Mercedes-Benz Akui, Target EV Mereka Terlalu Tinggi
Mercedes-Benz mengakui, mereka terlalu bersemangat dalam proses transisi kendaraan elektrifikasi (xEV). Target mereka, PHEV dan EV akan mendominasi hingga 50 persen penjualan mobil Mercedes-Benz di 2025. Tapi ternyata tidak.
Pabrikan mobil mewah ini memundurkan target 50 persen itu, ke tahun 2023. Atau lima tahun lebih lambat dari sebelumnya. Meskipun begitu, hampir semua kalangan, termasuk kami, tidak terlalu terkejut dengan pengumuman tersebut.
Tahun 2023 lalu, penjualan PHEV dan EV Mercedes-Benz hanya naik 20,5 persen dibanding 2022. Atau setara 401.943 unit di seluruh dunia. Kalau didetailkan lagi, penjualan PHEV justru turun 12,5 persen menjadi 161.275 unit. Yang mendorong kenaikan justru penjualan mobil listrik murni yang terkatrol sebsear 61,3 persen. Setara 240.688 unit.
EV dan PHEV tersebut mencakup 19,7 persen dari total penjualan produk Mercedes-Benz. Naik 3,4 persen dari tahun sebelumnya. Tahun ini, mencoba realistis, mereka hanya mentargetkan mobil elektrifikasi akan meraih 19 hingga 21 persen dari total penjualan. Masih jauh dari 50 persen, kan?
Ke depannya, mereka menaruh harapan pada platform MMA. Ini adalah platform mobil listrik yang bisa digunakan untuk mobil konvensional. Bukan untuk konvensional tapi dipakai EV. MMA akan dipakai pada EV mobil entry level seperti GLA, GLB, CLA, CLA Shooting Brake. Ditambah mobil baru yang masih dijuluki ‘Baby G’. Versi lebih kecil dari G-Class.
Diklaim, platform ini memungkinkan produk EV murni Mercedes-Benz menempuh hingga 750 km. Aristektur kelistrikannya memiliki kemampuan menerima kecepatan pengisian ulang hingga 300 kW.
Tahun ini juga menandai akan dimulainya penjualan mobil komersial Mercedes-Benz eSprinter. Diharapkan, mobil ini bisa menyumbang 6 hingga 8 persen untuk penjualan xEV.
Sumber: Mercedes-Benz