FErrari 355

Tujuh Mobil Yang Menyelamatkan Pembuatnya Dari Kebangkrutan

Pabrikan mobil pun pernah mengalami masa suram. Diselamatkan oleh satu produk hebat. 

Sebelum sehebat sekarang, produsen mobil di bawah ini pernah mengalami masa surut yang parah. Hampir mati, bahkan. Untungnya mereka bisa membuat sebuah produk terobosan yang membantu bangkit, berjalan, dan berlari kencang. 

Di bawah ini adalah beberapa contoh yang mobilnya banyak dikenal di kalangan awam. Sebetulnya masih banyak lagi yang tidak bisa kami tampilkan. Selamat menyimak. 

VW Beetle

VW Beetle menyelamatkan Volkswagen (VW) dari kepunahan pasca perang dunia kedua. Bukan karena wiraniaga mereka jagoan, tapi gara-gara seorang tentara Inggris berpangkat Mayor bernama Ivan Hirsch ditugaskan untuk membangun sisa-sisa pabrik VW.

Ia melihat potensi besar pada VW kodok bermesin tanpa radiator ini dan meyakinkan Angkatan Darat Inggris untuk membeli 20.000 unit. Itulah awal mula roda produksi pabrik VW di Wolfsburg kembali berputar setelah dihancurkan oleh tentara sekutu.

Penjualan perlahan beranjak setelah direktur pabrik Heinz Nordhoff memperluas jaringan penjualan ke seluruh dunia. Akhirnya pada tahun 1955, VW Beetle berhasil mencetak penjualan satu juta unit. Dari pasca perang hingga tahun 2003 (iya, VW Beetle klasik terakhir diproduksi 2003 di Mexico), tercatat lebih dari 21 juta unit terjual. Sekarang, coba lihat saja pabrikan VW seperti apa. Mereka adalah salah satu grup otomotif terbesar di dunia.

Land Rover Discovery

Land Rover memang menghasilkan mobil off road yang hebat. Banyak pemilik lahan pertanian yang memanfaatkan kemampuan off road dan kemudahan dalam merawat mobil ini. Tapi itu jadi masalah juga. Pasarnya jadi terlalu sempit. Sementara pesaing dari Jepang dan Amerika memiliki pasar yang lebih luas. Land Rover pun terseok. Mereka harus punya satu produk yang bisa diterima banyak orang. 

Tim engineeer dan desain akhirnya keluar dengan SUV berbentuk kotak sederhana, interior yang bisa diterima berbagai kalangan dan yang tidak kalah penting, chassisnya pakai punya Range Rover. Nyaman. Mobil ini membalikan posisi Land Rover. Dari petani sampai petinggi negara menyukainya untuk diandalkan sebagai mobil harian. Varian mesin V8 sebagai tipe tertinggi, namun yang paling laris versi diesel empat silinder yang ‘bandel’. 

Mercedes-Benz 300SL

Setelah Mercedes-Benz 180 jadi ‘starter’ produksi masal dengan format mobil sederhana yang kurang merepresntasikan citra, 300 SL hadir. Mercedes-Benz sangat patuh pada akarnya sebagai pembuat mobil mewah, kencang. Chief Engineer Rudolf Uhlenhaut adalah orang yang paling gatal bikin mobil hebat untuk mengembalikan nama Mercedes-Benz. Apalagi mereka baru habis-habisan dihajar bom sekutu. Lahirlah mobil yang aslinya ‘dua alam’, bisa untuk di lintasan balap atau dipakai harian.

Mesin enam silinder dibekali sistem pasokan BBM injeksi dengan kecepatan puncak 216 km/jam. Semua penggila mobil yang punya uang untuk beli, tergila-gila. Tercatat 1.400 unit laris dibeli. Kondisi keuangan Mercedes-Benz pun langsung sehat dan yang penting, citranya sebagai pembuat mobil hebat kembali bersinar. 

Fiat 500

Semoga belum bosan soal perang dunia kedua, tapi Fabrica Italiano Automobili di Torino (Fiat) adalah korban berikutnya dari perang itu. Usai babak belur, kebutuhan transportasi orang Italia dipenuhi oleh skuter (Vespa dan lainnya). Fiat, tidak bisa bikin motor tapi mereka harus hidup. Keluarlah konsep mobil yang murah, praktis dan ukurannya tidak besar.

Fiat 500 (Cinquecento, bahasa Italinya), menjawab kebutuhan mereka yang perlu mobil. Didaulat sebagai penerus Fiat 500 Topolino. Tapi tidak seperti mobil sekarang yang generasinya selalu membawa dimensi lebih besar, Cinquecento panjangnya hanya 2,97 meter. Ini mengecil dari panjang Topolino yang 3,215 mm.

Cinquecento dibekali mesin dua silinder dalam tiga pilihan kapasitas. 479, 499 dan 594 cc yang mudah dirawat. Sengaja memang dibuat mesin minimalis begitu. Karena mobil ini diutamakan untuk sarana mobilitas dalam kota. 3,5 juta unit terjual selama masa produksi 18 tahun. Fiat pun kipas-kipas dan hidup hingga sekarang.

Honda Civic

Honda hampir menyerah karena kesulitan menjual mobil. Ini karena produk mobil mereka yang compact tidak bisa banyak bicara di pasar luar Jepang. Tapi semua itu berbalik setelah dunia dilanda krisis minyak. Orang Amerika yang tadinya suka mengendarai mobil besar, mulai melihat produk Jepang yang lebih efisien. Honda Civic salah satunya.

Penjualan Civic meroket di negara adidaya itu. Civic dianggap sebagai mobil modern yang nyaman dan irit bensin. Akhirnya Honda meraja. Setelah Civic mereka memperkenalkan Accord, yang lebih besar tapi tetap hemat BBM. Sekarang, sepertinya semua sudah lupa kalau Honda pernah mau bangkrut.

Ferrari F355

Gara-gara Ferrari 348 yang, menurut penggemar Ferrari, biasa saja, reputasi pabrikan Italia ini tercoreng. Penjualannya tersendat, rekening pun makin menipis. Mereka perlu melakukan sesuatu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Lahirlah ‘sesuatu’ tadi dalam bentuk Ferrari 355. Bentuknya keren, mesin V8 bertenaga 380 hp serta punya top speed 278 km. Langsung laris. Total 11.273 unit terjual dalam empat tahun. Perusahaan selamat. Tapi bukan cuma itu. F355 juga membuka peluang untuk meraih pembeli baru. Artinya, pembeli yang sama sekali belum pernah punya Ferrari. Pasar makin luas, rekening makin penuh.

Volvo 700 Series

Volvo dikenal sebagai pembuat mobil yang tangguh dan selamat. Namun mereka perlu terobosan baru untuk mengisi keuangan yang terus menipis gara-gara penjualan susah. Penyebabnya apa lagi kalau bukan krisis minyak dunia di era 1970-an.

Lahirlah Volvo 740 dan 760. Tiba-tiba Volvo berjaya lagi karena mobil ini banyak yang suka. Tangguh, reliable, nyaman dan menawarkan kepraktisan kabin yang hebat. Dan status sebagai mobil eksekutif dengan harga terjangkau melengkapi resep keberhasilannya. 1,23 juta keluarga Volvo 700 series terjual. Membukakan Volvo untuk bisa seperti sekarang: Produsen mobil mewah dengan teknologi yang sangat maju. Meskipun akhirnya dicaplok juga oleh pabrikan China, Geely.