Mengenal Jakarta MRT Fase 2

Mengenal Jakarta MRT Fase 2, Progres dan Pendanaanya

Mengenal Jakarta MRT Fase 2 tentu menarik. Proyek nasional ini sedang dikebut pembangunannya dan terus didorong oleh pemerintah pusat dan provinsi Jakarta.

Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat. Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI.

Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer. Total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit.

Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota), dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.

Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Marina dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer.

Cakupan dan Pendanaan Proyek Jakarta MRT Fase 2

Mengenal Jakarta MRT Fase 2

Foto: Majalah Lintas

Pekerjaan Jakarta MRT Fase 2 konstruksinya dibagi ke dalam tiga paket kontrak yaitu:

  • CP 201 untuk membangun Stasiun Thamrin dan Monas serta jalur sepanjang 1,96 kilometer (total: 2,678 kilometer). Paket ini dikerjakan oleh kontraktor Shimizu dan Adhi Karya Join Venture (SAJV).
  • CP 202 untuk membangun Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga besar serta jalur sepanjang 1,19 kilometer (total: 1,827 kilometer). Paket ini dikerjakan oleh kontraktor Shimizu–Adhi Karya Join Venture (SAJV)
  • CP 203 untuk membangun Stasiun Glodok dan Kota serta terowongan sepanjang 0,69 kilometer dan cut and cover tunnel 0,18 kilometer (total: 1,296 kilometer). Paket ini dikerjakan oleh kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Co. dan Hutama Karya Join Venture (SMCCHK JV).
  • Sedangkan paket kontrak lainnya meliputi CP 205 untuk sistem perkeretapian dan rel dari Bundaran HI hingga Kota.
  • CP206 untuk pengadaan kereta.
  • CP 207 untuk pekerjaan Automatic Fare Collection (AFC).

Stasiun bawah tanah akan dibangun dengan kedalaman mulai dari 17 meter sampai dengan 36 meter di bawah tanah. Aliran listrik akan disuplai oleh dua gardu PLN 150 kV dengan total daya (power) 60 mV.

Soal pendanaan, Pembangunan MRT dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Serta didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

Sesuai dengan Permenko No. 1 Tahun 2018 terdapat penambahan jumlah pinjaman untuk Fase 1 sebesar USD 191.000.000 dan untuk Fase 2 sebesar USD 1.678.000.000. Loan agreement yang telah diberikan adalah Loan Agreement No. IP 578 sebesar ¥70,021,000,000 yang alokasinya untuk penambahan Fase 1 sebesar ¥21,544,000,000 dan pinjaman tahap satu Fase 2 sebesar ¥48,477,000,000.

Reaslisasi ERP ditunda oleh Dinas Perhubungan Jakarta

Realisasi ERP Dibantah Dishub, Jalur MRT Jakarta Fase 2 Segera Beroperasi!

 Realisasi ERP di Jakarta dibantah oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Hal tersebut dikarenakan infrastruktur yang belum siap.

Dilansir dari beberapa media nasional, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo menegaskan, kebijakan itu (ERP) belum diputuskan, apalagi dijalankan.

Dalam keterangannya di depan awak media, Syafrin mengatakan bahwasanya Pemprov Jakarta masih fokus menyiapkan infrastruktur dan layanan transportasi publik yang layak, baru nantinya berpikir soal jalan berbayar (ERP).

Bantahan mengenai realisasi ERP tersebut, oleh Dinas Perhubungan Jakarta juga diinfokan melalui akun resmi Instagram Dishub Jakarta.

“TemanDishub, saat ini tengah beredar informasi mengenai penerapan tarif ERP (Electronic Road Pricing) di 25 ruas jalan di Jakarta seperti yang terlihat pada gambar. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pendalaman terhadap informasi tersebut dan informasi tersebut TIDAK BENAR,” tulis Dishub DKI Jakarta (7/5).

Rumor yang berseliweran di sosial media menyebutkan, beberapa ruas jalan di Jakarta nantinya akan dikenakan pungutan sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 19 ribuan.

ERP Ditunda, Jalur Jakarta MRT Fase 2 Dikebut

Reaslisasi ERP ditunda oleh Dinas Perhubungan Jakarta

Reaslisasi ERP ditunda oleh Dinas Perhubungan Jakarta, mereka lebih fokus dalam membenahi layanan transportasi umum saat ini.

Dalam hal ini, Pemprov Jakarta justru mempercepat sejumlah proyek strategis transportasi massal. Yaitu MRT Jakarta Fase 2.

Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat.

Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu. Yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer dengan total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit.

Kemudian, jarak antar stasiun sekitar 0,6—1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC). Dan sistem operasi otomatis tingkat 2.

Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota). Dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.

Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Marina. Dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer. Fase 2B sedang dalam tahap studi kelayakan.