk para penggemar setia VW Golf, tetap mendapat perhatian istimewa.

Sebuah model edisi khusus VW Golf R 333 Limited Edition baru saja diluncurkan pekan ini. Hatchback high performance ini dibuat secara hanya sebanyak 333 unit. Dibangun dari basis Golf R 20 Years Edition yang meluncur tahun 2022 lalu.

Tak hanya menandai dua dekade lahirnya label “R” pada model mobil high performance Volkswagen. Namun sekaligus menjadi napak tilas evolusi model Golf R yang dipasarkan pertamakali di tahun 2002 silam. Apa keistimewaan dari VW Golf R 333 Limited Edition ini?

333 Pferdestarke!

Di balik bonnet Golf R 333 Limited Edition terpasang spek mesin yang sama dengan VW Golf R 20 Years Edition dan Golf R Performance.

Sebongkah mesin 4-silinder 2.0-liter turbo menghasilkan output tenaga 333 PS (sekitar 329 hp) dan torsi maksimum 420 Nm.  Hm… 333 PS, dari sinilah asal mula label “333” pada model edisi terbatas ini.

Istilah “Pferdestarke” (biasa disingkat “PS”) yang dalam Bahasa Indonesia artinya “kekuatan kuda” adalah satuan besaran daya yang umum digunakan di Eropa, termasuk Jerman. Sama halnya seperti istilah “Horsepower” (HP) yang juga umum digunakan di dunia. Perbedaan antara kedua istilah ini adalah cara perhitungannya.

Hot-hatch Golf R 333 edisi khusus ini memang diracik untuk memberikan kenikmatan berkendara. Tak hanya di aspal jalan raya, tapi juga di trek balap.

Tak heran jika terdapat dua pilihan mode berkendara khusus: Drift and Special. Seperti halnya Golf R Performance, penyaluran tenaga ke poros roda diolah melalui transmisi 7-speed Dual-Shift Gear (DSG) dan fitur launch control.

Hembusan gas buang disalurkan via sistem pipa exhaust titanium lansiran Akrapovic. Akselerasi 0-100 km/jam cukup dengan 4,6 detik. Kecepatan maksimumnya dapat menembus angka 270 km/jam.

Kemasan Eksterior Menggoda

Tampilan eksterior dari VW Golf R 333 Limited Edition ini. Baluran warna kuning terang Lime Yellow Metallic yang begitu eyecatching pada sekujur bodynya membuat mobil ini tampil beda.

Paket aerodinamika pada body termasuk spoiler dan sirip diffuser di bagian belakang. Penopang body berupa satu set velg balap Estoril 19-inci berkelir hitam berlogo “R” dibalut ban balap semi-slick. Kaliper rem high performance dilabur warna biru khas VW “R”.

 Interior Sporty Khas VW Golf R

Seperti pada umumnya varian Golf R, aura sporty terlihat begitu kental pada area interior. Dominasi warna hitam dan abu-abu dipadukan dengan aksen serat karbon.

Jok sport semi bucket dikemas dengan balutan kulit Nappa plus aksen jahitan benang warna biru. Biru adalah warna khas dari model “R”. Pada dashboard pun tersemat emblem khusus bertuliskan nomor urut produksi dari edisi terbatas Golf R 333.

Sistem audio mewah? Tentu saja. Seperangkat sistem tata suara premium lansiran Harman Kardon berdaya 480 W dengan 8 speaker + 1 subwoofer jadi pemanja telinga nan eksklusif.

Dengan label harga €76,410 atau setara Rp 1,2 miliar, seluruhnya terjual hanya dalam waktu 8 menit setelah diluncurkan! Produksi akan dimulai September mendatang di Wolfsburg, Jerman. Pengiriman perdana diperkirakan mulai Oktober mendatang.

Sebuah acara istimewa àkan dihelat di Autostadt, Wolfsburg, khusus untuk menyambut para konsumen VW Golf R 333 Limited Edition yang menjemput langsung mobil pesanan mereka pada Oktober mendatang. Hmm…Apakah anda adalah salah satu pemilik mobil ini?

VW ID. Buzz LWB Siap Ramaikan Pasar Amerika dan Eropa

Terkadang sebuah sosok kendaraan itu seperti musik yang nikmat dan mampu memberikan aura yang menyenangkan. Hal tersebut mungkin yang menggambarkan sosok Volkswagen (VW) ID. Buzz. Sebuah mobil listrik yang punya tampilan yang unik dan mengundang senyum bagi siapa saja yang melihatnya. Setelah ID. Buzz hadir beberapa waktu silam, kini VW menghadirkan versi long wheelbase (LWB), khusus untuk wilayah Amerika (dan Canada) serta Eropa.

Kembalinya ke pasar Amerika Utara

Mobil ini sekaligus menandai kembalinya VW bus ke pasar Amerika Utara, setelah vakum selama 20 tahun lalu. Debut ID. Buzz LWB di Amerika berlangsung pada 2 Juni 2023, di Huntington Beach, dekat kota Los Angeles.

Pemilihan tempat tersebut ialah karena merupakan ‘tempat nongkrong’ para peselancar di California. Kaitannya dengan VW bus ialah para peselancar di masa lalu seringkali menggunakan VW bus generasi T1, T2, hingga T3. Asyiknya lagi, setiap tanggal 2 Juni nantinya akan diperingati sebagai Volkswagen Bus Day di Amerika.

Selanjutnya, ID. Buzz LWB diperkenalkan di Eropa pada 23 hingga 25 Juni dalam event VW Bus Festival di kota Hannover, Jerman. Gelaran ini merupakan event meet-up terbesar bagi pecinta dan pengguna VW bus di Eropa, serta pesertanya pun hadir dari segala penjuru negara.

Wheelbase bertambah 250 mm

Dengan panjang bodi mencapai nyaris 5 meter (4.962 mm), wheelbase VW ID. Buzz LWB bertambah 250 mm dan memungkinkan untuk adanya jok baris ketiga. Selain itu, ruang kargonya pun turut membengkak hingga 2,469 liter dan baterai yang berkapasitas lebih besar (85 kWh) dapat disematkan.  

ID. Buzz LWB juga akan tersedia dengan motor listrik 210 kW (setara dengan 286 hp) dan mampu mencapai top speed 160 km/jam (dibatasi secara elektronis). Akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 7,9 detik. Sedangkan untuk versi Eropa, harus ‘puas’ dengan motor listrik 150 kW. Jadi top speed-nya berada di angka 145 km/jam saja.

Lebih lanjut, di tahun 2024 nanti VW juga akan memperkenalkan ID. Buzz LWB versi GTX yang berpenggerak all-wheel drive dan memakai motor listrik 250 kW (atau setara 339 hp). Hasilnya ialah akselerasi 0-100 km/jam dalam tempo 6,4 detik!

VW Mau Jadi Pemain Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pertemuan dengan CEO PowerCo Frank Blome dan CPO PowerCo Jorg Teichmann saat kunjungannya ke Hannover, Jerman, pada 16 April 2023 silam. Pertemuan ini membahas rencana investasi Volkswagen (VW) melalui anak perusahaannya, PowerCo.

Bahasan rencana yang dilakukan ialan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik secara terpadu di Indonesia. Rencana investasi Volkswagen di Indonesia ditargetkan untuk menyuplai produk baterai listrik kepada sejumlah merek otomotif di bawah naungan VW Group.

Menteri Investasi/Kepala BKPM menyatakan apresiasi dan akan memberikan pengawalan terhadap rencana investasi Volkswagen ini. “VW akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional dan asing. Kami siap mengawal agar rencana investasinya segera terealisasi,” kata Bahlil.

Rencana investasi dari Jerman ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk menyampaikan kepada dunia, bahwa Indonesia terbuka dalam menarik investasi yang tidak hanya dari benua Asia, tapi juga dari benua Eropa.

“Saya pikir ini sebagai bentuk investasi inklusif sekaligus dapat menganulir cara berpikir dunia internasional yang menganggap pertambangan di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah internasional,” ujar Bahlil.

PowerCo SE merupakan anak perusahaan Volkswagen yang didirikan tahun 2022 dan berkantor pusat di Salzgitter, Jerman. Perusahaan menjalankan semua aktivitas baterai Volkswagen Group, mulai dari memproses bahan mentah, mengembangkan baterai hingga mengelola gigafactories Eropa.

PowerCo ditargetkan menyuplai 80 persen produk baterai listrik kepada sejumlah merek otomotif di bawah VW Group (Audi, Skoda, Lamborghini, Porsche, Bentley dan Ducati). Selama periode 2018-2022, Jerman menempati posisi ke-16 dalam peringkat negara asing dengan nilai investasi tertinggi dengan total investasi sebesar USD991 juta.

JACMU 2023 Kedatangan VW ID. Buzz!

Tepat di akhir pekan menjelang bulan Ramadan, menjadi momen yang dimanfaatkan oleh banyak penyuka kendaraan lawas. Gelaran Jakarta Auto Classic Meet Up (JACMU) 2023 pun digelar dari tanggal 18 hingga 19 Maret 2023, di Lapangan Banteng Park. Event ini tak hanya menjadi temu kangen para pecinta mobil Volkswagen (VW) klasik saja, namun juga dihadiri oleh sejumlah komunitas mobil non-VW.

Lokasi ikonik dan bersejarah

Selain memberikan kesempatan interaktif bagi para pecinta otomotif, JACMU 2023 ini juga bertujuan untuk memberikan pilihan wisata akhir pekan bagi warga Jakarta dan sekitarnya dengan tema otomotif. Sekaligus berkesempatan mengunjungi salah satu lokasi ikonik serta bersejarah di Jakarta.

Event JACMU 2023 ini diadakan sebagai gelaran hasil kolaborasi antara klub VW tertua di Tanah Air yakni Volkswagen Beetle Club (VBC) dan Volkswagen Van Club (VVC), yang didukung penuh oleh Jakarta Storm (JS) Speed sebagai wadah pemerhati beragam kegiatan dan olahraga otomotif.

JACMU 2023 ini juga didukung penuh oleh IMI DKI Jaya. Selain itu, dukungan terbesar tentu datang dari masyarakat dan komunitas pecinta mobil lawas, khususnya era tahun 80-90an yang menjadi semangat event JACMU 2023.

Penerus VW Kombi klasik

Selain ada beragam mobil yang hits pada era tahun 80-90an, pada acara ini ada yang istimewa bagi para pengunjung yaitu hadirnya VW ID. Buzz produksi tahun 2023. Kendaraan penerus mikrobus VW Kombi ini menggunakan sistem penggerak listrik.

VW ID. Buzz sendiri telah dijual ke sejumlah negara di Eropa mulai akhir tahun 2022. Sedangkan unit yang dihadirkan pada acara JACMU 2023 merupakan unit pertama yang masuk di Indonesia. Bahkan mungkin yang pertama juga di Asia Tenggara. VW ID. Buzz memiliki sejumlah kemiripan dengan model VW Kombi klasik, namun tetap berkesan modern.

Desain dari ID. Buzz ini tetap memberikan kelegaan di dalam kabinnya, sehingga bisa memuat banyak penumpang dan barang bawaan. VW ID. Buzz menggunakan motor listrik berkekuatan 150 kW dengan penggerak roda belakang. Didukung oleh baterai lithium-ion 82 kWh mobil ini dapat mencapai kecepatan maksimum 144 km/jam. Uniknya, ID. Buzz pertama di Tanah Air ini langsung resmi didaftarkan ke dalam keanggotaan Volkswagen Van Club. Kami jadi ingin merasakan langsung Kombi modern bertenaga listrik ini…

Mobil Kesayangan Pelé Ternyata Bukan Mobil Mewah

Salah satu legenda sepakbola dunia asal Brazil, Pelé baru saja tutup usia pada 29 Desember 2022 di São Paulo, Brazil dalam usia 82 tahun. Pelé meninggal dunia akibat penyakit kanker yang diidapnya selama beberapa tahun terakhir.

Pria ramah dan murah senyum kelahiran 23 Oktober 1940 yang memiliki nama lengkap Edson Arantes do Nascimento ini merupakan satu-satunya legenda sepakbola di dunia yang tercatat 3 kali menjuarai Piala Dunia. Bersama Pelé, Brazil sukses menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1958, 1962 dan 1970.

Gol fenomenal yang dijebloskannya ke gawang tim tuan rumah Swedia pada menit-menit terakhir laga final membawa Seleção menjadi juara Piala Dunia 1958 dan meraih piala Jules Rimet pada usianya yang saat itu masih 17 tahun.

Pelé yang di sepanjang karirnya mencetak 1.281 gol dalam 1.366 pertandingan ini ternyata juga memiliki koleksi mobil. Tak hanya mobil sport seperti Maserati, tapi juga VW Beetle dan mobil mewah lainnya.

Pelé Dan Mercedes-Benz

Awal era 1960-an hingga era 1970-an merupakan masa keemasan karir sepakbola Pelé. Pabrikan asal Jerman, Mercedes-Benz bahkan menghadiahkan sejumlah mobil kepada Pelé.

Mercedes-Benz pertama yang hinggap di tangan Pelé ialah saloon 220Sb (W111) bermesin 6 silinder 2.2 liter. Model yang juga punya julukan Heckflosse ini menjadi generasi penerus bagi model Ponton. Desain mobil ini mengedepankan aspek kenyamanan dan keselamatan berkendara bagi pengguna serta penumpangnya. Visibilitas bagi pengendara pun tergolong amat baik di eranya.

Mobil selanjutnya yang dihadiahkan Mercedes-Benz kepadanya adalah W114. Jajaran model Mercedes-Benz W115 dan W114 cukup populer di Indonesia pada akhir 1960 hingga pertengahan 1970an dan dikenal dengan julukan Mercy Mini. Unit milik Pelé ialah 250C dengan bodi pillarless coupe dua pintu. 

Era tahun ’60-’70an merupakan masa kejayaan Mercedes-Benz berkat mobil hasil rancangan Jean Paul Bracq yang populer dan laris manis di berbagai belahan dunia, bahkan tetap melegenda hingga saat ini. Di antara sejumlah mobil koleksinya, Pelé paling sering mengendarai mobil Mercedes-Benz 250C yang dihadiahkan kepadanya sebagai kendaraan harian walau tak semewah sedan S-Class.

Sedan saloon bermesin M114 6-silinder segaris 2.5-liter bertenaga 128 hp ini mampu dipacu hingga 180 km/jam. Akselerasi 0-100 km/jam butuh waktu 12,8 detik. Jangan dibandingkan dengan ukuran zaman sekarang. Pada era ’60an mobil ini sudah terbilang kencang walau bukan mobil sport.

Aero Willys 2600 1963

Dari sejumlah mobil yang ada di garasinya, Aero Willys 2600 buatan 1963 merupakan salah satu mobil paling berkesan bagi Pelé. Tak hanya menjadi salah satu tonggak kebangkitan industri otomotif di Brazil, mobil tersebut adalah hadiah atas keberhasilannya membawa tim Brazil menjadi juara Piala Dunia 1962 pada usianya yang saat itu masih sangat belia.

Mobil yang diproduksi oleh Willys-Overland do Brasil S.A. di São Paulo, Brazil ini dibekali mesin Hurricane 2600 spek Brazil. Berbeda dengan mesin Hurricane F-head 161 untuk pasar Amerika Serikat, mesin 6-silinder segaris berkapasitas 161 cubic-inch (2.640 cc) untuk spek Brazil dilengkapi dua unit karburator one-barrel. Variant teratas seperti yang dimiliki oleh Pelé dilengkapi dengan transmisi automatic 4-speed Hydramatic. Dengan kompresi 7.6:1, output performa tenaganya 130 hp pada 4.400 rpm dengan torsi maksimum 190 Nm pada 2.000 rpm.

Menjelang akhir masa hidupnya, Pelé tak lagi dapat menikmati beragam koleksi mobil miliknya mulai dari BMW, Mercedes-Benz hingga Maserati yang total nilainya lebih dari $100 juta. Bahkan untuk berjalan pun ia harus dibantu oleh asisten dan supir pribadinya. Sang legenda kini telah pergi dan tinggal kenangan.

Selamat jalan Pelé… Adeus…

Festival Volkswagen 10, Event VW Penutup di Tahun 2022

Berbekal pengalaman dan kesuksesan menggelar event bertemakan otomotif sejak tahun 1999, menjelang akhir tahun 2022 ini Garis Enterprise kembali mengadakan acara Festival Volkswagen 10. Event berkumpulnya para antusias kendaraan Volkswagen (VW) ini digelar pada tanggal 10 Desember 2022 silam, dan kembali berlokasi di Vivo Mall Sentul, Jawa Barat.

“Acara Festival Volkswagen 10 ini digelar dengan penuh kehati-hatian terutama di saat grafik kasus COVID-19 kembali menanjak, selain dengan slogan slogan yang memang ada terpasang dilokasi tidak henti-hentinya   panitia tetap mengingatkan penonton dan peserta untuk memakai masker, menajaga jarak dan tetap mencuci tangan,” kata Adhi Wiharsa, selaku Marketing & Communication Manager Vivo Mall Sentul.

Seperti gelaran Festival Volkswagen yang sebelumnya, acara ini akan dimeriahkan dengan aktivitas meet-up, bursa suku cadang dan aksesoris, bursa kendaraan, hingga kontes kendaraan Volkswagen (VW). Tak kurang dari 27 kategori yang dikonteskan dari semua jenis dan tahun pembuatan kendaraan VW, baik untuk perseta yang menggunakan kendaraan klasik maupun kendaraan modern.

“Festival VW identik dengan sebuah acara yang mengutamakan keakraban peserta dan pengunjung, dengan tidak lupa detil dan akurasi penilaian kontes, baik bagi pemakai VW klasik namun juga untuk pengguna Nu Volks atau kendaraan yang lebih modern,” papar Bimo, dari RS Retro.

“Pada kesempatan ini, Jakarta Storm Speed dan Garis Enterprise juga ingin menginformasikan bahwa di tahun 2023 nanti, kami berencana akan menggelar suatu perhelatan besar di awal bulan Juni yang akan menggabungkan antara pameran, kontes, meet up, termasuk balap touring dan drag race,” ungkap Adi Endjun, selaku CEO JS Foundation.

“Kami akan terus berkarya dan berkreasi, tak lupa berkolaborasi bersama banyak pihak, dengan mengutamakan win-win solution. Harapannya, kerjasama tersebut semakin mengingkatkan kreasi di dunia otomotif Tanah Air,” imbuh Hari Bravo, founder dari Garis Enterprise.

VW Golf A59, Monster Yang Nyaris Ikut Reli

Tahun 1992, Volkswagen (VW) melangkah jauh dalam hal teknologi terkait Golf generasi ketiga, terutama bagi varian VR6 yang sukses membuat varian GTI menjadi terlihat ‘lemah’. Wajar saja, karena saat itu VW Golf VR6 bertenaga 174 hp, sedangkan Golf GTI ‘cuma’ punya 115 hp. Bahkan Golf generasi kedua varian GTI 16V, G60, maupun Rallye Golf memiliki performa yang lebih beringas dari Golf GTI generasi ketiga.

VW pun merasa bahwa Golf GTI baru ini tidak mumpuni untuk terjun di ajang motosport. Berbekal pengalaman dalam menciptakan VW Rallye Golf, maka Volkswagen Board of Management memutuskan untuk kembali melakukan hal yang serupa bagi Golf generasi ketiga. Proyek untuk melahirkan Super Golf mulai dilaksanakan dan direncanakan untuk ikut dalam reli Monte Carlo di tahun 1994.

Untuk dapat ikut dalam event tersebut, tentu perlu ada langkah homologasi yang mengharuskan ada 2.500 unit Super Golf tersebut. Golf ini juga memiliki nama lain, yakni A59 yang merupakan singkatan dari Auftragsnummer 59 (atau berarti pesanan nomor 59). Pihak yang ditunjuk untuk melakukan proyek ini ialah Schmidt Motorsport, milik Konrad Schmidt. Ia telah memiliki banyak pengalaman dalam menyiapkan mobil reli.

Namun akhirnya, VW hanya mampu membuat empat unit Golf A59 ini dan gagal untuk meramaikan kancah reli dunia. Ubahan dan modifikasi ekstrim yang menelan biaya luar biasa untuk satu unitnya, membuat VW terpaksa mengurungkan niatnya. Anda bisa simak fisik dari VW Golf A59 ini. Semua bentuk eksteriornya memiliki fungsi dan tugasnya sendiri.

Spakbor lebar mampu memuat velg dan ban berukuran lebar. Lubang ventilasi tambahan di spakbor berfungsi untuk mengeliminir tekanan udara di ruang dalam spakbor. Bumper dan kap mesin pun dilubangi, sehingga kelihatan tak jauh berbeda dengan bentuk keju Swiss. Walaupun desain velgnya tergolong sederhana, namun siapa saja yang melihat Golf A59 ini maka akan langsung paham karakternya.

Interior Golf A59 seperti tidak berbeda jauh dengan Golf GTI standard, tapi adanya sepasang jok bucket Recaro A8 langsung memberi tanda bahwa mobil ini memang spesial. Terdapat switch putar untuk menampilkan berbagai informasi dari kendaraan yang dapat dilihat pada panel instrumen. Setir Momo, pedal dan footrest alumunium memperlihatkan karakter sporty mobil ini.

Mesin standard dari Golf GTI memang hanya memiliki 115 hp, oleh karenanya VW harus membuat mesin baru, khusus untuk A59 ini. Bobotnya harus ringan, namun harus lebih kuat. Semuanya dirancang ulang dari awal, mulai dari blok mesin, cylinder head, kruk as, sederet komponen lain. Fitur turbocharger pun mencomot buatan KKK Turbolader, yang mampu menghasilkan tekanan hingga 2.5 bar.

Hasilnya, mesin Golf A59 memiliki output sekitar 275 hp di putaran 7.000 rpm. Seluruh tenaga tersebut disalurkan oleh transmisi manual 6-speed menuju keempat roda, melalui pembagian yang optimal untuk roda depan maupun belakang. Namun pada kondisi tertentu, sistem komputer mampu menyalurkan 100 persen output ke roda belakang saja.

Seandainya, VW siap dengan finansial untuk membuat sejumlah Golf A59 guna keperluan homologasi, maka peluang untuk berkompetisi secara sengit dengan sejumlah pabrikan lain pun terbuka luas. Dan, bukan mustahil dapat mencatatkan prestasi yang baik dalam sejarah motorsport dunia, khususnya reli dunia.

Porsche B32, Bukan VW Transporter Biasa

Sosoknya memang seperti Volkswagen (VW) Transporter T3, mata awam mungkin menyangka bahwa pemiliknya memodifikasi mobil ini dengan spoiler depan dan belakang, sedangkan velg aslinya dilengser dengan velg Fuchs milik Porsche. Padahal, mobil ini sudah tak lagi menyandang identitas sebagai VW, namun memiliki nama resmi Porsche B32.

Oke, kembali ke tahun 1979, VW menciptakan generasi ketiga dari Transporter dan cukup populer di pasar global. Sayangnya, Transporter T3 ini tidak resmi masuk ke pasar Indonesia, jadi hanya segelintir saja yang ada di Tanah Air. Produksi VW Transporter T3 berlangsung hingga tahun 1990, namun di Afrika Selatan baru berakhir di tahun 2002.

Ide liar Porsche ini tercetus di pertengahan tahun 1980an, kemungkinan besar di antara tahun 1983 dan 1985. Di saat Porsche sedang bersemangat mengembangkan 959 untuk ajang motorsport Group B dan serius untuk mengikuti event reli Paris-Dakar, mereka memerlukan kendaraan pendukung (support vehicle) yang untuk membawa komponen serta perkakas, namun harus berperforma tinggi.

Sempat terpikirkan, unit Mercedes-Benz 280 GE yang mesin aslinya diganti dengan mesin V8 milik Porsche 928. Supaya tetap masih ada ‘hubungan darah’ dengan Porsche, maka diputuskan untuk menggunakan VW Transporter T3. Mesin asli dilepas, lalu dijejalkan mesin Porsche 911 Carrera 3.2. Mesin Porsche 6 silinder boxer 3.2 liter ini memiliki tenaga 231 hp dan dipadu dengan transmisi 915 5-speed milik Porsche 911 SC.

Agar mobil ini tidak tergopoh-gopoh di kecepatan tinggi, maka suspensi pun mendapat upgrade dan sistem pengereman turut dioptimalkan. Hasilnya, Porsche B32 ini mampu berakselerasi dari posisi diam hingga 100 km/jam dalam tempo 8 detik. Sedangkan top speed mencapai 185 km/jam! Angka yang mustahil diperoleh jika mesin menggunakan mesin VW 4 silinder boxer 1.9 liter atau 2.1 liter bawaan pabrik.

Karena Porsche mengambil beberapa unit VW Transporter T3 dengan varian Caravelle Carat, maka interiornya pun tergolong mewah. Jok pada baris kedua pun dapat diputar dan ada meja lipat di antara jok baris kedua dan ketiga. Sebagai sentuhan akhir, setir dan tuas transmisi menggunakan milik Porsche 911.

Kenapa Porsche B32 ini begitu jarang terlihat? Ya, karena Porsche hanya membuat Transporter ‘mencekam’ ini tak lebih dari 15 unit, itupun sudah termasuk beberapa unit prototipe. Belum lama ini, ada satu unit yang muncul di permukaan dan dibanderol dengan harga €364.900 (atau setara dengan Rp 6 milyar). Angka ini sudah setara dengan nilai sebuah Porsche 911 klasik…

Jakarta Storm Speed_1

Jakarta Storm Speed Tunjukkan Potensi VW di Ajang Drag Race

Jakarta Storm Speed mengharapkan banyak pengguna VW yang ambil bagian dalam ajang drag race di masa mendatang.

Semarak dunia motorsport di Indonesia, terutama drag race, sempat didominasi oleh peserta yang menggunakan kendaraan Volkswagen (VW) pada era 1980an. Kala itu, begitu banyak klub dan komunitas VW yang menggelar acara otomotif yang tersebar di berbagai kota. Salah satu event drag race legendaris di Indonesia ialah pada tahun 1989, yang diadakan di bekas landasan pacu bandar udara Kemayoran. Hal ini yang ingin dikembalikan oleh Jakarta Storm Speed.

Sedikit kembali ke masa lalu, event drag race pada tanggal 12 Maret 1989 tersebut digagas oleh R. Adi Yunadi, yang saat itu menjabat sebagai ketua Volkswagen Beetle Club (VBC). Meski awalnya ia sempat ragu, namun ternyata animo pesertanya pun menggila dan sejak itulah debut dari drag race di Tanah Air. Seiring berjalannya waktu, event drag race selalu diramaikan oleh kendaraan VW dari bermacam model. Tak hanya itu, peserta yang menggunakan VW pun tak jarang naik podium.

Sayangnya, kejayaan mobil-mobil balap VW di event drag race mengalami degradasi jumlah. Di lain sisi Adi pun sibuk menggarap event yang terkait dengan olahraga bola basket. Seolah ingin kembali membangkitkan gairah drag race yang didominasi oleh mobil VW, di tahun 2022 ini Adi tergugah untuk mendirikan tim balap Jakarta Storm Speed.

Formasi ‘pol-polan’

Penampilan awal Jakarta Storm Speed ialah mengikuti Kejurnas Drag Race 12-14 Agustus 2022 silam di kawasan Meikarta. Seiring dengan sederet event kompetisi Drag Race Series VW 2022, maka Jakarta Storm Speed tampil ‘pol-polan’ dengan formasi kuat yang terdiri dari empat orang pembalap dengan empat unit mobil VW drag race.

Deretan pembalap tersebut ialah M Muzamil Rahman (VW Beetle tahun 1961), Agustinus Ariyanto (VW Beetle 1964), Istiarto Nugroho (VW Beetle 1974), dan Marza M Noor (VW Kombi 1971).

“Kami memang antusias VW, saya sekarang melihat drag race dikuasai oleh mobil-mobil Jepang.  Zaman dulu malah berbeda kondisinya, karena didominasi oleh mobil non-Jepang, terutamanya VW. Kami mau mencoba lagi seperti dulu, supaya penggila VW bisa guyub dan membesarkan event drag race,” ujar Adi saat ditemui di Sirkuit Non Permanen Adhi City, Sentul, Jawa Barat, Sabtu (22/10/2022) silam.

Dalam menghadapi kompetisi di tahun 2023 nanti, Jakarta Storm Speed Racing Team telah menyiapkan sejumlah rencana dan inovasi. Langkah tersebut tentu saja untuk mengembalikan gairah motorsport bagi para pengguna maupun penyuka VW, terutama di ajang adu kebut di trek lurus.

Pasang kaca mobil

Setelah Microchip, Sekarang Kaca Mobil Bakal Langka

Pabrikan mobil akan pusing lagi. Setelah susah mendapatkan chip, kaca akan jadi barang langka.

Setelah kekurangan microchip, industri otomotif kembali bersiap untuk menghadapi kekurangan. Kali ini, yang kurang adalah kaca mobil. Ya, kaca. Terutama untuk pabrikan Eropa. Ini semua gara-gara Uni Eropa banyak bergantung pada pasokan gas alam dari Rusia.

Ingat, untuk membuat kaca mobil atau kaca lainnya, termasuk gelas yang Anda pegang, perlu pemanas untuk melebur debu, batu kapur dan soda abu. Pemanasnya mengandalkan gas Rusia, yang sekarang sedang berperang melawan Ukraina dan diboikot oleh negara-negara barat. Akibatnya, dibalas dengan pemotongan suplai gas ke negara yang memboikot. Terbayang susahnya, kan?

Akhirnya pemerintah Uni Eropa menghimbau agar penggunaan gas alam dari Rusia diefisienkan. Lantas, langkah preventif terpaksa dilakukan pabrikan dengan menyetok kaca mobil sebanyak-banyaknya. Untuk pintu ataupun windscreen, panoramic serta sunroof. Volkswagen, sekarang sedang menggenjot suplier kaca untuk memasok sebanyak mungkin supaya mereka bisa menyimpan stok. Biarpun mereka harus menebusnya dengan harga mahal. Tentunya supaya produksi mobil tidak terganggu.

Menurut penelusuran kami, beberapa analis menyatakan kalau sampai terjadi kelangkaan kaca untuk mobil, kemampuan produksi industri otomotif, khususnya Eropa, bisa turun seperti saat pandemi COVID-19 lalu beserta dengan efek pasca pandeminya.

Repotnya lagi, kelangkaan gas ini juga bisa mengganggu industri hulunya. Dalam arti, pembuat kaca mobil juga tidak bisa sembarangan menghentikan produksi. Efeknya bisa lebih berat. Gelas atau kaca panas dalam bentuk cair (sebelum dibentuk) kalau tungkunya mati, kaca cair bisa membeku dan berujung merusak peralatan mereka.

Industri di wilayah lain mungkin tidak terlalu terganggu. Tapi patut juga waspada. Apalagi kalau Anda sudah inden VW, Ferrari, Mercedes-Benz, BMW dan sejenisnya. Mudah-mudahan BMW M4 kami tidak terpengaruh.