Restomod Alfa Romeo Giulia GTAm, Harganya Bikin Sakit Mata

Salah satu pusat perhatian di GIMS (Geneva Motor Show) 2024 adalah booth Totem Automobili. Spesialis restomod asal Italia ini didirikan oleh Riccardo Quaggio, seorang desainer otomotif. Mereka sukses dengan modifikasi Alfa Romeo Giulia versi EV pada tahun 2020, lalu GT Super Alfa Giulia GTA di tahun 2021.

Karya terbaru kali ini adalah mobil balap GTAm. Tentu, masih dalam bentuk Alfa Romeo Giulia.

Hasil gubahan Totem Automobili kali ini diberi nama GTAmodificata (Gran Turismo Alleggerita Modificata). Jika diterjemahkan artinya ‘grand touring yang ringan dan dimodifikasi’.

Alfa Romeo Giulia restomod

 

Tampilan eksterior sepintas tetap mengikuti pakem Alfa Romeo GTAm versi originalnya. Namun ternyata tidak demikian. Panel bodi yang aslinya berbahan aluminium diganti dengan serat karbon.  Terlihat jelas pada tekstur anyaman yang khas dari bahan serat karbon.

 

Lekukan bumper depan diubah dan dilabur warna biru. Fender depan dan bagian pinggul gembung widebody khas mobil balap GTAm tetap dipertahankan. Hanya sedikit dikemas ulang pada lekukan bagian buritan.

Agar tampil kekinian, seluruh sistem lampu depan dan belakang diganti versi LED. Sepasang lampu kabut tambahan khas mobil balap dan rally tak lupa dipasang di bawah bumper depan. Grille pun tak luput dari sentuhan ulang. 

Velg forged two-piece berdesasin ala velg racing magnesium Campagnolo khas GTAm bikin gaya tampilan jadi kian otentik.

Modifikasi Chassis

Rancang bangun sasis pastinya digarap ulang menjadi sasis monokok berbahan serat karbon. Lagi-lagi supaya ringan.  Sektor kaki-kaki pada bagian depan dan belakang kini menggunakan double-wishbone. Hanya saja tak dijelaskan racikan detail dari sistem suspensinya.

 

Sistem remnya dipercayakan pada Brembo. Cakram depan dicengkeram kaliper rem enam piston. Sedangkan cakram belakang diapit kaliper empat piston. Plus, ABS.

Mobil balap identik dengan mesin berperforma beringas. Sebongkah mesin 3.2-liter V6 twin-turbo racikan Italtecnica Engineering pun jadi pilihan. Mesin yang hanya berbobot 165 kg ini outputnya cukup beringas.

 

Muntahan tenaga sebesar 798 hp dan torsi maksimum 730 Nm bermain di rentang 3.500 – 6.000 rpm, sebelum mencapai putaran puncak 8.500 rpm. Transmisi sekuensial dan limited-slip differential menyalurkan daya ke roda belakang. 

Tampilan interior tak dipublikasikan. Hanya dikatakan jok balap berangka serat karbon berlapis kulit dan sabuk pengaman balap lansiran Sabelt jadi kelengkapan standar.

Hanya 5 unit saja yang akan dibuat. Harganya mulai dari €1,1 juta atau setara Rp 18,7 milyar! 

 

Retouch Pro, Hadirkan Kembali Kejayaan Mobil Klasik

Setiap sudut area pameran OLX Indonesia Modification & Lifestyle Expo (OLX IMX 2023) dipenuhi dengan beragam mobil yang sudah dimodifikasi. Setidaknya, hampir semua mobil yang tampil telah mendapat ubahan, meski hanya minor saja.

Namun, ada yang menggelitik kami saat berkeliling di Hall A dan Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat ini. Sebab ada beberapa mobil klasik yang super keren dan kondisinya seperti baru keluar dari lantai showroom di masa lalu. Mobil-mobil tersebut ternyata garapan Retouch Pro.

Bawa empat hasil restorasi

Bengkel yang memiliki spesialisasi restorasi mobil klasik ini berlokasi di Bandung, namun konsumennya berasal dari banyak kota. Bahkan tidak sedikit pemilik mobil klasik dari Jakarta yang mempercayakan proses restorasi di Retouch Pro.

Di kesempatan OLX IMX 2023 ini, Retouch Pro membawa empat mobil klasik, yaitu Mercedes-Benz 300 SEL 3.5 dan Mercedes-Benz 280 C di Hall A. Termasuk Mercedes-Benz 230 SL dan Rolls-Royce Silver Shadow II di Hall B.

Standar kerja yang mendetil

“Workshop kami sudah beroperasi sejak tahun 2019. Memang kebanyakan menangani restorasi kendaraan buatan Mercedes-Benz. Tapi produk merk apapun tetap dapat kami kerjakan, dengan standar kerja yang sangat diperhatikan,” kata Artura Supriatna, founder Retouch Pro.

Sebagai buktinya, Mercedes-Benz 230 SL yang ‘mejeng’ di booth Retouch Pro, terlihat benar-benar spektakuler. Mobil convertible yang dijuluki ‘Pagoda’ ini direstorasi dengan menggunakan komponen yang nyaris seluruhnya baru dan dikerjakan selama sekitar satu setengah tahun. “Tapi satu setengah tahun dihitung secara work-hour ya, bukan kalender,” imbuh Artura.

Tak gentar menghadapi tantangan pekerjaan

Sedangkan untuk pengerjaan cat ulang menyeluruh pada Rolls-Royce Silver Shadow II, Retouch Pro menghabiskan tempo selama tiga bulan. Dengan cat lama dikerok habis dan penggantian mayoritas karet-karet pada bodi.

“Tantangan dalam menangani Rolls-Royce ini ialah bodinya yang dulunya dibuat secara hand-made. Jadi bentuknya seringkali memang bergelombang dari pabriknya,” ujar pria berkacamata ini.

Memang event OLX IMX 2023 turut membuka peluang besar bagi para anak bangsa dalam berkreasi di bidang industri otomotif Tanah Air. Tujuannya tak lain untuk mendorong para sosok kreatif lokal dalam mengeksplor kepiawaian mereka secara lebih dalam.

Citroën Méhari, Diandalkan Tentara Prancis dan Disukai Turis Pantai

Tahun 2023 menjadi tahun yang spesial bagi salah satu produk legendaris Citroën, yakni kendaraan serbaguna Méhari. Kendaraan dengan platform 2CV ini ternyata tidak kalah ngetop, sebab pernah menjadi andalan mulai dari tentara Prancis hingga para turis yang menikmati pantai di Perancis Selatan. Namun apa yang membuat Mehari begitu ikonik? 

Meski menjadi produk yang cukup ikonik, ternyata Méhari sendiri bukan lahir dari Citroën, melainkan ide Count Roland de la Poype, seorang pahlawan Perang Dunia II. Ia sempat mengabdi di Angkatan Udara Prancis dan dikirim ke Uni Soviet sebagai bagian dari Normandie-Niemen Squadron, yaitu pilot Prancis yang membantu AU Soviet dan berhasil menjatuhkan 16 pesawat selama perang dunia kedua (PDII). 

Setelah Perang berakhir, de la Poype mendirikan usaha plastik SEAB atau Société d’Etudes et d’Applications des Brevets yang sukses menawarkan pengepakan plastik setelah PDII. de la Poype sendiri membayangkan mobil yang dibuat dari plastik, sehingga mudah dibuat dan mampu menekan biaya produksi, sekaligus tidak mudah berkarat. 

Terinspirasi Mini Moke

Salah satu inspirasi de la Poype adalah Mini Moke, kendaraan serbaguna berbasis Mini. Namun de la Poype merasa ground clearance yang rendah membuat mobil ini kurang bisa melewati jalan jelek dan juga body besinya mudah berkarat. Akhirnya de la Poype mengaplikasikan konsep Moke dengan mengambil basis dari Citroën 2CV. 

Disaat yang sama, Citroën sendiri melihat ada pasar untuk 2CV yang mampu melewati jalan jelek di negara bekas jajahan Prancis. Awalnya, Citroën menciptakan 2CV Sahara dengan dua mesin sehingga menjadi mobil penggerak 4 roda. Namun harga yang mahal serta desain yang rumit membuat 2CV Sahara kurang laku. Tidak patah semangat, Citroën membuka tender untuk kendaraan serbaguna berbasis Dyane yang merupakan pengembangan dari 2CV. 

Akhirnya dua perusahaan menjawab tantangan Citroën yaitu karoseri Heuliez yang membuat Dyane Tout Chemin dan perusahaan SEAB. Seperti yang sudah diketahui, SEAB yang kemudian terpilih dan memperkenalkan produknya pada 16 Mei 1968 di lapangan golf Deauville, Prancis. Kendaraan ini diberi nama Méhari yang diambil dari nama unta di Afrika Utara yang dikenal bisa berlari kencang. Salah satu inovasi Mehari adalah penggunaan body plastik ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene). 

Mudah dibongkar-pasang

Secara desain sendiri Méhari sangat sederhana karena hanya terdiri dari 11 bagian bodi saja. Karena itu bodi Méhari bisa disesuaikan dengan kebutuhan, sebut saja pintu yang bisa dilepas-pasang, kaca depan yang bisa dilipat, serta pilar B yang bisa dibongkar pasang untuk pemasangan kanopi kanvas. Kemudian pada bagian belakang bisa diubah dari kursi baris kedua menjadi flatbed. 

Keunikan Méhari lain adalah bodi tanpa cat lantaran pigmen warna sudah diinjeksikan ketika bodi dicetak. Kemudian membersihkan Méhari juga mudah lantaran pada bagian dalam terdapat saluran air sehingga pengguna bisa menyemprotkan air ke interior untuk membersihkan mobil. 

Dapur pacu yang digunakan Méhari sama dengan Dyane dan 2CV yaitu mesin flat twin 602 cc berpendingin udara yang mampu menghasilkan tenaga 28 hingga 32 hp. Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 4 speed menuju roda depan. Suspensi menggunakan model independen yang dikenal sangat empuk dan jika dalam kondisi sehat maka mobil tidak akan terguling. 

Ada varian 4×4

Seperti mobil lainnya, Méhari mendapatkan beberapa facelift seperti pada tahun 1970 terdapat desain grille dan lampu baru. Kemudian pada tahun 1978, Méhari kembali mendapatkan facelift dengan perbedaan grille serta rem cakram menjadi standar. Selain itu terdapat model khusus seperti Méhari Azur dengan ciri khas warna biru untuk pintu, grille, dan soft top berpadu dengan warna putih serta jok dengan paduan warna yang serupa. 

Pada tahun 1979, Citroën meluncurkan Méhari 4×4, dengan menggunakan transfer case. Selain itu model Méhari 4×4 juga sudah mendapatkan rem cakram di keempat roda. Dari luar, Méhari 4×4 bisa dibedakan dari ban serep di kap mesin, bumper depan dan belakang yang berbeda, serta lampu belakang dari Citroën Acadiane.

Dari tahun 1968 hingga tahun 1987, total 144.953 unit Méhari telah diproduksi di beberapa negara. Beberapa negara juga menghasilkan versi unik dari Méhari. Sebut saja Jerman, dimana bahan plastik dianggap mudah terbakar dan akhirnya muncul versi fiberglass bernama Fiberfab Sherpa. Argentina dan Uruguay juga memproduksi Méhari dengan bahan fiberglass lantaran alat produksi body plastik belum tersedia. 

Punya karakter serbaguna

Tercatat Méhari sendiri sangat populer di berbagai kalangan. Mulai dari tentara dan polisi Perancis, petani yang menyukai bentuk Méhari yang serbaguna ini, pemilik toko untuk mengantarkan barang, industri pariwisata yang membutuhkan mobil atap terbuka untuk turis, hingga menjadi kendaraan medis untuk ajang balap Paris-Dakar. 

Citroën sendiri masih mengingat reputasi Méhari sehingga pada tahun 2016 meluncurkan e-Méhari, sebuah mobil listrik offroad kecil yang diproduksi sebanyak 1.000 unit saja. Mehari yang asli juga masih digunakan di berbagai belahan dunia. Bahkan di Prancis ada perusahaan bernama 2CV Club Cassis yang memproduksi seluruh komponen Méhari baru dan menawarkan konversi listrik. 

Méhari sendiri juga pernah mengaspal di Indonesia dan dijual oleh PT Alun dari tahun 1975. Karena keterbatasan teknologi produksi kala itu, maka Méhari yang dijual di Indonesia menggunakan body fiberglass. Tidak jelas sampai kapan Méhari dijual di Indonesia namun beberapa tercatat digunakan sebagai aircraft tender atau penarik pesawat. Hingga kini terdapat puluhan Méhari yang masih aktif digunakan di Indonesia. *IFR

NSU Ramses, Simbol Ambisi Industri Otomotif Mesir

Seperti pada artikel kami sebelumnya, di era 1960an hingga 1970an, NSU memang sering melakukan kerjasama dan perjanjian lisensi dengan sejumlah pihak. Kali ini NSU mengekspor komponen NSU Prinz menuju Mesir, yang menjadi negara pembuat NSU Ramses. Meski dibuat selama kurang lebih 13 tahun, namun NSU Ramses tidak terlalu dikenal di luar negara Mesir.

Di dalam negeri sendiri, NSU Ramses sempat memeriahkan pasar otomotif Mesir. Terlebih lagi Mesir berangan-angan untuk memiliki industri otomotif sendiri. Hal ini tidak terlepas dari keinginan ambisius dari pemerintah Mesir dalam mencapai keberhasilan ekonomi di awal era 1960an.

Membangun industri otomotif Mesir

Sebagai bagian dari rencana negara yang berkembang, pemerintah Mesir ingin meningkatkan taraf hidup dan menekan ketergantungan terhadap negara lain. Salah satunya ialah membangun industri otomotif dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak masyarakat Mesir. NSU pun ingin mendapatkan pemasukan lebih, dengan mengekspor komponen NSU Prinz menuju Mesir.

Pada musim semi tahun 1960, sejumlah pelaku industri asal Mesir berjumpa dengan manajemen NSU untuk membahas rencana bisnis. Persetujuan pun berhasil, NSU mengirim chassis dan mesin NSU Prinz kepada Egyptian Automotive Company. Pengiriman perdana dilakukan pada bulan Juni 1960.

Bodinya dibuat secara manual

Produk pertama dari Egyptian Automotive Company ialah berupa kendaraan atap terbuka dengan 4 tempat duduk dan mesin 586 cc. Bodinya dibuat secara manual dan diletakkan langsung di atas chassis. Sedangkan interiornya merupakan hasil karya para pengrajin Mesir. Secara fisik, kami rasa bentuk mobil ini sepertinya tidak menarik, dari sisi manapun…

Di bulan Mei 1961, mobil ini diuji secara gila-gilaan di gurun pasir yang panas. Hebatnya, tetap kokoh dan tidak ada kendala. Seusai pengujian tersebut, mobil ini menyandang nama NSU Ramses. Di masa-masa produksi awal, mobil ini dibuat dalam jumlah tiga hingga empat unit per hari. Namun, pemerintah Mesir ingin menggenjot angka tersebut, menjadi 10 ribu unit per tahun.

Akhirnya, NSU Ramses hadir dalam beragam varian, mulai dari sedan, convertible, hingga pickup. Semua jajaran aparat Mesir pun tak luput menggunakan NSU Ramses, sebut saja kantor pos dan militer. Di bulan Juli 1973, produksi NSU Prinz berhenti total. Sehingga berpengaruh dengan kelanjutan produksi NSU Ramses di Mesir.

Bertamu ke Le Conservatoire Milik Citroën

Salah satu tempat yang amat kami nantikan saat mengikuti Media Trip yang diadakan oleh Citroën Indonesia menuju Prancis ialah mengunjungi Le Conservatoire. Tempat ini merupakan rumah dari ratusan unit kendaraan Citroën legendaris, termasuk beraneka ragam produk, mobil konsep, maket desain, hingga semua arsip sejarah perjalanan perusahaan yang dirintis oleh André-Gustave Citroën tersebut.

Le Conservatoire berada di area Aulnay-sous-Bois, dekat dengan kawasan bekas fasilitas perakitan milik PSA Peugeot Citroën. Pengerjaan konstruksi bangunan ini dimulai pada bulan Maret 2000 dan selesai pada akhir bulan November 2000. Sejumlah kendaraan Citroën mulai dipindahkan menuju bangunan ini antara bulan Juni 2000 hingga bulan September 2001.

Citroën punya banyak tempat penyimpanan

Memindahkan segala benda bersejarah dan kendaraan Citroën, tentu memerlukan program logistik yang berskala besar. Wajar saja jika menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Mengingat Citroën sebelumnya memiliki ruang penyimpanan kendaraan di rue Vasco de Gama (Paris), pusat pengujian La Ferté-Vidame (Prancis Utara), dan pusat desain Vélizy-Villacoublay.

Pada 28 November 2001, Le Conservatoire diresmikan oleh Pierre Peugeot, selaku Chairman of the Supervisory Board of PSA Peugeot Citroën, dan Claude Satinet, sebagai Managing Director of Automobiles Citroën saat itu. Bangunan seluas 6.500 m2 ini mampu menampung sekitar 300 unit kendaraan dan segala arsip yang jika dibentangkan panjangnya mencapai 1.400 meter.

Bukan museum

“Sebenarnya kami memiliki jumlah kendaraan mendekati 600 unit. Tapi tidak mungkin untuk diletakkan di bangunan Le Conservatoire ini. Oleh karenanya, beberapa ditempatkan di kantor Citroën lain atau dibawa ke event tertentu. Namun, unit-unit yang bersejarah lebih sering berada di tempat ini,” kata Denis Huille, Citroën Heritage Manager, saat kami temui beberapa waktu silam.

Memasuki bangunan Le Conservatoire, ruangan pertama disesaki oleh memorabilia Citroën. Kami harus menahan godaan saat melihat deretan diecast model, bermacam literatur, hingga pakaian beraromakan brand Citroën. Le Conservatoire sepertinya kurang tepat disebut sebagai museum, karena Citroën menyebutnya sebagai ‘tempat tinggal’ dan ruang penyimpanan benda bersejarah.

Tempat mencari inspirasi

Bahkan para staf Citroën pun terkadang menghabiskan waktu di Le Conservatoire jika ingin mencari inspirasi atau menggali informasi ketika sedang mengembangkan kendaraan baru. Di tempat ini, kendaraan pertama Citroën, Type A, menyambut kami. Kendaraan buatan tahun 1919 tersebut menjadi penentu laju bisnis Citroën selama ratusan tahun ke depan.

Selanjutnya, berbagai model bersejarah pun terhampar luas sepanjang penglihatan kami. Mulai dari Type B, Type C, Rosalie, Traction Avant, TPV (Toute Petite Voiture), 2CV, DS, SM, Ami, Dyane, Méhari, M35, GS, CX, LNA, Visa, Axel, BX, AX, XM, hingga ZX. Tak ketinggalan jajaran mobil kompetisi dari aneka model. Baik yang era klasik maupun yang sudah zaman modern.

Sejumlah kendaraan komersial Citroën pun ada di tempat ini, seperti traktor, truk, bis, serta van. Hebatnya lagi, ada sebuah helikopter buatan Citroën, yakni RE2 bermesin rotary. Puluhan unit maket kendaraan konsep Citroën juga tertata dengan rapi di rak penyimpanan. Sayangnya kami tidak berkesempatan untuk melihat arsip bersejarah yang disimpan di ruangan lain.

Beberapa jam berada di Le Conservatoire, mengamati dan mengagumi begitu banyak kendaraan Citroën, seperti tidak cukup. Kami rasa perjalanan sejauh belasan ribu kilometer dari Tanah Air menuju Le Conservatoire ini memang begitu berharga…

Mau Cara Lain Menikmati Kota Paris? Naik Citroën 2CV!

Paris sebagai ibukota negara Prancis telah lama menjadi destinasi wisata bagi banyak turis mancanegara. Tujuan utamanya, apalagi kalau bukan untuk menikmati keindahan kota dan sejumlah tempat indah yang sarat dengan sejarah negara tersebut. Kebanyakan turis menikmati beragam lokasi menarik di pusat kota Paris dengan menggunakan bis atau kereta bawah tanah (Metro), namun ternyata ada satu pilihan menarik lainnya. Ya, berkeliling kota Paris dengan menggunakan Citroën 2CV.  

Anda tidak salah membaca, sebab kami rasa inilah cara paling tepat untuk keliling kota Paris, apalagi jika Anda seorang penyuka otomotif. Sebagai satu rangkaian acara dalam memenuhi undangan Media Trip dari Citroën Indonesia menuju Prancis, beberapa Citroën 2CV dengan pengemudinya pun dipersiapkan untuk kami dan sejumlah rekan media lain.

Produk Citroën terlaris

Lebih lanjut mengenai 2CV, mobil ini memang menjadi produk Citroën terlaris hingga sekarang, dengan jumlah produksi mencapai lebih dari 3,8 juta unit sepanjang tahun 1948 hingga 1990. Namun, jika dipadukan dengan produk yang berbasis 2CV (mulai dari Fourgonnette, Ami, Dyane, Méhari, FAF, Baby Brousse dan sebagainya) maka angkanya melonjak hingga lebih dari 9 juta unit.

Citroën 2CV begitu lekat oleh rakyat Prancis, tidak hanya di kota-kota besar saja, namun juga di wilayah pedesaan. Sejarah bermula di pertengahan era 1930an, populasi rakyat Prancis berada di pedesaan dan memang belum mampu untuk membeli mobil. Citroën mencetuskan konsep kendaraan yang murah.

Tujuan utamanya ialah mampu mengangkut 4 orang dewasa, bisa membawa hasil tani atau ternak seberat 50 kg, memungkinkan untuk mencapai kecepatan 50 km/jam, serta tetap nyaman di medan jalan yang tidak rata. Agar memiliki bobot ringan, maka material alumunium dipilih untuk panel bodi. Sialnya, di bulan September, Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Hanya satu bulan sebelum rencana peluncuran mobil ekonomis Citroën tersebut di ajang Paris Motor Show 1939.

Rencana terus berlanjut

Usai perang dunia kedua, Citroën melanjutkan rencana untuk memperkenalkan mobil dengan harga terjangkau tersebut kepada publik. Hal tersebut menjadi kenyataan pada 7 Oktober 1948. Citroën 2CV mendapat sambutan positif sekaligus respons pesimis. Meski begitu, antrean pemesanan unit pun begitu panjang dan lama. Dalam beberapa bulan setelah dipasarkan, inden pemesanan Citroën 2CV mencapai tempo sekitar 3 tahun dan ‘melar’ hingga 5 tahun…

Begitu diminatinya oleh masyarakat, baik di Prancis maupun di sejumlah negara lain, 2CV merupakan model dengan rentang produksi terpanjang yang pernah dibuat oleh Citroën. Penyempurnaan dan optimalisasi di beragam aspek pun diaplikasikan pada Citroën 2CV, dari masa ke masa. Namun, konsep awal sebagai kendaraan yang murah, nyaman, dan mudah dirawat, memang tetap dipertahankan.

Membelah kota Paris dengan 2CV6

Kembali ke masa kini… Kami bersama salah satu rekan media dari Tanah Air pun berkeliling kota Paris, dengan menggunakan Citroën 2CV6. Pengemudinya bernama Elias, yang tanpa canggung membesut mobil berkelir abu-abu tersebut di jalanan Paris. Ia tak ragu dalam ‘menguras’ performa mesin 2 silinder 602 cc untuk melaju di lalu-lintas yang ramai dengan kendaraan modern.

Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman yang serupa dengan kami, siapkan kocek sebesar EUR 36,67 hingga EUR 151 per orang, tergantung paket yang dipilih. Sebab tersedia pilihan paket tur keliling kota Paris selama 45 menit hingga 3 jam, dan dapat disesuaikan oleh konsumen. Kami yakin, waktu 3 jam saja tidak akan cukup untuk menikmati keindahan kota Paris, terlebih lagi dengan menggunakan Citroën 2CV!

NSU Uruguay: Station Wagon ‘Seadanya’

Bentuknya benar-benar tidak atraktif, tapi NSU Uruguay ini menjadi salah satu produk paling ‘eksotis’ yang pernah dibuat oleh NSU. Ini adalah pabrikan otomotif asal Jerman, yang berdiri pada 1873. Kemudian diakuisisi oleh VW tahun 1969, lalu dimerger dengan Audi menjadi Audi NSU Auto Union AG. VW lalu menghilangkan nama NSU, hingga sekarang tinggal Audi. 

Berangkat dari konsep awal sebuah mobil station wagon yang sederhana dan tidak neko-neko, NSU Uruguay ini diproduksi antara tahun 1969 hingga 1971. Ide mobil ini bermula dari importir NSU di kota Montevideo, Uruguay, yang membuat sekitar 500 unit mobil station wagon sederhana dalam versi P6 dan P10.

Eksteriornya kelewat sederhana. Penuh garis tegas, seolah digambar dengan menggunakan penggaris anak sekolah dasar. Desain NSU Uruguay ini sama sekali tidak selaras dengan produk NSU lainnya yang dibuat di era 1960an. Seperti Wankel Spider, Prinz atau Sport Prinz.

Awalnya, Quintanar, importir NSU di Uruguay mulai memproduksi sendiri dan menjual mobil station wagon di tahun 1968. ‘Bahan dasar’ mobil ini berbasis NSU Prinz 4 dengan mesin 2 silinder.

NSU Prinz, basis dari NSU Uruguay

Mesin NSU Prinz 1000 tidak muat

Di akhir tahun 1968 tersebut, Quintanar berhasil menjual 140 unit mobil station wagon karya mereka. Importir NSU ini ingin menjual unit yang lebih banyak, khususnya dengan mesin 4 silinder yang lebih bertenaga. Pihak Quintanar pun berdiskusi dengan jajaran manajemen NSU di Neckarsulm, Jerman, pada bulan Mei 1969.

Hasilnya, bodi ‘kosong’ pun dikirim dari Montevideo ke Neckarsulm, untuk dibuat sebagai unit prototipe. Ternyata mesin 4 silinder milik NSU Prinz 1000 tidak akan muat di kompartemen, tanpa adanya modifikasi besar. Langkah edan pun diambil, posisi mesin dipindahkan ke bagian belakang. Pihak Quintanar sepertinya tidak masalah jika ruang mesin di belakang bakal menggerus kapasitas bagasi.

Tak kurang dari 500 unit dibuat

Departemen Pengembangan Teknis NSU di Neckarsulm pun geleng-geleng kepala dengan keputusan Quintanar itu. Meski begitu, sekitar 500 unit station wagon dibuat di Uruguay, dalam varian P6 dan P10, sepanjang tahun 1969 sampai 1971. Sayangnya, NSU tidak melanjutkan bisnisnya di negara tersebut pada tahun 1971 dan akhirnya perjalanan produksi NSU Uruguay pun berhenti.   

Station wagon ini menggunakan mesin 4 silinder 1.0 liter yang bertenaga 43 hp. Mesin berpendingin udara tersebut mampu membawa station wagon unik ini hingga top speed 120 km/jam. Konsumsi bahan bakarnya sekitar 6,5 hingga 7,5 liter per 100 km.

Mercedes-Benz 500 GE: G-Class Pertama Bermesin V8

Persis 30 tahun lalu, Mercedes-Benz melakukan satu langkah penting dan bersejarah dalam perjalanan produksi G-Class, yakni memasang mesin V8 di balik kap depannya. Menilik sejarah panjangnya, G-Class diciptakan di tahun 1979 sebagai kendaraan kokoh dan serbaguna yang mampu melahap sebagai medan jalan. Seiring perjalanan waktu, G-Class mulai merambah aspek kelengkapan fitur, kenyaman berkendara, hingga performa yang mantap. Hasilnya ialah, Mercedes-Benz 500 GE.

Berbasis G-Class dengan kode chassis W463 yang diperkenalkan pada tahun 1989, Mercedes-Benz berencana membuat 500 GE dalam jumlah di bawah 500 unit saja. Namun akhirnya yang berhasil direalisasikan hanya ada 446 unit. Kehadiran 500 GE cukup menggemparkan konsumen kendaraan off-road premium saat itu dan langsung menjadi trendsetter bagi banyak produsen kendaraan lainnya.

Sempat jadi model teratas

Produk ini diiniasi pertama kali oleh Mercedes-Benz Off-road Vehicle Product Unit. Sedangkan sejumlah bodi dan chassis dari mobil tes pertama, dikirim dari kota Graz, Austria, menuju kota Affalterbach, Jerman, untuk dirakit di fasilitas milik AMG. Selanjutnya, Mercedes-Benz 500 GE yang berpredikat sebagai model teratas di G-Class saat itu, diperkenalkan kepada publik dalam ajang Geneva Motor Show yang berlangsung selama 4 hingga 14 Maret 1993.

Mercedes-Benz 500 GE menggunakan mesin V8 tipe M117, yang juga dipasang pada Mercedes-Benz S-Class dan SL-Class. Mesin yang berkapasitas 5.0 liter tersebut mampu menghasilkan output sebesar 240 hp dan torsi maksimal 375 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 11,4 detik dan top speed mencapai 180 km/jam.

Hanya muat mesin V8 M117

Performa mesin yang melonjak tentu harus diiringi dengan upgrade sistem pengereman. Oleh karenanya, Mercedes-Benz pun memasang rem cakram berventilasi untuk bagian depan dan fitur ABS. Lebih lanjut, bannya menggunakan produk buatan Bridgestone berukuran 265/70 R16 H. Alasannya kala itu, inilah satu-satunya ban off-road yang berspesifikasi hingga kecepatan 210 km/jam.

Interior Mercedes-Benz 500 GE telah didesain ulang agar tidak terlihat ‘tua’. Perpaduan warna hitam dan abu-abu tersebar di dalam kabin. Untuk aksen kayu pada trim konsol tengah, tuas rem tangan, tuas transmisi dan transfer case, serta sejumlah elemen pada door trim, Mercedes-Benz menggunakan material walnut veneer. Tentu saja fitur cruise control, sliding roof, lingkar setir dengan balutan material kulit, dan jok dengan heater menjadi kelengakapan standar.

Tentu Anda bertanya-tanya dalam hati, mengapa hanya 446 unit saja yang diproduksi. Jawabannya ternyata sepele, yaitu sebanyak itu saja mesin V8 M117 5.0 liter yang masih tersedia. Sebab Mercedes-Benz baru saja menghadirkan mesin V8 M119 dan sudah mengisi sejumlah produk lain. Selain itu, dimensi jantung mekanis V8 M119 terlampau besar di ruang mesin milik G-Class…

Concorso d’Eleganza Villa d’Este Dipadati Mobil Spektakuler

Perhelatan kontes dan pameran mobil Concorso d’Eleganza Villa d’Este kembali dihelat di Italia pada 19-21 Mei 2023. Inilah sederet mobil klasik dan eksotis yang membuat mata pengunjung terpana…

Ferrari 512BB LM 1981

Mobil balap Ferrari 512BB LM bernomor 27 ini adalah satu dari 5 unit mobil sejenis yang pernah dibuat. Tak hanya berlaga dua kali di balap ketahanan 24 Hours of Le Mans, mobil ini berhasil menjuarai balap ketahanan Monza 1000 KM tahun 1981.

Raungan mesin 5-liter V12 bertenaga 550 hp begitu menggelora dan membuat gentar lawan balapnya.

Rolls-Royce Silver Ghost 1922

Meskipun mesin V12 identik dengan raungan yang lantang menggelegar, namun tidak demikian dengan Rolls-Royce.

Bukan sekadar baluran warna bodynya saja yang membuat mobil ini diberi label Silver Ghost. Lajunya yang kencang namun sangat senyap membuatnya bagaikan hantu yang melesat di kesunyian.

Mobil milik Paduka Yang Mulia Maharaja Mayurbhanj dari India ini dirancang khusus untuk berburu. Tak hanya dilengkapi rak senapan. Sebuah kursi khusus pun dibuat bagi sang Maharaja agar dapat membidik buruannya dengan nyaman.

Ford GT40 1968

Jika Anda pernah menonton film Ford vs Ferrari yang dibintangi aktor Christian Bale, ini adalah salah satu mobil aslinya.

Ford GT40 lansiran 1968 ini berhasil mematahkan dominasi Ferrari di berbagai ajang balap. Mobil balap bernomor start 6 inilah yang pertama menembus garis finish dan jadi juara balap 24 Hours of Le Mans 1968.

Mobil ini kembali berlaga setahun kemudian dan jadi satu-satunya yang menjuarai balap 24 Hours of Le Mans dua kali berurutan.

Mercedes-Benz 300SL 1952

Body aerodinamis dan berbobot ultra ringan adalah hal mutlak dari sebuah mobil balap. Demikian pula dengan Mercedes-Benz 300SL yang jadi juara 24 Hours of Le Mans 1952 ini.

Pintu gullwing yang khas dan kesuksesan di berbagai ajang balap dunia membuat Mercedes-Benz 300SL begitu melegenda.

Mercedes-Benz 680S 1928

Mobil klasik yang satu ini merupakan maha karya dari Mercedes-Benz. Kondisinya masih orisinil dan sangat terawat di usia yang hampir 1 abad.

Mesin 6-silinder segaris 6,8 liter pada mobil ini merupakan yang pertama menggunakan supercharger pada eranya. Tenaga mesin dari 118 hp pun melonjak menjadi 178 hp.

Dengan top speed sekitar 170 km/jam, Mercedes-Benz 680S merupakan salah satu mobil terkencang. Rancang bangun mobil ini ternyata berkat andil Ferdinand Porsche yang saat itu menjabat sebagai chief engineer di Mercedes-Benz.

Porsche 901 Prototype ‘Quickblau’ 1963

Tak banyak yang mengetahui jika Porsche 901 adalah cikal bakal lahirnya model 911 yang melegenda. Dan ini adalah satu dari 13 prototype pra-produksi yang pernah dibuat dan terselamatkan.

BMW 328 1937

Kemahsyuran nama Bayerische Motoren Werke (BMW) di kancah balap berawal dari model 328.

Desain body yang compact serta pengendaraannya yang lincah dan gesit didukung teknologi modern pada eranya. Kesuksesan di berbagai ajang balap mobil di Eropa membuat BMW 328 laris manis dan populer.

BMW 328 lansiran tahun 1937 ini adalah mobil balap milik Huschke von Hanstein yang dikenal dengan julukan ‘Racing Baron’. Jawara balap hill climb ini kelak di kemudian hari menjadi boss tim balap Porsche.

Tentu saja, daftar mobil yang tampil di Concorso d’Eleganza Villa d’Este tahun ini sangat panjang. Mulai dari Chrysler Ghia GS-1 Special ’53, Porsche 904 Carrera GTS 1964, Ferrari 250 Testa Rossa 1959 hingga Peugeot 302 Darl’Mat Sport ’37 yang turut tampil mungkin tak setiap saat dapat dilihat oleh publik.

Demikian pula halnya dengan mobil balap Alfa Romeo 6C 2500 SS Berlinetta Riva 1950 yang begitu istimewa. Satu dari dua mobil balap tim ‘La Serenissima’ yang pernah dibuat dan melegenda di Eropa.

Mungkin anda pernah melihat berbagai varian BMW M1 versi balap. Namun versi jalan raya dari cikal bakal supercar BMW buatan 1980 ini sangat jarang dijumpai.

Bagaimana, begitu mempesona bukan? Concorso d’Eleganza Villa d’Este adalah surganya mobil kelas ‘dewa’. Jadi, cukup dinikmati, karena harganya tak ternilai…

NSU Ro 80: Sedan Sport Asal Neckarsulm Tanpa Piston

Ini merupakan mobil yang istimewa. Ro ialah singkatan dari rotary, dan 80 adalah penunjukan jenisnya. Saat pertama kali diluncurkan di Internationale Automobil-Ausstellung (IAA) atau Frankfurt Motor Show pada September 1967, NSU Ro 80 membuat dunia otomotif tercengang.

Saat itu, banyak pengunjung pameran tidak tahu apa yang harus dikagumi terlebih dahulu. Bentuknya yang futuristik, mesinnya yang luar biasa, atau memang keduanya. Mobil tersebut sukses menginspirasi banyak orang, namun tidak sukses dalam urusan penjualan, hingga NSU Ro 80 terakhir keluar dari jalur produksi pada April 1977.

Standar baru dalam teknologi dan estetika

NSU menyusun kalimat ‘paling indah, tercepat, paling ekonomis, paling modern, singkatnya ialah mobil yang ideal’. Bersama konsep tersebut, NSU Motorenwerke AG mengumumkan model barunya akan siap menjelang IAA 1967. NSU pun menyiapkan dokumen informasi terkait data teknis dan penjelasan rinci mengenai prinsip kerja mesin rotary. Setelah lima tahun pengembangan, Ro 80 akhirnya hadir di IAA, sebagai mobil produksi pertama di dunia dengan mesin rotary dengan rotor ganda.

Sedan yang sporty ini memiliki tingkat pengendalian, keselamatan, kenyamanan, dan performa berkendara yang baik. NSU mengembangkan sedan ini dengan bantuan terowongan angin (wind tunnel). Garis bodi dengan ujung depan yang rata dan mulai meninggi menuju bagian belakang, membuat nilai aerodinamika sebesar Cd 0,35. Tergolong baik dan dianggap futuristis di era tersebut.

Diganjar predikat Car of the Year

Keberanian perusahaan yang berbasis di Neckarsulm untuk meluncurkan Ro 80, akhirnya membuahkan hasil. Satu tahun setelah peluncurannya, NSU Ro 80 mendapat predikat Car of the Year, sekaligus menjadi kendaraan Jerman pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut. Namun di sisi lain, NSU Ro 80 gagal mencapai kesuksesan komersial yang mampu bertahan lama.

Sebab di tahun 1973, krisis minyak bumi yang melanda membuat harga bensin naik, menyebabkan pelanggan beralih ke kendaraan yang lebih ekonomis. Ini berarti akhir dari mesin rotary dan memangkas perjalanan hidup saloon 4 pintu ini. Mobil itu diproduksi di pabrik Neckarsulm dari tahun 1967 hingga 1977. Pada saat model tersebut dihentikan pada tahun 1977, produksi Audi 100 sudah mengambil sebagian besar kapasitas pabrik. Secara total ada 37.374 unit NSU Ro 80 pernah dibuat.

BMW Ultima Resmi Jadi BMW Classic Partner Pertama di Asia

BMW Indonesia bersama dengan PT Karya Prima Ultima resmikan BMW Classic Partner pertama dan satu-satunya di Asia: BMW Ultima. Sertifikasi khusus ini hanya dimiliki oleh 118 BMW Classic Partner di seluruh dunia. Setelah berhasil mendapatkan sertifikasi dari BMW AG di Munich, Jerman untuk Approved Bodyshop tahun lalu, kini fasilitas ini berhasil dapatkan sertifikasi resmi untuk BMW Classic Partner.

Bagian integral dari BMW Group

“BMW telah menciptakan beragam kendaraan impian bagi pelanggannya lebih dari 100 tahun yang lalu, dan hingga saat ini BMW Classic tetap menjadi bagian integral dari BMW Group,” kata Ramesh Divyanathan, President Director BMW Group Indonesia (30/03/2023).

“Hari ini saya sangat bangga untuk secara resmi mengumumkan BMW Classic Partner pertama dan satu-satunya di Asia, yakni BMW Ultima. Pelanggan dan penggemar BMW Classic sekarang berada di tangan terbaik di fasilitas ini,” tambahnya.

Ada paket layanan komprehensif dan profesional

Sehingga BMW Classic Partner yang tersertifikasi akan menawarkan paket layanan komprehensif dan profesional dalam perbaikan, restorasi, dan pasokan suku cadang kepada penggemar dan pemilik kendaraan BMW klasik di Indonesia.

“Setelah setahun lalu BMW Ultima sudah berhasil menjadi BMW Approved Bodyshop yang pertama di Indonesia. Ketertarikan dan minat kami pada kendaraan BMW klasik mendapatkan kepercayaan lebih dan mendapatkan sertifikasi sebagai BMW Classic Partner,” ungkap Peter Anugrah, President Director, PT Karya Prima Ultima.

Dengan menyandang status sebagai BMW Classic Partner, merupakan tanggung jawab yang besar dan membanggakan. BMW Ultima berkomitmen agar pemilik BMW klasik mendapatkan layanan premium dengan BMW Original Parts.

Fasilitas ini berlokasi di Jl. Ciater Raya No.28A, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Beroperasi enam hari seminggu, mulai dari Senin hingga Sabtu. Buka mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 5 sore, kecuali di hari Sabtu hanya sampai pukul 12 siang. Bengkel ini tidak hanya melayani khusus untuk kendaraan BMW dan MINI, namun juga dapat menangani kendaraan premium lainnya.

Mercedes-Benz BJ Habibie

Deretan Mercedes-Benz Mendiang BJ Habibie di Merceday Benz 2023

Karakternya yang ramah dan murah senyum, Presiden ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) tak hanya dikenal sebagai insinyur bertalenta tinggi saja, karena beliau pun dikenal sebagai pria yang mencintai dunia otomotif. Wajar saja, karena dunia dirgantara yang ia dalami semenjak kuliah di Jerman, tak terlampau jauh dengan bidang otomotif.

Bahkan saat masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, beliau sempat menggagas proyek mobil nasional bernama Maleo. Sayangnya, proyek visioner ini terhenti karena krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Meski begitu, kecintaannya terhadap dunia otomotif tetap tidak luntur. BJ Habibie memiliki puluhan mobil dan motor, bahkan ada satu brand favoritnya sejak muda, yakni Mercedes-Benz.

Pada gelaran Merceday Benz ke-5 yang berlangsung akhir pekan lalu (3-5 Maret 2023) di Bandung, Jawa Barat, terlihat ada area khusus yang menampilkan beberapa unit Mercedes-Benz kesayangan BJ Habibie. Mulai dari W109 300 SEL 3.5, W113 280 SL, R107 560 SL, hingga C126 560 SEC. Menurut informasi yang kami dapat, sebenarnya masih banyak lagi tipe Mercedes-Benz yang beliau miliki. Setidaknya, empat unit ini dapat mewakili antusiasme BJ Habibie terhadap produk asal kota Stuttgart tersebut.

W109 300 SEL 3.5

Mercedes-Benz ini masih menjadi anggota keluarga dekat dari W108 280 S milik kami. Bedanya, jika ‘Kebo’ kami terlahir memakai mesin M130 6 silinder segaris 2.8 liter, maka W109 300 SEL 3.5 menggunakan mesin M116 V8 3.5 liter dan dilengkapi sistem injeksi bahan bakar elektronis Bosch D-Jetronic. Selain itu, perbedaan fisik antara W108 dan W109 terlihat pada dimensinya. Sebab, panjang bodi W108 ialah 4,9 meter, sedangkan W109 mencapai 5 meter. Pintu belakang menjadi bagian yang dapat Anda bedakan.

W113 280 SL

Roadster dua pintu ini dikembangkan di awal tahun 1960an, atas gagasan dari tiga sosok penting di Mercedes-Benz kala itu, yaitu Fritz Nallinger (Technical Director), Rudolf Uhlenhaut (Chief Engineer), dan Friedrich Geiger (Head of Styling). Mereka pun berkolaborasi dengan dua desainer cerdas, Paul Bracq dan Béla Barényi, yang sukses menciptakan atap hardtop berbentuk unik. Tak salah jika atap tersebut menginspirasikan julukan mobil ini, yakni Pagoda. Mercedes-Benz W113 pertama kali melakukan debutnya pada tahun 1963 di ajang Geneva Motor Show. Sepanjang produksinya, W113 hadir dalam 3 tipe: 230 SL, 250 SL, dan 280 SL.

R107 560 SL

Bisa jadi R107 menjadi salah satu roadster Mercedes-Benz yang ngetop dan banyak dikenal di dunia. Karena R107 sering membintangi serial televisi di masa lalu, sebut saja Wonder Woman, Dallas, The Six Million Dollar Man, maupun Hart To Hart. Roadster ini banyak menggunakan komponen chassis dari Mercedes-Benz W114/W115 dan dipadukan dengan mesin V8, baik tipe M116 maupun M117. Unit R107 560 SL milik BJ Habibie ini dilengkapi atap hardtop opsional dan menggunakan mesin M117 5.5 liter.

C126 560 SEC

Di bulan September 1981, Mercedes-Benz memperkenalkan C126 untuk melengkapi W126 yang sudah dipasarkan sejak bulan September 1979. Jika W126 berwujud S-Class empat pintu, maka C126 boleh dianggap sebagai S-Class dalam bentuk coupé. Meski berlainan bentuk fisik, namun sejumlah aspek pentingnya masih sama. Sebut saja kenyamanan dan kestabilan berkendara, termasuk nilai aerodinamika yang dihasilkan. C126 milik BJ Habibie ini merupakan varian top-of-the line, yaitu 560 SEC.

Bentley R-Type Continental_1

Bentley R-Type Continental Berawal Dari Bahan Studi

Sebelum perang dunia kedua (PD II) terjadi, pernah ada sepasang mobil istimewa yang dibuat sebagai bahan studi dan akhirnya berhasil menentukan masa depan Bentley. Kedua mobil tersebut ialah Embiricos Bentley dan Embiricos Corniche, yang memiliki desain bodi yang streamline serta diklaim mampu melesat kencang di jalan raya dengan mudah.

Seseorang yang amat memperhatikan semua aspek desain dari kedua mobil tersebut adalah Ivan Evernden, Chief Project Engineer, Rolls-Royce. Meski ia seorang staf yang telah lama mengabdi untuk Rolls-Royce, ia terinspirasi untuk membedakan Bentley dengan Rolls-Royce.

Target 190 km/jam

Usai PD II, Evenrden dibantu oleh John Blatchey, Chief of Styling Department di Rolls-Royce, menggambar sketsa bodi mobil yang berdimensi rendah, panjang, dan indah. Posisi radiatornya pun sedikit miring ke belakang, sehingga tidak bersudut vertikal. Sudut posisi kaca depan pun direbahkan dan garis bodi fastback. Fender belakangnya juga dilengkapi sirip yang berfungsi menjaga stabilitas saat melaju kencang.

Mereka akhirnya menuangkan sketsa rancangan ke dalam bentuk model fisik dan langsung di uji pada fasilitas terowongan angin milik divisi mesin pesawat Rolls-Royce, di Hucknall, Nottinghamshire, oleh Milford Read, asisten Evernden. Diestimasikan bahwa kecepatan udara yang dihasilkan dari terowongan angin tersebut mencapai 190 km/jam.

Pemangkasan bobot

Rancangan terakhir difinalisasi oleh Stanley Watts dari perusahaan karoseri H. J. Mulliner & Co. dan diputuskan untuk menggunakan konstruksi bodi yang berbobot ringan. Perusahaan karoseri H. J. Mulliner & Co. dipercaya untuk membuat bodi. Untuk menekan bobot kendaraan, maka bodinya menggunakan alumunium. Chassis Bentley R-Type digunakan untuk menjadi basis Bentley coupé ini. Atas nama pemangkasan bobot keseluruhan, Bentley pun sengaja tidak memasang perangkat radio.

Bobot menjadi faktor utama yang amat kritis. Ban yang mampu menopang bobot mobil seberat 2 ton dan mampu digunakan secara aman hingga kecepatan di atas 180 km/jam, belum tersedia di awal tahun 1950an. Dengan kalkulasi akurat antara kombinasi bobot dan kecepatan, diputuskan bahwa ban Dunlop Medium Distance Track merupakan produk yang tepat bagi mobil ini.

Urusan sumber tenaga, digunakan mesin Bentley 6 silinder 4.6 liter milik R-Type yang telah mengalami penyempurnaan, termasuk penggunakaan sepasang karburator SU. Sehingga tenaganya meningkat dari 140 hp menjadi 153 hp. Agar akselerasinya semakin gesit, maka perbandingan gigi akhir pun menggunakan rasio tinggi.

Semua kerja keras yang dilakukan untuk mengembangkan Bentley R-Type versi grand tourer, terbayarkan pada bulan September 1951, di sirkuit Lautodrome de Linas-Montlhéry, dekat kota Paris, Prancis. Bentley tersebut membukukan kecepatan rata-rata 190 km/jam dalam lima putaran sirkuit.

Nyaris gagal dibuat

Usai uji coba tersebut, prototipe Bentley grand tourer menjadi proyek yang dianggap tidak terlalu resmi. Namun berkat bantuan dari beberapa rekanan perusahaan dan dealer di luar Inggris, Evernden tetap menyakinkan dewan direksi bahwa tetap ada potensi pasar untuk Bentley grand tourer.

Bentley R-Type Continental versi produksi memiliki beberapa perbedaan dengan versi prototipe. Mulai dari kaca depan one-piece, atap yang sedikit lebih rendah, dan bentuk fender belakang yang direvisi. Hasilnya pun sesuai perkiraan, pesanan pun datang dari segala penjuru dunia, meskipun mobil ini dibanderol dengan harga £6.928 di tahun 1952.

Tak hanya eksterior saja yang menawan, namun kenyamanan interior juga menjadi keunggulan yang masih dikagumi hingga saat ini. Hamparan material kulit di interior pun berpadu dengan material kayu burr walnut pada dashboard. Jok depannya mungkin terkesan sederhana, namun begitu tubuh mendapat posisi yang optimal saat duduk, tingkat kenyamanannya setara dengan Bentley modern.

Menyusul kemudian ialah penggunaan mesin yang berkapasitas lebih besar, yakni 4.9 liter dengan sedikit ada peningkatan tenaga hingga 178 hp. Di akhir produksinya, tak kurang dari 208 unit Bentley R-Type Continental berhasil dibuat.

Mobil Klasik Renault Digarap R-FIT Untuk Konversi Jadi Mobil Listrik

Mengkonversi mobil klasik menjadi mobil bertenaga listrik saat ini mulai menjadi trend baru di Eropa. Pabrikan otomotif asal Prancis, Renault bahkan menggandeng R-FIT untuk melakukan konversi mobil klasik Renault, khususnya model Renault 4L dan Renault 5.

R-FIT merupakan merek dagang komersil dari MCC Automotive yang berpusat di Cassis, sebuah kota kecil di pesisir pantai Mediterania yang terletak di Timur kota Marseille, Prancis.

Perusahaan teknologi otomotif ini telah merintis pengembangan sistem dan konversi mobil listrik sejak tahun 2016 silam. Mobil klasik yang mereka garap antara lain Citroën 2CV dan Renault 4L.

Contoh mobil klasik Renault 4L “Quatrelle” yang telah dikonversi oleh R-FIT menjadi mobil listrik saat ini tengah dipamerkan di Porte de Versailles, Paris dalam pameran mobil klasik 47th Salon Rétromobile 2023 yang berlangsung pada 1-5 Februari 2023.

Kerjasama berjuluk “L’hexagone” dengan R-FIT ini sejalan dengan rencana peluncuran mobil listrik Renault 4 dan Renault 5 pada tahun 2024 mendatang. Pada konversi yang dilakukan R-FIT, mesin lawas bawaan mobil diganti dengan motor listrik sebagai penggerak. Seluruh pengerjaan dilakukan di workshop R-FIT.

Tak disebutkan secara spesifik berapa output tenaga yang dihasilkan oleh motor listrik yang dibekalkan oleh R-FIT. Hanya disebutkan setara performa mesin aslinya yang di kisaran 20-30 hp.

Motor listrik penggerak dipadukan dengan transmisi dan gardan bawaan mobil.

Renault 4L versi konversi ini kecepatan maksimumnya pun diklaim tak jauh berbeda dari mesin aslinya yang mampu mencapai 120 km/jam.

Para konsumen dapat memilih untuk menyimpan mesin asli bawaan mobil mereka. Dan dapat dipercayakan kepada R-FIT untuk direbuild dan komponen yang masih bagus bisa dimanfaatkan kembali sesuai kondisi mesin.

Pasokan listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) berkapasitas daya 10.7 kWh. Dalam kondisi penuh, anda dapat berkendara antara 80-90 kilometer. Pengisian ulang daya baterai menggunakan charger 220V butuh waktu sekira 3,5 jam.

Sayangnya, R-FIT tak menyediakan sistem buatan mereka dalam bentuk kit konversi di pasar bebas. Para pemilik mobil klasik Renault harus datang langsung ke workshop R-FIT untuk melakukan pengerjaan konversi menjadi mobil listrik.

Sungguh betapa beruntungnya para pemilik mobil klasik Renault di Prancis. Tentunya agak merepotkan bagi para pemilik mobil klasik di luar Prancis jika harus membawa mobil mereke ke workshop R-FIT di Cassis.

Untuk menuju kota Cassis yang jaraknya sekitar 822 km dari Paris, setidaknya anda harus berkendara selama lebih dari 14 jam perjalanan dengan Renault 4 anda.

Ongkos instalasi berikut paket lengkap perangkat konversi menjadi mobil listrik dikenakan biaya sekitar €11.900 atau setara Rp 148 jutaan. Cukup mahal juga biayanya, bahkan lebih mahal dari harga mobilnya yang rata-rata berada di kisaran €3.000 – €5.000.

Mungkin inilah yang jadi penyebab mengapa R-FIT tak memproduksi dan memasarkan teknologi kit konversi mereka secara massal.

Tak hanya untuk mobil klasik Renault saja. R-FIT juga menyediakan paket konversi untuk mobil klasik Citroën 2CV. Sementara untuk model Renault 5 baru akan dipasarkan mulai bulan September 2023 mendatang. Bahkan rencananya R-FIT juga akan meluncurkan versi untuk Renault Twingo sekira tahun 2024 mendatang.

 

Generasi Pertama Honda Civic Terparkir di Dreams Café, Senayan Park

Beberapa tahun belakangan, pesona mobil retro tengah dikenang dadakan oleh para pecinta otomotif. Salah satunya adalah besutan jadul dari Honda. Ragam varian retro Honda ini seakan tak pernah lepas menjadi buruan para kolektor maupun para kalangan berkantong tebal, salah satunya ialah Honda Civic generasi pertama.

Nah, hal mengejutkan datang dari Honda Prospect Motor (HPM) yang turut memamerkan pesona epik dari Honda Civic generasi pertama di Dreams Café Powered by Honda, Senayan Park. Hatchback retro ini akan menjadi display antik mulai dari 16 hingga 19 Februari 2023.

Mobil ini adalah produk kebanggaan Honda yang sukses diperkenalkan dan diproduksi di Jepang mulai tahun 1972 hingga 1979. Honda Civic ini juga diekspor dan dijual di berbagai negara di seluruh dunia.

Untuk mesinnya, mobil ini mengusung mesin berkapasitas 1.200 cc empat silinder segaris, bertenaga hingga 50 hp dan berpenggerak depan. Selain itu, Civic generasi pertama ini juga telah disematkan rem cakram depan, juga wiper belakang. Sedangkan untuk transmisi, hadir dengan pilihan transmisi manual dan otomatis.

Pertama kali, mobil ini dilepas ke pasar Amerika Serikat pada tahun 1974 silam, dilengkapi pula mesin baru CVCC (Compound Vortex Controlled Combustion). Mesin baru ini memberikan peningkatan performa mesin menjadi 52 hp serta memberikan efisiensi bahan bakar dan emisi yang lebih ramah lingkungan.

Masuk Tanah Air pada 1976

Kemudian di 1976, mulai dijual di Indonesia dan telah memiliki pengguna yang sangat loyal di Indonesia. Hingga saat ini Honda Civic sudah melalui sebelas generasi dan pada tahun 2022 lalu Honda Civic merayakan 50 tahun eksistensinya sebagai model global Honda. Sepanjang tahun 2022 lalu, Honda Civic telah mengumpulkan penjualan retail sebanyak 630 unit di Indonesia.

Generasi pertama ini merupakan model Honda pertama yang menggunakan emblem RS di tahun 1974, dengan desain lebih sporty. Honda Civic RS jadul ini juga menggunakan transmisi 5-percepatan serta mesin yang bertenaga dibandingkan versi standar. Jumlah produksinya pun hanya sebanyak 20.000 unit di seluruh dunia.

Jika Anda penasaran dan ingin melihat langsung penampilan Civic retro ini, langsung kunjungi Dreams Café. Selain menyeruput nikmatnya kopi, Anda juga bisa memandangi Honda RC213V-S Marc Marquez dan mencoba pengalaman interaktif melalui Honda VR Sensing serta wahana Honda Simulator dalam kafe ini.

 

Mercedes-Benz 123_a

Mercedes-Benz 123, Terlalu Hebat di Zamannya

Perjalanan waktu merupakan sebuah katalisator. Cita-cita yang pada awalnya masih abu-abu kini sudah menemukan bentuknya, Segala usaha yang diperjuangkan sebelumnya sudah memperlihatkan hasilnya. Tentu saja banyak faktor yang mendukungnya. Mulai dari perencanaan yang matang, memperhatikan segala aspek detail, hingga penggunaan material yang berkualitas. Mercedes-Benz pun menerapkan semua hal tersebut ketika ingin merancang sebuah produk.

Aspek keselamatan maksimal, tingkat kenyamanan memadai, dan kemudahan perawatan, menjadi tiga pilar utama yang dipegang teguh oleh para desainer Mercedes-Benz. Termasuk saat mulai menggores pensil di atas sketsa rancangan pada tahun 1968, dalam menciptakan konsep sebuah saloon segmen menengah. Hasilnya dikenal dengan sebutan 123 series.

Persiapan Super Serius

Studi desain generasi penerus Mercedes-Benz 114/115 series yang telah dijual di tahun tersebut meliputi visi yang futuristis dengan aksen bersudut tajam. Overhang atap bagian belakang yang cukup terlihat, sudut kaca belakang agak landai, hingga penggunaan material karet di sekeliling bodi. Beberapa sketsa awal disimpan secara rahasia dan baru di tahun 1973 sosok 123 series mulai terlihat.

Salah satu prioritas utama dalam pengembangan 123 series ialah meningkatkan faktor keselamatan penumpangnya. Para engineer sudah memikirkan pengaplikasian airbag yang terintegrasi pada lingkar setir dan sistem anti-lock braking system (ABS). Aspek keselamatan pasif juga ditingkatkan melalui perpaduan antara ruang kabin kokoh dengan area crumple zone besar. Komponen pintu pun diperkuat guna memberikan tingkat proteksi terbaik saat terjadi benturan.

Tak ketinggalan penyematan batang kemudi yang akan patah secara simultan saat terjadi benturan keras dari bagian depan (collapsible steering column). Gunanya agar tidak akan menghujam tubuh pengemudi. Fitur ini diciptakan oleh Béla Barényi, engineer asal Hungaria dan telah dipatenkan sejak tahun 1963. Tangki bahan bakar diletakkan di atas as roda belakang, sehingga tidak beresiko saat ada benturan dari belakang.

Zero Scrub Radius

Komponen teknis yang modern yang berasal dari S-Class 116 series pun diadopsi pada 123 series ini. Yakni suspensi depan double-wishbone yang menganut teknik zero scrub radius. Desain dari 123 series juga berkiblat menuju masa depan dari Mercedes-Benz, tak hanya meningkatkan aspek keselamatan saja namun juga memperhatikan faktor estetika melalui gaya eksteriornya. Nilai desain yang berasal dari S-Class 116 series dan SL-Class 107 series diterapkan pada 123 series ini, seperti lampu depan yang kini diposisikan secara horizontal.

Di tahun 1974, beberapa prototipe awal 123 series mulai diuji jalan dan diuji benturan. Saat itu faktor keselamatan tengah menjadi topik utama dalam industri otomotif global, sehingga pemerintah Jerman mengeluarkan peraturan terkait standarisasi penggunaan sabuk pengaman untuk penumpang depan. Mercedes-Benz pun memasang fitur sabuk pengaman sebagai kelengkapan standar.

Persiapan matang dilakukan sebelum produksi mulai berjalan, untuk pertama kalinya Mercedes-Benz melakukan aktivitas ‘pilot line’. Aktivitas yang mirip dengan gladi resik ini dilakukan oleh para pekerja fasilitas perakitan sebagai simulasi produksi 123 series. Selama musim panas tahun 1975, sebanyak 16 unit saloon 123 series berhasil dibuat.

Ragam Pilihan Mesin

Mercedes-Benz memberikan beragam pilihan mesin yang dapat disesuaikan oleh kebutuhan pengguna 123 series. Untuk mesin bensin, tersedia mesin M 115 4 silinder dengan sistem bahan bakar karburator, yang berkapasitas 2.0 liter (model 200) dan 2.3 liter (model 230). Sedangkan untuk versi 6 silinder, terdapat mesin M 110 2.8 liter karburator (model 280) dan 2.8 liter injeksi (model 280 E). Sebagai opsi baru, diciptakan mesin bensin 6 silinder M 123 2.5 liter untuk model 250.

Mercedes-Benz terkenal dengan mesin diesel yang bandel. Maka pada 123 series ini tersedia mesin diesel 4 silinder OM 615 berkapasitas 2.0 liter (model 200 D), 2.2 liter (model 220 D), dan 2.4 liter (model 240 D). Selain itu tersedia pilihan mesin diesel 5 silinder OM 617 3.0 liter untuk model 300 D. Transmisi manual 4-speed sebagai kelengkapan standar, namun disediakan opsi transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed.

Mercedes-Benz mengundang sejumlah jurnalis dari media terpilih untuk menghadiri acara spesial di Circuit Paul Ricard, Prancis Selatan, pada tanggal 22 hingga 28 Januari 1976. 

Beragam model Mercedes-Benz 123 series dibawa untuk debutnya di bawah sinar matahari Mediterania. Tanggapan positif langsung diberikan oleh para jurnalis tersebut, tak lain karena aspek teknik pembuatan dan rancangan produk yang dihasilkan.

Akibatnya, Mercedes-Benz W 123 (W untuk Wagen) untuk tahun produksi 1976 langsung habis terjual alias mendapat respons amat positif dari publik.

Bukan Cuma Sedan

Kurang lebih satu tahun setelah peluncurannya, Mercedes-Benz memperkenalkan tiga varian bodi untuk 123 series, yakni Coupe (C 123) pada Geneva Motor Show di bulan Maret 1977, Long-wheelbase (V 123) di bulan Agustus 1977, dan Station wagon (S 123) pada Frankfurt Motor Show di bulan September 1977. Dengan adanya ragam varian bodi, Mercedes-Benz sekali lagi memperlihatkan keunggulan produk yang mampu menjawab segala kebutuhan penggunanya. Bahkan untuk S 123 merupakan varian station wagon pertama Mercedes-Benz yang diciptakan langsung secara ‘in-house’.

Mercedes-Benz 123 series mengalami penyegaran pertama pada bulan September 1979. Yang paling lazim terlihat adalah pada bagian interior, yakni setir dengan model baru, interior yang lebih bagus dan bergaya lebih segar (baik desain headrest maupun material jok), serta masih banyak lagi. Di tahun 1980, aspek mesin diperbaharui, khusus untuk yang menggunakan mesin 4 silinder bensin. Mesin M 115 2.0 liter dan 2.3 liter digantikan oleh mesin M 102 2.0 liter karburator (model 200) dan 2.3 liter injeksi (model 230 E).

Hadir Turbodiesel

Di bulan Oktober 1980, Mercedes-Benz menghadirkan mobil penumpang pertama di Jerman yang menggunakan mesin turbodiesel, yaitu 300 D Turbodiesel, 300 CD Turbodiesel, dan 300 TD Turbodiesel. Penyegaran kedua kembali dilakukan oleh Mercedes-Benz pada bulan September 1982, di antaranya adalah sistem power steering dan lampu depan ‘wide-band’ sebagai kelengkapan standar di semua model, indikator Economy di panel instrumen, material interior model baru, serta panel deflektor di pilar bodi yang lebih aerodinamis.

Sebagai pelengkap artikel kali ini, kami menjumpai satu unit W 123 240 D lansiran 1980 yang begitu unik. Mengapa istimewa? Yang pertama, mobil ini pernah menjadi unit display pada Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair di tahun 1980. Selanjutnya, karena memang menjadi unit display pameran, maka sejumlah opsi pun disematkan pada 240 D ini. Mulai dari electric sliding roof, power window, sabuk pengaman untuk penumpang belakang, hingga speedometer dengan satuan MPH (mil/jam).

Mercedes-Benz yang akrab dipanggil dengan ‘Tiger’ ini turut merasakan manisnya angka penjualan di pasar Tanah Air. Mercedes-Benz menjual resmi W 123 di Indonesia dalam beberapa model, yaitu 200, 230, 240 D, 280, dan 280 E. Namun tak sedikit 123 series yang menyandang status completely built-up, terutama untuk varian C 123 Coupe dan S 123 Stationwagon. Mercedes-Benz W 123 rakitan lokal telah mengaspal sejak tahun 1977 dan produksinya berakhir di tahun 1986.

Old School Car Enthusiast Meet & Greet 2023_1

Aneka Mobil Old School Padati Spark

Event meet-up memang selalu dinanti oleh banyak antusias otomotif. Seperti yang baru saja digelar oleh Old School Indonesia Car Enthusiast di awal tahun 2023 ini. Acara yang diadakan di tanggal 7 Januari 2023 tersebut berlangsung meriah dan terbukti bukan hanya sekedar meet-up biasa. Karena ada bermacam konten yang dihadirkan bagi peserta dan pengunjung.

Konsep Meet & Greet dipilih untuk memperlihatkan antusiasme banyak penyuka otomotif terhadap mobil keluaran tahun lama. Lokasi yang dipilih kembali oleh Old School Indonesia ialah Senayan Park, Jakarta Pusat. Meski begitu, peserta acara meet-up dan pengunjung yang hadir tidak terbatas dari Jakarta saja. Sebab, tidak sedikit pula yang berasal dari wilayah lain, bahkan dari Bandung dan Cirebon.

Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 kali ini disertai dengan beragam konten, mulai dari car display, fun contest, hingga bursa mobil dan aksesoris. Tak ketinggalan aneka quiz dan doorprize, serta Rotary Engine Battle. “Mobil lawas yang turut meramaikan acara kali ini ada lebih dari 150 unit,” kata Gatot Prasetio, salah satu pengurus acara.

Semenjak pandemi COVID-19 merebak di tahun 2020 silam, ternyata semakin banyak penyuka otomotif malah semakin mendandani mobil kesayangannya. Sehingga setelah pandemi mulai mereda dan acara meet-up mulai diadakan kembali, maka tak heran jika selalu ramai pesertanya.

“Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 menjadi ajang kumpul bagi para penggemar otomotif dan pelaku modifikasi, terutama yang menyukai mobil lawas. Acara ini juga sekaligus ajang bertukar informasi mengenai segala hal terkait mobil keluaran lama,” ungkap Indra, selaku founder Old School Indonesia Car Enthusiast.

Rencananya, Old School Indonesia Car Enthusiast ingin menggarap acara yang serupa di masa mendatang. Lokasinya bisa saja di Jakarta, maupun di wilayah atau kota lain. “Jika di wilayah lain ada rekan dan pihak yang siap mendukung, kami tidak ragu untuk menggelar event meet-up yang siap menghadirkan konten meriah,” tutup Indra.

Jaguar XK120_a

Jaguar XK120, Mobil Pelengkap Pameran Yang Akhirnya Sukses

Era Perang Dunia II ialah kondisi yang amat sulit di wilayah Eropa. Produsen mobil banyak yang mengalami kerugian cukup besar. Namun Jaguar memiliki tekad yang kuat untuk bangkit kembali. William Lyons (pendiri dan pimpinan perusahaan, Bill Heynes (Chief Engineer), Claude Bally (Engine Specialist), disusul oleh Walter Hassan (Chief Experimental Engineer), mereka semua memiliki rencana ke depan yang cemerlang, yaitu pengembangan mesin baru.

Walter Hassan adalah sosok dengan reputasi hebat dalam desain sistem pasokan udara dan karburator. Pada tahun 1944, Hassan dipercaya untuk mengembangkan mesin serta chassis. Tahun 1946, sebuah desain mesin baru pun tercetus. William Lyons memberi arahan, mesin baru ini harus bertenaga dan harus terlihat bagus ketika kap mesin dibuka. Setelah membuat 6 unit prototipe mesin, akhirnya mesin twin-cam berkapasitas 3.4 liter dengan tenaga 160 hp dianggap sebagai yang terbaik.

Tak lama sebelum Earls Court Motor Show 1948, Bill Heynes, Walter Hassan dan tim, berencana untuk memperkenalkan Jaguar MkV saloon. Mereka juga berhasil membuat sebuah prototipe mobil sport yang menggunakan mesin generasi baru. Awalnya mobil yang dinamai Jaguar XK120 itu dibuat sebagai mobil pelengkap pameran saja. Namun karena banyak orang yang tertarik, maka William Lyons memutuskan untuk membuat secara masal.

Dahsyatnya lagi, harga XK120 yang terjangkau dan tak jauh dari Jaguar saloon. William Lyons lalu membeberkan apa arti dari angka 120. Angka tersebut adalah menunjukkan 120 mph, yaitu kecepatan yang dapat dicapai oleh mobil sport ini. Sebagai bukti, pada bulan Mei 1949, Rob Sutton (test driver Jaguar) diminta untuk memacu XK120 di jalan raya Jabbeke, Belgia, dan berhasil menyentuh angka 126,8 mph atau 203,4 km/jam.

Mesin XK twin-cam 6 silinder berkapasitas 3.4 liter dan dilengkapi sepasang karburator SU ini, menghasilkan tenaga yang setara dengan mesin Cadillac V8 5.4 liter. Sehingga mesin tersebut dinilai begitu modern pada saat itu. Jaguar XK120 juga menggunakan beberapa fitur yang tergolong lebih maju dibandingkan dengan mobil sport sekelasnya pada era 40an, seperti suspensi depan independen dan kolom setir yang dapat diatur (tilt steering).

Ada 242 unit XK120 roadster yang dibuat antara akhir tahun 1948 sampai awal tahun 1950, dibuat oleh tangan dan memiliki bodi alumunium. Sedangkan untuk versi tahun 1950 sudah menggunakan bodi pressed-steel, namun tetap memakai pintu, kap mesin dan kap bagasi dari bahan alumunium. Jaguar akhirnya membuat varian bodi lain, yaitu drophead coupe (DHC) dengan atap soft-top dan fixed-head coupe (FHC). XK120 DHC dan FHC ini memiliki interior lebih mewah dari XK120 roadster. 

Singkat kata, Jaguar XK120 memang sudah ditakdirkan untuk meraih kesuksesan dari awal kehadirannya. Sejak tahun 1949 sampai 1954, banyak XK120 yang berhasil mendominasi berbagai ajang balap mobil, baik di Eropa maupun di Amerika. Bahkan setelah tidak diproduksi lagi, Jaguar XK120 tetap terus memperoleh keberhasilan di beragam event motorsport. Mobil ini tak hanya punya penampilan yang elegan dan sporty, tapi juga memiliki tingkat kenyamanan tinggi dan menggunakan mesin yang andal.