Mercedes-Benz G-Class All new

All New Mercedes-Benz G-Class Hadir Dengan Mesin Diperkecil

Saat semua perhatian terpusat pada G-Class elektrik yang bisa berputar macam gasing, Mercedes-Benz tidak melupakan versi konvensionalnya. Mereka memperkenalkan All New Mercedes-Benz G-Class.

Dari luar, tidak banyak perbedaan. Masih tetap berdiri mengandalkan platform ladder frame dengan ground clearance 241,3 mm. Kemampuan off road-nya masih tetap didukung difflock 3-way dan tetap mampu menerjang genangan air sedalam 701 mm. Intinya, kemampuan off road mobil kotak ini tidak berubah.

Perubahan difokuskan justru pada performa on road. Kenapa? Kenapa tidak. Kapan terakhir Anda lihat G-Wagon baru main lumpur? Sepertinya lebih banyak di parkiran vallet sebuah mall.

Selain itu, interior juga mendapatkan penyegaran lengkap dengan penyematan teknologi terkini, supaya setara dengan produk Mercedes-Benz lainnya.

Perhatikan interiornya, beberapa unsur masih sama seperti versi yang digantikan. Namun di balik itu, semuanya sudah menggunakan teknologi terkini. Sebut saja MBUX terbaru, semua panel digital sudah mengalami peningkatan. Olahan suara untuk infotainment dikerjakan oleh Burmeister. Kemampuan kamera 360 ditingkatkan, sehingga sekarang bisa memantau bagian kolong mobil

Untuk penumpang belakang selain jok kulit, tersedia opsi sistem infotainment canggih untuk penumpang belakang. Tentunya dengan MBUX. Disebut sebagai MBUX High-End Rear Seat Entertainment. Lengkap dengan monitor 11,6 inci.

Kemudian, Mercedes-Benz akhirnya memberikan kemampuan Keyless entry. Meskipun ini fitur opsional. Seperti pada mobil sekarang, tinggal sentuh handle pintu, kunci akan membuka. Tetap dengan bunyi central lock G-Class yang khas itu.

Mesin Baru

Versi G550 kini mendapatkan jantung mekanis baru. Mesin V8 4,0 liter dilungsurkan. Gantinya 6-silinder segaris 3,0 liter dengan turbocharger. Plus sistem mild hybrid.

Mesin ini menghasilkan 443 hp dengan torsi puncak 560 Nm. Tenaganya naik 27 hp dari sebelumnya. Tapi torsi turun sebesar 50,1 Nm. Yang pasti, akan lebih irit.

G-Class generasi baru

Untuk versi AMG G63, mesinnya masih sama yaitu V8 4,0 liter yang diracik oleh AMG. Kini ditambahkan sistem mild hybrid 48 volt. Namun tidak ada peningkatan tenaga ataupun torsi. Tetap 577 hp dengan momen puntir 850 Nm. Sprint 0-100 km/jam diselesaikan tetap pada 4,5 detik.

Namun AMG seperti biasa, menawarkan Performace Package untuk mendongkrak kemampuan. Angka 0-100 km/jam tadi berubah jadi 4,2 detik. Top speed 241 km/jam dan diberikan fitur launch control.

Opsi lainnya ada AMG Active Ride untuk meningkatkan pengendalian di jalanan aspal. Kalau leih suka off road, AMG juga menawarkan Offroad Package. Paket untuk menaikan kemampuan serta mendukung kegiatan offroad. Seperti tambahan mode berkendara, pelek yang lebih kecil, hingga dudukan ban cadangan.

Sayang, Mercedes-Benz belum mengeluarkan harga untuk mobil ini. Yang jelas pasti lebih mahal dari sebelumnya yang dihargai mulai dari US $143.000.

Mercedes-Benz A 32K, Dijamin Bukan Rekayasa Foto

Wujud yang Anda lihat di sini, bukan hasil rekayasa foto. Tapi Mercedes-Benz A-Class ini terlihat tidak rasional. Mobil berukuran ringkas, tapi menggunakan mesin mobil sport. Sepertinya orang Jerman memang suka memodifikasi kendaraan dengan gaya ‘out-of-the-box’. Salah satunya ialah Mercedes-Benz A 32K AMG ini.

Saat debutnya di tahun 2001, Mercedes-Benz A-Class diciptakan sebagai produk entry-level. Ukurannya lebih kecil dari produk Mercedes-Benz pada umumnya, bobotnya dibuat ringan guna menghasilkan efisiensi bahan bakar yang baik. Varian tertinggi dari A-Class dengan kode bodi W168 ini ialah A 170 yang mesinnya bertenaga 95 hp.

Penampilan menipu

Mercedes-Benz A 32K AMG lahir karena ada seorang kolektor mobil yang berkocek tebal. Ia menginginkan sebuah mobil super yang ‘tak terlihat’ oleh mata awam. Akhirnya diputuskan untuk berbasis Mercedes-Benz A-Class, namun harus menggunakan perabotan berperforma tinggi buatan AMG.

Perusahaan yang ‘ketiban’ tanggung jawab untuk membuat mobil pesanan khusus ini ialah HWA. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1967 tersebut sudah sering menggarap aneka produk Mercedes-Benz yang tergolong istimewa. Selain itu, HWA juga punya sejarah hubungan baik bersama AMG. Sebagai buktinya ialah mobil balap CLK DTM dan supercar CLK GTR.

Nyaris menggunakan mesin V8

Ide awalnya adalah mau menjejalkan mesin AMG V8 bertenaga 500 hp pada bodi A-Class. Namun rencana tersebut harus diurungkan, setelah diketahui ruang mesin W168 tidak akan mampu dimuati mesin V8. Solusinya, pasang mesin V6 milik SLK 32 AMG dan diposisikan secara longitudinal. Supaya bisa mengimbangi output mesin itu, maka chassis, suspensi, dan sistem pengereman ikut kena oprekan.

Penampilan fisiknya tidak terlalu memperlihatkan kalau mobil ini punya output 370 hp dan torsi 450 Nm. HWA juga memberi sentuhan sporty pada interior A 32K, dengan material kulit yang berkualitas tinggi, termasuk untuk membalut jok AMG.

Selanjutnya, kabin mobil ini disertai dengan speedometer 300 km/jam pada panel instrumen, sabuk pengaman lima titik, dan lingkar setir buatan AMG. Performanya luar biasa, akselerasi 0-100 km/jam hanya 5 detik, dan top speed mencapai 250 km/jam.

Martil Kencang Buatan AMG, Bikin Risau Pengguna Supercar

AMG menjadi sebuah brand global yang dikenal sebagai pencipta produk otomotif berperforma tinggi. Seiring dengan tren pengguna station wagon berkarakter sport yang semakin meningkat pula. Namun, jauh sebelum Audi merilis RS2 Avant, atau BMW menciptakan M5 Touring, ternyata AMG pernah melahirkan mobil station wagon dengan performa yang mencengangkan di era 1980an.  

Di tahun 1977, AMG ‘hanya’ berupa bengkel modifikasi di pinggiran kota Stuttgart, Jerman. Namun ketika itu, pasar masih belum melirik segmen mobil station wagon yang berkarakter layaknya mobil sport. AMG sempat melakukan konversi pada Mercedes-Benz S123 station wagon di akhir 1970an, tapi tetap saja respons publik terkesan ‘adem ayem’.

Selama nyaris 12 tahun, AMG tidak menawarkan paket konversi pada Mercedes-Benz station wagon. Namun, perjalanan bisnis AMG berhasil melesat di pasar global, melalui bertumbuhnya jaringan dealer, importir, hingga speed shop yang menjual komponen aftermarket. Salah satu dealer yang kondang ialah AMG of North America, milik Richard Buxbaum, yang berlokasi di Chicago, Amerika.

Bisa dikatakan bahwa AMG ngetop di Amerika berkat peran Richard Buxbaum. Sebab koleganya terdiri dari kalangan selebriti, bintang film, konglomerat, pembalap, atlet terkenal, hingga koki papan atas. “Jika AMG bisa mengguncang Eropa, maka AMG mampu menjadi sensasi di Amerika,” ujarnya.

Hammer Wagon dan Mallet

Setelah belasan tahun AMG di Jerman tidak membuat station wagon berperforma tinggi, maka Richard Buxbaum pun tergoda untuk membuatnya. Ada dua unit Mercedes-Benz S124 yang diproduksi oleh tim AMG of North America. Pertama adalah ‘Hammer Wagon’ dengan mesin V8 6.0 liter DOHC di tahun 1987, dan yang kedua ialah ‘Mallet’ bermesin V8 6.0 liter SOHC, yang Anda lihat fotonya ini.

Menjelang bulan Januari 1988, tim AMG of North America menyelesaikan proyek Hammer Wagon. Richard Buxbaum mengundang Jean Lindamood, salah satu seorang jurnalis otomotif Amerika terbaik saat itu, untuk menguji mobil oprekannya di seputaran kota Chicago. Ulasan dalam artikel Jean Lindamood seolah memberi ganjaran setimpal. Klien baru pun banyak berdatangan ke showroom AMG of North America.

Hammer Wagon pun laku dan pemilik barunya begitu gembira dengan mobilnya yang telah dimodifikasi itu. Richard Buxbaum memiliki ide untuk membuat satu unit station wagon lagi, namun dengan racikan mesin yang lebih ‘enteng’. Cukup menggunakan cylinder head SOHC, namun mendapat sentuhan modifikasi. Sisanya, dibuat sama dengan apa yang ada pada Hammer Wagon.

Setidaknya ada tiga alasan utama untuk membuat proyek Mallet (bahasa Inggris dari martil). Pertama, tidak perlu menunggu unit cylinder head DOHC dari kantor pusat AMG di Jerman. Kedua, modifikasi dan pengujian cylinder head SOHC bisa dilakukan di bengkel AMG of North America. Ketiga, harga jual kendaraan bisa lebih rasional.

Mesin V8 bore up menggantikan mesin asli

Tanggal 6 Januari 1988, satu unit Mercedes-Benz 300 TE berwarna hitam dikirim oleh Shepherd Mercedes-Benz, dari kota Oak Park, Illinois, menuju AMG of North America. Langsung saja mesin enam silinder M103 3.0 liter dilepas, dan digantikan oleh mesin V8 M117 yang sudah di-bore up hingga 6.0 liter. Cylinder head sudah dimodifikasi, sedangkan sisanya dibiarkan standar. Bahkan dengan formula ini saja, output yang dihasilkan mencapai 310 hp.

Struktur bodi S124 pun diperkuat, terutama pada bagian subframe belakang. Per keong asli dilengser, digantikan dengan yang lebih rendah, stabilizer juga diganti dengan yang lebih kokoh. Supaya tampilan lebih sangar, semua komponen yang berlapis chrome pun dicat sewarna bodi, dan dipasang velg AMG Aero berukuran 16 inci.

Pengguna supercar perlu kuatir

Formula yang serupa dengan Hammer Wagon pun dilakukan pada Mallet. Penggunaan komponen internal transmisi yang lebih kuat, sistem knalpot stainless steel, serta gardan dari W126 dengan fitur limited-slip differential. Interior juga terkena modifikasi, jok depan diganti dan panel instrumen menggunakan milik AMG Hammer.

Selama satu tahun, Mallet ini menjadi kendaraan pribadi Richard Buxbaum dan istrinya, Robin. Seusai odometernya mencapai sekitar 12 ribu km, akhirnya mobil ini berpindah tangan pada tangga 19 Januari 1989. Di penghujung tahun 1989, Mallet sempat dicoba oleh John Phillips, seorang jurnalis dari majalah Car and Driver. Ia mengatakan bahwa perfoma dan pengendalian station wagon ini setara dengan Porsche 911 Carrera, Chevrolet Corvette, BMW M5, Ferrari 412, serta Lamborghini Jalpa.

Di tahun 2002, Mallet mendapat penyegaran, baik secara mekanikal maupun kosmetik. Untuk sektor mekanikal, mesin dan transmisi dibangun ulang, suspensi kini didukung dengan sokbreker serta per milik W124 500 E. Lampu depan versi Eropa turut disematkan, termasuk penggunaan velg AMG Hammer 17 inci.  

Tiga belas tahun kemudian, eksterior dan interior kena giliran. Bodi dicat ulang secara menyeluruh, termasuk penggantian kaca, seal karet, molding, dan sepasang panel spakbor depan. Setir aslinya pun ikut diganti dengan milik W124 tahun terakhir.

Statusnya sebagai mobil yang unik dan dipakai langsung oleh keluarga Buxbaum, Mallet juga dilengkapi dengan Certificate of Authenticity dari Richard Buxbaum secara pribadi. Bisa dikatakan bahwa S124 Mallet ini menjadi salah satu produk penting dari sejarah perjalanan bisnis AMG, apalagi sebelum adanya merger antara Mercedes-Benz dengan AMG.

Mercedes-Benz CLE 300 AMG Line, Tampan Dari Lahir

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) resmi merilis produk terbarunya yang berpenampilan tampan, yakni Mercedes-Benz CLE 300 AMG Line. Mobil coupe ini menjadi bagian dari tradisi Mercedes-Benz dalam menghadirkan produk yang berkarakter sporty dan bercitarasa elegan.

Mercedes-Benz CLE 300 AMG Line ini sengaja dihadirkan dengan menggabungkan unsur desain yang ekspresif, kenyamanan maksimal, serta performa mengemudi yang mantap. Selain itu, seperti ada ‘penyatuan’ karakter antara C-Class Coupe dan E-Class Coupe pada mobil ini. Lagipula, Mercedes-Benz juga tidak melupakan filosofi desain Sensual Purity.

Karakter sporty mencuat

Mobil yang memiliki panjang 4.850 mm, lebar 1.861 mm, dan tinggi 1.422 mm ini punya tampilan atraktif sekaligus agresif. Setidaknya itu klaim Mercedes-Benz… Supaya karakter sporty mencuat, disematkan sejumlah sentuhan khas AMG Line. Mulai dari front bumper, lip spoiler, rear apron, dan velg light alloy AMG multi-spoke berdiameter 19 inci. 

Bagian depannya terlihat keren dan futuristik berkat digital LED projector headlight dengan aksen lampu warna biru. Sedangkan bagian sampingnya terlihat memukau dan memiliki lekuk bodi yang mengalir, khas mobil frameless coupe buatan Mercedes-Benz. Menuju bagian belakang, atapnya melandai seolah menguatkan kesan sporty, disertai sepasang ujung knalpot berlapis chrome.

Paduan modern dan futuristis

Masuk ke interiornya, terlihat desain modern dan futuristis. Paduan tersebut juga diiringi dengan kombinasi material soft touch berbahan aluminium serta karbon berkualitas tinggi. Permukaan joknya dibalut dengan material Artico man-made leather dan microcut microfiber, yang dilengkapi juga dengan three position seat memory serta pemanas jok.

Khusus pada jok pengemudi, dapat diatur melalui layar digital dan dapat dipersonalisasikan sesuai tinggi badan pengemudi. Setirnya dibalut bahan Nappa Leather yang nyaman digenggam.

Pada dashboard, terdapat layar MBUX (Mercedes-Benz User Experience) multimedia system berukuran 11,9 inci yang sudah terkoneksi dengan Apple CarPlay, Android Auto, dan Burmester 3D surround sound system.

Siapkan dana Rp 1,8 milyar

Mercedes-Benz CLE 300 Coupe AMG Line ditenagai oleh mesin mild hybrid berkapasitas empat silinder 2.0 liter, dengan tenaga 258 hp dan torsi maksimal 400 Nm. Transmisi otomatisnya menggunakan unit 9G Tronic Plus 9-speed. Terdapat sistem penggerak all wheel drive 4Matic yang membagi output mesin secara seimbang, menuju roda depan dan roda belakang.

Mercedes-Benz CLE 300 AMG Line diklaim mampu melesat dari 0 ke kecepatan 100 km/jam, dalam tempo 6,2 detik saja. Sedangkan dengan kecepatan maksimalnya dibatasi hingga 250 km/jam.

Coupe terbaru yang dihadirkan oleh MBDI ini tersedia dalam dua pilihan warna, yaitu obsidian black metallic dan high-tech silver metallic. Anda berminat? Siapkan dana sebesar Rp 1,8 milyar (on the road DKI Jakarta) untuk menebusnya dari lantai showroom.

EQA 250

Mercedes-Benz Akui, Target EV Mereka Terlalu Tinggi

Mercedes-Benz mengakui, mereka terlalu bersemangat dalam proses transisi kendaraan elektrifikasi (xEV). Target mereka, PHEV dan EV akan mendominasi hingga 50 persen penjualan mobil Mercedes-Benz di 2025. Tapi ternyata tidak.

Pabrikan mobil mewah ini memundurkan target 50 persen itu, ke tahun 2023. Atau lima tahun lebih lambat dari sebelumnya. Meskipun begitu, hampir semua kalangan, termasuk kami, tidak terlalu terkejut dengan pengumuman tersebut.

Tahun 2023 lalu, penjualan PHEV dan EV Mercedes-Benz hanya naik 20,5 persen dibanding 2022. Atau setara 401.943 unit di seluruh dunia. Kalau didetailkan lagi, penjualan PHEV justru turun 12,5 persen menjadi 161.275 unit. Yang mendorong kenaikan justru penjualan mobil listrik murni yang terkatrol sebsear 61,3 persen. Setara 240.688 unit.

Mercedes-Benz EV target

EV dan PHEV tersebut mencakup 19,7 persen dari total penjualan produk Mercedes-Benz. Naik 3,4 persen dari tahun sebelumnya. Tahun ini, mencoba realistis, mereka hanya mentargetkan mobil elektrifikasi akan meraih 19 hingga 21 persen dari total penjualan. Masih jauh dari 50 persen, kan?

Ke depannya, mereka menaruh harapan pada platform MMA. Ini adalah platform mobil listrik yang bisa digunakan untuk mobil konvensional. Bukan untuk konvensional tapi dipakai EV. MMA akan dipakai pada EV mobil entry level seperti GLA, GLB, CLA, CLA Shooting Brake. Ditambah mobil baru yang masih dijuluki ‘Baby G’. Versi lebih kecil dari G-Class.

Diklaim, platform ini memungkinkan produk EV murni Mercedes-Benz menempuh hingga 750 km. Aristektur kelistrikannya memiliki kemampuan menerima kecepatan pengisian ulang hingga 300 kW.

Tahun ini juga menandai akan dimulainya penjualan mobil komersial Mercedes-Benz eSprinter. Diharapkan, mobil ini bisa menyumbang 6 hingga 8 persen untuk penjualan xEV.

Sumber: Mercedes-Benz

Truk dan bus Mercedes benz

Truk Mercedes-Benz Punya Pabrik Baru Senilai Rp 500 Milyar

Distributor truk dan bus Mercedes-Benz, Daimler Comercial Vehicles Indonesia (DVCI) mengumumkan kehadiran pusat perakitan terbaru mereka yang akan mulai beroperasi pada 2025 nanti.

Pabrik perakitan ini dikelola oleh Daimler Comercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCVMI). Menempati lahan seluas 14,6 gektar di Cikarang, Jawa Barat. Nilai investasinya mencapai Rp 500 miliar. Tempat baru ini menggantikan pabrik mereka sebelumnya di Wanaherang, Bogor, yang sekarang diambil alih oleh Inchcape untuk perakitan mobil Great Wall Motors.

Peletakan batu pertama pembangunan pabrik DCVMI dilakukan kemarin (19/02/2024) oleh Andreas Deuschle (Head of International Sales and Customer Services Daimler Truck Asia). Juga dihadiri oleh Sankaranarayanan Ramamurthi (President Director of Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia), dan Naeem Hassim sebagai President Director of Daimler Commercial Vehicles Indonesia.

Pabrik baru untuk truk dan bus Mercedes-Benz

Komitmen Lokal

Menurut DVCI, kegiatan groundbreaking ini melambangkan komitmen investasi Daimler Truck AG pada bisnis truk dan bus di Indonesia. Lebih penting lagi, Pabrik baru ini akan mendukung ekosistem setempat. Dan secara bertahap juga akan meningkatkan kandungan lokal dalam tiap produk truk dan bus Mercedes-Benz yang diproduksi dari pabrik tersebut.

“Indonesia tercatat sebagai salah satu pasar utama kami di Asia Tenggara dan kami melihat adanya potensi yang sangat besar. Dan pertumbuhan yang menjanjikan untuk bisnis kendaraan niaga di Indonesia,” kata Andreas Deuschle. “Dewan Direksi Daimler Truck AG telah menyetujui pembangunan pabrik baru ini. Dengan investasi senilai 500 miliar rupiah sebagai bentuk komitmen mereka. Kami percaya bahwa ini adalah kesempatan yang baik bagi Daimler Truck AG untuk meningkatkan keberadaannya. Dengan menghadirkan produk dan layanan yang tepat untuk membuat Indonesia terus maju.”

Sankaranarayanan Ramamurthi dan Naeem Hassim meyakini dalam lanskap bisnis saat ini, dimana perusahaan-perusahaan lain semakin berusaha mengadopsi praktik keberlanjutan (sustainability) dengan lebih tegas. Makanya, penting untuk DCVMI dan DCVI berinvestasi dalam keberlanjutan. Agar tetap kompetitif di pasar kendaraan komersial yang tidak bisa dibilang sepi.

Arista Serahkan Mesin Buat SMKN 1 Bangkinang

Berkomitmen mendukung pendidikan bagi para penerus bangsa, Mercedes-Benz Arista menyumbangkan unit mesin Mercedes-Benz tipe M274, transmisi otomatis tipe 722, dan rack end pinion W205 ke SMKN 1 Bangkinang.

Upacara penyerahan mesin yang diadakan pada 7 Februari 2024 ini, menjadi langkah konkret dalam memperkuat hubungan antara Arista Group dan lembaga pendidikan di Riau.

Mesin yang diberikan oleh Mercedes-Benz Arista ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMKN 1 Bangkinang, serta memberikan para siswa akses langsung ke teknologi terkini dalam dunia otomotif.

“Kami berharap mesin ini tidak hanya menjadi perangkat pembelajaran, tetapi juga sumber inspirasi untuk siswa-siswa SMKN1 Bangkinang dalam menghadapi dunia otomotif yang terus berkembang,” ujar Vika Agustinus Budhiyanto, Service Manager Mercedes-Benz Arista Medan.

SMKN 1 Bangkinang, sebagai penerima manfaat, menyambut baik inisiatif tersebut, mengakui pentingnya dukungan dari pihak swasta, dalam hal ini seperti Arista Group, untuk memajukan pendidikan teknik di daerah tersebut.

“Kami sangat berterima kasih atas sumbangan mesin dari Mercedes-Benz Arista. Ini tidak hanya sebagai dukungan secara material, tetapi juga investasi dalam masa depan pendidikan teknik di SMKN 1 Bangkinang,” sambut Yusrin, selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Bangkinang.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan generasi muda Riau dapat lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dalam bidang otomotif di masa depan. Termasuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pendidikan dan pembangunan masyarakat di wilayah Riau.

HWA AG Luncurkan Restomod Mercedes-Benz 190E 2.5-16 Evo II

Salah satu mobil balap legendaris era ’90-an yakni Mercedes-Benz 190E 2.5-16 Evolution II (W201) bakal diproduksi ulang. Hanya saja bukan digarap oleh Mercedes-Benz dan AMG, tapi oleh perusahaan asal Jerman yakni HWA AG. Proyek restomod ini diberi nama EVO.

HWA (Hans-Werner Aufrecht) yang juga bermarkas di Affalterbach, Jerman seperti halnya AMG merupakan salah satu tuner spesialis balap yang cukup tersohor di berbagai kancah motorsport Eropa. HWA AG yang berdiri sejak tahun 1999 memproduksi sejumlah komponen dan merancang mobil balap untuk Mercedes-AMG. Tak perlu heran, pendiri HWA yakni dua bersaudara Hans dan Werner Aufrecht adalah juga yang mendirikan AMG.

Proyek restomod EVO ini tak digarap sendirian. HWA bekerjasama dengan Curated, perusahaan spesialis restomod mobil historik asal AS untuk menghasilkan detail yang otentik seperti versi aslinya. Perancang otomotif ternama Khyzyl Saleem pun turut dilibatkan dalam penggarapan restomod HWA EVO.

Versi asli dari Mercedes-Benz 190E 2.5-16 Evolution II (W201) muncul pada tahun 1990 silam. Dibuathanya  502 unit untuk syarat homologasi agar bisa ikut balap mobil touring Jerman, Deutsche Tourenwagen Meisterschaft (DTM) dan International Touring Car Championship (ITC).

Walhasil, 190E Evolution II jadi salah satu “Holy Grail” incaran para kolektor. Beberapa unit yang beredar di balai lelang berhasil tembus jutaan dolar!

Identik Tapi Tak Sama

Secara keseluruhan, tampilan mobil EVO garapan HWA ini sangat identik dengan versi originalnya yakni Evo II. Namun tentunya ada sejumlah detail yang jadi pembeda. Ditambah dengan sentuhan citarasa personal dari para konsumen pemesan.

Grille dilabur warna hitam yang senada dengan mika lampu depan berwarna smoke. Versi aslinya menggunakan grille chrome dan lampu depan halogen bermika bening.

Tampilan bagian samping pun sangat mirip, terutama pada body kit seputar bemper, side skirt dan spatbor. Desain pelek pun terlihat sangat identik.

Pada bagian buritan, nyaris sulit dibedakan antara EVO dengan versi orisinil. Bemper hingga sayap spoiler belakang model gawang berukuran besar pada EVO detailnya sangat presisi seperti aslinya. Yang berbeda, lampu belakang telah menggunakan LED.

Tak dijelaskan secara rinci perihal kemasan pada area interior. Namun HWA tentunya membuka opsi pilihan bagi para konsumen. Ingin tampil dalam versi original atau bespoke dengan sentuhan khusus.

Di sisi teknis, versi aslinya menggunakan mesin 4-silinder 2.5-liter 16 katup racikan tuner asal Inggris, Cosworth. Tenaganya 232 hp, terbilang besar untuk ukuran awal era ’90-an. Kabarnya HWA bakal menggandeng Cosworth lagi untuk memproduksi ulang mesin legendaris tersebut. 

Girbox dan limited slip differentialnya kemungkinan bakal menggunakan spek seperti versi aslinya. Transmisi manual 5-speed sequential close ratio lansiran Getrag

Penasaran berapa harga EVO garapan HWA ini per unitnya? Cukup bikin berlinanng air mata. Tak kurang dari €714.000 atau sekitar Rp 12 miliar! Jumlah produksinya pun sangat terbatas, hanya 100 unit.

 

Mercedes-AMG SL 63 S E Performance Kencang Betulan

Jangan pernah meragukan potensi yang dimiliki teknologi plug-in hybrid. Jika dikombinasikan dengan mesin high performance, hasilnya sangat dahsyat. Ya, seperti Mercedes-AMG SL 63 S E Performance model tahun 2024.

Makin Kencang Tapi Irit BBM

Bicara soal SL 63, maka yang terlintas adalah sebuah roadster atap terbuka dengan yang bikin ketagihan diajak ngebut.

Anda tidak salah… Dari segi performa, mesin plug-in hybrid yang dibekalkan AMG pada SL versi terbaru ini diadopsi dari sedan 4-pintu Mercedes-AMG GT 63 S E Performance.

Mesin V8 4.0-liter twin-turbo racikan AMG dipadukan dengan motor elektrik penggerak hybrid beroutput 150kW atau sekitar 201 hp. Dengan baterai 400V berdaya 6.1kWh, cukup untuk berkendara sejauh 13 km dalam mode EV mengandalkan daya baterai.

Penasaran berapa total output kombinasi performanya? SL 63 S E Performance terbaru ini memiliki output tenaga 805 hp dengan torsi maksimum 1.420 Nm! SL 63 4MATIC bermesin V8 non-hybrid memiliki tenaga 577 hp dan torsinya cuma 800 Nm.

Aksi sprint 0-100 km/jam diklaim butuh 2,9 detik. Hanya kalah 0,1 detik dari Porsche 911 Turbo S Cabriolet. Untuk top speed dibatasi secara elektronik hanya 317 km/jam.

Meskipun performanya kian dahsyat, namun Mercedes-AMG SL 63 S E Performance diklaim lebih irit konsumsi BBM. Hanya butuh 7,7 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. SL 63 non-hybrid mengkonsumsi 13,9 liter bensin untuk jarak yang sama.

Emisi gas buang CO2 roadster hybrid ini pun hanya 175 g/km. Jauh lebih rendah dari SL 63 non-hybrid yang kadar emisi CO2-nya 319 g/km.

Sarat Teknologi Berkendara

Motor elektrik hybrid tersebut dipasang pada poros roda belakang. Hasilnya tak hanya gesit saat lepas start. Mobil ini pun bisa melaju sangat kencang namun tetap stabil. Sistem penggerak all-wheel drive (AWD) 4MATIC dan limited slip differential mekanis akan membagi torsi serta tenaga antara poros roda belakang maupun depan sesuai beban traksi pada roda.

Soal mode berkendara, tersedia beragam pilihan seperti sedan GT 63 S E Performance. Ada 8 mode berkendara, yakni Electric, Battery Hold, Comfort, Smoothness, Sport, Sport Plus, Race dan Individual.

Mode terakhir memberi kebebasan untuk melakukan setting dan kalibrasi pada respon throttle, transmisi, beban kemudi dan suspensi. Bahkan level suara mesin bisa diatur. Ingin senyap atau menggelora.

Pengemudi juga dapat mengatur intensitas pengisian daya regeneratif ke baterai.

Aerodinamika Lebih Sempurna

Tampilan SL 63 the plug-in hybrid ini jelas beda dari versi SL 63 4MATIC non-hybrid. Sistem aerodinamika aktif disempurnakan.

Yang membedakan dari variant non-hybrid adalah soket charger pada bemper belakang serta emblem “E Performance”.

Velg alloy 20-inci bisa diganti dengan versi 21-inci. Keduanya dirancang untuk meningkatkan aerodinamika. Dibalik velg terpasang rem cakram keramik-karbon berukuran besar dengan kaliper berkelir Bronze.

Pada area interior, layout tampilan sedikit identik dengan SL 63 non-hybrid. Perbedaan terletak pada tambahan indikator khusus mobil hybrid pada sistem infotainment MBUX. Terdapat tampilan informasi penyaluran daya serta temperatur baterai dan motor elektrik.

SL mengalami evolusi yang cukup banyak. Mobil idaman era modern dan masa depan.

“SL adalah label ikonik dari Mercedes-Benz. Roadster generasi terbaru ini merupakan wujud nyata dari mobil impian yang diidamkan oleh para konsumen kami,” papar bos AMG, Michael Schiebe.

MJI Tour de Celebes 2023 Lakukan Baksos Disertai Wisata

Menutup tahun 2023, Mercedes Jip Indonesia (MJI) kembali menggelar event tahunan mereka, yakni long touring. Dengan mengusung tema MJI Tour de Celebes 2023, sebanyak 23 unit Mercedes-Benz G-Class melakukan perjalanan dari kota Makassar menuju Tana Toraja.

Dalam event kali ini, seluruh peserta diajak untuk mengunjungi sejumlah tempat wisata, mulai dari Buntu Burake, Perkampungan Lolai, lalu hingga Kete Kesu, yang menjadi salah satu desa tertua di Tana Toraja.

Tidak hanya itu saja, karena peserta touring juga menggelar kegiatan off-road dan bakti sosial (baksos) kepada Masyarakat yang membutuhkan. Kali ini MJI memberikan berbagai bahan pokok makanan, bahan bangunan untuk masjid, hingga Al-Qur’an untuk Daerah Malino dan Kete Kesu.

“Touring kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga kita harus benar-benar menyiapkannya dengan matang. Apalagi ini menyangkut jadwal pengiriman kendaraan dari Jakarta ke Makassar melalui angkutan laut,” kata Bonnie Herman, Person In Charge (PIC) MJI Tour de Celebes 2023.

Lalui Rintangan

“Walaupun harus melalui beberapa rintangan, perjalanan MJI Tour de Celebes 2023 ni bisa berjalan dengan lancar berkat kerjasama tim panitia yang solid. Apalagi selama perjalanan kita selalu disuguhi dengan pemandangan alam yang sangat indah,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tarmizi, salah satu anggota, mengungkapkan sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan terlupakan. “Pada long touring kali ini, saya dan keluarga bisa menikmati keindahan daerah Sulawesi yang belum pernah saya lihat secara langsung,” ujarnya.

“Hal yang seru jika touring bareng MJI adalah mengeksplor tempat yang memang belum pernah kita kunjungi selama ini. Semoga tahun depan MJI bisa menggelar turing ke tempat-tempat eksotis lainnya,” ungkap pria yang berdomisili di Pulau Batam. Sekaligus menjadi peserta MJI Tour de Celebes 2023 terjauh.

Waktu selama sembilan hari dirasa masih kurang untuk mengeksplor pulau Sulawesi. Banyak tempat-tempat yang sangat indah. Terutama di wilayah pedalaman. Diharapkan tahun depan dapat dilaksanakan aktivitas yang serupa dan lebih seru lagi di wilayah Sulawesi.

Velg Lorinser RS90 Legendaris Mau Diproduksi Lagi!

Velg telah menjadi bagian dari gaya hidup otomotif dan aspek modifikasi yang sering dilakukan sejak puluhan tahun silam. Oleh karenanya, desain velg selalu mengikuti tren dan model mobil. Tahun 1990an bisa dibilang merupakan masa peralihan. Dari mobil tahun 1980an yang garis desainnya biasanya tegas, dan memasuki era 2000an yang sarat desain modern.

Selain desain, ciri lain yang membedakan velg masa lalu dengan masa kini ialah bobotnya. Hal ini terkait material dan teknologi produknya. Tidak jarang velg era 1980an dan 1990an memiliki nilai yang Istimewa, sebab begitu populer di kalangan para antusias otomotif.

Bahkan ada pabrikan juga ada yang melakukan produksi ulang produk legendarisnya, namun dengan spesifikasi yang diperbarui. Tampilan tetap klasik tapi dibuat dengan teknologi dan material yang lebih mutakhir.

Salah satu modifikator yang memiliki produk velg legendaris ialah Lorinser. Ya, brand asal Jerman ini memang identik kendaraan Mercedes-Benz. Produk velg Lorinser yang sempat ‘ngetop’ ialah RS90. Wajar saja jika velg tersebut menjadi pilihan bagi pengguna Mercedes-Benz yang menginginkan penampilan sporty namun gagah pada mobilnya.

Setelah lama menghilang di pasaran, Lorinser berencana untuk melansir kembali RS90. Perusahaan keluarga ini menjadwalkan Lorinser RS90 dipasarkan kembali pada 1 Januari 2024 nanti. Alasan kenapa Lorinser mau membuat produk RS90 lagi ialah karena desainnya yang tak lekang waktu dan cocok untuk digunakan pada bermacam tipe Mercedes-Benz.

Lorinser mengklaim bahwa RS90 versi modern ini akan hadir dalam diameter 17 inci dan 18 inci. Untuk ukuran 17 incinya tersedia dalam tiga jenis offset. Sedangkan untuk ukuran 18 inci memiliki dua pilihan offset. Kedua diameter tersebut sengaja dipilih untuk mengakomodir kebutuhan modifikasi para pemilik Mercedes-Benz era klasik maupun youngtimer. Siapkan saldo di rekening bank Anda!

Mercedes dan BMW Kolaborasi Bikin Jaringan Charging Station

BMW dan Mercedes-Benz sejak lama dikenal sebagai dua rival abadi yang selalu bersaing. Namun kini keduanya akhirnya dapat berkolaborasi. Ya, dua brand otomotif asal Jerman tersebut akan bermitra untuk membangun jaringan stasiun charging station (pengisian ulang daya baterai mobil listrik) di China.

Nota kesepakatan kerja sama telah ditandatangani antara Mercedes-Benz Group China dan BMW Brilliance Automotive. Kemitraan dengan pembagian 50:50 tersebut akan membangun 1.000 titik lokasi charging station dengan 7.000 titik sambungan pengisian daya di seantero China pada tahun 2026 mendatang.

BMW dan mersi bikin charging station

Tak hanya melayani mobil BMW atau Mercedes-Benz saja. Seluruh jenis dan merek mobil listrik yang ada di China juga dapat menggunakannya.

Tentunya para pemilik mobil listrik lansiran BMW dan Mercedes-Benz akan mendapat akses prioritas. Mulai dari layanan pengisian ulang daya secara eksklusif hingga layanan reservasi secara daring. Jadi tak perlu repot antre dan menunggu lama. Desain jaringan charging station ini kemungkinan bakal sama seperti yang telah dibangun di AS dan Eropa.

Teknologi Canggih Dan Ramah Lingkungan

Jaringan charging station yang akan dibangun tersebut dikatakan bakal menggunakan teknologi pengisian daya listrik “state-of-the-art”. Nampaknya bakal lebih ke arah Fast Charging dengan kapasitas daya 400W atau lebih.

charging station mercedes-benz

Bahkan bilamana memungkinkan, sejumlah titik charging station akan memanfaatkan teknologi pembangkit energi listrik ramah lingkungan. Salah satu contohnya yakni pembangkit listrik tenaga surya. Tak hanya ramah lingkungan, tapi juga memanfaatkan sumber energi yang terbarukan dan berkelanjutan.

Proyek prestisius ini tengah dikaji dan menunggu persetujuan dari instansi terkait pemerintah RRC. Pasalnya, proposal izin pembangunan infrastruktur pengisian baterai EV tak hanya diajukan oleh BMW dan Mercedes-Benz. Tapi juga brand besar seperti Tesla dan sejumlah pabrikan dalam negeri RRC lainnya seperti BYD dan Geely.

 

Jika berjalan mulus, charging station pertama diharapkan dapat beroperasi mulai tahun 2024. Lokasinya akan berada di kawasan berpopulasi mobil listrik terbanyak seperti Shanghai dan Guangzhou.

 

 

Tujuh Bintang Baru Mercedes-Benz Muncul Bersamaan

Untuk pertama kalinya di Indonesia, Inchcape dan Mercedes-Benz mengadakan acara peluncuran tujuh produk barunya secara bersamaan. Acara bertajuk The 7 Stars ini juga merupakan acara resmi pertama Mercedes-Benz setelah bergabung bersama Inchcape Indonesia. Tak ketinggalan juga pengenalan tim manajemen baru Mercedes-Benz di Indonesia.

Inchcape Indonesia bersama dengan tim manajemen Mercedes-Benz berkomitmen untuk melanjutkan dan mengembangkan bisnis Mercedes-Benz di Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, tentunya termasuk menawarkan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan setia Mercedes-Benz.

Sudah lebih dari 2.600 unit terjual sejak awal tahun

Di tahun 2023 ini, Mercedes-Benz telah meluncurkan 11 model kendaraan baru yang mencakup kendaraan listrik seperti EQA, EQB, EQS Edition 1 dan EQS SUV.

Tak ketinggalan kendaraan berperforma tinggi dari lini Mercedes-AMG, di antaranya G 63 Edition 53, SL 43, A 35 dan A45. Mercedes-Benz pun menghadirkan sedan terbaru A 200 dan SUV yang dirakit secara lokal maupun CBU, yakni GLC 300. Menurut catatan awal tahun hingga saat ini, Mercedes-Benz sudah berhasil menjual lebih dari 2.600 unit kendaraan di Indonesia.

Acara peluncuran terbesar di 2023

“The 7 Stars adalah acara pertama setelah bergabungnya Mercedes-Benz dengan Inchcape Indonesia. Kami sangat bangga untuk bisa mengatakan bahwa Mercedes-Benz telah menjadi bagian dari Inchcape Indonesia,” kata Khoo Shao Tze, President Director Inchcape Indonesia.

Pada acara The 7 Stars, ada tujuh produk baru yang diperkenalkan. Mulai dari GLE 450 AMG Line, GLE 450 AMG Line Coupe, AMG GLE 53, CLA 200 AMG Line, AMG CLA 45, GLB 200 Progressive Line, hingga GLC 300 Coupe. Tidak berlebihan jika Mercedes-Benz mengklaim bahwa momen The 7 Stars ini merupakan acara peluncuran terbesar dari Mercedes-Benz di tahun 2023.

“Bersama Inchcape Indonesia, kami memiliki keyakinan penuh dalam mengembangkan bisnis dan juga bertumbuh menjadi semakin besar. Prioritas Mercedes-Benz adalah untuk selalu menghadirkan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan setia di Indonesia,” pungkas Roelof Lamberts, Chief Executive Officer PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Mercedes-Benz eActros 600 Siap Lahap Rute Jarak Jauh

Transportasi angkutan jalan raya menjadi aspek yang amat diperhatikan oleh Mercedes-Benz Truck sejak lama. Oleh karenanya, teknologi terbaru yang menyangkut sektor transportasi angkutan jalan raya, Mercedes-Benz Trucks ingin selalu mengikuti dan mengembangkannya. Tepat pada 10 Oktober 2023 lalu, Mercedes-Benz Trucks memperkenaljan eActros 600 di pinggiran kota Hamburg, Jerman.

Mercedes-Benz eActros 600 merupakan truk listrik heavy-duty dengan jarak tempuh yang mengagumkan. Pabrikan ini bermaksud untuk menetapkan standar baru dalam transportasi angkutan jalan raya, terutama dalam hal teknologi, keberlanjutan, desain, dan profitabilitas bagi operator armada kendaraan listrik.

Mencapai jarak tempuh 500 kilometer tanpa isi ulang

Mercedes-Benz eActros 600 memiliki kapasitas baterai yang tinggi, yakni lebih dari 600 kWh, sehingga model ini dinamai 600. Poros penggerak listrik sangat efisien dikembangkan secara internal memungkinkan truk ini mencapai jarak tempuh 500 kilometer tanpa pengisian ulang. Secara hitungan kasar, truk eActros 600 akan mampu menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer per hari.

Hal tersebut mungkin saja, sebab pengisian ulang selama waktu istirahat pengemudi. Sekitar 60 persen perjalanan jarak jauh pelanggan Mercedes-Benz Trucks di Eropa, masih di bawah 500 kilometer, sehingga infrastruktur pengisian daya di depo dan di titik bongkar muat sudah mencukupi untuk kondisi seperti itu.

Untuk penggunaan di area lain, perluasan infrastruktur pengisian daya publik yang berkelanjutan sangat penting untuk membuat truk listrik dapat digunakan untuk transportasi jarak jauh di seluruh Eropa. Selain pengisian daya CCS hingga 400 kW, eActros 600 nantinya akan dapat menggunakan pengisian daya Megawatt (MCS).

Berat kombinasi kotor hingga 44 ton

Sejak awal penjualan, pelanggan akan dapat memesan pra-instalasi untuk ini. Segera setelah teknologi MCS tersedia dan distandarisasi di semua produsen, maka MCS akan mungkin untuk dipasang pada model eActros 600 ini. Baterai dapat diisi dari 20 hingga 80 persen, dalam waktu sekitar 30 menit di stasiun pengisian daya dengan output sekitar satu megawatt.

Kendaraan ini secara teknis dirancang untuk berat kombinasi kotor hingga 44 ton. Dengan semi-trailer standar, eActros 600 mampu memiliki muatan sekitar 22 ton di Uni-Eropa. eActros 600 memiliki tiga paket baterai, masing-masing 207 kWh. Hal ini memberikan total kapasitas terpasang sebesar 621 kWh. Baterainya berteknologi sel Lithium Iron Phosphate (LFP).

Output puncak 600kW

Mercedes-Benz Trucks telah mengembangkan sistem penggerak listrik 800 volt, dengan dua motor listrik dan transmisi empat kecepatan, untuk digunakan dalam pengangkutan jarak jauh. Motor listrik menghasilkan output 400 kW dan output puncak 600 kW, sehingga dapat memastikan akselerasi yang kuat dan dinamika berkendara.

Kabin barunya memiliki desain dengan kap mesin yang besar, tertutup sepenuhnya dan bulat. Bumper dioptimalkan termasuk bagian bawah bodi. Aerodinamika yang lebih baik sangat penting, karena menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi konsumsi energi. Peningkatan aerodinamis ini mampu memberikan kontribusi yang menentukan pada jarak tempuh eActros 600 sejauh 500 kilometer.

AMG GLC 43 Dan 63 Coupe Kini Mengusung Mesin 4 Piston

AMG GLC 43 dan 63 S E Performance merupakan SUV 5-penumpang dari Mercedes-Benz yang cukup diminati.

Ingin versi coupe yang lebih ramping dan sporty? Akan segera tersedia versi terbaru…tentu dengan mesin baru.

Apakah ada perbedaan antara AMG GLC 43 dan 63 S E Performance versi biasa dengan versi Coupe? Ternyata tidak, versi Coupe hanya beda di bentuk bodi saja dengan atap belakang yang lebih landai.

Konstruksi sasis dan setting suspensi pun tak ada perbedaan. Kemasan dan layout interior pun sama.

Lantas, apa yang jadi daya pikat dari generasi terbaru ini?

Mesin 4-Piston Tak Kalah Greget

Para pecinta SUV Mercedes-Benz khususnya AMG GLC 43 dan 63 harus bisa menerima kenyataan bahwa mesin 6 dan 8 silinder tak lagi tersedia. Sebagai gantinya adalah mesin empat piston yang diimbuhi modul hybrid.

Apakah performanya segreget yang disuguhkan mesin V6 dan V8? Tentu saja, karena mesin tetap diracik sesuai karakter AMG.

AMG GLC 43 dan 63 S E Performance termasuk versi Coupe kini mengusung mesin baru 4-silinder turbo 2.0-liter berkode M139l. Antara varian 43 dan 63 hanya beda output performanya.

Meskipun jumlah pistonnya hanya empat, namun performa tak kalah dari mesin V6 dan V8 AMG. Hanya saja, raungan suara menggelegar khas AMG kini sirna. Sayang sekali…

Mesin yang diimbuhi modul hybrid ini merupakan upaya Mercedes-Benz dan AMG beradaptasi terhadap regulasi emisi gas buang di Eropa. Tak sekadar rendah emisi, konsumsi BBM pun dikatakan lebih irit. Seperti apa perbedaan antara varian 43 dan 63?

AMG GLC 43 Coupe

Pada model AMG GLC 43 Coupe, mesin 2.0-liter turbo dipadukan dengan sistem mild-hybrid 48V.

Tenaganya yang 416 hp ternyata melampaui mesin V6 AMG model sebelumnya yang ‘hanya’ 385 hp.

Saat melaju dengan kecepatan rendah, motor elektrik starter generator akan memasok suplemen daya sebesar 13 hp.

Torsi puncak mesin bermodul hybrid ringan ini mencapai 500 Nm pada 5.000 rpm. Untuk penyaluran daya ke roda memadukan penggerak AWD 4Matic dengan transmisi automatic 9-speed.

Meskipun performanya lumayan besar, namun kecepatan maksimum dibatasi secara elektronik di 250 km/jam. Mobil ini pun hanya butuh 4,8 detik untuk mencapai kecepatan 100 km/jam.

Catatan waktu akselerasi ternyata tak berbeda dari AMG GLC 43 model tahun 2023 yang masih bermesin V6 3.0-liter biturbo.

GLC 63 S E Performance Coupe

Masih kurang puas Ada pilihan adalah GLC 63 S E Performance. Mesin M139l 2.0L turbo diramu hingga memuntahkan output tenaga 469 hp. Masih ditambah lagi dengan suplemen 201 hp dari motor elektrik hybrid PSM. Total output tenaganya pun menjadi 671 hp!

Torsi maksimumnya yang 554 Nm hanya beda tipis dari AMG GLC 43. Performa yang sangat greget bukan?

Sistem penggerak AWD variabel AMG Performance 4MATIC+ akan menjamin penyaluran daya dan torsi ke seluruh roda dengan sempurna.

Akselerasi 0-100 km/jam? Hanya butuh waktu 3,5 detik. Kecepatan maksimum juga dibatasi, namun agak lebih longgar yakni di 275 km/jam.

Jadi, terbukti bahwa mesin empat piston racikan AMG gregetnya setara dengan mesin V6 atau V8.

Soal harga maupun kapan bakal tersedia di pasar Eropa, AS maupun global akan diumumkan beberapa waktu mendatang. Kita tunggu saja.

 

Menebak Keperkasaan Mercedes-AMG GT Concept E Performance

Belum genap satu bulan mobil sport AMG GT generasi kedua diluncurkan di California dalam event Monterey Car Week yang berlangsung pada Agustus lalu. Seperti apa jadinya jika AMG GT dibuat dalam versi plug-in hybrid? Inilah dia mobil konsep Mercedes-AMG GT Concept E Performance.

AMG GT Versi PHEV

Perhelatan event IAA Mobility 2023 di Munich, Jerman yang lebih populer dengan sebutan Munich Motor Show nampaknya dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Mercedes-Benz.

AMG GT generasi 2 yang baru saja diluncurkan bulan lalu dipamerkan bersama dengan konsep AMG GT Concept E Performance. Tak hanya satu, tapi dua mobil sekaligus yang tampil dengan warna hitam dan merah.

Dari tampilan luarnya sekilas tak ada bedanya dengan Mercedes-AMG GT (C192) bermesin 4.0-liter V8 biturbo. Namun saat melihat soket listrik yang tersembunyi di bumper belakangnya, baru terlihat perbedaannya.

Mobil konsep Mercedes-AMG GT Concept E Performance dibekali dengan teknologi plug-in hybrid (PHEV). Jadi, tak hanya mengusung mesin yang mengkonsumsi bensin, tapi juga motor elektrik hybrid.

Mobil konsep ini juga diimbuhi sejumlah komponen opsional dari AMG sebagai pemanis tampilan. Mulai dari sayap spoiler di bagian buritan hingga pelek alloy 21-inci berkelir hitam yang kontras dengan kaliper rem cakram karbon keramik berkelir emas.

Mesin V8 Biturbo Plus Motor Hybrid

Seperti halnya AMG GT generasi 2, di balik kap depannya terpasang mesin 4.0-liter V8 biturbo. Hanya saja pada poros roda belakang terdapat tambahan motor elektrik penggerak sistem hybrid. Sayang sekali, pihak pabrikan tak menjelaskan spek teknologi hybrid yang dibekalkan.

Kami hanya bisa memperkirakan berdasarkan sejumlah model PHEV Mercedes dengan spek yang kurang lebih setara.

Mobil konsep AMG GT versi PHEV ini kemungkinan dibekali spek seperti sedan mewah Mercedes-Benz S63 E Performance yang bertenaga 791 hp. Atau mungkin seperti coupe 4-pintu AMG GT63 S E Performance yang bertenaga 831 hp.

Lebih Perkasa Dari AMG GT Generasi 2

Nah, mobil konsep AMG GT Concept E Performance dipamerkan bersama dengan Mercedes-AMG GT (C192). Mobil sport AMG GT generasi kedua yang kini berkonfigurasi 2+2 ini dibekali mesin V8 dengan dua spek berbeda. Varian standar yakni AMG GT 55 output tenaganya hanya 469 hp. Sedangkan untuk varian AMG GT 63 punya output 577 hp.

Jika saja benar mobil konsep AMG GT versi PHEV ini dibekali spek seperti yang kami perkirakan, maka performanya jelas jauh lebih perkasa dari AMG GT generasi kedua. Bahkan melampaui performa AMG GT Black Series yang bertenaga 720 hp.

Dengan munculnya mobil konsep AMG GT versi PHEV, AMG nampaknya masih akan mempertahankan mesin V8 hingga beberapa tahun kedepan.Hanya saja, imbuhan teknologi hybrid menjadi solusi efektif bagi AMG untuk melipatgandakan output performa. Kapan AMG GT versi PHEV ini akan diproduksi, belum ada informasi dari pihak Affalterbach.

Sebagai catatan, AMG GT generasi kedua menggunakan platform yang sama dengan SL Roadster. Nah, jika AMG GT bakal muncul dalam versi PHEV yakni E Performance, maka kemungkinan SL Roadster juga bakal hadir dalam versi serupa. Apakah bakal masuk jalur produksi di penghujung tahun 2024? Kita tunggu kejutan berikutnya, semoga tak terlalu lama.

 

Mercedes-AMG SL43, Percaya Diri Meski Hanya Empat Silinder

Jika Mercedes-Benz memberi sentuhan pada SL roadster untuk mengusung emblem AMG, pasti tidak akan main-main. Uniknya, langkah Mercedes-Benz kali ini ialah menawarkan pengalaman berkendara sebuah roadster premium dengan harga yang (mungkin) terjangkau. Hasilnya ialah Mercedes-AMG SL43 yang hadir di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023.

Ada hal yang mungkin mengundang pro dan kontra, tapi Mercedes-Benz menjamin bahwa keputusan tersebut tidak mengurangi kenikmatan mengendarai mobil roadster. Mercedes-AMG SL43 mengusung mesin empat silinder M139 2.0 liter yang bertenaga 381 hp dan punya torsi puncak 480 Nm.

Memang SL43 ini masih ‘tekor’ 100 hp dari SL55, setidaknya mampu berakselerasi 0-100 km/jam dalam tempo 4,8 detik saja. Top speed juga tergolong memukau, yakni 274 km/jam. Mercedes-AMG SL43 didaulat sebagai roadster ‘entry-level’ dari pabrikan asal kota Stuttgart ini dan satu-satunya SL yang berpenggerak roda belakang.  

Seperti layaknya produk Mercedes-AMG lainnya, SL43 juga mendapat sederet kelengkapan yang ada di SL55 maupun SL63. Mulai dari chassis racikan AMG, opsi suspensi adaptif Ride Control, termasuk sistem pengereman komposit. Tak ketinggalan transmisi otomatis 9-speed.

Mercedes-Benz telah lama tidak meluncurkan SL dengan mesin empat silinder, setelah kehadiran 190 SL di era 1950an. Bisa jadi dengan diperkenalkannya SL43 ini, semakin banyak calon konsumen Mercedes-Benz yang dapat memiliki sebuah roadster dengan harga kompetitif. Banderolnya ialah Rp 3,2 milyar (off-the-road).

Mercedes-EQS SUV, Dimensi Baru Mobil Listrik Premium

Kehadiran Mercedes-EQS menjadi momen penting bagi Mercedes-Benz dan mengguncang segmen kendaraan listrik global. Dengan mengambil ciri khas S-Class, Mercedes-Benz mengubah sebuah sedan premium menjadi mobil untuk masa depan. Masih mengiringi sosok EQS, Mercedes-Benz kini menghadirkan EQS SUV.

Langkah pabrikan asal Jerman tersebut memang tidak mengherankan, sebab sudah ada lini kendaraan listrik lain yang dipasarkan. Sebut saja, EQA, EQB, dan EQC. Jika produk Sport Utility Vehicle (SUV) lansiran Mercedes-Benz identik dengan aspek kemewahan, maka EQS SUV membawa brand tersebut menuju tingkat lebih tinggi.

Mercedes-EQS SUV menggunakan basis dari EQS dan meleburnya menjadi sosok SUV yang tampan. Namun, EQS SUV masih menyisakan sedikit aksen sporty, meskipun bagian depannya amat mirip dengan EQS versi sedan. Bagian belakangnya tentu dilengkapi dengan pintu kargo berdesain hatchback untuk memberikan akses menuju ruang bagasi berkapasitas 565 liter.

Mercedes-EQS SUV memiliki desain yang sederhana namun elegan. Bodi bongsornya memiliki panjang 5.125 mm, sehingga penumpang pun mendapatkan ruang kabin yang lega. Mercedes-Benz memang memberi opsi untuk jok baris ketiga, tapi pilihan tersebut tentu dapat disesuaikan dengan spesifikasi di masing-masing pasar.  

Di balik lantai EQS SUV, terdapat baterai berkapasitas 108.4 kWh untuk mendukung sepasang motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 265 kW (360 hp) dan torsi 800 Nm. Walaupun output tersebut tergolong besar, penggunanya tetap dapat mengendarai EQS SUV ini secara nyaman. Layaknya setiap produk Mercedes-Benz… Harganya ialah Rp. 3,59 milyar (off the road)