Toyota Corolla Cross_1

Review Mobil Bekas: Toyota Corolla Cross 1.8, Mengesankan Meski Bukan Hybrid

Menyebut nama Corolla, pasti yang langsung terlintas di benak setiap orang ialah sedan populer buatan Toyota. Memang tak salah, sebab produk ini begitu dikenal oleh konsumen global sejak lebih dari setengah abad silam. Berbekal ketenaran nama tersebut, maka Toyota pun menciptakan produk Sport Utility Vehicle (SUV) kompak dengan DNA Corolla tersebut. Ya, namanya ialah Corolla Cross.

Alasan utama Toyota tetap membidik segmen tersebut ialah besarnya jumlah konsumen yang masih mengidolakan kendaraan SUV penunjang aktivitas kesehariannya. Oleh karenanya, PT Toyota Astra Motor (TAM) memboyong Corolla Cross ke Indonesia pada tahun 2020 silam. TAM langsung menyuguhkan dua varian Toyota Corolla Cross, yakni versi mesin bensin dan versi hybrid.

Toyota Corolla Altis berbaju SUV kompak

Konsumen Indonesia yang sudah ‘meraba’ keunggulan kendaraan hybrid, tentu lebih banyak memilih Toyota Corolla Cross Hybrid. Sayangnya, TAM menghentikan penjualan Toyota Corolla Cross 1.8 ini pada bulan Agustus 2021, sebab angka penjualan yang tergolong minim.

Namun, bukan berarti yang versi mesin bensin tidak menyenangkan dikendarai. Corolla Cross bermesin bensin tak ubahnya seperti Corolla Altis yang ‘berbaju’ bodi SUV kompak. Secara fisik, mobil ini hadir dengan desain bodi yang terkesan dinamis. Toyota menyebutnya dengan konsep Simple & Stylish with Urban Sleek Look.

Ruang kabin memadai

Toyota Corolla Cross dengan platform Toyota New Global Architecture C-segment (TNGA-C) ini, memiliki panjang 4.460 mm, lebar 1.825 mm, tinggi 1.620 mm, serta wheelbase sejauh 2.640 mm. Sehingga memberikan ruang yang memadai antara bangku baris pertama dan kedua. Ditambah lagi dengan volume bagasi seluas 487 liter dengan ketinggian lantai yang optimal.

Rasa berkendara yang nyaman dan cekatan juga didukung oleh ground clearance setinggi 165 mm, ditambah lagi dengan radius putar 5,2 meter. Performanya dihasilkan dari mesin 2ZR-FE 1.8 liter dengan tenaga maksimum 138 hp dan torsi puncak 171 Nm. Output tersebut mengalir halus dan didistribusikan menuju roda depan melalui transmisi Super CVT-i berkode K311.

Tidak pelit fitur

Toyota Corolla Cross juga tak pelit fitur, mulai dari steering switch, ac digital dual zone, panel instrumen dengan MID 4,2 inci, head unit 9 inci IPS display terintegrasi dengan radio, Bluetooth, NFC, Miracast, dan voice command. Bahkan SUV kompak ini dilengkapi dengan glass moonroof serta rain sensor di kaca depan.

Urusan keselamatan berkendara tidak luput dari perhatian Toyota. Oleh karenanya, Corolla Cross dilengkapi dengan pengereman ABS+EBD, 3-point seatbelt with pretensioner and force limiter, 7 airbag, Hill Start Assist (HSA), Vehicle Stability Control (VSC), Emergency Brake Signal (EBS), sensor parkir di depan dan belakang, kamera parkir di belakang, termasuk immobilizer dan alarm.

Anda tertarik memiliki Toyota Corolla Cross 1.8 seperti ini? Di bursa mobil bekas biasanya dipasarkan dengan rentang harga mulai dari Rp 355 juta hingga Rp 395 juta (untuk keluaran tahun 2020), tergantung kondisi dan jarak tempuh. Karena unitnya tidak terlalu banyak terjual antara tahun 2020 hingga 2021, maka inilah salah satu produk Toyota di Indonesia yang cukup langka di pasaran.

Review Mobil Bekas: Suzuki XL7 Alpha, Gabungan Seru LSUV dan LMPV

Di kuartal tahun 2020 silam, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meluncurkan Suzuki XL7 sebagai penantang anyar di segmen Low Sport Utility Vehicle (LSUV). Karena banyak konsumen yang menginginkan kendaraan yang praktis serta fungsional, maka Suzuki XL7 langsung berada di posisi atas dalam penjualan mobil LSUV secara wholesales sepanjang bulan April, Mei, dan Juli 2020.

Berbekal nama besar Suzuki di pasar otomotif Tanah Air, tentu saja penerimaan pasar yang positif juga tidak terlepas dari sejumlah nilai keunggulan yang ditawarkan PT SIS di dalam mobil ini. Di awal peluncuran Suzuki XL7, tipe Alpha bertransmisi otomatis menjadi varian paling atas. Kini, sudah banyak Suzuki XL7 yang berada di pasar mobil bekas. Apalagi di pertengahan bulan Juni 2023 akan ada varian baru dari Suzuki XL7.

Desain khas kendaraan SUV

Pertanyaannya, apakah Suzuki XL7 Alpha masih patut dipertimbangkan sebagai mobil bekas yang berkualitas? Oke, kami sempat menghabiskan waktu beberapa hari bersama LSUV berkelir Rising Orange Metallic ini, dengan menempuh rute dalam dan luar kota. Secara umum, kesan yang diberikan oleh mobil ini memang tergolong positif.

Secara penampilan, mobil ini memiliki desain khas kendaraan SUV di bagian depan, terutama kombinasi dari LED headlamp dan grille depan dengan aksen chrome. Begitu juga di bumper bagian bawah dengan garnish ‘berotot’, termasuk sepasang foglamp dengan cover plastik berkelir hitam.

Identitas sebagai LSUV urban

Selanjutnya menuju bagian samping hingga belakang, lagi-lagi kesan SUV masih diperlihatkan melalui hood side slit, roof rail, over fender, dan panel tahan benturan di bodi bagian bawah. Panel tersebut tak hanya untuk menunjang tampilan macho saja, namun juga bertugas ‘menangkis’ bebatuan yang terbang menuju bodi Suzuki XL7.

Namun penampilannya tidak melulu mencerminkan kendaraan SUV yang siap melibas jalanan buruk, sebab sejatinya mobil 7-seater ini memiliki identitas sebagai LSUV urban yang penggunaannya lebih banyak di jalan perkotaan. Oleh karenanya, disematkan velg alloy 16 inci yang dibalut ban 195/60 R16.

Pilar A bikin kagok

Memasuki interiornya, maka akan disambut dengan interior yang cukup lapang (layaknya pada Suzuki All New Ertiga). Perbedaan paling terlihat antara Suzuki XL7 dan Suzuki Ertiga ialah aksen warna interior. Jika Ertiga memiliki warna coklat, maka XL7 punya aksen warna hitam. Aura modern semakin kentara melalui hadirnya panel a/c digital, tombol Engine Start/Stop, layar sentuh 8 inci, dashboard dengan panel berpola karbon di bagian tengah, tak ketinggalan multi-information display (MID) dengan bermacam fitur.

Dengan postur yang cukup tinggi (ground clearance 200 mm), maka visibilitas ke depan mobil pun cukup baik. Namun, pilar A akan membuat sudut pandangan ke samping mobil sedikit terganggu. Sehingga Anda perlu memastikan kondisi sekitar saat ingin melakukan manuver. Sedangkan visibilitas ke belakang cukup terbantu dengan adanya rear parking camera yang terintegrasi dengan Smart E-Mirror (khusus pada tipe Alpha).

Respons mesin K15B cukup oke

Karakter mesin K15B yang halus dan tenang, bakal membuat rasa berkendara terasa nyaman. Meski begitu, respons mesin pun tergolong baik, terutama di putaran bawah. Perpindahan gigi dari transmisi otomatis 4-speed pun terasa halus. Satu hal lagi yang membedakan karakter Suzuki XL7 dan Suzuki Ertiga ialah rasa settingan dari suspensinya. Agaknya, Ertiga masih terasa lebih lembut dari XL7.

Walaupun sudah berusia 3 tahun, terbukti Suzuki XL7 belum terasa ketinggalan zaman. Dan bisa jadi pilihan bagi Anda yang menginginkan kendaraan 7-seater bergaya SUV. Namun praktis layaknya MPV. Kini, Suzuki XL7 tipe Alpha bertransmisi otomatis lansiran 2020 dapat ditemui di pasar mobil bekas dengan kisaran harga Rp 210 juta hingga Rp 225 juta, tergantung kondisi. Anda berminat meminangnya?

Mazda 2 Hatchback_1

Review Mobil Bekas: Mazda 2 Hatchback, Tampilan Oke dan Bertaburan Fitur

Mazda 2 Hatchback ialah sebuah hatchback lansiran Mazda yang pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2009. Desain menarik dan dinamis, disertai dengan aneka fitur yang cukup lengkap di segmennya. Hal tersebut membuat Mazda 2 Hatchback memiliki banderol sedikit di atas para kompetitor terdekatnya.

Walaupun harganya tergolong tinggi untuk hatchback 1.500 cc, penjualan Mazda 2 dapat dikatakan cukup sukses. Apalagi kalau bukan karena desain yang manis, fitur lengkap, mesin yang bertenaga, dan efisien bahan bakar. Rival terdekat Mazda 2 Hatchback saat itu ialah Honda Jazz, Toyota Yaris, Suzuki Swift, dan Ford Fiesta. Lalu muncul generasi kedua pada akhir 2014, seperti yang ada di halaman ini. 

Eksterior Mazda 2 Hatchback memang menggabungkan beberapa aspek, terkesan elegan tapi tetap terlihat sporty. Mengusung desain KODO dengan lekukan bodi yang dinamis. Ini terlihat melalui lekukan bodi samping dan shark fin antenna yang bertengger pada atap. Diiringi headlamp dengan LED projector dan DRL melingkar. Tak ketinggalan sepasang foglamp untuk mendukung visibilitas pengendara ketika hujan lebat atau berkabut.

Mazda 2 Hatchback memiliki panjang bodi sekitar 4 meter. Tingginya tidak sampai 1,5 meter dan lebarnya nyaris 1,7 meter. Sedangkan ground clearance 152 mm membuat mobil ini tetap nyaman dipakai di perkotaan. 

Khusus pada versi GT yang kami review kali ini, menggunakan velg alloy 16 inci yang dibalut ban berukuran 185/60 R16. Lampu belakang yang memiliki desain seperti mata burung hantu menjadi salah satu keunikan produk Mazda ini. Garnish pada bagian bawah bumper belakang dan rear roof spoiler ikut menambah kesan sporty.

Masuk ke bagian interior, maka Anda akan menemui atmosfer yang didominasi kelir hitam. Namun ada kesan modern, berkat tombol dan instrumen pada dashboard. Khusus pada tipe GT, sudah dilengkapi dengan paddle shift, Active Driving Display, dan Mazda Navigation System. Active Driving Display merupakan fitur berupa head-up display yang menampilkan kecepatan serta navigasi dengan cara dipantulkan ke kaca depan, sehingga tidak mengganggu konsentrasi pengemudi.

Fitur unik lainnya adalah Commander Control, yaitu switch multifungsi yang terletak di bagian console tengah untuk mengatur fitur multimedia dengan mudah. Aneka fitur canggih lain juga dihadirkan seperti Mazda Connect, TFT Touchscreen berukuran 7 inci, Steering Wheel Audio Control, Drive Selection Mode, dan sebagainya.

Kabin hatchback ini banyak mengakomodir pengemudi dan penumpangnya. Ruang kaki dan ruang kepala pada baris pertama maupun kedua, dirasa cukup baik sehingga nyaman untuk dikendarai dalam perjalanan jauh. Fleksibilitas pengemudi juga maksimal dengan fitur tilt dan teleskopik steering pada lingkar setir.

Di balik kap depannya, terdapat mesin SKYACTIV-G 1.5 liter yang mampu memberikan tenaga maksimal sebesar 109 hp dan torsi puncak 144 Nm. Tenaga mesin disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis 6-speed, namun ada juga yang dilengkapi dengan transmisi manual 6-speed. Dukungan teknologi SKYACTIV-BODY dan SKYACTIV-CHASSIS memberi andil kepada performa Mazda 2 Hatchback ini.

Settingan suspensinya memang mengedepankan unsur fun to drive dan kedinamisan berkendara, karena nyaris tidak ada gejala bodyroll ketika bermanuver. Kestabilan juga tetap terjaga ketika mobil ini dibesut di kecepatan tinggi. Jika Anda menginginkan sebuah hatchback berkarakter dinamis dan mampu digunakan sehari-hari, maka Mazda 2 Hatchback bisa jadi pilihan. Namun, Anda harus bisa kompromi dengan aspek kenyamanannya.

Harga mobil bekas Mazda 2 Hatchback seperti ini, mulai dari Rp 150 jutaan hingga Rp 200 jutaan. Tergantung tahun dan kondisinya. 

Toyota Previa 2007

Toyota Previa, Untuk Anda Yang Bosan Lihat Alphard

MPV ini bisa jadi pilihan menarik selain Toyota Alphard untuk mereka yang berjiwa muda.

Ini merupakan mobil yang cukup jarang di Indonesia. Namanya Toyota Previa. Atau dikenal juga dengan nama Toyota Estima di Jepang dan Tarago di Australia. Previa sendiri diposisikan di bawah Toyota Alphard sebagai mobil keluarga yang fungsional.

Sedikit sejarah, Toyota Previa/Estima lahir pertama Januari 1990. Bentuknya benar-benar MPV. Tidak ada lekukan yang tidak perlu. Lengkung atapnya seperti dibuat dalam satu kali tarikan pensil dari depan hingga belakang. Bentuknya aerodinamis, punya lebar 1.800 mm dan panjangnya 4.750 mm. Wheelbase 2.865 mm. Besar, kan? Pintunya sudah sliding door, tapi hanya sebelah. Di bagian kiri. Sesuai dengan jamannya.

Mesinnya ada tiga pilihan. Dua mesin bensin dengan kapasitas 2,4 liter. Salah satunya diimbuhi supercharger. Lalu satu mesin turbo diesel 2,2 liter. Ketiganya diposisikan di bawah kursi depan. Hampir jadi mesin tidur karena dimiringkan hingga 75 derajat supaya muat. Penggeraknya RWD atau AWD. Mobil ini terakhir diproduksi Desember 1999. Beberapa sempat dijual di Indonesia melalui importir umum.

Lalu generasi kedua (XR30) lahir Januari 2000. Ini yang banyak masuk ke Indonesia. Namanya masih sama, Previa untuk pasar luar Jepang, Estima di tanah kelahirannya dan Tarago di Australia.

Dimensinya membesar? Tidak juga. Panjang sama, lebar jadi 1.790 mm tinggi 1.745 mm. Tapi wheelbase-nya memanjang jadi 2.900 mm. Selain itu, Previa berubah jadi gerak roda depan, sembari tetap memberikan opsi AWD. Kenapa? Karena Toyota menggunakan sedan gerak roda depan Camry sebagai basisnya.

Mesin yang terpasang 2AZ 4-silinder berkapasitas 2,4 liter atau 1MZ berkonfigurasi V6. Keduanya bisa ditemukan juga di Toyota Camry. Dan Alphard seangkatannya yang juga menggunakan Camry sebagai platform. Di generasi ini pertama kalinya ada Previa Hybrid. XR30 tutup produksi akhir tahun 2005.

Lalu muncul generasi ketiga (XR50) seperti yang Anda lihat di sini. Toyota PRevia XR50 muncul pertama Januari 2006. Dibuat hingga akhir 2019 dan belum ada gantinya. Perubahannya cukup signifikan meski secara mendasar, bentuknya tetap mempertahankan garis desain ‘satu tarikan’ seperti sebelumnya. Panjang 4.795 mm, lebar 1.800 mm, tinggi 1.750 mm. Wheelbase makin panjang jadi 2.950 mm.

Platform-nya bernama New MC Platform. Serupa dengan Harrier, Alphard, Prius (gen. 3) dan sebagainya. Jadi, kalau Anda ingin punya mobil ini, mesin masih sama dengan Camry empat silinder (2AZ-FE) atau V6 dengan kode 2GR-FE berkapasitas 3,5 liter. Kaki-kakinya mirip dengan Toyota Alphard AH20, alias Alphard generasi kedua.

Toyota Previa di halaman ini mengusung mesin 2,4 liter empat silinder dengan transmisi otomatis 4-speed. Harus kami sebut karena mulai tahun 2010 akhir, transmisinya sudah CVT.

Sebagian Toyota Previa, masuk melalui jalur importir umum. Namun Toyota Astra Motor juga pernah memboyong secara resmi meski tidak lama. Sepertinya, Previa kalah pamor oleh Alphard yang sejak 2004 memantapkan status sebagai mobil ‘orang berhasil’.

Belakangan nama Previa mulai menanjak lagi. Terutama untuk mereka yang mencari mobil keluarga yang fungsional. Tapi melihat Alphard sebagai mobil yang terlalu besar. Atau mobil orang tua. Tidak salah, karena Previa memberikan semua yang ada di Alphard, dengan desain yang cocok untuk keluarga muda.

Kabin Toyota Previa

Yang Anda lihat di sini adalah Toyota Previa 2007. Punya pintu geser elektrik di kedua sisi. Panoramic roof di tengah serta sunroof di depan. Jok baris kedua bisa maju-mundur dengan leluasa tanpa mengorbankan ruang kaki deret ketiga. Ada foot rest pula. Dan sandaran tangan. Jok depan diatur secara elektrik.

Konsol tengah antara pengemudi dan penumpang depan bisa juga bisa maju dan mundur untuk menyesuaikan kebutuhan. Tidak lupa baris ketiga bisa menampung orang dewasa dengan semestinya.

Bagaimana dengan bagasi? Tegakkan semua baris, dan Anda masih diberikan ruang untuk tiga koper kecil plus barang lainnya. Praktis. Yang kurang oke adalah cara pelipatan kursi paling belakang yang agak rumit. Banyak tuas yang harus ditarik.

Ruang penyimpanan ada banyak. Benar-benar banyak. Di dashboard ada tiga laci. Termasuk satu di depan pengemudi. Konsol tengah tadi masih tersedia laci di bawahnya. Cup holder di bawah head unit untuk dua gelas, asbak. Di pintu depan belakang ada ruang penyimpanan plus bottle holder. Juga di baris ketiga. Tapi belum ada power outlet selain di dashboard depan.

Pengendaraan

Di balik kemudi, Anda akan merasa familiar. Secara mengejutkan, mobil ini terasa berbeda dengan mobil Toyota modern lain. Genggaman kemudi terasa kecil, perputarannya tidak terlalu ringan. Sehingga tidak terasa kosong.

Kaki-kaki senyap adalah wajib untuk sebuah MPV premium. Dan itu bisa disuguhkan dengan baik. Namun usia memang tidak bisa berbohong. Pintu geser mengeluarkan sedikit bunyi saat melewati jalanan tidak rata.

Kestabilannya juga cukup baik, mengingat ini mobil tinggi. Namun platform monokok dan kaki-kaki yang sehat membuatnya meyakinkan untuk bermanuver.

Posisi mesin yang jauh di depan dan firewall tebal, membuat teriakan mesin teredam dengan baik. Akselerasinya juga bisa dibilang mumpuni untuk sebuah mobil MPV. Kami menguji mobil ini dengan mengangkut tujuh orang menuju dari Jakarta ke Bandung pulang pergi. TIdak ada yang mengeluh.

Konsumsi BBM yang kurang oke. Antara karena ini mobil dengan kapasitas mesin besar, kaki kami yang kurang lihai, muatan penuh atau memang boros. Tercatat 11,2 km/liter untuk rute pulang pergi tadi.

Fitur

Fitur kenyamanan didukung oleh CD player double DIN di depan. Ada juga monitor plafon yang bisa terlipat saat tidak dipakai. Untuk pengemudi, tersedia cruise control tapi jangan berharap ada kemampuan adaptive. Itu tersedia di Previa generasi tiga tahun muda (2013 keatas).

Lampu depannya sudah dibekali HID dengan proyektor. Yang unik, ada fitur pengaturan sorot secara otomatis. Anda belok kiri, lampu akan menyesuaikan, demikian juga ke arah sebaliknya. Untuk memastikan kualitas sorotan, ada wiper lampu.

Menarik Untuk Dibeli?

Tentu. Punya budget kurang dari Rp 200 jutaan untuk mobil bekas? Ini bisa jadi pertimbangan. Apalagi kalau bosan lihat Alphard. Pengaturan kursi kurang lebih serupa dengan MPV bongsor itu. Bagasi dan kabinnya luas.

Mesin memang serupa dengan Toyota Camry yang seangkatan (XV40) tapi kakinya lebih mirip dengan Alphard. Dan itulah yang bisa jadi ganjalan. Suku cadangnya lebih mahal dari Toyota kebanyakan.

Secara keseluruhan, mobil ini sangat layak dipinang. Apalagi kalau Anda penyuka mobil impor langsung dari Jepang. Praktis, mesin oke, daya angkut dan kenyamanan patut diacungi jempol. Dengan catatan, Anda mendapatkan mobil Previa bekas yang sehat. Hati-hati dalam membeli mobil bekas.