Project Espresso

Project Espresso, Saat Bugatti Coba Bikin Mobil Untuk…Suzuki?

Seperti yang pernah kami tulis, Bugatti dan Suzuki punya ikatan yang erat di masa lalu. Tepatnya saat Romano Artioli memegang kendali pabrikan Prancis-Italia itu. Hal tersebut melahirkan proyek baru bernama Project Espresso

Artioli yang merupakan pengusaha kawakan, pemilik jaringan dealer Ferrari terbesar di Eropa dan punya hak distribusi Suzuki di Italia. Saat ia mendirikan Bugatti Automobili pada 1987, perusahaan ini bukan hanya menghidupkan kembali merek legendaris, tapi sempat (hampir) berkontribusi untuk Suzuki.

Diawali dari niat Artioli untuk menjual sports car mungil Suzuki Cappuccino di kawasan Eropa, terutama Italia. Namun gagal karena Kei Car itu tidak bisa memenuhi regulasi keselamatan setempat.

Jegal Mazda MX-5

Foto: Motor.es

Tahun 1992, Ia lantas memerintahkan tim desain di Bugatti Automobili untuk mendesain sebuah sports car kecil bermesin tengah yang bisa dimuati penggerak milik Capuccino. Proyek ini yang dinamai Project Espresso (tidak ada hubungannya dengan Espresso yang ada sekarang).

Tujuannya satu, menjual mobil sport Suzuki berukuran ringkas, ringan dan bisa bersaing dengan Mazda MX-5, yang saat itu baru dua tahun beredar di pasar dunia. Proyek ini tentunya sudah mendapatkan restu dari Suzuki.

Tim desain juga tidak main-main. Isinya adalah orang-orang baru saja kelar membuat Bugatti EB110. Saat itu, mereka juga seacara bersamaan sedang mengerjakan sedan EB112. Ada Simon Wood, Project Manager yang dibajak dari Lotus. Ada juga Steeve Bernard Heyd, desainer handal yang mengerjakan mobil-mobil Touring Superleggera.

Mereka kemudian keluar dengan desain mobil beratap T-top (atap keras yang bisa dilepas sebagian). Guratannya terlihat jelas dibuat oleh Bugatti karena beberapa bagian sepertinya terinspirasi dari EB110. Siluet lampu depan, garis body dari hadapan spakbor depan hingga ke lampu belakang, mirip EB110.

Ongkos Produksi

Suzuki Cappuccino

Salah satu yang wajib jadi pertimbangan adalah biaya produksi, yang pasti akan berpengaruh terhadap harga jual. Artioli dan tim desainnya mencoba berbagai material untuk menekan harga. Mulai dari rangka tubular hingga penggunaan lantai berbahan komposit. Bahkan sempat dipertimbangkan memakai rangka Suzuki Every!

Body wajib berbahan ringan demi mengejar rasio bobot-tenaga. Bukan mau gaya, tapi mesin Capuccino yang berkapasitas 667 cc hanya bertenaga 68 hp. Makanya sejak awal dipastikan body akan pakai bahan fiberglass. Sempat juga dipertimbangkan kalau dibuat tanpa atap dan pintu.

Kelar urusan desain, Project Espresso menjalani uji tabrak. Kami tidak menemukan apakah mobil ini berhasil atau tidak di pengujian tersebut. Tapi Artioli kehilangan ‘selera’ untuk meneruskan project ini.

Dikutip dari Motor.es, sepertinya ia melihat tidak ada untungnya membuat sportscar kecil. Ada juga yang bilang, di saat Artioli merancang mobil tersebut, Suzuki juga menggarap Capuccino supaya bisa dijual di Eropa. Dan memang Capuccino sempat beredar sebentar di Inggris sebelum regulasi emisi berubah lebih ketat tahun 1995.

Tapi kami merasa sejak pengusaha sukses itu mengambil alih Lotus di tahun 1993, ia lebih fokus di merek Inggris ini. Toh di Lotus, Artioli bisa lebih bebas bereksplorasi karena memang ahlinya mobil kencang dan ringan. Di masanya, Lotus mengeluarkan Elise, sportscar compact dengan bobot kurang dari 800 kg.

Sumber: Motor.es

 

Suzuki India Capai Jumlah Produksi 30 Juta Unit

Suzuki Motor Corporation berhasil meraih akumulasi angka produksi 30 juta unit kendaraan di India, pada akhir bulan Maret 2024 silam. Dengan hasil capaian Suzuki tersebut, membuat India menjadi negara kedua setelah Jepang yang menorehkan prestasi itu.

Sekaligus menjadi negara basis produksi Suzuki tercepat untuk mencapai angka 30 juta unit kendaraan. Hanya dalam waktu 40 tahun dan 4 bulan, sejak pabrik Suzuki di India mulai beroperasi pada bulan Desember 1983. Pabrik Suzuki di Jepang saja baru bisa memperoleh akumulasi angka produksi 30 juta unit selama 55 tahun dan 2 bulan.

Produksi kendaraan roda empat Suzuki di India yang bermula pada bulan Desember 1983, ditandai oleh pembuatan Maruti 800, sebagai model pertama yang dibuat oleh Maruti Udyog. Perusahaan ini merupakan cikal bakal dari Maruti Suzuki. Saat ini, produksi kendaraan berlangsung di fasilitas Gurgaon dan Manesar milik Maturi Suzuki. Termasuk di Gujarat, milik Suzuki Motor Gujarat.

Dengan ketiga fasilitas tersebut, tidak kurang dari 16 model yang diproduksi di India. Sebut saja WagonR, Swift, Baleno, hingga sport utility vehicle (SUV) Brezza dan Fronx. Fasilitas Suzuki di India memiliki kapasitas produksi sebesar 2,25 juta unit per tahun. Hal ini guna mendukung rencana mencapai angka produksi tahunan sebesar 4 juta unit, pada tahun 2030 nanti. Termasuk persiapan dibukanya fasilitas baru di Kharkhoda pada tahun 2025 dan di Gujarat pada 2028.

Sejumlah rencana Suzuki tersebut, tentu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan industri otomotif di sejumlah negara lain, termasuk di Indonesia. Sebagai catatan, selama beberapa tahun terakhir, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) ‘gemar’ mengimpor beberapa model dari India. Sebut saja Ignis, S-Presso, dan yang baru-baru ini adalah Jimny 5-Door.

Bugatti EB110

Bugatti Pernah Dijatuhkan Oleh….Suzuki?

Bugatti, nama yang anak sekarang mungkin mengasosiasikannya dengan kecepatan, ultra mewah dan target serta tujuan hidup. Jatuh bangunnya perusahaan Perancis ini, menarik untuk dipelajari.

Dulu, saat Ettore Bugatti mendirikan pabrik ini, tidak pernah terpikir kalau apa yang dia bangun bisa dijatuhkan oleh…Suzuki?

Ettore Bugatti adalah seorang perfeksionis, yang kalau jaman sekarang disebut sebagai manusia dengan OCD. Segalanya harus perfect dan kencang. Makanya hasilnya seperti Type 57 SC, 101 dan sebagainya enak dilihat.

Bugatti Type 57

Bugatti Type 57

Lalu, Apa andil Suzuki? Jadi ceritanya, Ettore meninggal pada tahun 1947. Bugatti lalu gulung tikar. Sempat buat suku cadang pesawat, tapi tidak lama. Pabriknya di Molsheim tutup dan nama ini hanya jadi legenda.

Tahun 1986, beberapa mantan pegawai Lamborghini, termasuk pendirinya, Ferrucio Lamborghini sedang ngobrol bareng. Ingat, Ferrucio melepas kepemilikan Lambo sebelas tahun sebelumnya. Hadir juga Paolo Stanzani, ‘bapaknya’ Lamborghini Countach, serta Nuccio Bertone, desainer mobil.

Diskusi mereka mengerucut pada ingin bikin mobil lagi. Masalahnya, mereka punya ‘skill’ tapi  tidak punya dana. Untungnya, di acara  Turin Car Show tahun tersebut,  Ferrucio dikenalkan pada konglomerat sukses Romano Artioli, yang sama-sama doyan mobil. 

Romano ArtioliPhoto: ikonographia.com

Romano Artioli, konglomerat sukses Italia.

Artioli adalah pemilik jaringan dealer Ferrari di Jerman, importir Suzuki pertama di Italia dan belakangan Lotus sempat ia akuisisi.

Perbedaan visi lalu muncul. Lamborghini Cs ingin bikin perusahaan kecil-kecilan saja dulu. Artioli ingin langsung ngebut dan bercita-cita membangkitkan kembali Bugatti. Kalau kata Lamborghini, “Ini macam membangunkan mayat!” Lamborghini lalu angkat kaki. Tidak jadi ikut kongsi. 

Tahun 1987, setelah berbagai perdebatan, Bugatti Automobili S.p.A pun lahir. Pabrik Bugatti lalu dipindah dari Molsheim ke Modena di Italia. Menjadikan tiga merek mobil kencang kini berada di negara pizza itu.

Terlalu Berlebihan

Tidak hanya ingin membangunkan kembali sebuah merek mewah, Visi Artioli membuat Bugatti sebagai sebuah nama yang berasosiasi dengan gaya hidup mewah diperluas. Istrinya, Renata Kettmeir, membuat pernak-pernik mewah Bugatti seperti tas, parfum, dan semacamnya.

Di bawah pengawasan Artioli, perusahaan ini melahirkan EB110, mobil hebat yang membuat dunia tercengang dengan rekor kecepatannya. Rekor yang dipegang beberapa bulan saja, sebelum dipatahkan oleh McLaren F1.

Bugatti di bawah pengawasan Artioli

Bugatti EB110 Hadir dengan gemerlap

EB110 diperkenalkan di dua tempat sekaligus di Prancis, Versailles dan Grande Arche de la Défense, pada 15 September 1991. Tepat 110 tahun setelah Ettore Bugatti dilahirkan.

Acaranya luar biasa meriah, mencolok dan ‘lebay’. Bukan cuma launching, tapi pesta dan jamuan berlangsung berhari-hari. Menyedot dana besar-besaran.

Masalahnya, saat EB110 masuk ke pasaran di tahun tersebut, perekonomian Amerika dan dunia sedang masa resesi. Bahkan sudah terjadi sejak beberapa bulan setelah Bugatti Automobili S.p.A berdiri. Pangsa pasar terbesar yang jadi harapan Artioli melempem.
Target memproduksi 150 unit setahun, hanya terwujud 115 unit, sepanjang tiga tahun EB110 dipasarkan.

Selanjutnya bisa ditebak. Proyek EB110 yang menyedot dana besar membuat keuangan perusahaan berguncang. Tahun 1995, Bugatti Automobili S.p.A bangkrut.

LOtus Elise

Lotus Elise hadir di masa kepemilikan Romano

Efeknya beruntun. Romano harus menjual Lotus ke Perusahaan Otomotif Nasional (Proton) Malaysia. Suzuki pun meradang karena ada hal yang tidak bisa dipenuhi oleh Artioli. Haknya sebagai distributor Suzuki di Italia diputus.

Konon, masalah Suzuki ini gongnya yang membuat ia kehilangan harapan untuk mempertahankan Bugatti.

Volkswagen Group lantas mengambil alih kepemilikan di tahun 1998. Merek ini langsung melejit, sekencang Veyron yang mereka buat.

Sumber: 

Autodrome.fr

refine-marques

Ragam Karoseri Suzuki New Carry Hadir Di GIICOMVEC 2024

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) turut berpartisipasi dalam pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo 2024 (GIICOMVEC). Di booth seluas 312 m2 di Hall A3, PT SIS memamerkan enam unit Suzuki New Carry dan APV berbagai segmen industri. 

Mulai dari pelayanan kesehatan, usaha kuliner, armada logistik, dan transportasi umum. Paket kredit khusus dan hadiah menarik juga disiapkan bagi pelanggan B2B yang melakukan pembelian selama pameran berlangsung.

Harold Donnel, 4W Marketing Director PT SIS, menjelaskan “Kembalinya GIICOMVEC kami yakini merupakan tanda baik akan masa depan perekonomian Indonesia. Suzuki Indonesia kembali membawa Suzuki New Carry yang telah dimodifikasi menjadi kendaraan tepat guna untuk bisnis di industri yang beragam,” tutur Harold.

Prestasi Carry sebagai kendaraan komersial ringan terlaris di Indonesia diakui selama lebih dari 10 tahun berturut-turut dengan market share lebih dari 50% secara nasional. Pada tahun 2023 sendiri, New Carry tetap menempati posisinya sebagai kendaraan niaga ringan terlaris dengan market share tertinggi di Indonesia.

Di ajang ini, Suzuki menggandeng mitra leasing Suzuki Finance Indonesia, Mandiri Tunas Finance, BCA Finance, Adira Finance dan Indomobil Finance dengan paket kredit khusus.

“Kali ini, kami menghadirkan mobil modifikasi dengan konsep yang berbeda-beda karena New Carry hadir sebagai solusi yang dapat disesuaikan pada berbagai jenis industri,” tutup Harold.

Suzuki Jimny 5-door Resmi Dijual di Indonesia, Ini Harganya

Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan dan menjual Suzuki Jimny 5-door, atau Jimny lima pintu, di Indonesia. Mobil ini Diperlihatkan di ajang IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Februari 2024 di Jakarta. Harga Jimny 5-door ini cukup menarik. 

Jimny lima pintu mengusung perubahan body yang signifikan, terutama dalam hal dimensi. Meski paras tidak berubah, tapi tambahan sepasang pintu belakang meningkatkan kepraktisan secara drastis. Ditambah ruang bagasi yang juga sekarang lebih luas. Kami bisa bilang, Jimny 5-door lebih ramah terhadap mobilitas keluarga.

Harga Jimny 5-door

Panjang Jimny ‘keluarga’ ini sekarang 3.965 mm. Lebar sama seperti versi tiga pintu yaitu 1.645 mm. Tinggi juga identik, 1.720 mm. Wheelbase memanjang menjadi 2.590 mm. Kapasitas bagasi 211 liter dengan jok tegak.

Di balik kap mesinnya juga tidak ada yang berubah. Tetap mengandalkan mesin K15B bertenaga 102 ps dengan torsi 130 Nm. Yang menarik, mobil ini juga dipasarkan dalam versi transmisi manual 5-speed. Seperti versi pendek. Tentunya dengan sistem gerak 4WD.

Di kabin, dashboard tidak berubah. Yang berbeda adalah head unit dengan layar ukuran 9-inci. Sudah bisa Apple Carplay wireless. Tapi Android Auto masih tetap memerlukan sambungan kabel. Tidak lupa, fitur keselamatan lebih lengkap dengan enam airbag. Di Jimny pendek hanya tiga.

Harganya juga menarik harga resminya tidak ada yang mencapai Rp 500 juta. Sudah bisa dipesan sekarang di dealer Suzuki. Daftarnya ada di bawah.

Harga Suzuki Jimny 5-door 2024

MT Rp 462.000.000
AT Rp 475.600.000
MT two tone Rp 465.000.000
AT two tone Rp 478.600.000

Suzuki Caravan Tour Berkeliling Jelang IIMS 2024

Sambut ajang Indonesia International Motor Show (IIMS), PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengadakan “Suzuki Caravan Tour” selama dua hari, 12-13 Februari 2024.

Siap keliling Jakarta

Caravan Tour akan berkeliling sejak jam 8 pagi hingga 8 malam di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.

Mobil karavan bertema petualangan-futuristik ala Suzuki ini siap memberikan giveaway berupa tiket masuk, tiket parkir, hingga merchandise orisinal Suzuki yang bisa ditukarkan selama IIMS 2024 berlangsung.

Dukungan terhadap IIMS 2024

Harold Donnel, 4W Marketing Director PT SIS, menjelaskan bahwa kegiatan Suzuki Caravan Tour ini merupakan bentuk dukungan Suzuki terhadap pameran IIMS 2024.

“Sebelum memulai keseruan Suzuki di IIMS 2024, kami lebih dulu menyapa masyarakat dengan kegiatan Suzuki Caravan Tour yang akan berkeliling kota Jakarta selama dua hari penuh,” ucap Harold.

Aktivitas seru Suzuki di IIMS

Rute yang ditempuhnya meliputi area Sudirman, Thamrin, dan Gatot Subroto. Anda juga bisa melakukan pemesanan tiket test drive, tiket masuk pameran gratis, tiket parkir gratis, hingga merchandise eksklusif dari Suzuki Indonesia yang dapat ditukarkan di booth Suzuki pada saat pameran berlangsung.

Tahun ini, Suzuki akan memboyong berbagai lini produk unggulannya untuk memanjakan para pengunjung dan konsumen setia. Tidak sampai disitu saja, kehadiran Suzuki juga menyiapkan beragam kegiatan seru seperti interactive games, penampilan dari musisi Indonesia, adventure experience khusus untuk SUV legendaris Suzuki, doorprize menarik, dan promo spesial IIMS 2024.

Mengenal Kei Car ABC, Trio Mungil Dari Jepang 

Jepang dikenal sebagai negara yang unik mulai dari budaya hingga adatnya. Rupanya keunikan ini juga berlaku dalam mobil buatan Jepang. Ada jenis mobil yang unik di Jepang, yakni Keijidosha atau lazim dikenal dengan nama Kei car. 

Awalnya Kei car sendiri bertujuan memberikan mobilitas ke penduduk Jepang yang bangkit setelah Perang Dunia II, namun dengan ekonomi Jepang yang terus membaik, bahkan produsen mobil pun membuat sports car yang masuk ke dalam regulasi kei car, pada era 1990an. 

Ada tiga Kei car yang popular dikenal dengan nama ABC. Kenapa ABC? Karena diambil dari huruf depan dari ketiga model tersebut, mulai dari Autozam AZ-1, Honda Beat, dan Suzuki Cappuccino. Penasaran dengan jejak ABC ini? Ayo simak bersama… 

Bermula Dari Solusi Mobilitas 

Kei car atau keijidosha yang berarti mobil ringan dalam bahasa Jepang pertama kali dibuat oleh pemerintah Jepang pada tahun 1949. Kei car memiliki regulasi yang membatasi dimensi serta kapasitas mesin, namun diberikan insentif pajak agar terjangkau. Sehingga diharapkan bisa memberikan solusi mobilitas bagi warga Jepang yang baru saja bangkit pasca Perang Dunia II. 

Awalnya regulasi Kei car sendiri tidak diminati pabrikan karena sangat membatasi. Baru setelah adanya revisi, Kei car mulai populer di era 50an melalui kehadiran Subaru 360. Meski ekonomi Jepang terus naik, Kei car terbukti tetap populer dan mulai mengikuti zaman. Ketika bubble economy yang membawa kekayaan ke publik Jepang lahir, mobil mungil ini ikut berevolusi.

Tidak hanya fitur-fitur canggih mulai muncul di Kei car, pabrikan Jepang menghasilkan sports car sesuai regulasi tersebut. Antara lain adalah panjang mobil hingga 3,3 meter, lebar 1,4 meter, dan tinggi 2 meter. Sedangkan mesin dibatasi hingga 660 cc dan tenaga maksimal 63 hp saja. 

Autozam AZ-1 

Mobil pertama dalam angka ABC merupakan Autozam AZ-1. Brand ini merupakan sub brand dari Mazda yang pertama kali muncul pada tahun 1989. Target pasarnya ialah muda atau yang berjiwa muda. Karena itu lini Autozam umumnya diisi dengan mobil entry level dengan desain yang menarik. AZ-1 sendiri bukan dikembangkan oleh Mazda melainkan Suzuki.

Hal ini dikarenakan Mazda dan Suzuki berkolaborasi dalam pengembangan Kei car serta rebadge produk. Proposal mobil yang menjadi AZ-1 sendiri awalnya dibuat untuk Suzuki, namun akhirnya ditolak manajemen karena dianggap terlalu ekstrim. Bentuknya tergolong eksotis dengan penempatan mesin ditengah dan pintu gullwing.

Chassisnya menggunakan material logam besi, tapi bodinya terbuat dari fiberglass. Awalnya AZ-1 memakai lampu pop-up, namun pada versi akhir malah menggunakan lampu bulat. Sumber tenaga AZ-1 berasal dari mesin Suzuki F6A tiga silinder 657 cc 12 katup DOHC turbocharger, yang dipasang melintang di tengah. Tenaganya 63 hp dan torsi mencapai 85 Nm. Output tersebut disalurkan menuju roda belakang melalui transmisi manual 5 speed. 

Dengan berat hanya 720 kg, AZ-1 sendiri mampu melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu 11 detik. Top speed yang dibatasi pada 140 km/jam. Hanya ada 4.392 unit AZ-1 yang pernah dibuat hingga tahun 1994. Selain itu AZ-1 juga memiliki kembaran Suzuki bernama Cera yang diproduksi lebih sedikit lagi yaitu 531 unit saja. 

Honda Beat

Kalau menyebut Honda Beat di Indonesia, pasti terlintas skuter matik yang telah dijual sejak tahun 2008. Namun di Jepang, nama Beat digunakan untuk nama Kei car milik Honda. Beat menjadi produk yang special, lantaran menjadi mobil terakhir yang disetujui oleh Soichiro Honda sebelum meninggal. 

Desain Beat berasal dari proyek mobil sport Pininfarina, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Honda. Beat menggunakan desain roadster dengan atap vinyl yang bisa dibuka tutup. Interiornya juga atraktif berkat pola jok beraksen hitam dan putih. 

Honda menggunakan mesin E07A tiga silinder 656 cc yang mampu menghasilkan tenaga 63 hp dan torsi 60 Nm. Mesin dengan posisi melintang di tengah ini, dilengkapi dengan Multi Throttle Responsive Engine Control (MTREC) individual throttle body untuk setiap silinder.

Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 5 speed menuju roda belakang. Akselerasi dari 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 12 detik. Top speed dibatasi pada 135 km/jam saja. Honda Beat diproduksi hingga tahun 1996 dengan total produksi mencapai 33.600 unit.

Suzuki Cappuccino

Jika AZ-1 awalnya lahir sebagai proyek Suzuki yang ditolak manajemen. Maka Cappuccino dibuat sebagai penggantinya. Dibandingkan AZ-1 dan Beat yang menggunakan layout mid-engine, Suzuki lebih memilih mesin depan yang dianggap biaya pembuatannya lebih terjangkau. 

Body Cappuccino menggunakan model roadster yang unik dengan atap metal yang bisa dilepas sehingga bisa dikonversi menjadi T-bar, targa, maupun atap terbuka. Suzuki Cappuccino juga memiliki distribusi bobot 50:50 yang ideal, sehingga pengendaliannya tidak kalah dengan AZ-1 dan Beat. 

Mesin yang digunakannya serupa dengan Autozam AZ-1, yaitu Suzuki F6A. Uniknya, Suzuki Cappuccino tak hanya ditawarkan dengan transmisi manual 5 speed saja, namun juga ada opsi transmisi otomatis 3 speed. Karena bodinya menggunakan material aluminium, maka Cappuccino ini cukup ringan dengan berat 725 kg.

Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 10 detik. Lalu top speed dibatasi hingga 137 km/jam saja. Berbeda dengan AZ-1 dan Beat, Cappuccino sendiri diekspor menuju pasar Eropa. Masa produksi Cappuccino termasuk Panjang, dari tahun 1991 hingga 1998 dengan total produksi mencapai 28.010 unit.

pabrik suzuki Indonesia

Suzuki Indonesia Fokus Kurangi Karbon di Seluruh Pabriknya

Suzuki Indonesia sukses berkiprah selama 53 tahun di tanah air. Kini, pabrikan asal Jepang tersebut mengklaim semakin konsisten dalam menghadirkan produk rendah emisi. Ini untuk mencapai target reduksi karbon yang lebih besar tahun 2060 mendatang.

Selain teknologi hybrid dan mesin yang minim polusi, Suzuki Indonesia fokus membangun sistem produksi pabrik ramah lingkungan. Hal tersebut terhitung sejak tahun 2020 lalu. 

Disela acara Suzuki Media Gathering 2024 yang digelar pada Selasa, (23/1) di Jakarta, Joshi Prasetya, Dept. Head of Strategic Planning PT SIS, mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan saat ini adalah mereduksi karbon. Sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah penerapan yang difokuskan untuk menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.

“Suzuki Indonesia saat ini sangat fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi. Demi mencapai target reduksi karbon perusahaan di tahun 2060 mendatang.” Ia menambahkan, beberapa langkah terintegrasi yang dikerjakan dapat dilihat lewat produksi kendaraan yang ramah lingkungan dan rendah emisi. Tidak ketinggalan kegiatan CSR dan Peduli Pendidikan untuk banyak siswa daerah di Indonesia. Termasuk, implementasi reduksi karbon di seluruh pabrik Suzuki.

Vendor Wajib Kurangi Emisi

Tahap awal, Suzuki menjalankan Suzuki Green Procurement Guideline, untuk vendor. Hingga tahun 2023, program tersebut telah mengawasi 464 vendor aktifnya. Selain itu, Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor dapat mengurangi lima persen emisi di keseluruhan proses produksinya. 

Sejak tahun 2020 hingga 2023 lalu, Suzuki Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi penggunaan energi pada setiap proses produksi melalui metode Kaizen. Di tahun ini dan kedepannya, mereka menargetkan beberapa inisiatif diantaranya dengan upaya green energy, dan green electricity.

Upaya tersebut juga turut diimbangi dengan hasil produk akhirnya. Pabrik juga dikatakan berperan aktif dalam mengumpulkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi untuk diproses daur ulang sehingga tidak mencemari lingkungan. Dalam tiga tahun terakhir, Suzuki Indonesia berhasil mencatatkan lebih dari 9,000 ton sampah yang disalurkan untuk didaur ulang, guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Suzuki Swift

Tidak Akan Ada Suzuki Swift Atau Jimny Pakai Lambang Toyota

Praktek ganti logo (rebadging) Mobil Toyota dan Suzuki sudah lama dilakukan. Tujuannya untuk saling bantu meningkatkan penjualan dan mencapai target produksi. Anda pasti pernah dengar Suzuki Baleno jadi Toyota Starlet di Afrika Selatan atau Innova Zenix jadi Suzuki Invicto di India. Tapi ada dua mobil yang tidak akan berganti logo: Suzuki Jimny dan Swift.

Menguti media Autocar India, sumber mereka di Maruti Suzuki mengatakan Toyota sudah menyatakan minat untuk rebadge Jimny. Namun hal tersebut ditolak. Alasannya tegas Suzuki Jimny dan Swift adalah jati diri mereka. Lalu, kenapa Toyota berniat rebadge mobil ini?

Untuk Jimny, Toyota perlu SUV tangguh berpenggerak empat roda yang diposisikan di bawah Fortuner. Tentunya ini akan jadi segmen yang menggiurkan. Apalagi Fortuner sekarang harganya sudah makin menggila. Untuk Suzuki pun, sebetulnya ini kesempatan emas. Maruti Suzuki akan kebagian order produksi berlimpah.

Seperti diketahui, minat Jimny di beberapa negara kini sudah mulai melandai. Di India, Maruti hanya mampu menjual 15 ribuan unit dari Januari hingga November. Bahkan bulan lalu, hanya terjual 1.020 unit saja. Meski begitu, hal tersebut tidak menggoyahkan pendirian Suzuki. “Ini seperti meminta Land Cruiser diberikan logo Suzuki. Model yang jadi jatidiri tidak pantas untuk dibagi. Dan kami (Suzuki dan Toyota) menyadari hal itu,” ujar sumber di dalam Maruti Suzuki.

Swift Menggoda

Untuk Suzuki Swift, dasar pemikirannya juga jualan. Hatchback ini sukses jadi salah satu produk paling laris yang dijual oleh Maruti Suzuki. Rata-rata tidak kurang dari 17.100 unit terjual setiap bulan sepanjang 2023 ini.

Tidak akan ada suzuki swift pakai lambang toyota

Selain itu, produk rebadge dari Suzuki seperti Toyota Glanza (Baleno) dan Rumion yang berbasis Suzuki Ertiga, bisa diterima dengan baik di pasar India. Kalau ditotal, dua produk ini menyumbangkan 25 persen volume penjualan setiap bulannya. Kalau Swift bisa dijual sebagai Toyota, diperkirakan akan menyumbangkan tambahan 25 persen lagi. Namun sekali lagi, Swift sangat berharga untuk Suzuki.

Saat ini, kerjasama dua merek tersebut terbukti menghasilkan keuntungan untuk kedua belah pihak. Bahkan, keduanya sudah sepakat Maruti akan merakit EV untuk Toyota, berbasis Suzuki eVX.

Sumber: Autocar India

Suzuki GSX-8R Tampil Spektakuler, Kami Suka!

Salah satu pabrikan sepeda motor yang tak pernah absen dari event EICMA adalah Suzuki. Pada perhelatan yang berlangsung di Milan, Italia tahun ini salah satu model baru yang diboyong oleh brand berlogo huruf “S” ini adalah sportbike GSX-8R. Sportbike berfairing dengan tampilan agresif ini merupakan versi berjubah dari naked bike GSX-8S.

 

Rancang bangunnya mulai dari sasis, suspensi dan juga mesin berbasis dari Suzuki GSX-8S dan V-Storm 800. Bobot kosongya yang sekira 208 kg. Terpaut enam kilogram lebih berat dari GSX-8S.

 

Suspensi depan ditopang garpu USD (up-side down) Showa SFF-BP 41 mm. Sedangkan swing arm berbahan aluminium di belakang ditopang monoshock. Rem depan menggunakan sepasang cakram 310 mm, diapit kaliper rem empat piston. Sedangkan belakang dilengkapi cakram tunggal berukuran 240 mm, dicengkeram kaliper rem piston tunggal.

 

Velg CW aluminium 17-inci dibalut ban Dunlop RoadSport 2. Pada roda depan menggunakan ban berukuran 120/70ZR17M/C (58W). Sedangkan ban belakang 180/55ZR17M/C (73W).

 

Mesin Berstandar Emisi Euro 5

 

 

Di balik fairingnya terpasang mesin 4-tak parallel-twin DOHC 4-katup per silinder berpendingin radiator. Basis mesin yang diusung sama seperti pada GSX-8S.

Ruang bakar memiliki kubikasi 776 cc. Suplai bahan bakar ke mesin dipercayakan pada sepasang throttle body dengan ukuran venturi 42 mm. Output tenaga maksimum sebesar 82 hp dan torsi maksimum sebesar 78 Nm diolah via transmisi manual 6-speed. Performa yang tak berbeda dengan GSX-8S. Aksi oper gigi transmisi dapat dilakukan lebih cepat berkat fitur quick-shifter dua arah.

Soal kadar emisi gas buang tak perlu khawatir. Suzuki telah membekali GSX-8R dengan catalytic converter dua tingkat, sehingga kadar emisi gas buang CO2 sudah memenuhi ambang batas sesuai standar emisi Euro 5. Dengan tangki BBM berkapasitas 14 liter, konsumsi BBM GSX-8R diklaim berada di angka 28.3 km/liter. Cukup irit untuk kelas 800 cc. Suzuki akan segera memasarkan GSX-8R ke kawasan Eropa termasuk Inggris. 

Tampilan keren, mesin bertenaga. Kami suka motor ini. Semoga saja dipasarkan juga di Indonesia. 

 

Suzuki Burgman Datang Lagi ke Indonesia!

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tidak ingin absen pada pameran Indonesia Motorcycle Show + (IMOS+) 2023 yang digelar mulai tanggal 25 hingga 29 Oktober 2023 di ICE BSD City, Tangerang. Sebab ada produk terbaru yang sudah bisa dipesan oleh calon konsumennya, yakni Suzuki Burgman.

Suzuki Burgman pernah hadir di pasar Indonesia pada beberapa tahun silam. Namun, saat itu mesinnya berkapasitas 250 cc. Kini Burgman tampil dengan varian Street 125EX merupakan skutik urban untuk menunjang mobilitas dan aktivitas sehari-hari penggunanya. Skuter ini telah dilengkapi dengan teknologi mesin Suzuki Eco Performance Alpha (SEP-α).

Berkat teknologi ini, Suzuki Burgman Street 125 EX memiliki fitur Engine Auto Stop-Start (EASS) yang membantu menekan konsumsi bahan bakar. Selain itu, sekaligus membuat mesinnya lebih senyap. Fitur Silent Start System yang membuat Burgman Street 125EX lebih halus dan senyap ketika dinyalakan.

Skuter ini memiliki kapasitas bagasi yang besar, tempat duduk yang nyaman, USB charging port, LED headlight dan rearlight, serta panel instrumen full-digital.

“Suzuki memperkenalkan Burgman Street 125EX sebagai lini produk pilihan terbaru dengan gaya baru lebih elegan dan performa berkendara yang memuaskan di kelasnya,” kata Shigemori Keisuke, selaku General Manager Sales & Marketing 2W PT Suzuki Indomobil Sales.

PT SIS memberi banderol Burgman Street 125EX di angka Rp 24,7 juta (on the road DKI Jakarta). Asyiknya, skuter ini sudah bisa dipesan sejak hari pertama IMOS+ 2023.

Soebronto Laras, Begawan Otomotif Dengan Sederet Warisan

Dunia otomotif Tanah Air kembali berduka. Soebronto Laras, seorang tokoh legendaris yang hidupnya berdedikasi penuh dalam dunia otomotif Indonesia selama puluhan tahun ini, telah berpulang pada 20 September 2023. Begitu banyak langkah bisnis yang dihasilkan dan produk kendaraan bermotor yang hadir di Indonesia berkat ‘kawalan’ sosok Soebronto Laras.

Perjalanan hidupnya dalam dunia otomotif pun penuh warna. Beliau lahir pada 5 Oktober 1943 dan sejak remaja telah giat ikut balapan sepeda motor. Seusai menyelesaikan pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta, dirinya melanjutkan pendidikan di Inggris.

Ia kembali ke Indonesia setelah mendapat gelar Sarjana Teknik Mesin dari Paisley College for Technology dan Diploma of Business Administration dari Hendon College for Business Management. Di pertengahan tahun 1970an, ia berjumpa dengan seorang pengusaha tempat hiburan yang bernama Atang Latief.

Berjumpa Atang Latief

Bersama pengusaha tersebut, Soebronto Laras turut mengembangkan bisnis plastik untuk sejumlah komponen otomotif. Disusul dengan mengawali kiprahnya di dunia otomotif dengan menghadirkan kendaraan roda dua dan roda empat buatan Suzuki di Indonesia melalui berdirinya PT Suzuki Indomobil Motor. Ia yakin menggeluti bisnis otomotif ini berkat dukungan penuh dari Atang Latief.

Selain menyuguhkan sepeda motor Suzuki FR70 di Indonesia, visinya saat itu ialah merakit mobil berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat luas. Tanpa ragu Soebronto Laras melobi pihak manajemen Suzuki di Jepang untuk merakit mobil di Indonesia. Mobil niaga ringan Suzuki ST10 mengawali bisnis otomotif Suzuki di Tanah Air pada tahun 1976. Mobil pikap mungil ini mengusung mesin 2 silinder 360 cc yang dirakit secara lokal.

Namun, dimensi dan kapasitas mesin mobil ini dinilai terlalu kecil, sehingga Soebronto pun kembali melobi prinsipal Suzuki di Jepang untuk memproduksi mobil lebih lega dan besar. Maka hadir Suzuki ST20 dengan mesin 3 silinder 550 cc dan tanpa ragu untuk diuji pasar secara langsung ke calon konsumen di tahun 1978.

Mengangkut cengkeh di Manado

Ujian pertama Suzuki ST20 dilakukan di Manado, Sulawesi Utara, yang saat itu sedang musim panen cengkeh. Para petani di Manado pun melihat dan mencoba langsung Suzuki ST20 untuk mengangkut berkarung-karung cengkeh seberat satu ton dan membawanya melalui jalanan berbukit yang sempit dan berliku.

Suzuki ST-20 digambarkan seperti semut yang perkasa, yang bisa mengangkat beban yang jauh lebih besar daripada ukuran badannya. Dan memang, dibandingkan dengan mobil pick-up yang sudah ada di pasaran, Suzuki ST-20 ukurannya paling kecil. Sejak itu, banyak petani cengkeh di Sulawesi Utara yang memesan mobil tersebut. Karenanya, Sulawesi Utara menjadi pasar pertama mobil Suzuki di Indonesia.

Setelah diterima di pasar Sulawesi Utara, Soebronto Laras meningkatkan promosi kendaraan Suzuki. Tidak lama kemudian, mobil itu sudah diterima pasar di seluruh wilayah Indonesia. Sayangnya, di tahun 1982, Atang Latief terlilit masalah keuangan, kepemilikan Indomobil berpindah tangan kepada Liem Sioe Liong atau Sudono Salim. Padahal saat itu, Suzuki tengah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

foto: Indonesia Jimny Festival 2023

Suzuki Carry penggebrak pasar

Di tahun 1986, Soebronto Laras bersama Suzuki menggebrak pasar dengan menghadirkan Suzuki ST-100 yang dikenal luas dengan nama Suzuki Carry. Yang turut mendorong penjualan mobil Suzuki Carry saat itu adalah perlunya angkutan kota dan angkutan pedesaan berdimensi ringkas, sebab kondisi jalan yang relatif masih sempit.

Di waktu yang bersamaan, Indomobil tidak hanya memproduksi kendaraan Suzuki saja, namun juga bertindak sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) yang mengambil lisensi perakitan dan penjualan beberapa merk kendaraan. Sebut saja Nissan, Volvo, Hino, Mazda, dan, Volkswagen. Bahkan Soebronto Laras hampir mewujudkan impiannya dalam menghadirkan mobil rakyat dengan harga terjangkau bersama Mazda, yakni MR90 yang berbasis Mazda 323.

Selamat jalan, Soebronto Laras. Semua jasa dan warisanmu di dunia otomotif Indonesia akan selalu dikenang sepanjang masa…

Para Komunitas Nikmati Ragam Mobil Hybrid Suzuki di GIIAS 2023

Silaturahim PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) berbuah manis dengan mengundang 14 komunitas Suzuki dari berbagai line up produk untuk merayakan kebersamaan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Tak dipungkiri, kehadiran para komunitas Suzuki ini tentu berkontribusi pada jumlah komunitas dan pengunjung yang hadir pada GIIAS 2023.

Dalam kemeriahan GIIAS 2023, Suzuki menghadirkan pengalaman tak terlupakan bagi para anggota yang menghadiri acara ini. Para anggota komunitas juga diajak merasakan atmosfer di booth Suzuki yang penuh inovasi dan teknologi terkini. Dengan antusias, komunitas Suzuki menikmati ragam aktivitas mulai dari test drive kendaraan terbaru hingga sesi interaktif yang melibatkan perwakilan Suzuki.

Memahami cara kerja SHVS

Menurut Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT SIS, “Saat pertama kali All New Ertiga Hybrid dikenalkan, kami juga mengajak para komunitas pemilik Ertiga hingga mobil Suzuki lainnya untuk memahami bagaimana cara kerja dari teknologi SHVS yang ada pada mobil tersebut, cara berkendara seperti apa yang mampu berikan efisiensi penggunaan bahan bakar, dan tentunya sisi positif yang diberikan ketika beralih ke kendaraan yang menggunakan teknologi hybrid,” tuturnya.

Saat ini, Suzuki juga telah menghadirkan kendaraan hybriddengan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Ini adalah mesin yang dipadukan teknologi Integrated Starter Generator (ISG) danLithium-Ion Battery untuk memberikan efisiensi dan mengurangi emisi gas buang kendaraan.

Berikan dampak positif terhadap para loyalis Suzuki

Para wakil komunitas juga tidak melewatkan kesempatan mencoba deretan produk hybrid ini dari model New XL7 Hybrid, Grand Vitara dan All New Ertiga Hybrid di arena test drive yang telah disediakan. Lithium-ion Battery merupakan salah satu komponen yang utama untuk menunjang teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang saat ini disematkan pada New XL7 Hybrid, All New Ertiga Hybrid dan Grand Vitara.

Bukan newbie, komunitas Suzuki ini selalu aktif di berbagai kegiatan sosial, olahraga, kemanusiaan, dan berbagai acara lain yang diadakan oleh Suzuki.

“Kami merasa terhormat dan berterima kasih kepada Suzuki atas undangan istimewa ini. Kolaborasi dengan komunitas-komunitas kami memperkuat semangat kebersamaan dan memberikan kesempatan bagi kami untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat. Kami bangga menjadi bagian dari komunitas Suzuki dan semakin bersemangat untuk melibatkan diri dalam aktivitas sosial,” ujar TW, perwakilan Komunitas Ertiga Mania (ERMAN).

Suzuki Invicto Resmi Diluncurkan di India

Kerjasama saling bertukar platform yang terjalin antara Suzuki dan Toyota terbukti manjur untuk mengisi celah kekosongan model pada kedua brand di sejumlah kawasan tertentu. Salah satu contohnya yakni segmen MPV 7-8 penumpang. Sebelumnya, model MPV terbesar yang ditawarkan Suzuki di India yakni XL6 yang di Indonesia berlabel Ertiga. Seperti yang telah kami prediksi sebelumnya, Maruti Suzuki resmi meluncurkan Suzuki Invicto di India.

Multi Purpose Vehicle (MPV) 7-8 seater ini merupakan versi rebadged dari Toyota Innova Zenix spek India yakni Innova Hycross. Apa saja pembeda antara Toyota Innova Hycross dan Suzuki Invicto?

Platform Sama Namun Beda Gaya

Jika dilihat dari siluet desain body, Invicto dan Innova Hycross terlihat identik dan nyaris tak ada bedanya. Meskipun model rebadged, tetap saja terdapat ciri khas yang disematkan Suzuki pada Invicto sebagai pembeda.

Pada bagian depan, grille Invicto ukurannya lebih besar. Nuansa chrome pada grille Invicto pun lebih kental dibanding Innova Hycross yang lebih dominan dengan warna hitam.

Desain bumper depan Invicto pun berbeda. Terutama pada lubang intake dan skid plate. Tampilan dan bentuk headlamp pun terlihat berbeda dari Innova Hycross.

Demikian pula dengan tampilan pada bagian belakang. Pada lubang intake bumper belakang terdapat aksen chrome. Desain lampu belakang pun berbeda. Tampilan velg alloy 17-inci yang menopang body pun terlihat keren.

Kemasan Interior Hanya Beda Tipis

Jika diukur, panjang body 4.755 mm dengan jarak sumbu roda sekitar 2.850 mm merupakan warisan dari platform compact unibody TNGA GA-C yang dimekarkan.

Hasilnya, kabin Suzuki Invicto yang berlayout tiga baris penumpang pun nampak sangat lapang. Sama seperti Toyota Innova Hycross.

Dengan setting desain yang berbeda pada bangku baris kedua, Suzuki Invicto memiliki versi yang dapat memuat 7 maupun 8-penumpang.

Volume bagasi di belakang bangku baris belakang cukup besar yakni 239 liter. Jika ingin memuat barang bawaan yang lebih banyak atau bentuk dan ukurannya lebih besar, tentu saja bisa. Cukup lipat bangku belakangnya, dan volume bagasi pun bertambah menjadi 690 liter.

Layout interior Suzuki Invicto maupun Toyota Innova Hycross memang identik. Bedanya sebatas pada kombinasi warna kemasan interior.

Panel interior dan jok Suzuki Invicto dikemas dengan balutan bahan semi kulit berwarna hitam. Pada panel interior diimbuhi aksen warna Champagne Gold sebagai pemanis dan memperkuat aura elegan. Sedangkan kemasan interior Innova Hycross didominasi warna coklat.

Perangkat head unit sistem infotainment dengan layar sentuh 10.1-inci dan layar panel instrumen 7-inci, sistem audio 6-speaker, panoramic sunroof, dan kamera 360-derajat jadi kelengkapan pada interior Suzuki Invicto. Termasuk pula lebih dari 50 fitur Suzuki Connect.

Fitur keselamatan berkendara nyaris tak berbeda, seperti ABS, EBD dan enam airbag. Hanya saja Invicto tak dilengkapi sistem bantu berkendara ADAS (Advance Driver Assistance System). Inilah salah satu faktor yang membuat harganya lebih murah dari Toyota Innova Hycross.

Hanya Tersedia Varian Hybrid

Jika Toyota Innova Hycross ada varian mesin bensin dan hybrid, Suzuki Invicto hanya tersedia dalam varian hybrid.

Suzuki Invicto dibekali mesin bensin 4-silinder 2.0-liter bertenaga 150 hp. Modul hybridnya memanfaatkan motor elektrik berdaya 84 kW atau setara 112 hp. Output tenaga kombinasi yang dihasilkan paduan hybrid ini sekitar 183 hp.

Seperti halnya Toyota Innova Hycross hybrid yang berpenggerak roda depan, Suzuki Invicto pun demikian. Transmisi e-CVT yang digunakan pun identik. Untuk mode berkendara, tersedia empat pilihan yakni EV, Normal, Eco, dan Power.

Suzuki Invicto akan diproduksi di fasilitas manufaktur Toyota di Bidadi, India. Tempat produksi yang sama dengan Toyota Innova Hycross dan juga Suzuki Grand Vitara.

Suzuki Invicto hadir dalam dua varian, yakni Alpha+ (7-penumpang) dan Zeta+ (8-penumpang).

Label harganya di India mulai dari 2.842.000 Rupee atau Rp 519,7 jutaan untuk varian Alpha+. Sedangkan varian termurah yakni Zeta+ mulai dari 2.484.000 Rupee yang kurang lebih setara Rp 454,3 jutaan. Hanya terpaut sedikit lebih murah dari harga Toyota Innova Hycross.

 

Konsumsi BBM New Suzuki XL7 Hybrid Makin Ekonomis?

Pilihan model SUV bagi para pecinta Suzuki di Indonesia kini bertambah satu lagi, New XL7 Hybrid. Varian terbaru SUV 7-penumpang XL7 ini mengikuti jejak Ertiga Hybrid yang telah lebih dulu dipasarkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia.

New XL7 Hybrid merupakan komitmen Suzuki dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Khususnya SUV ramah lingkungan sebagai sarana mobilitas keluarga modern sehari-hari. Seperti halnya Ertiga Hybrid, varian terbaru XL7 ini dibekali teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Apa kelebihan yang ditawarkan dari teknologi ini?

Smart Hybrid Meringankan Kinerja Mesin

Mesin 1.5-liter berkode K15B yang dibekalkan pada New XL7 Hybrid sama seperti varian non-hybridnya. Output tenaga 103 hp dikail pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 138 Nm dirasakan pada 4.400 rpm.

Nah, jantung utama dari New XL7 Hybrid yakni sistem SHVS (Smart Hybrid Vehicles by Suzuki). Sistem ini terdiri dari perangkat Integrated Starter Generator (ISG) dan 2 buah baterai (lithium-ion dan lead acid). Perangkat ISG memiliki fungsi ganda. Yang pertama yakni membantu putaran mesin saat akselerasi awal. Fungsi kedua sebagai motor starter mesin saat fitur Engine Auto Start-Stop bekerja.

Saat dalam kondisi ON, fitur ini akan mematikan mesin untuk menghemat pemakaian bahan bakar ketika mobil tak bergerak lebih dari 3 detik di lampu merah atau di kemacetan. Ketika pijakan kaki pada pedal rem dilepas atau pedal gas dipijak kembali, motor ISG akan menstarter mesin secara otomatis.

Nah, saat fungsi Engine Auto Start-Stop bekerja dan mesin mobil mati, AC akan tetap hidup. Baterai akan memasok energi listrik sebagai penggerak motor pulley kompresor AC.

Sementara untuk pasokan daya listrik, New XL7 Hybrid memanfaatkan dua buah baterai. Yang pertama yakni baterai lithium-ion bervoltase 12 V. Jenis yang digunakan sama seperti pada Ertiga Hybrid. Hanya saja New XL7 Hybrid baterainya berukuran 10 Ah seperti pada Grand Vitara Hybrid. Sedangkan pada Ertiga Hybrid ukurannya 6 Ah.

Kapasitas daya listrik baterai pun akan terus terisi berkat sistem pengisian daya regeneratif. Energi dari pengereman dan deselerasi diubah menjadi energi listrik yang kemudian disimpan pada baterai lithium-ion yang diusung.Posisi penempatan baterai lithium-ion berada di bawah jok depan dijamin aman.

Perihal perawatan baterai, Suzuki memberi garansi resmi selama 8 tahun. Jadi tak perlu khawatir bukan?Untuk sistem kelistrikan lainnya pada kendaraan seperti lampu maupun head unit tetap menggunakan baterai lead-acid alias accu standar 42 Ah bervoltase 12 V.

Konsumsi BBM Makin Ekonomis

Untuk XL7 versi non-hybrid bertransmisi automatic, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 14,5 -15,5 km/l. Kecepatan berkendara antara 40-110 km/jam. Untuk dalam kota, agak sulit mengukurnya. Lebih pada berapa lama merayap di tengah kemacetan lalu lintas daripada berapa jauh jarak yang ditempuh.

Sementara berdasarkan klaim Suzuki, konsumsi BBM Suzuki XL7 Alpha A/T non-hybrid di kisaran 15 km/l. Kini giliran New XL7 Hybrid, dan fungsi Engine Auto Start-Stop dalam posisi ON. Kecepatan berkendara pun sama yakni kisaran 40-110 km/jam. Saat kami menjelajah area Yogyakarta selama 2 hari ini, konsumsi BBM New XL7 Hybrid bertransmisi automatic juga lumayan irit, yakni di angka 13,8 km/l dengan jarak tempuh sejauh 200 km.

Kenyamanan berkendara tentunya ditunjang oleh gaya berkendara normal, atau eco-driving. Tak lupa fitur cruise control siap membantu meringankan kaki melalui tombol yang ada di bagian kanan setir. Jadi kaki tidak perlu selalu menginjak pedal gas, terutama pada saat melaju konstan di jalan tol.

Dengan mesin yang sama, konsumsi BBM New XL7 Hybrid terbilang cukup ekonomis jika dibandingkan dengan Ertiga Hybrid. Ertiga Hybrid yang bobotnya jauh lebih ringan, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 19 km/l (automatic). Tak jauh beda bukan?

Konsumsi BBM kendaraan tentunya bergantung pada sejumlah faktor seperti kecepatan berkendara, kondisi rute jalan dan kepadatan lalu lintas. Selain itu, cara mengemudi pun turut berpengaruh. Bisa dikatakan teknologi Smart Hybrid terbukti membuat kinerja mesin menjadi lebih ringan, konsumsi BBM pun kian ekonomis.

Suzuki XL7 Hybrid Dibekali Fitur Yang Tak Kalah Memikat

Suzuki XL7 Hybrid jadi varian terbaru yang diperkenalkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam jajaran SUV yang dipasarkan di Indonesia. Saat melihat wujudnya, konsumen yang awam mungkin akan berpikir mobil ini tak ada bedanya dari XL7 versi non-Hybrid. Namun nyatanya tidak demikian.

Nah, ubahan apa yang paling mencolok pada Suzuki New XL7 Hybrid dibandingkan versi tanpa label Hybrid?

Interior Tampil Lebih Elegan

Yang mungkin sedikit mengecoh konsumen mungkin pada area interiornya. Layout kabin XL7 Hybrid sepintas terlihat tak berbeda dari varian non-Hybrid. Panel instrumen plus layar MID (multi-information display) di balik setir palang tiga terlihat identik. Kelengkapan seperti soket listrik 12V, USB dan Aux juga tak berubah.

Sistem infotaintment dengan layar sentuh 8 inci pada XL7 Hybrid sama seperti varian non-Hybrid. Tetap dilengkapi dengan switch audio control serta koneksi Bluetooth. Namun saat dicermati, interior pada XL7 Hybrid varian Alpha maupun Beta kini tampil kian mewah dibandingkan versi non-Hybrid. Kombinasi kulit dan kain pada jok terlihat lebih elegan. Aksen ornamen kayu di dashboard dan panel pintu pun membuat tampilan interior layaknya SUV kelas premium. Nuansa warna beige pada interior pun kini berganti dengan warna silver.

Fitur penyejuk kabin otomatis pada XL7 Hybrid menunjang kenyamanan berkendara. Terlebih dengan adanya sistem ISG dan baterai lithium-ion 10 Ah yang lebih besar dari Ertiga Hybrid. Meskipun mesin mobil mati saat fitur Engine Start-Stop bekerja, AC akan tetap berfungsi. Jadi tak perlu khawatir kepanasan saat tengah terjebak di kemacetan lalu lintas.

Tombol pengaturan fitur Cruise Control pada setir pun cukup mudah dioperasikan. Fitur ini sangat membantu ketika berkendara pada kecepatan konstan seperti di jalan tol yang lurus dan cukup panjang. Setidaknya kaki tak lekas pegal karena harus selalu menginjak pedal gas. Suzuki XL7 Hybrid hanya tersedia dalam dua varian teratas yakni Alpha dan Beta.

Smart E-Mirror Touch Screen

Yang menarik dari sederet fitur yang ada pada interior XL7 Hybrid yakni Smart E-Mirror Touchscreen. Fitur yang satu ini mungkin tak banyak diketahui para konsumen. Kaca spion tengah pada plafon kabin sekaligus berfungsi sebagai layar penampil gambar dari kamera di depan maupun belakang mobil. Tak seperti pada gambar rekaman dari kamera pada mobil lainnya yang ditampilkan pada layar head unit di dashboard. Fitur ini tak akan mengganggu fungsi layar head unit pada bagian tengah dashboard.

Saat transmisi berada di posisi gigi mundur, kamera akan bekerja secara otomatis. Pengendara bisa melihat situasi di belakang kendaraan dari rekaman gambar kamera parkir yang ditampilkan pada kaca spion.

Tak hanya memudahkan saat parkir, fitur ini sekaligus meningkatkan visibilitas pengemudi dan mengurangi blind spot saat parkir mundur. Anda pun dapat merekam situasi perjalanan saat berkendara.

Rekaman gambar dari kamera akan tersimpan pada kartu memori micro SD yang terpasang di dalam spion tengah tersebut. Nah, kapasitas 32 GB pun bisa ditambah menjadi 64 GB. Keren kan! Fitur ini jadi keunggulan yang tak dimiliki kompetitor sekelasnya seperti Daihatsu Terios, Toyota Rush, hingga Honda BR-V dan Mitsubishi Xpander Cross.

Berkendara Aman dan Nyaman

Suzuki XL7 Hybrid bertransmisi manual memiliki fitur pembeda dari varian automatic, yakni Gear Shift IndIcator. Fitur yang terintegrasi dengan sensor rpm mesin ini akan memberi tanda kepada pengemudi kapan waktunya untuk melakukan perpindahan gigi. Fungsinya kurang lebih mirip seperti indikator shift light pada mobil balap. Untuk varian bertransmisi otomatis, terdapat fitur Hill Hold Control. Fitur ini sangat membantu saat kendaraan tengah terjebak di kemacetan atau saat merayap di jalan tanjakan.

Perihal fitur keselamatan berkendara seperti anti-lock braking system (ABS), electronic stability programme (ESP), dual airbag, dan electronic brake distribution (EBD) tetap menjadi kelengkapan standar pada XL7 Hybrid.

Kabin Lapang Dan Nyaman

Seperti halnya di area Jabodetabek maupun kota lainnya, tipikal konsumen peminat Suzuki New XL7 Hybrid di Yogyakarta pun kurang lebih sama. Sebagian besar adalah pengusaha dan profesional muda dengan taraf ekonomi cukup mapan. Dengan kapasitas 7-penumpang, New XL7 Hybrid sangat cocok digunakan sebagai kendaraan penunjang aktifitas sehari-hari maupun mobil keluarga.

Seperti halnya pada XL7 non-Hybrid, posisi duduk tak berubah. Seluruh penumpang dapat duduk dengan nyaman. Meskipun pada baris kedua tak dilengkapi sandaran tangan di bagian tengah, justru hal ini membuat area bangku menjadi tak terasa sempit. Terutama bagi penumpang bertubuh extra large.

Bahkan pada penumpang berpostur jangkung tetap dapat duduk dengan nyaman di baris paling belakang sekalipun. Ya, pada MPV maupun SUV biasanya penumpang baris paling belakang posisi duduknya kurang nyaman. Terutama pada posisi lutut yang mentok maupun batas kepala yang nyaris menyentuh plafon.

Kapasitas Barang Bawaan Lebih Besar

Dibandingkan dengan MPV berkapasitas 5-penumpang yang banyak beredar di pasaran, Suzuki New XL7 Hybrid jelas lebih unggul. Selain dapat memuat penumpang lebih banyak, kapasitas muat barang pun lebih besar. Label harga pun tak terpaut jauh.

Dengan konfigurasi duduk 2-3-3, jok baris kedua dan ketiga bisa dilipat. Volume ruang bagasi pun jadi bertambah besar. Memudahkan saat harus membawa barang bawaan dan belanjaan yang cukup banyak. Bahkan anda pun dapat memuat sepeda MTB di dalam kabin Suzuki New XL7 Hybrid. Jok dalam posisi terlipat tentunya.

Memuat koper dan tas ransel kemping atau tas travel berukuran besar kerap menjadi problem utama saat hendak travelling. Belum lagi ditambah dengan coolbox penyimpan minuman dingin yang ukurannya cukup besar dan memakan tempat.

Kapasitas kargo New XL7 Hybrid bisa menampung empat hingga lima koper besar plus tas bawaan dengan melipat jok baris ketiga. Segala perabotan pun jadi kian mudah dan praktis untuk dimuat dalam kabin.

Sejak diperkenalkan pada akhir Juni lalu, PT Sumber Baru Mobil sebagai salah satu dealer resmi mobil Suzuki di kota Yogyakarta telah mendapat 47 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) New XL7 Hybrid. Ini baru dari satu dealer saja dan jumlahnya tentu akan kian bertambah.

Dengan sejumlah inovasi dan fitur memikat yang dibekalkan, PT SIS yakin Suzuki New XL7 Hybrid dapat bersaing dengan kompetitor sekelasnya. Bahkan secara simultan Suzuki akan menghadirkan New XL7 Hybrid di 33 kota besar di Indonesia.

Beginilah Cara Kerja Teknologi SHVS Suzuki XL7 Hybrid!

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memilih kota Yogyakarta sebagai lokasi pengujian teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) pada Suzuki XL7 Hybrid.

Yogyakarta dinilai sebagai kota yang sesuai untuk mendapatkan impresi berkendara sesungguhnya. Lanskapnya variatif dan banyaknya destinasi wisata  menarik, dianggap cocok mewakili gaya New XL7 Hybrid sebagai mobil keluarga.

“Untuk menyusuri Yogyakarta yang apik, New XL7 Hybrid sudah dibekali teknologi SHVS agar perjalanan jadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Kami mendorong pengguna mengeksplorasi teknik mengemudi untuk memaksimalkan kapabilitas fitur-fitur baru yang tersedia pada New XL7 Hybrid,” ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS.

Teknologi SHVS Mengurangi Dampak Bagi Lingkungan

Kami pun merasakan bagaimana sistem SHVS bekerja. Selama pengujian SHVS, kami menerapkan gaya berkendara Eco-Driving setiap saat. Teknologi ini mampu mengoptimalkan penggunaan bahan bakar hanya ketika diperlukan saja, dan menghentikannya saat tidak diperlukan dengan memanfaatkan peran Engine Auto Start-Stop.

Sistem kerja pada SHVS ditunjang oleh dua komponen utama yaitu Integrated Starter Generator (ISG) serta Lithium-ion battery. Bermanfaat untuk Engine Auto Start-Stop saja, namun juga dapat memberikan Acceleration Assist kepada mesin dan melakukan Regenerative Braking. Hal ini guna menyuplai kebutuhan listrik yang terpakai untuk menghidupkan beragam komponen elektrikal di mobil ini.

Kinerja SHVS Dipantau Melalui Tampilan MID

Peran Acceleration Assist bekerja untuk menyalurkan energi listrik kepada ISG sebagai motor yang meringankan beban putaran mesin sesuai kebutuhan saat berakselerasi. Energi listrik ini disalurkan dan dapat dipakai berulang kali berkat Regenerative Braking dengan memanfaatkan momen deselerasi untuk menghasilkan kembali daya listrik yang akan disimpan di Lithium-ion Battery dan lead acid battery.

Untuk memudahkan, proses kerja dari SHVS kami langsung memantau lewat Multi Information Display (MID) di panel instrument cluster yang tampilannya lengkap.

Hendra Kurniawan, Direktur Utama PT Sumber Aneka Mobil dari main dealer Suzuki di Yogyakarta, ikut menyampaikan sambutan hangat atas inisiasi petualangan New XL7 Hybrid ini. Yogyakarta adalah kota yang strategis untuk penjualan varian hybrid Suzuki. Kota wisata lokal nomor satu ini, memiliki banyak destinasi menarik untuk keluarga dan wisatawan.

“Sungguh menggembirakan New XL7 Hybrid berkesempatan menjelajahi Kota Yogyakarta kami yang autentik. Yogyakarta memang memiliki banyak sekali destinasi wisata dalam dan luar kota yang selalu ramai mengundang minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan teknologi dan fitur New XL7 Hybrid, kami yakin kepercayaan masyarakat terhadap New XL7 Hybrid akan bertambah baik dan perjalanan pelanggan menjadi semakin berkesan di kota istimewa ini,” tuturnya.

Suzuki Dan SkyDrive Bakal Produksi Mobil Terbang

Sejumlah pabrikan otomotif saat ini tengah melakukan terobosan baru di bidang teknologi mobilitas. Salah satunya yakni membuat mobil terbang.

Kemacetan arus lalu lintas kota megapolitan sejumlah negara di dunia terbilang sudah nyaris parkir. Jika kendaraan sudah tak dapat lagi bergerak, maka terbang adalah alternatif menghindari kemacetan. Mungkin demikian alasan dan pemikiran di balik lahirnya mobil terbang.

Suzuki baru-baru ini secara resmi menandatangani nota kerjasama dengan SkyDrive sebagai mitra dalam memproduksi sebuah mobil terbang. Sebetulnya rencana kerjasama ini telah diungkapkan oleh Suzuki sejak tahun 2022 lalu. Namun kesepakatan antara keduanya baru terealisasi sekarang.

Mobil Terbang, Alternatif Mobilitas Masa Depan

Berawal dari proyek mobil terbang bertenaga listrik yang dikembangkan oleh SkyDrive. Prototype dengan tempat duduk tunggal tersebut menarik minat Suzuki untuk membantu pengembangan tahap lanjut hingga menjadi versi produksi.

“Kami sangat optimis dengan kemitraan yang terjalin antara Suzuki dan SkyDrive dalam pengembangan dan produksi mobil terbang. Teknologi ini akan menjadi alternatif moda transportasi dan mobilitas di masa depan,” papar Hidetoshi Kumashiro, Executive General Manager, Suzuki.

Sebagai bagian dari kesepakatan kerjasama tersebut, Suzuki tengah menyiapkan fasilitas infrastruktur litbang dan produksi. Lokasi yang dipilih yakni Pabrik manufaktur Suzuki yang berada di Prefektur Shizuoka, Jepang.

Suzuki tak sekadar membantu menyediakan sarana infrastruktur manufaktur saja. Penyediaan tenaga kerja pada proses produksi juga menjadi bagian dari bantuan yang diberikan oleh Suzuki.

Menurut rencana, tahap produksi akan dimulai pada tahun 2024 mendatang. Meskipun Suzuki memiliki andil dalam rancang bangun mobil terbang ini, namun hak cipta karya intelektual tetap menjadi milik SkyDrive.

Mobil Terbang Yang Mirip Drone Berawak

Mobil terbang buatan SkyDrive ini merupakan jenis Vertical Take-off and Landing (VTOL), prinsip kerjanya mirip seperti helikopter. Mungkin padanan yang lebih mendekati adalah drone berawak.

Model awal yang didemonstrasikan  SkyDrive pada tahun 2020 lalu yakni SD-03. Model awal ini hanya berkursi tunggal dan ukurannya cukup kecil. Versi produksi yang diberi kode SD-05 nantinya memiliki ukuran lebih besar. Kokpitnya lebih lapang dan mampu memuat tiga orang yakni satu pilot dengan dua penumpang.

Jika pada model SD-03 hanya memanfaatkan delapan motor elektrik sebagai penggerak rotor. Model SD-05 nantinya akan ditenagai oleh 12 motor elektrik. Bilah rotor berbahan serat komposit yang digunakan pun bobotnya sangat ringan. Jauh lebih ringan dari model sebelumnya.

Hanya saja, tak dijelaskan secara detail berapa kapasitas daya baterai yang dibekalkan serta output daya motor elektrik penggerak yang digunakan.

Jarak Jelajah Mampu Hingga 14,5 km

Namun demikian pihak SkyDrive menyatakan bahwa ‘mobil terbang’ model SD-05 yang akan diproduksi jarak jelajah maksimumnya mampu mencapai hingga 14,5 km. Kecepatan terbang maksimumnya pun diklaim sekitar 100 km/jam. Tak terlalu kencang memang.

Ketinggian terbangnya pun cukup rendah, hanya beberapa meter dari permukaan tanah. Meskipun demikian, kendaraan ini diklaim aman dan dapat terbang melintasi gedung-gedung di wilayah perkotaan maupun di area pemukiman penduduk.

Mobil terbang SD-05 buatan SkyDrive ini fungsionalitasnya lebih mengarah pada taksi udara. Mirip seperti kendaraan sejenis dari pabrikan lain yang telah lebih dulu muncul dan didemonstrasikan kepada publik. Beberapa di antaranya bahkan telah mulai beroperasi secara komersil.

SkyDrive memproyeksikan SD-05 menjadi armada taksi udara di Jepang paling cepat mulai tahun 2025 mendatang. Nantinya, kota Osaka menjadi area operasional perdana dari taksi udara SkyDrive ini.

Kendati diproyeksikan sebagai taksi, namun SD-05 telah dipesan sebagai kendaraan pribadi. Label harganya $1.5 juta atau sekitar Rp 22,5 milyar per unitnya. Cukup mahal juga, seharga sebuah supercar edisi terbatas.

Untuk saat ini mungkin taksi terbang masih dianggap tak lazim. Namun dalam beberapa tahun ke depan, prospeknya patut untuk dipertimbangkan.