Nissan Perlihatkan Jalur Produksi Baterai Solid-state di Jepang

Nissan tak malu-malu untuk menunjukkan jalur percontohan baterai solid-state yang sedang dalam proses konstruksi. Jalur percontohan tersebut berada di fasilitas Nissan Yokohama, Prefektur Kanagawa, Jepang. Jalur percontohan ini bertujuan untuk lebih mendorong pengembangan dan teknologi manufaktur inovatif untuk baterai.

Di bawah visi jangka panjang Nissan Ambition 2030, Nissan bertujuan untuk meluncurkan kendaraan listrik yang dilengkapi baterai solid-state pada tahun fiskal 2028. Lebih lanjut mengenai Nissan Ambition 2030, hal ini merupakan visi jangka panjang bagi Nissan untuk memberdayakan mobilitas dan berkesinambungan.

Nissan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang benar-benar berkelanjutan, menuju dunia yang lebih bersih, aman, dan inklusif. Dengan visi ini, Nissan ingin memberikan nilai strategis dengan memberdayakan perjalanan yang menawarkan pengalaman menarik, dan lebih terintegrasi kepada pelanggan. Nissan juga ingin mendorong masyarakat untuk membangun ekosistem cerdas dengan mobilitas terintegrasi.

Kembali ke baterai solid-state yang ingin diproduksi oleh Nissan, baterai ini memiliki potensi kepadatan energi sekitar dua kali lipat baterai lithium-ion konvensional. Waktu pengisian daya yang jauh lebih singkat, berkat kinerja pengisian dan pengosongan yang optimal. Tentunya dengan biaya yang lebih rendah, karena harga material yang digunakan pun dapat ditekan.

Nissan berencana menggunakan baterai solid-state ini di berbagai segmen kendaraan, termasuk truk pickup. Sehingga membuat harga kendaraan listrik dapat lebih kompetitif. Nissan sedang melakukan penelitian dan pengembangan yang luas, mulai dari penelitian bahan baterai tingkat molekuler hingga pengembangan kendaraan listrik. Termasuk pengembangan kota menggunakan kendaraan listrik sebagai penyimpanan baterai.

“Peran perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memang semakin meningkat. Dengan Nissan Ambition 2030, kami akan mendorong era baru elektrifikasi, memajukan teknologi untuk mengurangi jejak karbon, dan mengejar peluang bisnis baru. Kami ingin mentransformasi Nissan menjadi perusahaan berkelanjutan yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan dan masyarakat,” ujar Makoto Uchida, CEO Nissan Motor Co., Ltd, beberapa waktu silam.

Teknologi Baterai Jadi Salah Satu Keunggulan Chery Omoda E5

Beragam mobil listrik bertenaga baterai saat ini tengah dipamerkan di JIExpo Kemayoran Jakarta dalam event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024.

Sebagian besar justru penasaran dengan keunggulan teknologi yang dimiliki oleh mobil listrik dari berbagai brand yang ada di IIMS 2024 kali ini.

Salah satu yang cukup diminati para konsumen adalah Chery Omoda E5. Mobil lansiran brand asal Tiongkok ini sudah dirakit di Indonesia.

Sejak diluncurkan pada Januari 2024 lalu Chery Omoda E5 ternyata telah membukukan lebih dari 500 SPK (surat pemesanan kendaraan). Bahkan dengan adanya event IIMS 2024 angka tersebut mungkin telah berlipat ganda.

Sebuah prestasi cukup mengejutkan. Terlebih lagi produk yang dipasarkan adalah mobil listrik yang terbilang belum populer di Indonesia.

Apa keunggulan yang membuat Chery Omoda E5 banyak dilirik konsumen selain desainnya yang bikin hati konsumen kepincut?

Daya Jelajah Cukup Jauh

Chery Omoda E5 dibekali dengan baterai jenis Lithium Ferrous Phosphate (LFP) berkapasitas daya 61 kWh.

Jarak tempuh maksimumnya mampu mencapai 430 km, menurut standar siklus uji WLTC (Worldwide harmonized Light Vehicles Test Procedure).

Sementara bila diukur menggunakan standar NEDC (New European Driving Cycle) Omoda E5 mampu menempuh jarak hingga 505 km.

Hasil yang berbeda antara kedua standar uji tersebut dikarenakan masing-masing memiliki parameter pengukuran yang berbeda.

Pengisian ulang daya dari 30 persen menjadi 80 persen dengan perangkat fast charger bahkan hanya butuh 28 menit. Pengisian ulang daya biasanya butuh waktu cukup lama.

Punya Durabilitas Tinggi

Namun ternyata kelebihan dari teknologi baterai yang diusung Chery Omoda E5 tak sebatas itu.

Chery di IIMS 2024

Beberapa tahun terakhir kerap terjadi kasus kebocoran baterai pada mobil listrik dari berbagai brand yang terjadi di sejumlah negara. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak pabrikan mengatakan bahwa baterai jenis LFP yang digunakan Chery Omoda E5 sangat aman.

“Jenis LFP lebih aman karena tahan panas dan tidak mudah meledak,” papar Head of Brand Departemen PT Chery Sales Indonesia, Rifkie Setiawan.

Teknologi “Blade” yang digunakan mobil listrik ini pun diklaim tahan terhadap tusukan benda tajam.

Baterai jenis LFP dikatakan jauh lebih stabil saat berada di tengah suhu panas. Katoda berbahan besi fosfat yang digunakan membuatnya tidak mudah panas.

Baterai LFP dengan cangkang jenis Blade yang bentuknya seperti lempeng bilah panjang ini tahan guncangan maupun tekanan berat.

Bahkan jika dilempar dari ketinggian tertentu, baterai LFP tidak berpotensi meledak, bocor atau terbakar. Tak seperti baterai berbasis nikel (nickel manganese cobalt/NMC) yang banyak digunakan sejumlah pabrikan mobil listrik lainnya.

Baterai yang digunakan pada Chery Omoda E5 juga diklaim telah lulus dari beberapa uji keamanan baterai.

Pengujian Secara Menyeluruh

Mulai dari extrusion and puncture test (uji ekstrusi hantaman dan tusukan), scraping test (uji gesekan bawah), hingga wading test (uji rendaman air).

Pengujian tersebut dilakukan karena baterai yang digunakan posisinya terletak di bawah dek sasis. Persis di bawah kabin penumpang.

Meskipun posisi baterai terletak di bawah sasis, namun terlindungi oleh pelat cangkang baja yang kuat. Jadi baterai tetap aman dari benturan maupun gesekan ketika melintasi jalan yang kurang mulus maupun melewati speed bump (polisi tidur) yang cukup tinggi.

Tak hanya baterainya saja, mobilnya pun juga diuji melintasi genangan air. Jarak ground clearancenya yang setinggi 190 mm membuat mobil listrik ini mampu melintasi jalan dengan kondisi yang beragam. Termasuk jalan yang tergenang air dengan ketinggian hingga 45 cm.

Dengan demikian, Chery Omoda E5 cukup aman untuk di kawasan yang kerap tergenang banjir seperti di Tangerang Selatan, Jakarta, Bandung dan Semarang.

Nah, jadi tak perlu khawatir soal keamanan saat berkendara.

baterai mobil listrik

Mulai 2027, Eropa Berlakukan ‘Paspor Baterai Kendaraan Listrik’

Uni Eropa akan memperketat jalur penjualan mobil listrik. Mulai Februari 2027 mereka akan mewajibkan semua komponen baterai untuk kendaraan listrik ataupun industri, dengan kapasitas diatas 2 kWh untuk diberikan ‘paspor’.

Untuk mobil, paspor ini akan dihubungkan dengan VIN (nomor rangka). Dengan melakukan pemindaian, beragam informasi soal baterai akan terpampang. Mulai dari hal teknis, siapa yang buat dan dari tambang mana material yang digunakan. Termasuk informasi kapasitas dan kondisi baterai. Dengan demikian, semua informasi yang diperlukan oleh calon pembeli bisa didapat dengan mudah.

Dikutip dari Autocar, informasi ini untuk memberikan transparansi pemasok bahan baku baterai baik untuk produsen maupun konsumennya, hingga mereka yang akan mendaur ulang. “Banyak produsen tidak mengetahui rantai pasokan mereka. Dan seringkali (pemasok) berganti sekitar tiga atau empat kali setahun, terutama di tier menengah, berdasarkan kontrak yang berubah. Menyesuaikan dengan biaya yang lebih rendah,” kata Ellen Carey, Chief External Affair Officer Circulor. Mereka adalah satu dari sekian banyak perusahaan yang akan membuat sistem paspor baterai Eropa.

Menuju 2035

 

Dengan adanya paspor baterai kendaraan listrik ini, diharapkan semua menjadi jelas. Produsen EV mengetahui, dari mana saja material yang membentuk baterai kendaraan mereka. Konsumen juga mendapatkan informasi supaya tidak ‘apes’ di masa mendatang atau selama mereka menggunakan EV-nya.

Peraturan ini merupakan bagian dari EU Battery Regulation, yang bertujuan untuk memantau emisi karbon. Mulai dari proses penambangan bahan mentah, hingga penggunaan oleh konsumen. Kemudian, aturan tersebut juga menjelaskan, seberapa banyak komponen yang harus bisa didaur ulang. Ketetapan ini demi memantapkan aturan pelarangan penjualan mobil konvensional, tahun 2035 mendatang.

Mercedes dan BMW Kolaborasi Bikin Jaringan Charging Station

BMW dan Mercedes-Benz sejak lama dikenal sebagai dua rival abadi yang selalu bersaing. Namun kini keduanya akhirnya dapat berkolaborasi. Ya, dua brand otomotif asal Jerman tersebut akan bermitra untuk membangun jaringan stasiun charging station (pengisian ulang daya baterai mobil listrik) di China.

Nota kesepakatan kerja sama telah ditandatangani antara Mercedes-Benz Group China dan BMW Brilliance Automotive. Kemitraan dengan pembagian 50:50 tersebut akan membangun 1.000 titik lokasi charging station dengan 7.000 titik sambungan pengisian daya di seantero China pada tahun 2026 mendatang.

BMW dan mersi bikin charging station

Tak hanya melayani mobil BMW atau Mercedes-Benz saja. Seluruh jenis dan merek mobil listrik yang ada di China juga dapat menggunakannya.

Tentunya para pemilik mobil listrik lansiran BMW dan Mercedes-Benz akan mendapat akses prioritas. Mulai dari layanan pengisian ulang daya secara eksklusif hingga layanan reservasi secara daring. Jadi tak perlu repot antre dan menunggu lama. Desain jaringan charging station ini kemungkinan bakal sama seperti yang telah dibangun di AS dan Eropa.

Teknologi Canggih Dan Ramah Lingkungan

Jaringan charging station yang akan dibangun tersebut dikatakan bakal menggunakan teknologi pengisian daya listrik “state-of-the-art”. Nampaknya bakal lebih ke arah Fast Charging dengan kapasitas daya 400W atau lebih.

charging station mercedes-benz

Bahkan bilamana memungkinkan, sejumlah titik charging station akan memanfaatkan teknologi pembangkit energi listrik ramah lingkungan. Salah satu contohnya yakni pembangkit listrik tenaga surya. Tak hanya ramah lingkungan, tapi juga memanfaatkan sumber energi yang terbarukan dan berkelanjutan.

Proyek prestisius ini tengah dikaji dan menunggu persetujuan dari instansi terkait pemerintah RRC. Pasalnya, proposal izin pembangunan infrastruktur pengisian baterai EV tak hanya diajukan oleh BMW dan Mercedes-Benz. Tapi juga brand besar seperti Tesla dan sejumlah pabrikan dalam negeri RRC lainnya seperti BYD dan Geely.

 

Jika berjalan mulus, charging station pertama diharapkan dapat beroperasi mulai tahun 2024. Lokasinya akan berada di kawasan berpopulasi mobil listrik terbanyak seperti Shanghai dan Guangzhou.

 

 

Pabrik baterai CATL

Pabrik CATL Ini Sanggup Bikin Satu Baterai EV Dalam 2,5 Menit!

Harus diakui, perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) berjalan dengan cepat. Para produsen perangkat pendukung juga harus mampu mneyesuaikan. Salah satunya adalah Contemporary Amperage Technology Co. Limited (CATL). Ini adalah produsen baterai terbesar di dunia, yang berpusat di Fujian, China. Pabrik CATL tersebar di beberapa wilayah di China.

Pabrik baterai CATL terbaru di Guizhou resmi beroperasi sejak 27 Oktober 2023) dan dikatakan mampu menghasilkan satu sel baterai dalam hitungan satu detik! Ini bisa dilakukan berkat tingkat otomatisasi yang tinggi di pabrik tersebut. Untuk menghasilkan satu unit baterry pack (yang terdiri dari sekumpulan sel), dikatakan hanya perlu 2,5 menit.

Dikutip dari CNEV Post, pabrik ini dibangun dalam dua fase. Yang pertama sudah beroperasi seperti disebutkan tadi. Dan punya kapasitas produksi 30 GWh pertahun. Pabrik tahap kedua juga diklaim memiliki kapasitas produksi serupa. Total investasinya mencapai RMB 7 milyar, atau setara US $960 juta.

Untuk informasi, CATL menguasai 36,9 persen pangsa pasar baterai kendaraan listrik dunia. Ini dihitung dari Januari hingga Agustus 2023. Hal itu yang membuat CATL dikukuhkan sebagai pembuat baterai EV terbesar di dunia. Meski sempat mengalami penurunan di pasar domestik, tapi ‘cuannya’ masih di angka RMB 10,43 milyar.

Baterai mereka dipakai bukan hanya oleh pabrikan otomotif setempat, tapi juga merek global. Volkswagen, Tesla, hingga BMW dan Mercedes-Benz adalah beberapa pengguna produk CATL. Produsen baterai ini juga dikenal dengan berbagai terobosan dalam hal teknologi baterai. Dan kini, CATL mengumumkan mereka sekarang punya kecepatan tinggi dalam memproduksi baterai.

 

Baterai kendaraan EV

Ayo Kenalan Dengan Macam Jenis Baterai Kendaraan Listrik

Seperti diketahui secara luas, kendaraan listrik memiliki sumber tenaga yang dilakukan secara elektrikal. Oleh sebabnya, baterai kendaraan listrik yang dapat diisi ulang menjadi sumber energi listrik kendaraan tersebut.

Energi dari baterai yang dapat disimpan, menggerakkan motor listrik hingga membuatnya dapat berjalan dengan periode yang cukup lama. Terdapat beragam jenis-jenis baterai yang patut dipahami sebelum memiliki kendaraan bebas emisi gas buang ini. 

Lithium-ion (Li-ion)

Baterai Li-ion, jenis yang paling umum digunakan dalam kendaraan listrik, secara luas diterapkan di berbagai perangkat portabel seperti ponsel dan laptop. Ketika digunakan dalam mobil listrik, baterai ini dikenal sebagai traction battery pack, menonjolkan rasio daya terhadap berat yang tinggi dan efisiensi energi yang optimal.

Kinerjanya tetap optimal pada suhu tinggi, dan memiliki rasio energi yang lebih besar per beratnya, yang juga menjadi aspek penting dalam baterai mobil listrik. Dengan berat yang lebih ringan, mobil dapat menempuh jarak lebih jauh dengan satu kali pengisian daya.

Sifatnya self-discharge yang rendah membuatnya menjadi pilihan terbaik untuk mempertahankan kemampuan menyimpan daya maksimal. Untuk pemilik yang peduli pada keberlanjutan, sebagian besar komponen baterai Li-ion dapat didaur ulang.

Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Baterai NiMH umumnya dipakai pada mobil hybrid, meskipun beberapa mobil listrik juga mengadopsi teknologi ini. Baterai hybrid ini tidak mendapat daya dari luar, dan diisi ulang melalui putaran mesin, roda, serta pengereman regeneratif.

Siklus hidup baterai NiMH lebih panjang daripada Li-ion dan SLA, serta lebih aman dan toleran terhadap penggunaan yang tidak tepat. Namun, harganya lebih tinggi, memiliki tingkat self-discharge yang signifikan, dan menghasilkan panas pada suhu tinggi.

Beberapa kekurangan tersebut membuat NiMH kurang ideal untuk mobil listrik yang membutuhkan pengisian daya eksternal, seperti melalui jaringan PLN, sehingga lebih umum digunakan pada mobil hybrid.

Sealed Lead Acid (SLA)

Baterai SLA, atau asam-timbal, adalah baterai isi ulang tertua yang memiliki kapasitas lebih rendah dan bobot lebih berat dibandingkan dengan Li-ion dan NiMH. Meski demikian, harganya relatif terjangkau dan aman. Saat ini, baterai SLA lebih umum digunakan sebagai penyimpanan sekunder dalam kendaraan komersial. Namun, seiring perkembangan zaman, maka ada rencana untuk melakukan pengembangan dalam menghadirkan baterai SLA dalam kapasitas yang lebih besar.

Ultracapacitor

Baterai ultracapacitor menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit, berbeda dengan baterai konvensional. Semakin luas permukaan cairannya, semakin besar kapasitas penyimpanan energinya.

Seperti baterai SLA, ultracapacitor cocok sebagai perangkat penyimpanan sekunder dalam kendaraan listrik. Hal tersebut membantu meningkatkan kinerja baterai elektrokimia dan memberikan daya ekstra selama akselerasi serta pengereman regeneratif.

Zero Emissions Batteries Research Activity (ZEBRA)

Baterai ZEBRA, varian suhu rendah dari natrium-sulfur (NaS), dikembangkan khusus untuk mobil listrik. Menggunakan NaAlCl4 dengan elektrolit keramik Na+-beta-alumina, baterai ini memiliki sel daya tinggi dan beroperasi pada suhu tinggi.

Kelebihan ZEBRA meliputi kepadatan energi tinggi, sel besar, siklus hidup panjang, toleransi terhadap risiko hubungan pendek, keamanan yang lebih baik daripada NaS, dan biaya produksi yang tergolong rendah.  Namun, ada kekurangan seperti cocok hanya untuk kapasitas besar, rentang ukuran terbatas, produksi terbatas, resistensi internal tinggi, dan suhu operasi yang tinggi.

Solid-state

Baterai solid-state menggantikan elektrolit cair dengan elektrolit padat, seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya. Meskipun bukan teknologi baru, penggunaannya dalam mobil listrik memang belum lama. Baterai ini telah digunakan pada perangkat kecil selama bertahun-tahun.

Vale Indonesia dan Huayou Kolaborasi Dengan Ford

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) Tiongkok mengumumkan kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co. (Ford) pada 30 Maret 2023. Kolaborasi tiga pihak ini bertujuan untuk memajukan produksi nikel yang lebih berkelanjutan di Indonesia dan membantu membuat baterai kendaraan listrik agar lebih terjangkau.

Mampu hasilkan MHP hingga 120 kiloton per tahun

Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa, serta dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih pasokan PT Vale Indonesia, untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).

MHP ini digunakan dalam baterai EV dengan katoda kaya nikel. Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Proyek ini mampu menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.

Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026.

Dukung target produksi EV Ford hingga 2026

Proyek pemrosesan nikel dilakukan secara tiga arah dan secara kolektif, sehingga akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya. Kontribusi signifikan tersebut untuk mendukung target produksi kendaraan listriknya hingga akhir 2026.

“Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan dan memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan Ford,” kata Lisa Drake, Vice President Model e Industrialization, Ford Motor Company.

“Perjanjian ini menunjukkan bahwa bukan hanya mengenai apa yang kami tambang, tetapi bagaimana kami melakukannya. Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik,” kata Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia.

“Huayou adalah perusahaan berbasis teknologi, dan produsen terkemuka bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandar ESG tinggi. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan. Karena menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV melalui kapabilitas canggih,” tambah Dr. George Fang, Senior Vice President Huayou.

Bakal serap 12 ribu pekerjaan konstruksi

Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November 2022 silam. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp 67,5 triliun dan diperkirakan akan menyerap sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.

“Kemitraan ini mengukuhkan PT Vale Indonesia sebagai pemasok utama dan pemimpin dalam nikel berkelanjutan dan rendah karbon. Kami berkomitmen untuk mendorong manfaat sosial ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia,” tutup Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Energy Transition Metals.

Baterai kendaraan EV

Harga Baterai Kendaraan Listrik Naik Untuk Pertama Kalinya Dalam Satu Dekade

Kalau Anda mau beli mobil listrik, hybrid atau motor listrik, sepertinya sekarang adalah waktu yang paling tepat. Selain ada subsidi pemerintah untuk EV roda empat atau roda dua, sepertinya harga kendaraan macam ini akan naik lagi.

Kami mengutip BloombergNEF (BNEF) yang telah melakukan pengamatan terhadap harga baterai mobil listrik sejak 2012. Sepanjang 2022, harga baterai EV mengalami kenaikan. Tahun depan, belum terlihat naik atau turun, tapi untuk pertama kalinya sejak 2010 harga dasar sumber energi EV ini mengalami kenaikan banderol.

Harga Baterai EV

Tahun ini, harga rata-rata battery pack lithioum-ion naik tujuh persen dibanding tahun lalu, secara global. Sekarang jadi US $151/kWh. Kalau dipecah, harga battery pack sendiri rata-rata ada di US $138. Isinya, battery cell, kena biaya US $115. 

Jadi kalau, misalkan baterai mobil listrik Anda punya kapasitas 17,3 kWh, silahkan hitung sendiri berapa harga baterainya. Harga tersebut adalah untuk baterai beragam kendaraan listrik. Mulai dari motor hingga kendaraan komersial seperti bis.

Bisa Naik Lebih Tinggi

Lalu, kenapa bisa naik? Penyebabnya, apalagi kalau bukan meningkatnya harga bahan baku, komponen pendukung hingga inflasi. Menurut BNEF, perubahannya malah bisa lebih tinggi. Tapi tertahan oleh penggunaan bahan kimia yang lebih murah, Lithium iron phosphate (LFP). Serta mengurangi penggunaan bahan cobalt untuk pembuatan katoda berbasis nikel.

“Kenaikan harga bahan mentah dan komponen telah menjadi kontributor terbesar terhadap harga sel baterai yang lebih tinggi, yang diamati pada tahun 2022,” kata Evelina Stoikou, Energy Storage Associate di BNEF.

Baterai EV

Anita juga menambahkan, “Di tengah kenaikan harga baterai ini, produsen baterai besar dan pembuat mobil telah beralih ke strategi yang lebih agresif, untuk melakukan aksi lindung nilai terhadap volatilitas (harga bahan baku), termasuk investasi langsung di pertambangan dan proyek penyulingan.”

Tapi, harus dicatat juga, meski harga battery pack ini naik, masih lebih murah dibanding tahun 2013. Saat itu harga battery pack adalah US $735/kWh. Setiap tahun turun, hingga tahun lalu menandai harga battery pack paling rendah sepanjang sejarah EV, US $141.

Teknologi Baterai EV, Bebas Emisi Namun Berisiko Tinggi

Sebagian besar industri otomotif global saat ini tengah gencar bersaing di sektor teknologi elektrifikasi kendaraan penumpang baik EV, Hybrid, PHEV maupun Mild-hybrid. Teknologi baterai EV yang digadang rendah emisi bahkan bebas emisi gas buang tersebut menggunakan satu perangkat yang sama yakni sel baterai sebagai sumber pasokan daya listrik. Akan tetapi, teknologi baterai EV khususnya lithium-ion yang kini marak digunakan pada kendaraan bukanlah tanpa risiko.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah terjadi sejumlah kebakaran yang disebabkan oleh baterai pada mobil listrik. Bahkan dalam setahun terakhir sejumlah brand otomotif melakukan recall pada berbagai model mobil listrik dan hybrid terkait adanya potensi malfungsi baterai maupun risiko terjadinya kebakaran.

Puluhan petugas damkar di Cumberland County, New Jersey bahkan butuh waktu 90 menit untuk dapat memadamkan sebuah mobil Tesla yang terbakar setelah menabrak pohon. Api baru dapat dipadamkan setelah mobil tersebut disiram air sebanyak 30.000 galon atau setara 113.000 liter! Ya, kurang lebih sekira 11 truk tangki air bervolume 10.000 liter atau puluhan truk damkar dengan tangki air bervolume 5.000-6.000 liter

Kebakaran lain yang terjadi di California pada 9 Juni 2022 lalu membuat para petugas terpaksa membendung mobil Tesla yang terbakar dengan tanah urugan lalu dibanjiri dengan puluhan ribu liter air. Mobil yang terbakar tersebut tengah terparkir di penampungan menunggu giliran untuk dilucuti setelah tiga pekan sebelumnya mengalami laka lantas. Dari contoh kebakaran yang terjadi pada mobil listrik, para petugas damkar kini dihadapkan pada tantangan baru. Tak hanya di AS, namun di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Risiko Pada Baterai Lithium-ion

Ratusan sel baterai lithium-ion pada mobil listrik ternyata tidak menggunakan logam lithium seperti yang selama ini dikira oleh banyak orang, namun menggunakan sel elektrolit dari senyawa berbasis lithium-garam.

Nah, kebakaran yang terjadi pada baterai lithium-ion disebabkan oleh peningkatan temperatur dan tekanan pada satu atau sejumlah sel baterai yang kemudian merembet ke sel lainnya. Kenaikan suhu dan tekanan yang ekstrim pada sel baterai inilah yang kemudian menyebabkan rangka baterai bocor. Jika terpapar udara, sel baterai bersuhu sangat tinggi yang bocor tersebut akan menghasilkan percikan api lalu terbakar . Fenomena ini disebut “thermal runaway”.

Sebagai pengaman dan mencegah terjadinya proses thermal runaway, masing-masing sel baterai Tesla terlindung dalam rangka selubung tersendiri. Guna mencegah terjadinya peningkatan temperatur, setiap sel didinginkan oleh cairan pendingin yang mengandung ethyl-glycol (anti-beku). Dengan sel dan pendingin terpisah, maka perambatan panas antar sel dapat dihindari.

Namun demikian, bukan berarti lantas bebas dari risiko. Jika cangkang baterai retak atau pecah sehingga sel baterai bocor, maka proses thermal runaway tetap akan terjadi. Menurut keterangan pihak Tesla, untuk mendinginkan sel baterai lithium-ion yang overheat setidaknya butuh 11.000-30.000 liter air. Bahkan jumlahnya bisa lebih dari itu jika baterai mengalami kebakaran.

Bahkan baterai yang telah dipadamkan masih dapat kembali memercik api dan terbakar dalam hitungan jam atau hari. Oleh sebab itu pihak Tesla menyarankan agar baterai ditempatkan pada area dengan suhu yang cukup sejuk serta bebas dari bangunan atau kendaraan lain. Selain itu diperlukan pengecekan suhu baterai secara berkala.

Dengan sejumlah potensi risiko yang ada pada baterai lithium-ion, maka para pengguna mobil bertenaga baterai jenis ini perlu selalu waspada dan rutin melakukan pengecekan. Selain itu, perlu adanya pelatihan dalam hal penanganan terhadap risiko kebakaran pada baterai bagi petugas damkar maupun bengkel.

Teknologi elektrifikasi memang bebas emisi gas buang, tapi bukan berarti tanpa risiko.

Wuling dan Gotion

Kolaborasi Dengan Gotion, Wuling Kembangkan Baterai EV di Indonesia

Dalam menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia, PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) resmikan kerjasamanya dengan PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia (Gotion High-Tech).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilaksanakan di pabrik Wuling Cikarang, pada Senin (28/11).

Melalui kerja sama ini, Wuling dan Gotion mengklaim siap menghantarkan inovasi dan mengembangkan baterai kendaraan listrik. Terutama untuk pasar otomotif Indonesia secara jangka panjang.

Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Shi Guoyong, Presiden Direktur Wuling Motors dan Hou Fei, Vice President Gotion High-Tech & Chairman of Liuzhou Gotion Battery. Selama kerjasama ini, PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia akan menyediakan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP). Tentunya dengan kualitas serta layanan purna jual yang profesional untuk baterai kendaraan listrik Wuling.

Di sela-sela acara, Shi Guoyong juga menunjukkan proses perakitan kendaraan listrik pertama Wuling di Indonesia, Air ev kepada Hou Fe. Pabrik yang mengaplikasikan ‘Global Manufacturing System’ (GMS) ini, dikatakan mampu untuk mencapai efisiensi proses produksi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Dengan dukungan fasilitas dan beragam teknologi modern, pabrik Wuling di Indonesia memiliki kompetensi untuk memproduksi tidak hanya mobil dengan mesin pembakaran internal, namun juga mobil listrik.

“Kami melangkah lebih jauh dengan menggandeng salah satu produsen komponen baterai terkemuka global ke Indonesia. Kerja sama strategis ini merupakan sinergi positif dalam rangka mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Kami berharap dengan semakin banyaknya pihak yang berkolaborasi, dapat mendorong percepatan program elektrifikasi kendaraan di Indonesia,” terang Shi Guoyong.

Honda E

Honda Segera Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Bersama LG

Kerjasama Honda dan LG untuk bikin baterai mobil listrik mulai terwujud.

Honda mengumumkan keseriusan mereka dalam menggarap produksi mobil listrik. Setelah menginformasikan kehadiran EV Prologue, kini mereka memberitakan soal pabrik pembuatan baterainya. Pabrik ini didirikan dengan bekerja sama dengan produsen baterai Korea Selatan, LG.

Honda Motor Co., Ltd. dan LG Energy Solution memang pernah mengumumkan bahwa mereka akan kolaborasi untuk bikin baterai mobil listrik pada akhir Agustus lalu. Dan pabrik ini adalah realisasi dari perjanjian tersebut.

Keduanya sepakat untuk membangun pabrik di Fayette County yang berada di Negara bagian Ohio, Amerika Serikat dengan nilai total investasi sebesar US$ 3,5 miliar. Kapasitas produksi mencapai 40GWh per tahun. Fasilitas ini juga menyerap sekitar 2.200 tenaga kerja di kota Fayette County dan sekitarnya.

Mulai Produksi 2025

Pabrik ini akan memproduksi jenis baterai pouch-type (baterainya terbungkus kemasan alumunium tipis seperti bungkus makanan) untuk pabrik perakitan kendaraan listrik Honda di kawasan Amerika Utara. Tentunya, ini seiring dengan semakin meningkatnya tren kendaraan berbasis elektrik di kawasan tersebut. Pabrik baterai ini akan mulai dibangun pada awal tahun 2023 dengan target mulai produksi massal advanced lithium-ion battery cells pada akhir tahun 2025.

Dikutip dari rilis yang kami terima, Dong-Myung Kim, Executive Vice President of Advanced Automotive Battery Division LG Energy Solution mengatakan, “Komitmen kami adalah menghasilkan produk dengan kualitas tinggi bersama Honda. Tidak hanya itu, kami juga bersama-sama menciptakan lapangan pekerjaan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

Sementara itu, Bob Nelson, Executive Vice President American Honda Motor Co., Inc. mengatakan, “Kami secara khusus hendak mengucapkan Terima Kasih kepada para pejabat di Negara Bagian Ohio, khususnya Fayette County, Jefferson Township, Jeffersonville serta Washington Court House yang telah menyambut baik proposal kerjasama antara Honda dan juga LG Energy Solution.”

Sebagai informasi, Honda juga telah menyampaikan niatan globalnya untuk meluncurkan hingga 30 mobil berbasis listrik pada tahun 2030, dengan volume produksi mencapai 2 juta unit setiap tahunnya. Honda juga berusaha mewujudkan netralitas karbon untuk semua lini produk serta aktivitas perusahaannya pada tahun 2050.

Charger EV Geely

Isi Baterai EV Untuk 300 KM Dalam Lima Menit? Sekarang Bisa

Sepertinya sebentar lagi tidak perlu khawatir soal lamanya mengisi baterai EV. Pabrikan mobil Tiongkok, Geely umumkan mereka memiliki teknologi pengisian baterai 600 kW. Tentunya, angka itu menjamin pengisian baterai kendaraan listrik lebih cepat. Geely berani mengklaim pengisian untuk jarak tempuh 300 km hanya perlu sekitar lima menit. 

Teknologi pengisian ulang baterai ini dikembangkan oleh anak perusahaannya bernama Viridi E-mobility Technology (VREMT). Selain jarak tempuh, mereka juga mengklaim mampu memberikan layanan pengisian 20 persen lebih cepat dari fast charging biasa. Namun untuk saat ini, sarana isi ulang cepat ini hanya tersedia di negeri China. 

Sekedar informasi, sekarang baru ada mobil Zeekr 001 yang bisa melakukan pengisian ulang secepat ini. Zeekr adalah merek mobil yang juga ada di bawah naungan grup usaha Geely. Zeekr 001, mobil keluarga model shooting break (station wagon) dengan motor listrik dipasang pada kedua sumbu roda. Tenaganya setara 536 hp. Di China sudah dijual, untuk pasar global akan hadir tahun depan. 

Soal kemampuan pengisian ulang ekstra cepat yang dimilikinya, didapat dari penggunaan baterai bernama Qilin buatan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Selain mampu memberikan jarak tempuh hingga 700 km, baterai ini bisa mengisi daya untuk jarak 120 km hanya dalam lima menit. 

Baterai Qilin ini yang jadi basis sumber energi EV Geely yang akan diperkenalkan pada 2023 nanti. Tidak tanggung, jarak yang bisa ditempuh dengan sekali isi adalah 1.000 km.  

Lalu, apa yang membuat Qilin bisa memberikan daya tempuh dan kemampuan isi ulang sedemikian hebat? Menurut klaim Geely, ini adalah hasil dari pemanfaatan volume yang efisien serta kepadatan energi yang tinggi. CATL pertama kali mengumumkan mereka memanfaatkan teknologi Cell-to-Pack terbaru. Ini adalah teknologi battery pack khas CATL yang diklaim lebih baik dari pabrikan manapun, termasuk Tesla. Diklaim, baterai ini mampu memberikan tenaga 13 persen lebih besar. 

Battery pack direkayasa sehingga memungkinkan berbagai komponen, termasuk perlindungan struktural, sambungan tegangan tinggi dan ventilasi termal bekerja lebih efisien. Hasil akhirnya meningkatkan kapasitas baterai sebesar enam persen.

Indra A