Accord, sebuah nama yang begitu familiar di telinga dan identik dengan dua hal: Honda dan sedan mewah Jepang.
Perjalanan sejarah Accord terbilang cukup panjang, khususnya di Indonesia. Mid-size luxury sedan yang di Jepang disebut Akōdo ini lahir pada tahun 1976, namun baru masuk ke Indonesia mulai tahun 1978.
Sejak kehadirannya di Tanah Air, Accord telah menjadi tolok ukur dan simbol status kemapanan. Mulai dari bintang film ternama hingga para pengusaha muda memilih Accord sebagai kendaraan harian sekaligus pendongkrak prestise.
Sepanjang sepuluh generasi, Accord menjadi salah satu produk unggulan Honda yang di Indonesia diageni oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku Agen Pemegang Merek (APM) selama lebih dari empat dekade.
Honda Accord Generasi IV (1989 -1993)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju pesat di awal era tahun 90-an pun ditandai dengan hadirnya Accord generasi keempat yang populer dengan sebutan Maestro.
Desain eksterior memikat dengan kemasan interior yang mewah dan modern membuat Maestro mampu menandingi dominasi mobil buatan Eropa sekelasnya yang dipasarkan di Indonesia pada saat itu. Para konsumen pun sampai rela inden untuk bisa memiliki Maestro.
Honda Accord Maestro merupakan pengganti generasi ketiga yang di Indonesia dikenal dengan nama Prestige. Meskipun Accord generasi keempat ini debut perdana di Jepang pada tahun 1989, namun baru mulai resmi dipasarkan di Indonesia sekitar tahun 1990. Dibandingkan Prestige, body Maestro jauh lebih besar.
Eksterior Maestro Nan Elegan
Pada eksterior, sedan Honda Accord Maestro hasil rancangan Toshihiko Shimizu ini memiliki tampilan bergaya elegan. Ukuran grille berubah menjadi lebih besar dibandingkan Accord Prestige.
Headlamp model tipis pada Accord Prestige pun berganti dengan headlamp kristal berukuran lebih besar. Lampu sein depan berada pada bagian tepi headlamp yang melengkung ke samping mengikuti alur bumper depan. Spion elektrik yang dapat dilipat secara otomatis merupakan fitur canggih yang jarang ditemukan pada mobil yang dipasarkan di Indonesia saat itu.
Pada bagian buritan, Honda Accord Maestro memiliki tampilan yang tak terlalu berbeda dari Accord Prestige. Lampu rem dan sein terintegrasi model susun pada Maestro merupakan trend pada mobil awal era 90 an.
Bagian depan dan belakang Prestige menggunakan bumper plastik model terpisah berkelir hitam. Bumper depan dan belakang Maestro sudah menyatu dan sewarna body dengan lis karet warna hitam yang mengelilingi bumper dan body.
Di awal kemunculan Maestro, para konsumen rela inden untuk warna favorit yakni hitam Granada Black Pearl (EX) dan putih Frost White (LX). Warna merah maroon Bordeaux Red Pearl Metallic dan merah Phoenix Red jadi favorit model 1991 dan 1992.
Sementara untuk warna Seattle Silver Metalic dan Cappuccino Brown Metallic adalah yang paling banyak ditemui dan beredar di pasaran.
Membanjirnya permintaan membuat dealer Honda di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya sampai kewalahan. Pasalnya, pemesanan unit juga datang dari berbagai kota di area sekitar dealer.
Interior Honda Accord Maestro
Kini beralih pada bagian interior. Perubahan dimensi body yang kian besar dan wheelbase yang lebih panjang membuat kabin Honda Accord Maestro menjadi semakin lapang. Buritan dengan overhang yang lebih mulur membuat bagasi Maestro terlihat lebih besar dari Prestige.
Jok semi bucket berbahan beludru lembut pada Maestro ukurannya cukup besar dan terasa sangat nyaman. Jok berbahan beludru pada saat itu sudah tergolong mewah. Ruang kaki penumpang belakang cukup lapang dengan posisi duduk senyaman jok depan.
Fitur audio entertaintment berupa radio-cassette tape pada era ’90an merupakan hal wajib. Head unit OEM Honda yang merupakan lansiran JVC terletak pada center stack dasbor. Di antara mobil sekelasnya, head unit Maestro termasuk yang modern dan paling keren saat itu. Sederet tombol yang ada di bawah kisi ventilasi AC dasbor pengoperasiannya cukup mudah.
Generasi keempat ditutup oleh Honda Accord Maestro 1993 yang telah dilengkapi sistem AC otomatis dan pengatur ketinggian jok.
Mesin Honda Accord Maestro
Honda Accord Maestro memiliki dua variant mesin 2.000 cc baik versi karburator maupun injeksi. Tersedia pilihan transmisi manual 5-speed maupun automatic 4-speed. Yang terakhir itu belakangan makin sulit ditemukan.
Mesin 4-silinder 2.000 cc SOHC 16-katup (F20Z) masih menggunakan karburator. Output tenaga maksimumnya 115 hp pada putaran mesin 6.000 rpm dengan torsi maksimum 150 Nm pada 3.500 rpm.
Pada tahun 1992, Honda Accord Maestro mengalami pergantian teknologi mesin dari sistem karburator menjadi sistem injeksi PGM-FI.
Mesin 4-silinder 2.000 cc SOHC 16-katup (F20A8) dibekali dengan sistem injeksi PGM-FI. Output tenaga 145 hp dicapai pada putaran mesin 5.900 rpm dengan torsi maksimum sebesar 187 Nm pada 4.400 rpm.
Meskipun output performa mesin versi injeksi lebih besar, namun versi karburator justru merupakan yang paling banyak diminati. Alasan yang dilontarkan oleh sebagian para pemilik Accord Maestro, karena perawatan mesin dengan karburator jauh lebih murah dan mudah dibandingkan dengan sistem injeksi.
Pengalaman Berkendara
Perihal konsumsi BBM, berdasarkan pengalaman kami, Honda Accord Maestro terbilang cukup irit untuk mesin 2.000 cc. Untuk perjalanan luar kota via tol konsumsi BBM kurang lebih berada di kisaran 10-12 km/liter (karburator, manual) dan 12-14 km/liter (injeksi, matic).
Sedangkan untuk penggunaan harian dalam kota terutama di wilayah JADETABEK (Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, Bekasi) agak sulit mengukurnya. Kondisi kemacetan lalu lintas acapkali mengular dan merayap selama berjam-jam. Makin lama terjebak di kemacetan, maka konsumsi BBM pun menjadi kian boros.
Nah, tampilan elegant look bukanlah satu-satunya faktor yang membuat kaum muda era awal ’90an begitu menggandrungi Honda Accord Maestro sebagai mobil andalan mereka. Anak-anak mobil ‘gaul’ era itu kerap memacu Maestro di lintas Sudirman-Thamrin.
Body yang besar dan handlingnya yang stabil masih diberi sentuhan setting ulang pada sektor suspensi plus imbuhan velg dan ban ‘racing’ untuk mendongkrak rasa percaya diri. Ditambah lagi dengan sentuhan tune-up pada mesin, top speed Maestro bisa menyenggol angka 200 km/jam. Maestro pun mampu menjabani tantangan dari sedan mewah Eropa sekelasnya.
Teknologi 4WS (four-wheel steering)
Satu varian lain dari Honda Accord Maestro yakni versi 4WS yang muncul sekira tahun 1991. Ini salah satu mobil yang jarang di jalanan. Harganya (waktu itu) berbeda dari Maestro kebanyakan karena didatangkan langsung dari Jepang (CBU).
Teknologi 4WS (four-wheel steering) yang dibekalkan oleh Honda pada Accord Maestro terbilang canggih dan fenomenal pada eranya. Honda adalah pelopor dari teknologi kemudi 4 roda ini dan memperkenalkannya pertamakali pada Honda Prelude di tahun 1988.
Dengan fitur teknologi 4WS, roda belakang dapat dibelokkan hingga 5 derajat, sehingga radius putar Honda Accord Maestro menjadi lebih kecil. Mobil yang bodynya panjang ini pun jadi lebih mudah bermanuver putar balik maupun saat hendak keluar masuk area parkir. Perlu diingat, penggunaan fitur 4WS dilakukan hanya pada kecepatan rendah.
Harga & Varian Honda Accord Maestro
Harga pasaran mobil bekas Honda Accord Maestro pun sangat bervariatif. Hal tersebut ditentukan oleh sejumlah faktor. Mulai dari kondisi, warna, kelengkapan dan tahun pembuatan. Di bursa jual beli mobkas saat ini harga pasaran Honda Accord Maestro berada di kisaran 25 juta – 70 jutaan untuk kondisi sedang.
Makin bagus dan terawat kondisi sebuah mobil maka harganya pun akan semakin tinggi. Bahkan untuk kondisi yang sangat sempurna dengan kilometer rendah, harganya sudah tak masuk akal. Mengenai aksesoris maupun suku cadang, ketersediaannya di pasaran masih banyak dengan harga yang bervariatif namun masih cukup terjangkau.
Namun di luar versi sedan yang cukup biasa terlihat di Indonesia, di pasar luar Honda Accord Maestro juga tersedia dalam bentuk station wagon dan coupe 2-pintu. Ini kalau bisa menemukan di Indonesia, harganya pasti spektakuler.