Honda Super Cub, cikal bakal lahirnya julukan “Honda Bebek” yang begitu populer dan melegenda di Indonesia. Siapa sangka jika motor rancangan Soichiro Honda yang diproduksi dalam beragam varian ini merupakan sepeda motor terlaris sepanjang sejarah.
Sejak diproduksi pada tahun 1958 hingga 2008, Super Cub telah terjual sebanyak 60 juta unit. Masa produksi terus berlanjut dan tercapai angka penjualan sebanyak 87 juta unit pada tahun 2014 serta berhasil menembus 100 juta unit di tahun 2017.
Mudah Dimodifikasi
Salah satu karya modifikasi berbasis Honda Super Cub yang akan kami hadirkan kali ini adalah hasil garapan Deus Japan yang diberi nama Firefly. Basis modifikasinya adalah Honda Super Cub tahun 1961. Desain dan konstruksi yang sederhana membuat Super Cub dapat dengan mudah untuk dimodif.
Meskipun jumlah produksinya sangat banyak, namun aksesoris dan suku cadang orisinal Super Cub untuk tahun lawas tidak mudah ditemukan. Para penyuka Super Cub pasti paham. Tidak heran, Super Cub ini pun akhirnya dimodifikasi total.
Rombak Total Berdasar Diagram Rancangan Asli
Gaya modifikasi Honda Super Cub “Firefly” yang ditampilkan oleh builder Jepang ini terinspirasi dari motor balap Grand Prix kelas 50 cc era 60-an.
Untuk melakukan modifikasi bagian mesin dan suspensi, Deus Japan bahkan harus mempelajari diagram gambar rancangan asli Super Cub sebagai acuan.
Mesin diracik ulang sehingga volume kubikasi pun bertambah 20 persen. Mesin aslinya yang 49 cc kini menjadi 60 cc. Tune-up dan bore-up mesin untuk menyesuaikan regulasi balap lokal kelas 50 cc yang berlaku di Jepang.
Konstruksi transmisi tetap 3-speed semi-automatic tanpa tuas kopling seperti desain aslinya. Hanya saja Deus Japan meracik ulang rasio gigi sproket depan dan belakang.
Rangka Dirombak
Segitiga komstir, setang model balap, pedal set, sepasang shockbreaker fully adjustable belakang, swing arm, knalpot hingga jeroan garpu depan merupakan hasil custom spek balap yang dibuat khusus untuk Firefly.
Headlamp, lampu rem, spion serta lampu sein dapat dilepas saat Firefly akan turun balap. Pemasangan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah saat Firefly akan digunakan kembali sebagai motor harian.
Rangka underbone bawaan Super Cub pun dimodifikasi dan diracik ulang. Body dan tangki model baru berbahan komposit menyambung hingga bagian buritan.
Pada bagian tengah rangka ditambah dengan pipa tubular sebagai penyangga tangki. Speedometer masih asli bawaan Super Cub dan tertanam pada body.
Jok kulit jahitan tangan garapan ahli jok Miauchi-san tampil minimalis ala motor balap jalanan tempo doeloe…hanya selembar sebagai alas duduk.
Posisi jok dibuat mundur jauh ke belakang dengan setang balap yang pendek serta menukik ke bawah. Dapat anda terka, posisi duduk rider sangat merunduk dengan dada nyaris menempel ke tangki dan posisi kaki ‘nangkring’ khas balap underbone.
Roda depan dan belakang menggunakan ring velg 17-inci lansiran DID Japan dengan jari-jari custom. Jangan harap menemukan disk braket. Tapi sistem rem teromol pada Firefly pun merupakan hasil modifikasi dan rancang ulang.
“Mesin bubut dan lathe serta gambar rancangan asli Super Cub telah banyak membantu kami dalam mewujudkan Firefly,” papar Matthew Roberts, Deus Japan Director of Motorcycle Operations.
Balapan Di Hari Minggu, Bermacet Ria Di Hari Senin
Tampilan bergaya motor balap klasik yang diusung Firefly bukan sekadar gaya-gayaan. Firefly digarap sesuai regulasi balap lokal “Battle of Bottom Link” kelas N50 di Jepang.
Meskipun wujud lahiriahnya adalah sebuah motor balap, namun Firefly tetap dapat digunakan di jalan raya sesuai ketentuan lalu-lintas yang berlaku di Jepang.
Firefly dapat ikut balapan pasar senggol di gunung Fuji pada akhir pekan dan kembali melenggang di tengah padatnya jalan raya Tokyo pada hari Senin hingga Jumat.
Siapkan outfit jaket serta celana balap kulit nan ketat plus riding boots dan helm balap retro… and let’s go…!