Dua nama baru akan terpampang di MotoGP Hall of Fame, Andrea Dovizioso dan Hans-Georg Anscheidt. Keduanya sah dinobatkan sebagai legenda MotoGP untuk tahun 2023.
Nama keduanya sejajar dengan legenda Grand Prix lainnya. Seperti Valentino Rossi, Giacomo Agostini, Ángel Nieto, Mike Hailwood dan Carlo Ubbiali. Tidak lupa, para pembalap jawara yang meninggal di usia muda seperti Jarno Saarinen dan Daijiro Kato.
Dovi, Legenda MotoGP Tanpa Mahkota Juara Dunia
Andrea Dovizioso adalah pembalap jawara meski tanpa mahkota Juara Dunia. Ia selalu finish lima besar pada 10 dari 13 musim pertamanya di MotoGP. Tapi, ia adalah satu-satunya rider yang memenangkan seri balap MotoGP dalam tiga dekade – 2000an, 2010 dan 2020.
Dovi mengawali prestasinya sebagai Juara Dunia GP 125 cc di tahun 2004 bersama Team Scott Honda. Prestasinya terus meningkat saat menanjak ke GP 250 cc selama dua musim dengan 4 kemenangan.
Debut perdananya di kelas MotoGP pada 2008 bersama Scott Racing sebagai pembalap rookie begitu mengejutkan. Ia pun naik kasta dari tim satelit ke tim pabrikan pada tahun 2009 berduet dengan Dani Pedrosa. Selama tiga musim bersama Repsol Honda, ia membukukan 15 podium.
Dovi pun pindah gerbong dan bergabung bersama Monster Yamaha Tech 3 di musim balap 2012. Yamaha menjadi batu loncatan dan ia mengakhiri musim balap dengan 6 podium dan berada di posisi 4 klasemen.
Di musim balap 2013, ia mulai membela skuad senegaranya yakni tim pabrikan asal Italia, Ducati. Podium juara untuk pertama kalinya diraih Dovi pada GP Malaysia 2016 di Sepang selama karirnya di kelas para raja tersebut.
Ducati Kurang Harmonis
Karir balap rider berusia 36 tahun kelahiran Forlimpopoli, Italia ini kian gemilang bersama Ducati. Rival sejati Marc Marquez ini bahkan meraih runner-up selama tiga musim berturut-turut yakni tahun 2017, 2018 dan 2019. Sayangnya, hubungannya dengan general manager tim Ducati, Gigi Dall’Igna tak harmonis. Ketegangan antara keduanya pun berujung pada hengkangnya Dovi dari Ducati di tahun 2021.
Meski tak berlaga dan hanya menjadi test rider tim Aprilia, namun itu tak berlangsung lama. Dovizioso kembali mengaspal bersama Petronas SRT pada GP San Marino 2021. Ia tetap bersama tim yang kemudian berganti label menjadi Yamaha RNF Racing hingga akhir musim balap 2022.
Performa yang tak memuaskan dari motor besutannya membuat rider berjuluk “The Professor” ini pun akhirnya memutuskan untuk gantung helm. Ia mengumumkan untuk pamit di sirkuit Misano pada GP San Marino, September 2022 lalu.
“Saya sungguh tak menyangka tercatat sebagai MotoGP Legend. Saya akan hadir pada seremoni pengukuhan di MotoGP Italia mendatang,” sahut Dovi penuh sukacita.
Meski tak lagi berlaga di balap MotoGP, namun Andrea Dovizioso masih dipercaya sebagai test rider oleh sejumlah tim balap. Ia pun kini mengelola trek motocross di Italia.
Jawara Era GP 50 cc Fenomenal
Pembalap lainnya yang masuk daftar Hall of Fame adalah Hans-Georg Anscheidt. Rider veteran asal Jerman berusia 87 tahun ini merupakan jawara Grand Prix 50 cc era 1960-an.
Sepanjang karirnya di balap Grand Prix, Anscheidt menorehkan 14 juara seri dan 34 podium bersama tim Suzuki. Rival Mike “The Bike” Hailwood ini bahkan meraih hattrick, tiga kali juara dunia GP 50cc. Berturut-turut pada 1966-1968.
Motor balap Suzuki RM62 bermesin 2-tak 50 cc twin besutannya sangat beringas dan fenomenal pada masa itu. Dengan transmisi manual 14-speed, output tenaga 19 HP dicapai pada 17.500 rpm! Raungan suara motor balap bermesin mungil ini saat melesat begitu mengerikan.
Seremoni pengukuhan Hall of Fame bagi Hans-Georg Anscheidt akan dihelat pada seri MotoGP Jerman di sirkuit Sachenring, Juni 2023 mendatang.