Waspadai cuaca ekstrem dan kemacetan di jalur Semarang saat Nataru 2025/2026. Bukan tanpa alasan, wilayah Jawa Tengah saat ini mengalami cuaca hujan yang cukup tinggi.
“Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari. Semarang memiliki karakteristik unik karena banjir bisa datang dari laut (banjir rob) maupun darat (karena hujan), sehingga perlu antisipasi yang serius,” jelas Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, seperti dikutip dari laman Kementrian Perhubungan.
Aan menegaskan, apabila tidak dilakukan antisipasi secara serius, jalur arteri di wilayah Semarang dan sekitarnya akan sangat rawan terhadap kepadatan, terutama ketika terjadi hujan deras atau banjir. Kondisi tersebut, lanjut Aan, dapat mengganggu kelancaran lalu lintas selama masa libur Natal dan Tahun Baru.
“Soal cuaca tolong jadi atensi mengingat terbatasnya jalur alternatif ketika terjadi banjir dan hujan secara bersamaan. Kemudian, rekayasa lalu lintas silakan koordinasi dengan seluruh stakeholder, lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali. Seperti pengalihan arus dari Kalikangkung ke Wleri, silakan koordinasikan penanganannya,” imbuh Aan.
Pengaturan Jalur Wisata dan Rest Area

Selain mewaspadai cuaca ekstrem dan kemacetan di jalur Semarang saat Nataru 2025/2026, Kemenhub juga mengarahkan kepada seluruh jajarannya untuk fokus pengaturan pada jalur wisata dan rest area. Seperti masyarakat dari Semarang ke Bandungan, Solo, atau Yogyakarta, yang biasanya memadati ruas jalan tol, terutama di masa libur Natal dan Tahun Baru.
“Prediksi dan dari pengalamanan sebelumnya, saat Nataru kebanyakan orang pergi ke tempat wisata, berangkat pagi pulang sore. Tolong diantisipasi betul, untuk dilakukan rekayasa lalu lintas, terutama di wilayah aglomerasi,” jelas Aan.
Sementara itu terkait rest area, menurut Aan, perlu juga disiapkan skema rekayasa lalu lintas di dalamnya guna mencegah antrean yang dapat membebani jalan tol, sekaligus mengatasi titik-titik rawan kepadatan seperti di Rest Area 424B di Ruas Jalan Tol Semarang.
“Rekayasa lalu lintas di rest area tolong koordinasikan dengan pengelola. Tetap cari solusi untuk mengatasi penumpukan kendaraan di area tersebut dan jangan sampai jadi sumber kemacetan,” pungkasnya